Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Suliani 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Rokiah Syafitri 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Libarti 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km.12.5 Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

Wan Sriindrahayu 1 Suhermi 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

Siti Kulala 1 Rini Dian Anggraini 2 Yenita Roza 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Rusanti Sinaga 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Key words: STAD, learning outcomes

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Rika Mustika 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR METEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 65 PRTANI TP.

Yuli Astuti 1 Titi Solfitri 2 Syarifah Nur Siregar 2 Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Eka Andriyani*) Syofni**) Jalinus**)

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

Delpina *) Yenita Roza, Rini Dian Anggraini. **) Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Ririn Budiarti*) Susda Heleni**) Syarifah Nur Siregar**)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 025 SUNGAI TUNGGAK

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Maya Anggraini 1, Putri Yuanita 2, Atma Murni 3 No.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

Puput Wiyanto, Zuhri D, Susda Heleni No Hp :

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN PAIR CHECK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII a SMP N 2 CERENTI

Restu Putri Islami* Syofni ** Putri Yuanita ***

Elia Asdiana 1 Titi Solfitri 2 Zuhri, D 3

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS (NH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X2 SMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Suci Ramadona *) Zuhri, D dan Titi Sofitri **) ABSTRACT

Oleh: Linda Parlina 1 Sakur 2 Susda Heleni 3

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK Kls V SDN 012 TAMBAK KEC. LANGGAM KAB. PELALAWAN Tp. 2011/2012 Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km. 12.5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Telp. (0761)63266 Abstract This research aims to improve students' mathematics learning outcomes by applying the model type Student Teams Achievement Divisions (STAD) cooperative learning in class V SDN 012 Tambak, Sub District of Langgam, District of Pelalawan, even semester of academic year 2011/2012. This study uses action research. This is done in two cycles. The subjects studied were students of class V SDN 012 by the number of 17 people. Students in the class are heterogeneous in terms of academic and gender. Student activities and learning outcomes data obtained by collecting activity data using observation sheets and daily tests. Analysis of the data used is descriptive statistical analysis that describes the activities of teachers and students, the analysis of learning outcomes and measuring success. The results of the first cycle found that the percentage of students who achieve KKM is 82.35% and the second cycle was 94.12%, which increases the percentage of the previous measures only 58.82%, and the award is based on the first cycle of the whole team is awarded a super team, whereas in the second cycle of awarded the whole team a great team. The conclusion from this study show that the model type Student Teams Achievement Divisions (STAD) cooperative learning can improve students' mathematics learning outcomes. Key words: student teams achievment division, mathematics learning outcomes Pendahuluan Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang memberi bekal kepada peserta didik dalam hal kemampuan berfikir sistimatis, logis dan kritis. Hal ini tertuang dalam tujuan pembelajaran matematika yakni melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi (BNSP, 2006). Oleh sebab itu maka wajar jika pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jejang dan tingkatan pendidikan. Namun sampai saat ini fakta menunjukkan bahwa kemampuan matematika 1 Eka Mayani adalah mahapeserta didik program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau. 2 H. Zuhri D adalah dosen program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau dan merupakan 1 dosen pembimbing I. 3 Sehatta Saragih adalah dosen program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau dan merupakan dosen pembimbing II.

peserta didik belum sesuai dengan harapan. Salah satu indikator yang dapat dijadikan dasar dalam hal tersebut adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik masih rendah. Kenyataan ini ditunjukkan dari hasil ulangan harian peserta didik kelas V SDN 012 Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan semester ganjil Tp. 2011/2012 yang disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1: Hasil Belajar Peserta didik V SDN 012 Tambak Kec. Langgam pada Ulangan Harian Ketercapaian Kompetensi Dasar KKM KKM Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan sifatsifatnya 60 72,8% Menggunakan konsep pecahan 60 60,3% Sumber : Daftar Nilai Matematika Peserta didik Kelas V SDN 012 Tambak TP. 2011/2012 Dari data hasil belajar di atas diperoleh fakta bahwa banyak peserta didik yang belum mencapai KKM. Disamping itu, dengan memperhatikan KKM 60 yang ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa kemampuan matematika peserta didik V SDN 012 Tambak Kec. Langgam belum optimal khususnya pada kedua kompetensi dasar tersebut. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah pengelolaan pembelajaran yang belum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuannya. Sehubungan dengan itu maka guru perlu menerapkan pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk aktif di dalam mengikuti proses pembelajaran. Memperhatikan masalah ini, maka peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan belajar di mana peserta didik belajar dalam kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang heterogen (rendah, sedang dan tinggi). Belajar kooperatif memupuk pembentukan kelompok kerja yang saling bergantung secara positif sehingga meniadakan persaingan individu. Ibrahim, dkk (2000) mengemukakan bahwa ada 4 ciri pembelajaran kooperatif, yaitu; (1) peserta didik bekerja dalam kelompok, (2) tiap kelompok dibentuk dari peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah, (3) bila mungkin tiap kelompok terdiri dari ras, budaya dan jenis kelamin berbeda, (4) penghargaan lebih berorientasi pada kerja kelompok daripada individu. Jika kita cermati ciri-ciri pembelajaran kooperatif tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dengan adanya kenggotaan kelompok yang heterogen tersebut memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih optimal jika dibandingkan dengan kelompok homogen. Dalam prosesnya, penerapan pembelajaran kooperatif mendorong peserta didik untuk berbuat yang terbaik terhadap kelompoknya karena ingin mendapatkan penghargaan terbaik. Kondisi ini memicu kinerja peserta didik dalam membangun pengetahuannya melalui interaksi teman sebaya yang lebih optimal. Memperhatikan keuntungan penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe 2

STAD dalam menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan semua pertimbangan di atas, maka peneliti melakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN 012 Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi pokok mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan melalui penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Metoda Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di V SDN 012 Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan semester genap Tp. 2011/2012, dari tanggal 14-30 Mei 2012. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 012 Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan Tp. 2011/2012 terdiri dari 17 orang peserta didik. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian untuk memperbaiki proses belajar mengajar peserta didik yang bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat komponen/tahapan yaitu: 1) Perencanaan; 2) Tindakan; 3) Pengamatan dan 4) Refleksi (Arikunto dkk, 2006). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Perangkat pembelajaran terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Instrumen pengumpulan data terdiri dari lembar pengamatan, tes tertulis dan perangkat ulangan harian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi dan teknik tes. Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan data pengelolaan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik melalui tes hasil belajar, yang dilaksanakan dalam bentuk ulangan harian I dan ulangan harian II. Ulangan harian I dilaksanakan diakhir siklus pertama dan ulangan harian II dilaksanakan diakhir siklus ke II. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari analisis data hasil pengamatan, analisis data hasil belajar peserta didik. Analisis data hasil pengamatan diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik selama pelaksanaan tindakan. Analisis data hasil belajar matematika terdiri dari: 1. Analisis nilai perkembangan peserta didik dan penghargaan kelompok. Nilai perkembangan peserta didik diperoleh dari perbandingan skor dasar dan hasil UH I untuk siklus I dan perbandingan hasil UH I dengan hasil UH II untuk siklus II. Nilai perkembangan individu dijadikan skor kelompok dengan cara menjumlahkan nilai perkembangan anggota kelompok dan dihitung rataratanya. Rata-rata ini disebut sebagai nilai perkembangan kelompok. Nilai perkembangan kelompok dijadikan dasar untuk memberikan penghargaan kelompok. 3

2. Analisis data tentang nilai ketercapaian KKM indikator, dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut; Ketercapaian indikator = X 100, dengan SP menyatakan skor yang diperoleh peserta didik dan SM menyatakan skor maksimum. Selanjutnya peserta didik dikatakan mencapai indikator jika telah memperoleh skor 60 dari skor ketercapaian indikator. Suyanto (1996) mengatakan bahwa, apabila keadaan setelah tindakan lebih baik, maka dapat dikatakan bahwa tindakan berhasil, akan tetapi jika tidak ada bedanya atau bahkan lebih jelek maka tindakan belum berhasil atau telah gagal. Mengacu pada pendapat tersebut, maka tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika jumlah atau persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada Ulangan harian II lebih besar dari Ulangan Harian I atau jumlah atau persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada Ulangan harian I lebih besar dari skor dasar. Hasil Penelitian dan Pembahasan Adapun hasil-hasil penelitian ini adalah: 1. Tahap Persiapan Hasil penelitian pada tahap persiapan adalah instrument penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Kemudian instrumen pengumpul data terdiri dari lembar pengamatan dan perangkat tes hasil belajar. Perangkat tes terdiri dari kisi-kisi tes, tes hasil belajar dalam bentuk ulangan harian -1 dan ulangan harian-2, alternatif jawaban serta teknik penskoran. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan dan Ulangan Harian I. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka gambaran yang diperoleh dari pertemuan pertama untuk penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD masih belum sesuai perencanaan. Kelemahan dan kekurangan yang ditemui dari guru seperti belum efektif dan efisien dalam mengelola waktu, belum mampu mengendalikan dan mengontrol kelas, belum optimal memberikan motivasi, nasehat dan memfasilitasi peserta didik dalam mengikuti tahapan pembelajaran. Kendala dari peserta didik adalah mereka belum memahami pola pembelajaran yang guru berikan, masih belum memahami kalimat yang diucapkan oleh guru atau yang tertulis di LKPD, mereka juga masih malas untuk berdiskusi dengan kelompoknya dan lebih cenderung untuk mencontoh atau menerima saja jawaban dari rekannya. Meski pun sudah lebih baik dari pertemuan pertama, untuk pertemuan kedua pengelolaan waktu yang belum efektif dan efisien, diskusi kelompok belum berjalan dengan baik yang ditandai dengan anggota kelompok yang mengerjakan LKPD secara individu, bertanya langsung kepada guru untuk 4

jawaban dan masih kurangnya pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik untuk menanggapi presentasi. Guru masih belum sepenuhnya menguasai kelas dan belum optimal dalam usaha meningkatkan keaktifan peserta didik. Banyak peserta didik yang pasif dan lebih menunggu jawaban benar yang diberikan oleh peserta didik lain yang dianggap pintar oleh mereka. Di pertemuan ketiga, kelemahan dan kekurangan yang ditemui adalah pengelolaan waktu yang belum efektif dan efisien, diskusi kelompok yang belum berjalan dengan baik ditandai dengan anggota kelompok yang mengerjakan LKPD secara individu dan masih kurangnya pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik untuk menanggapi presentasi. Refleksi I Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan dengan memperhatikan hasil pengamatan selama tiga kali pertemuan, maka ada beberapa hal yang berkaitan dengan kekurangan-kekurangan kegiatan pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: a) Guru kurang tegas menegur peserta didik yang hanya menyalin LKPD teman sekelompoknya, belajar sendiri, dan hanya mencontoh kepada peserta didik yang lebih pintar. b) Guru kurang efektif, efisien dan konsisten dalam memanfaatkan alokasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya c) Guru kurang memfasilitasi peserta didik yang kurang mampu mengerjakan soal dan tugas yang diberikan kepadanya d) Guru kurang mampu meningkatkan keaktifan seluruh peserta didik untuk mengerjakan soal secara individu dan berkelompok Kekurangan ini kemudian direfleksikan oleh guru guna perbaikan pada siklus kedua. Adapun refleksi pada siklus pertama yaitu a) Guru harus lebih tegas menegur peserta didik yang hanya menyalin LKPD teman sekelompoknya, menasehati dan memotivasi tiap peserta didik pada setiap kelompok agar mereka belajar bersama teman satu kelompoknya tidak belajar sendiri atau hanya mencontoh kepada peserta didik yang lebih pintar, b) Guru harus lebih efektif, efisien dan konsisten dalam memanfaatkan alokasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya, agar tujuan dan langkah- langkah dari proses pembelajaran tercapai dengan baik, c) Guru harus lebih memfasilitasi peserta didik yang kurang mampu mengerjakan soal dan tugas yang diberikan kepadanya, d) Guru harus mampu meningkatkan keaktifan seluruh peserta didik untuk mengerjakan soal secara individu dan berkelompok. Selanjutnya gambaran pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus kedua adalah sebagai berikut: pada pertemuan keempat, masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran, seperti pengelolaan waktu yang belum efektif dan efisien, diskusi kelompok yang belum sepenuhnya berjalan dengan baik walaupun masing-masing kelompok sudah mulai mengajukan 1 pertanyaan. Masih ada 2 3 orang peserta didik yang belum termotivasi untuk ikut membantu kelompoknya 5

dalam menyelesaikan diskusi kelompoknya yang akan dipresentasikan. Pada pertemuan kelima, proses pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah sesuai perencanaan meski pun masih ada sedikit penambahan waktu sebanyak 2 menit untuk menyelesaikan diskusi kelompok. Namun secara keseluruhan proses pembelajaran sudah berjalan sesuai yang direncanakan. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sudah meningkat. Di pertemuan keenam, pengelolaan waktu sudah baik dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran meningkat dari pertemuan sebelumnya. Guru sudah berupaya semaksimal mungkin untuk melibatkan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan. 1. Analisis nilai perkembangan peserta didik dan penghargaan kelompok. Berdasarkan hasil belajar peserta didik, maka dapat ditentukan nilai perkembangan individu dan penghargaan kelompok. Adapun nilai perkembangan individu dan penghargaan kelompok yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Nilai Perkembangan Individu Pada Siklus I dan Siklus II Nilai Siklus I Siklus II Perkembangan Jumlah % Jumlah % 5 0 0 3 17,65 10 0 0 3 17,65 20 2 11,76 3 17,65 30 15 88,24 8 47,05 Sumber: Olahan Data Hasil Penelitian (2012) Tabel 3. Skor Penghargaan Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Kelompok Nilai Nilai Perkembangan Penghargaan Perkembangan Penghargaan Kelompok Kelompok A 30 Super 21,25 Hebat B 28 Super 18 Hebat C 27,5 Super 18,75 Hebat D 30 Super 23,75 Hebat Sumber: Olahan Data Hasil Penelitian (2012) Dari Tabel 3 terlihat adanya penurunan kriteria penghargaan kelompok dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perkembangan individu mengalami penurunan pada siklus II. 3. Analisis data tentang nilai ketercapaian KKM indikator Berdasarkan hasil belajar peserta didik untuk setiap indikator pada ulangan harian I dan ulangan harian II, diperoleh gambaran ketercapaian KKM indikator seperti yang dimuat pada tabel 4 dan Tabel 5 berikut. 6

Tabel 4. Ketercapaian KKM Pada Ulangan Harian I Untuk Setiap Indikator Ketercapaian KKM No Indikator Jumlah Peserta didik Persentase (%) Mengalikan pecahan biasa dengan 1. pecahan biasa 17 100 Mengalikan pecahan biasa dengan 2. pecahan campuran 13 76,5 Mengalikan pecahan campuran dengan 3. campuran 11 64,7 4. Mengalikan pecahan dengan bilangan asli 8 47,1 Mengalikan pecahan biasa dengan 5. pecahan biasa dan pecahan campuran 6 35,3 Mengalikan pecahan biasa dengan 6. pecahan campuran dan pecahan biasa 6 35,3 Tabel 5. Ketercapaian KKM Pada Ulangan Harian II Untuk Setiap Indikator Ketercapaian KKM No Indikator Jumlah Peserta didik Persentase (%) 1. Pembagian bilangan asli dengan pecahan 17 100 2. Pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa 16 94,12 3. Pembagian pecahan campuran dengan pecahan campuran 9 52,94 4. Pembagian tiga pecahan berturut-turut 7 41,18 Dari kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada setiap indikator untuk siklus II lebih baik dari siklus I. Pada siklus II penerapan pembelajaran koperatif telah dapat meningkatkan ketercapaian indikator kompetensi yang diharapkan, jika dibandingkan dengan ketercapaian KKM indikator pada siklus pertama. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan ketercapaian KKM pada setiap indikator seperti yang diharapkan. Selanjutnya ketercapaian KKM secara keseluruhan sebelum dan sesudah tindakan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Ketercapaian KKM Sebelum dan Sesudah Tindakan Hasil Belajar Sebelum Tindakan Sesudah Tindakan Skor Dasar UH I UH II Jumlah peserta didik yang tidak mencapai KKM 7 3 1 (<60) Jumlah peserta didik yang mencapai KKM ( 60) 10 14 16 Sumber: Olahan Data Hasil Penelitian (2012) 7

Berdasarkan Tabel 6 di atas, terlihat bahwa terdapat perubahan hasil belajar peserta didik dari skor dasar, ulangan harian I, dan ulangan harian II. Sesuai dengan pendapat Suyanto (1996), apabila keadaan setelah tindakan lebih baik, maka dapat dikatakan bahwa tindakan berhasil, dan dari tabel 6 tersebut jelas tergambar bahwa pada skor dasar peserta didik yang mencapai KKM hanya 10 orang, pada ulangan harian I meningkat menjadi 14 orang, dan pada ulangan harian II meningkat menjadi 16 orang. Berdasarkan analisis data hasil belajar matematika, nilai matematika peserta didik meningkat dari skor dasar. Persentase peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar sebesar 58,82% naik menjadi 82,35% pada ulangan harian I dan meningkat lagi yaitu sebesar 94,12% pada ulangan harian II. Tidak hanya dari jumlah peserta didik yang mencapai KKM saja yang meningkat tetapi peningkatan nilai matematika peserta didik dapat dilihat dari nilai perkembangan peserta didik. Sebagian besar peserta didik mengalami peningkatan nilai dari skor dasar. Berdasarkan analisis aktivitas guru dan peserta didik dan analisis hasil belajar matematika peserta didik dapat disimpulkan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN 012 Tambak Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Tp. 2011/2012 pada materi pokok mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas V SDN 012 Tambak Kec. Langgam Kab. Pelalawan semester ganjil Tp. 2011/2012 pada materi mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Memperhatikan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yaitu : 1. Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk materi ajar yang berbeda sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. 2. Peneliti hendaknya mampu meningkatkan aktivitas, rasa tanggung jawab dan mengembangkan kemampuan bekerja sama peserta didik dengan peserta didik lain agar proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran. 8

Daftar Pustaka Arikunto, dkk., 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan., 2006, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta. Depdiknas., 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas, Jakarta. Ibrahim, dkk., 2000, Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri Surabaya, Lie, Slavin, R. E., 1995. Cooperatif Learning ; Theory, Research and Practice, Allyu & Bacon, Singapura. Suyanto, 1997, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Dikti Depdikbud, Yogyakarta. 9