2015 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI &DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

CARA MUDAH MELAKSANAKAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Oleh Yunita Dongoran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Pengaruh, model, kooperatif, STAD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

KIKIH DIAN FITRIANI, 2015 PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

CARA MUDAH MELAKSANAKAN P K P Bahasa Daerah FPBS UPI 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan sastra Indonesia memiliki peranan penting dalam. perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Menulis karangan narasi dan deskripsi memiliki kedudukan penting dalam pembelajaran menulis di Sekolah Dasar. Hal ini dipayungi oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang mencantumkan pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi harus diajarkan di kelas IV.Adapun indikator menulis karangan narasiadalah menentukan judul,memunculkan tokoh, menetukan watak atau perbuatan, menentukan latar tempat serta waktu, dan membuat alur karangan narasi dengan memperhatikan penguunaan huruf kapital, tanda baca, dan diksi. Sementara indikator menulis karangan dekripsi adalah menentukan isi, organisasi, dan diksi karangan deskripsi dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital serta tanda baca. Selain itu pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi seperti halnya pembelajaran menulis karangan argumentasi, eksposisi, laporan, eksplanasi, analisis, prosedur, diskusi, resensi, anekdot, humor dan berita harus diajarkan dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah terampil berbahasa, salah satunya adalah menumbuh kembangkan keterampilan menulis siswa. Namun keterampilan menulis dianggap paling sulit bila dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya yaitu keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Hal ini dipertegas oleh pendapat Nurgiantoro (2001, hlm. 269) bahwa aktivitas menulis merupakan salah satu manifestasi kemampuan dan keterampilan bahasa yang dikuasai pelajar setelah keterampilan bahasa lainnya yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. Menurut Nurgiantoro, keterampilan menulis lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan bahasa yang lain karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu. Pendapat tersebut diperkuat oleh argumen yang dikemukakan Cahyani & Hodijah (2007, hlm. 10) bahwa: Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling rumit karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan mengungkapkan pikiran-pikiran dalam suatu tulisan teratur. Oleh karena itu keterampilan menulis menjadi suatu keterampilan berbahasa yang membutuhkan perhatian serius karena harus memperhatikan aspek bahasa lainnya.

Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis merupakan keterampilan bahasa yang tidak diperoleh secara alamiah, siswa harus mengasah keterampilan menulis dengan berlatih menggunakan ejaan, pemilihan kata, struktur kata yang benar, kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca serta kesatuan kalimat dan kepaduan antara kalimat dan palagraf. Tarigan (1993, hlm. 4) menyatakan bahwa Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur. Senada dengan pendapat tersebut, Sitaresmi (2010, hlm. 1) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajaran perlu dilakukan sejak awal di SD secara berkesinambungan sebagai bekal belajar menulis tingkat selanjutnnya. Berdasarkan data International Study of Achievement in Writen Composition dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang budaya menulis dan membacanya masih berada dibawah rata-rata. Survei lainnya dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 mengenai budaya membaca dan menulis di mana Indonesia menduduki urutan kedua terendah yaitu peringkat ke 64 dari total 65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA (Suara Pembaharuan, 2014, hlm. 15). Hasil tes yang dilakukan oleh dua proyek bank dunia, PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar (Basic Education Projects) hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak dapat menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah. 58% anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategorikan bagus dan sempurna), sementara itu lebih dari 35% kasus anak menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. 58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasan-gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis (Alfianto, 2006). Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Alwasilah (2013, hlm. 5) menyatakan bahwa banyak jebolan jurusan linguistik dan sastra tidak produktif menulis. Hal ini terjadi akibat praktik yang kurang tepat dalam pembelajaran menulis sejak tingkat SD sampai perguruan tinggi. Selain itu hasil pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar menurut data hasil Ujian Nasional di Sekolah Dasar Negeri Pelesiran tahun 2013 rata-rata nilai UN mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 6,5 dan pada tahun 2014 adalah 6,9 sehingga dapat disimpulkan bahawa nilai Ujian Nasional belum mengalami peningkatan secara signifikan.

Oleh karena itu berdasarkan data diatas perlu ada perbaikan. Masalah yang timbul dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pelesiran diantaranya adalah penggunaan model pengajaran cenderung menggunakan model mengajar konvensional. Pembelajaran bahasa Indonesia masih berpusat pada guru, dimana guru memberikan materi pada siswa dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah dimana guru aktif sementara siswa pasif menerima pelajaran. Siswa cenderung melakukan aktivitas yang menggaggu proses pembelajaran. Sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran sehingga ide dan keterampilan siswa menulis karangan narasi kurang berkembang. Padahal banyak model pengajaran modern, seperti modelkooperatif tipe think pair share,think talk write, complette sentence, debate, jigsaw, kepala bernomor struktur, model pembelajaran menulis kalimat menggunakan gambar, role playing, mind mapping, artikulasi, demonstration, PPSI (prosedur pengembangan sistem instruksional), problem based introduction, dan snowball throwing (Rahman, 2013) Solusi yang akan dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah diatas adalah penggunaan model Kooperatif karena dengan model pembelajaran ini siswa berdiskusi dengan rekan sekelompoknya sehingga ide lebih mudah muncul dan dapat saling memberi masukan bahkan koreksi. Sebagai mana diungkapkan Arends (2008, hlm. 5-6): Model kooperatif memberikan pengaruh prestasi akademik yang tinggi melalui kondisi beragam kemampuan, siswa mampu bekerjasama untuk berpikir lebih mendalam hubungan di antara berbagai ide dalam subjek tertentu. Model pembelajaran kooperatif membuat aktifitas belajar tidak lagi berfokus pada guru, melainkan kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lebih aktif, dinamis dan menyenangkan. Dengan kondisi seperti ini, siswa akan mengalami sebuah perubahan pengertian mengenai belajar, bahwa belajar bukanlah sesuatu yang sulit, namun menyenangkan (Isjoni, 2010: 35-40). Model pembelajaran kooperatif termasuk kedalam model pembelajaran sosial (Joyce, B. Dkk, 2009, hlm. 299), model pembelajaran Kooperatif terdiri dari lima tipe yakni Student Team Acievement Divisions (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Assisted Individualization (TAI), dan Group Investigation Technique (GIT) (Slavin, 2010: 143-204). Seiring berjalannya waktu, model pembelajaran Kooperatif terus berkembang hingga melahirkan tipe-tipe baru seperti Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Think Pair Share (TPS) dan Think Talk Write (TTW).

Dengan mempertimbangkan karakteristik, kelebihan serta kekurangan tipe-tipe model pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share dan Think Talk Write merupakan tipe model pembelajaran Kooperatif yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi. Hal inidilandasi oleh alasan bahwamodel pembelajarankooperatif tipe Think Pair Share dan Think Talk Write diprediksi memberi peluang positif dalam pembelajaran menulis narasi dan deskripsi sebab model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share mengindikasikan: 1)Think (berpikir) siswa diberi kesempatan untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, 2) Pair (berpasangan) siswa berpasangan untuk mendiskusikan jawaban tugas sehingga dapat memperdalam makna jawaban siswa, dan 3) Share (berbagi) siswa berbagi dengan pasangan lainnya dalam kelompok sehingga terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengontruksian pengetahuan yang dipelajari. (Riyanto, 2010, hlm. 274). Sementara model Kooperatif tipe Think Talk Write menindikasikan: 1)Think (berpikir) Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui, 2) Talk (berbicara) Siswa berinteraksi dan bekerjasama dengan teman satu kelompok untuk membahas isi catatan kecil pribadi, dan Write (menulis) siswa mereduksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman kedalam karangan (Ansari, 2008, hlm.89). Sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi. Model pembelajaran Kooperatif tipethink Pair Share dan Think Talk Writememiliki kemiripan karakteristik di mana keduanya tipe model pembelajaran tersebut memiliki tahap think, yaitu siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri sebelum bekerjasama dengan teman kelompok.oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengembangkan model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Think Talk Write. Terkait dengan penelitian ini ada beberapa hasil penelitian yang relevan yakni penelitian Hanum Hanifa Sukma pada tahun 2014. Penelitian yang berjudul Keefektifan Model Think Talk Write dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Naskah Drama dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013-2014dapat peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan model pembelajaran think talk write sebesar 8,177. Selanjutnya penelitian Lilis Amaliah Rosdiana pada tahun 2014 dengan judul penelitian Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair Share (TPS) yang berorientasi pada Kecerdasan Verbal. Penelitian tersebut dilakukan pada

mahasiswa semester I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Mukti. Penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan pada kelas eksperimen dari ratarata 53,167 meningkat menjadi 75, sedangkan kelas kontrol dari rata-rata 53,33 menjadi 61 dengan t-hitung (6,211)> t-tabel (2,002) pada dk=58 untuk (α=0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknik Think-Pair-Share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal mampu meningkatkan hasil menulis karangan argumentasi dibandingkan dengan teknik konvensional. Sampai saat ini belum ditemukan penelitian yang identik dengan judul penelitian yang akan penulis lakukan. Oleh karena itu, penulis tertarik dan merasa penting untuk melakukan penelitian dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatifdalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dan Deskripsi Siswa Sekolah Dasar. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diapaparkan diatas, maka yang menjadi indikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan data International Study of Achievement in Writen Composition(Suara Pembaharuan, 2014, hlm. 15) dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang budaya menulis dan membacanya masih berada dibawah rata-rata. 2. Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, yaitu dari total 65 negara dan wilayah yang masuk survei PISA, Indonesia menduduki ke-64 mengenai budaya membaca dan menulis. 3. Hasil tes yang dilakukan oleh dua proyek Bank Dunia, PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar (Basic Education Projects) hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak dapat menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau snagat parah. 58% anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategoorikan bagus dan sempurna), sementara itu lebih dari 35% kasus anak menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. 58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik, yaitu gagasan-gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis (Alfianto, 2006).

4. Nilai Ujian Nasional siswa Sekolah Dasar Negeri Pelesiran masih rendah, termasuk keterampilan menulis karangan narasi siswa. Serta model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas IV SD Negeri Pelesiran masih model konvensional. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini secara umum adalah: Bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung? Selain rumusan masalah secara umum, adapun rumusan masalah penelitian ini secara khusus yaitu: 1. Apakah model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write efektif dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung? 2. Apakah model pembelajaran Kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write efektif dalam peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian secara umum yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalam peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung Selain tujuan penelitian secara umum, adapun tujuan penelitian ini secara khusus yaitu: 1. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalampeningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung

2. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write dalampeningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV di SDN Pelesiran Kecamatan Coblong Kota Bandung E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang pendidikan khususnya bagi para guru untuk mengimplementasikan model kooperatif dalam keterampilan menulis karangaan narasi dan deskripsi siswa kelas IV sekolah dasar. Manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua katagori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu secara umum dan khusus. a. Penelitian ini mempunyai manfaat untuk membuktikan peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi menggunakan model pembelajaran koopertatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori tentang model-model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi dan deskripsi. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat memberikan kontribusi terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis Sedangkan secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Dapat memberikan alternatif pembelajaran siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. b. Siswa memperoleh pengalaman belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan mengkombinasikan tipe think pair share dan think talk write sehingga keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi siswa dapat berkembang. c. Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan model pembelajaran yang menarik dan menantang bagi siswa terhadap keterampilan menulis karangan narasi dan deskripsi.

F. Struktur Organisasi Tesis Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metode penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, bab V kesimpulan dan saran. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah peelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab II kajian pustaka terdiri dari teori model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, model pembelajaran kooperatif tipe think talk write, keterampilan menulis, karangan narasi, dan karangan deskripsi. Selain itu dalam Bab II terdapat hipotesis penelitian. Bab III metodelogi penelitian terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas pemaparan data dan pembahasan data. Bab V merupakan simpulan dan saran, lalu dilanjutkan dengan daftar pustakan serta lampiran-lampiran penelitian.