BAB I PENDAHULUAN. kekurang-pedulian warga negara terhadap lingkungannya sendiri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari -hari. Seolah-olah tas belanja plastik telah menjadi bagian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEBIJAKAN KANTONG BELANJA PLASTIK TIDAK GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR. A. Kronologis pemberlakuan kebijakan kantong plastik berbayar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM PENGGUNAAN PLASTIK BERBAYAR PADA USAHA RITEL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan.berbagai penanganan menumpuknya sampah di Indonesia dapat

2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

GAMBAR 1.1 PRODUK PT. COCA COLA Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kepedulian serta kesadaran akan lingkungan saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Adanya perubahan iklim disebabkan efek rumah kaca dari limbah sampah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah populasi manusia semakin hari semakin bertambah sehingga lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada konsumen atau public mengenai keberadaan barang atau jasa yang. buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010:16-17) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sebelumnya. Hal tersebut membuat manusia mampu menemukan hal-hal baru

BAB I PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan juga tidak dipergunakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat

Judul : Pengaruh Green Packaging Terhadap Repurchase Intention dengan Green Promotion

Q1 ( Apakah konsumen pernah mendengar istilah Green Product ) Pernyataan Frekuensi % Pernah 61 61% Belum Pernah 39 39% Total %

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini merupakan penyajian data hasil wawancara yang berhasil

BAB V PENUTUP. maka penelitian ini mempunyai beberapa kesimpulan sebagai berikut: 2. Penilaian pelaku bisnis terhadap dampak dari sustainable tourism

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, pertanian, ekonomi dan bisnis, telah menjadi issue sentral di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kanker kulit dan berpotensi mengacaukan iklim dunia serta pemanasan global,

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT

ABSTRAK. Kata Kunci: green marketing, kualitas produk, perceived value, loyalitas pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis

Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, polusi, limbah dan lainlain,

BAB I PENDAHULUAN. dan setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh profit dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian masyarakat. Parahnya kerusakan lingkungan seperti pencemaran air,

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan sampai dengan saat ini masih menarik banyak perhatian Warga Negara, Perusahaan, Lembaga serta Pemerintah dari sekitar belahan dunia. Kompleksitas kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia telah mengakibatkan bermacam-macam permasalahan sosial dan bencana alam seperti banjir, longsor, global warming yang disebabkan karena kekurang-pedulian warga negara terhadap lingkungannya sendiri. Dari beberapa upaya pelestarian lingkungan yang sudah diterapkan, masih saja terdapat fenomena yang mencengangkan sebagai contoh terus meningkatnya jumlah produksi plastik dunia setiap tahun seperti terlihat dari hasil penelitian di Eropa pada gambar 1.1. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Produksi Plastik Dunia Sumber: Plastics Europe Market Research Group (PEMRG) [2013] http://www.plastemart.com/plastic-technical-articles/static-polymerdemand-growth-estimated-in-europe-for-2013-/2035 (diakses 28 November 2013) 1

2 Dikutip oleh sumber Plastics Europe Market Research Group (PEMRG) pada gambar 1.1, telah memberikan pernyataan bahwa jumlah produksi plastik dunia cenderung meningkat setiap tahunnya mulai dari tahun 1950 sampai dengan 2012. Produksi plastik di seluruh dunia telah berkembang sebagai bahan yang tahan lama dan secara bertahap menggantikan bahan-bahan lainnya seperti kaca dan logam. Semakin tinggi tingkat produksi plastik di dunia, maka semakin besar tingkat upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat agar dapat menangani sampah plastik yang ada. Masih dari penelitian di Eropa mengenai jumlah permintaan plastik berdasarkan kategori. Hasil penelitian dari PEMRG pada gambar 1.2 menyatakan bahwa persentase paling besar terletak pada kategori kemasan (packaging) yaitu sebanyak 39,6 persen. Gambar 1.2 Diagram Jumlah Permintaan Plastik di Eropa Sumber: Plastics Europe Market Research Group (PEMRG) / Consultic / Eastern and Central European Business Development (ECEBD) [2013] https://www.flipsnack.com/95bc9776aed/think-beyond-plastic-innovationaccelerator.html (diakses 24 Maret 2016)

3 Permintaan produk kemasan menjadi elemen paling besar yang dibuat dari bahan dasar plastik dibandingkan dengan produk lainnya meliputi Konstruksi dan Bangunan, Otomotif, Listrik dan Elektronik, Pertanian, serta lain-lain. Hasil tersebut memberikan asumsi bahwa masih tingginya permintaan masyarakat terhadap bahan plastik untuk dapat dijadikan sebagai produk kemasan. Maka dari itu, plastik mempunyai peranan besar dalam kehidupan sehari-hari untuk digunakan sebagai bahan pengemas karena sifatnya yang kuat, ringan dan praktis. Berdasarkan data Jambeck pada tahun 2015, Negara Indonesia berada di peringkat terbesar kedua dunia sebagai penyumbang sampah plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Gambar 1.3 Tabel Jumlah Sampah Plastik Dunia per Negara Sumber: Jurnal Jenna R. Jambeck (2015) Data pada gambar 1.3 memberikan asumsi bahwa Negara Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain dalam upaya menangani pengurangan sampah plastik. Kendala yang dihadapi lingkungan sampai

4 dengan saat ini yaitu masih perlunya kesadaran serta perilaku manusia dalam melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik. Tidak heran apabila kini sampah plastik masih terus menjadi fokus dunia. Maka sangat perlu untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Keterlibatan Pemerintah dalam penegakan hukum mengenai penanganan lingkungan khususnya pengelolaan sampah perlu ada, guna mendukung perlindungan kelestarian lingkungan. Pada awal tahun 2016 lalu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah gencar mengantisipasi peningkatan produksi sampah plastik dengan cara mengeluarkan kebijakan penerapan kantong belanja plastik sekali pakai tidak gratis. Kebijakan tersebut muncul dalam rangka mengimplementasikan pengurangan sampah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang dimaksudkan untuk mendorong perilaku masyarakat agar lebih bijak dalam penggunaan kantong plastik. Gagasan tersebut merupakan langkah kongkret Pemerintah supaya dapat dijadikan kebiasaan oleh masyarakat sebagai bentuk kesadaran dan perilaku akan pentingnya mengurangi penggunaan kantong plastik, terlepas ada atau tidaknya kebijakan kantong plastik berbayar dari Pemerintah. Bertepatan dengan diperingatinya Hari Peduli Sampah Nasional, pada tanggal 21 Februari 2016 lalu mulai diberlakukannya uji coba kebijakan kantong plastik berbayar lewat surat edaran nomor S. 1230/PSLB3-PS/2016 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan

5 Bahan Berbahaya dan Beracun KLHK. Seiring adanya kebijakan tersebut, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membuat sebuah survei untuk menilai efektivitas kebijakan kantong plastik pada ritel modern dari pandangan konsumen guna mengurangi produksi plastik. Berdasarkan hasil wawancara antara penulis dengan Ibu Natalya Kurniawati selaku Researcher YLKI yang dilaksanakan pada Jumat, 16 September 2016, menyatakan bahwa YLKI menggunakan survei dengan metode investigasi pada bulan Maret 2016 di 25 gerai dari 15 nama ritel terkemuka di wilayah DKI Jakarta dengan total 222 responden terdiri dari 39 persen responden laki-laki, dan 61 persen responden perempuan. Survei ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerapan kebijakan kantong plastik berbayar di lingkungan masyarakat kota Jakarta dan bagaimana penilaian konsumen terhadap hadirnya kebijakan itu. Pada survei tersebut didapat hasil mengenai persepsi konsumen terhadap kebijakan kantong plastik berbayar. Persepsi konsumen terhadap kebijakan kantong plastik berbayar 10.8% 14.0% 2.7% 14.4% Supaya konsumen membawa kantong belanja sendiri Tidak efisien (harga terlalu murah & konsumen tidak diberikan alternatif) Mengurangi sampah dan menjaga lingkungan Membebankan konsumen 11.7% 10.4% 9.9% 26.1% Ikut aturan pemerintah Tidak jelas pengelolaan dananya Sosialisasi masih kurang Tidak menjawab Gambar 1.4 Diagram Persepsi Konsumen terhadap Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Sumber: Hasil Survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (2016)

6 Pada gambar 1.4 dinyatakan bahwa paling banyak persepsi yaitu sebesar 26,1 persen responden memiliki pendapat hadirnya kebijakan tersebut untuk mengurangi sampah dan menjaga lingkungan. Sisanya memiliki persepsi yang berbeda-beda. Hal ini menjelaskan bahwa sudah tingginya kesadaran konsumen terhadap pengurangan sampah dan kelestarian lingkungan. Kemudian pihak YLKI juga mendapati hasil survei bahwa dari 222 responden yaitu sebanyak 159 responden memiliki alasan tetap menggunakan kantong plastik. Sedangkan 63 responden sisanya menyatakan tidak menggunakan kantong plastik. Gambar 1.5 Grafik Alasan Konsumen Tetap Memakai Kantong Plastik Sumber: Hasil Survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) [2016] Berdasarkan gambar 1.5 di atas, dari 159 responden yang menyatakan tetap menggunakan kantong plastik memiliki alasan yang berbeda-beda, yaitu alasan terbesarnya sebanyak 83 responden menyatakan karena tidak membawa kantong belanja sendiri, kemudian sebesar 43 responden yang lain

7 memiliki alasan bahwa harga kantong plastik masih terjangkau sehingga memicu responden untuk lebih memilih membayarnya saja seolah kantong plastik merupakan barang dagangan. Selain itu sebesar 18 responden tetap menggunakan kantong plastik karena belanjaan konsumen terlalu banyak, dalam hal ini konsumen masih membutuhkan kantong plastik untuk mengemas belanjaannya yang terbilang banyak. Kemudian sebesar 12 responden lainnya menyatakan karena tidak adanya kantong belanja alternatif yang disediakan oleh para ritel modern, dan 3 responden sisanya berasumsi karena hal kepraktisan. Berdasarkan kronologis yang terurai pada kasus di atas menjelaskan bahwa sebagian besar konsumen masih memutuskan untuk tetap menggunakan kantong plastik walaupun kesadaran lingkungannya sudah ada. Padahal, para peneliti Internasional telah menunjukkan bahwa saat ini konsumen lebih fokus pada perubahan lingkungan dibandingkan pada masa lalu dan hal tersebut telah merubah perilaku mereka (Papadopoulos, 2010). Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen (Suryani, 2008). Ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen. Pertama adalah konsumen itu sendiri. Unsur dari konsumen itu sendiri yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen dan karakteristik konsumen (Suryani, 2008). Kumpulan karakteristik perilaku yang dimiliki oleh individu dan bersifat permanen biasa disebut kepribadian (Setiadi, 2010).

8 Kepribadian dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen (Kotler & Keller, 2017). Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan ini melalui komunikasi akan menyediakan informasi yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen (Suryani, 2008). Selain itu, kelompok referensi juga merupakan aspek lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen (Setiadi, 2010). Maka, dalam kesempatan ini penulis akan meneliti tentang Pengaruh Kepribadian, Komunikasi, dan Kelompok Referensi terhadap Pengambilan Keputusan Konsumen Menggunakan Kantong Belanja Ramah Lingkungan. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka dapat diketahui adanya pengaruh antara kepribadian, komunikasi dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. Kemudian dapat dirumuskan beberapa pertanyaan, sebagai berikut: 1. Apakah kepribadian berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan? 2. Apakah komunikasi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan?

9 3. Apakah kelompok referensi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan? 1.3 Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh antara kepribadian terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. 2. Mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh antara komunikasi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. 3. Mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh antara kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan kantong belanja ramah lingkungan. 1.3.2 Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Pemerintah, hasil dari penelitian ini supaya dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi pertimbangan dalam membuat kebijakan, serta bagaimana langkah yang tepat untuk mengedukasi

10 masyarakat supaya dapat berperilaku lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan. 2. Bagi Pengusaha Ritel atau Pelaku Usaha lainnya, hasil dari penelitian ini supaya dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan upaya untuk mempengaruhi konsumen, sehingga konsumen gemar menggunakan kantong belanja ramah lingkungan dan menjadi green consumer. 3. Bagi Akademik, hasil dari penelitian ini supaya dapat digunakan sebagai dukungan bagi penelitian yang akan datang mengenai pemasaran hijau (green marketing) dan perilaku konsumen.