BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010 DARI PELAMAR UMUM

BAB IV PEMBAHASAN. Group Field Project (GFP) ini dilaksanakan melalui Observasi dan Focus

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL -REPUBlIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 016 TAHUN 2007

BAB III METODE PENELITIAN

*47349 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 48 TAHUN 1997 (48/1997)

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 2470 ~/73/M~M/2008 TENTANG

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

MENTERI ENERGI DAN SWBER DAYA MINERAL IWEPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALI NAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG

2 Daya Mineral tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Badan Pengatur Penyediaan d

Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

STRUKTUR ORGANISASI DAN PEJABAT STRUKTURAL ESELON I dan II KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DATA PER JANUARI 2015

MATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2014

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

STRUKTUR ORGANISASI DAN PEJABAT STRUKTURAL ESELON I dan II KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. TMT 18 Juli 2014

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jumlah Anggaran , , , ,00 BELANJA BARANG DAN JASA

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Inspektur mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merumuskan rencana operasional

BERITA NEGARA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ALOKASI DAN REALISASI APBD TAHUN 2015 DINAS ESDM PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Penyesuaian Ijazah. Pencantuman Gelar. Pelaksanaan. Pedoman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BARITO UTARA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-26/M.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0044 TAHUN 2005.

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, T

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

2016, No ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Pe

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM, dimana pada Pasal 459 disebutkan bahwa: Inspektorat Jenderal adalah unsur pengawasan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 2.1. Tugas dan Fungsi Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian.Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan rumusan kebijakan pengawasan; b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri; c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal. d. penyusunan laporan hasil pengawasan. 2.2. Susunan Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, terdiri dari: a. Sekretariat Inspektorat Jenderal; 6

7 b. Inspektorat I; c. Inspektorat II; d. Inspektorat III; dan e. Inspektorat IV. dengan struktur organisasi, sebagai berikut: Gambar2.1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM 2.2.1. Inspektorat I Inspektorat I mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan lingkup Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi dan satuan kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), serta pengawasan fungsional atas pelaksanaan urusan pemerintahan bidang energi dan ketenagalistrikan. Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang listrik dan pemanfaatan energi, dengan susunan organisasi sebagai berikut:

8 a. Sekretariat Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi; b. Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan; c. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan; d. Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan; dan e. Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Sedangkan, satuan kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) merupakan satuan kerja yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di seluruh wilayah Indonesia yang pendanaannya bersumber dari APBN dan/atau PHLN (Pinjaman/Hibah Luar Negeri). Satuan kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), terdiri dari: a. Induk Pembangkit dan Jaringan, sebanyak 5 (lima) satuan kerja; dan b. Listrik Perdesaan, sebanyak 28 (dua puluh delapan) satuan kerja. 2.2.2. Inspektorat II Inspektorat II mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan lingkup Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi, serta pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan bidang mineral, batubara dan panas bumi. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian, dengan susunan organisasi sebagai berikut: a. Biro Perencanaan dan Kerja Sama;

9 b. Biro Kepegawaian dan Organisasi; c. Biro Keuangan; d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat; dan e. Biro Umum. Di lingkungan Sekretariat Jenderal juga terdapat unit eselon II, yaitu Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, yang mempunyai tugas mengelola sistem informasi Kementerian, serta penelaahan kebijakan strategis energi dan sumber daya mineral, dan penyelenggaraan kesekretariatan Badan Koodinasi Energi Nasional (Bakoren) dan data nasional energi dan sumber daya mineral. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral adalah unsur penunjang Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Sekretaris Jenderal. Direktorat Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang mineral, batubara, dan panas bumi, dengan susunan organisasi sebagai berikut: a. Sekretariat Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi; b. Direktorat Pembinaan Program Mineral, Batubara dan Panas Bumi; c. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara; d. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah; dan e. Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

10 Selain itu, Inspektorat II juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi bidang pertambangan umum. Kegiatan Dekonsentrasi ini dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tingkat provinsi yang membidangi urusan pertambangan dan energi. Untuk setiap tahun anggaran, dibentuk 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja kegiatan Dekonsentrasi. 2.2.3. Inspektorat III Inspektorat III mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan lingkup Inspektorat Jenderal, Badan Geologi dan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, serta pengawasan fungsional atas pelaksanaan urusan pemerintahan bidang geologi. Badan Geologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi, dengan susunan organisasi sebagai berikut: a. Sekretariat Badan Geologi; b. Pusat Sumber Daya Geologi; c. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi; d. Pusat Lingkungan Geologi; dan e. Pusat Survei Geologi. Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral, dengan susunan organisasi sebagai berikut:

11 a. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM; b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara; c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lemigas ; d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan; dan e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. 2.2.4. Inspektorat IV Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan lingkup Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, dan pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan bidang minyak dan gas bumi. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang minyak dan gas bumi, dengan susunan organisasi sebagai berikut: a. Sekretariat Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi; b. Direktorat Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi; c. Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi; d. Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi; dan e. Direktorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi.

12 Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang energi dan sumber daya mineral, dengan susunan organisasi sebagai berikut: a. Sekretariat Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM; b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi; c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara; d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan; dan e. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi. Inspektorat IV juga melaksanakan pengawasan terhadap Perguruan Tinggi Kedinasan Akademi Minyak dan Gas Bumi (PTK Akamigas), yang dibentuk melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 0003 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja PTK Akamigas. PTK Akamigas mempunyai tugas melaksanakan pendidikan pada jalur pendidikan formal Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan Diploma IV yang ditujukan pada keahlian bidang minyak dan gas bumi, serta panas bumi. Selain unit organisasi internal Kementerian, Inspektorat IV juga melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundangundangan lingkup Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Berdasarkan Pasal 1 angka 24 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, BPH Migas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi melalui pipa pada Kegiatan Usaha Hilir. BPH Migas mempunyai fungsi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan

13 dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa, dalam suatu pengaturan agar ketersediaan dan distribusi Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri, dengan susunan organisasi sebagai berikut: a. Sekretariat BPH Migas; b. Direktorat Bahan Bakar Minyak; dan c. Direktorat Gas Bumi. 2.2.5. Sekretariat Inspektorat Jenderal Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Inpektorat Jenderal. Sekretariat Inspektorat Jenderal, terdiri dari: a. Bagian Rencana dan Laporan Bagian Rencana dan Laporan mempunyai tugas menyiapkan perencanaan kerja, ketatalaksanaan, akuntabilitas kinerja, pelaporan, serta pengelolaan sistem dan jaringan informasi Inspektorat Jenderal. b. Bagian Pemantauan dan Evaluasi Bagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis hasil pengawasan, serta evaluasi tindak lanjut hasil pengawasan.

14 c. Bagian Hukum dan Kepegawaian Bagian Hukum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan peraturan perundang-undangan pelaksanaan pengawasan Departemen, serta pemberian pertimbangan hukum, urusan pengelolaan kepegawaian dan organisasi Inspektorat Jenderal. d. Bagian Umum dan Keuangan Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha, perlengkapan, rumah tangga dan kehumasan, serta pengurusan administrasi keuangan, perbendaharaan, dan akuntansi Inspektorat Jenderal. 2.3. Kekuatan Personil Auditor Personil auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM per 31 Desember 2009 berjumlah 78 orang, yang dijabarkan menurut komposisi pendidikannya dan jenjang peran dalam kegiatan audit sebagai berikut: Tabel 2.1. Jumlah Auditor Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan No Unit Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3 Jumlah 1 Inspektorat I 1 16 5 22 2 Inspektorat II 2 13 2 17 3 Inspektorat III 1 12 3 16 4 Inspektorat IV 1 17 5 23 Jumlah 0 0 5 0 0 0 0 58 15 0 78

15 Tabel 2.2. Jumlah Auditor Berdasarkan Jenjang Peran Jabatan No Jenjang Peran Jabatan Jumlah 1 Auditor Ahli Utama - 2 Auditor Ahli Madya 24 3 Auditor Ahli Muda 19 4 Auditor Ahli Pertama 25 5 Auditor Penyelia 6 6 Auditor Pelaksana Lanjutan - 7 Auditor Pelaksana - 8 Calon Auditor 4 Jumlah 78