III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2007. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya benih cabai varietas TM-999, polibag berukuran 5x15 cm untuk tempat media pembibitan dan polibag berukuran 40x50 cm untuk tempat media tanam, tanah top soil inceptisol, pupuk kandang ayam, air, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, lem pipa, kapas, pupuk Gandasil D, Curacron, Furadan dan Petrogenol. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, gam, parang, ayakan, ph meter, timbangan biasa, timbangan analitik, termometer digital, gelas ukur (literan), plastik bening, seedbag, tali, ember, instalasi irigasi tetes, hand sprayer, turns, botol plastik, ajir dan alat-alat tulis. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua terdiri dari 5 taraf, dengan demikian diperoleh 15 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 tanaman sehingga diperoleh 45 satuan percobaan.
11 Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam (B) yang terdiri dari: Bl = Pupuk Kandang Ayam 15 ton/ha (75 g/polibag) B2 = Pupuk Kandang Ayam 20 ton/ha (100 g/polibag) B3 = Pupuk Kandang Ayam 25 ton/ha (125 g/polibag) Sedangkan Faktor kedua adalah volume pemberian air (A) yang terdiri dari: Al = Kondisi air 50 % dari kapasitas lapang A2 = Kondisi air 75 % dari kapasitas lapang A3 = Kondisi air 100 % (pada kapasitas lapang) A4 = Kondisi air 125 % dari kapasitas lapang A5 = Kondisi air 150 % dari kapasitas lapang Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara statistik dengan model linear sebagai berikut: Yijk = ^ + aj + pk + (ap) jk + s ijk Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan pada ulangan ke-i yang mendapat faktor Pupuk taraf ke-j dan faktor Air taraf ke-k... fi = Nilai tengah umum aj = Pengaruh faktor Pupuk taraf ke-j Pk = Pengaruh dari faktor Air taraf ke-k (ap)jk = Pengaruh interaksi dari faktor Pupuk taraf ke-j dan faktor Air taraf ke-k s ijk = Pengaruh galat satuan percobaan yang memperoleh faktor taraf ke-j dari faktor Pupuk dan taraf ke-i faktor Air dan ulangan ke-i. Jika didapat perbedaan data yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
12 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pembersihan Rumah Kaca Rumah kaca yang digunakan untuk penelitian dibersihkan dari gulma maupun kotoran-kotoran, dengan tujuan untuk mencegah adanya sumber-sumber penyakit maupun sarang hama untuk berkembang biak. 3.4.2. Pembibitan Sebelum melakukan pembibitan, benih terlebih dahulu direndam di dalam air hangat kuku dengan suhu 36 "C selama 6-8 jam. Tujuan perendaman tersebut untuk mempermudah dan merangsang benih untuk berkecambah dan benih yang mengapung tidak digunakan sebagai benih. Benih ditanam secara larikan pada medium persemaian (seedbad) yang terdiri dari tanah top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah tanaman berdaun 2 (berumur 8 hari) kemudian bibit dipindahkan dalam pembibitan. Pembibitan menggunakan polibag dengan ukuran 5x15 cm, sebelum penanaman medium pembibitan disiram terlebih dahulu, kemudian bibit ditanam 1 bibit/polibag dengan kedalaman 2-3 cm. Pada pembibitan dilakukan tindakan preventif yaitu pemberian insektisida berupa furadan untuk mencegah serangan semut. Penyiraman pada pembibitan dilakukan 2 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi kelembaban medium pembibitan. 3.4J. Persiapan Medium Tanam Medium yang digunakan adalah tanah top soil inceptisol yang diambil dari kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau pada kedalaman 0-15 cm dari permukaan tanah dan pengambilannya dilakukan secara komposit, kemudian tanah dikering anginkan lalu tanah diayak dan dimasukkan ke dalam polibag dengan berat 8 kg.
13 3.4.3.1. Pemberian Pupuk Kandang Ayam Perlakuan pupuk kandang diberikan dua minggu sebelum tanam dengan cara mengaduk rata dengan medium tanam sesuai dengan masing-masing perlakuan, namun sebelumnya pupuk kandang ayam tersebut dikering anginkan terlebih dahulu, kemudian polibag disusun dengan jarak antar polibag 40 x 50 cm. 3.4.3.2. Pemberian Air Irigasi Tetes Pemberian air diberikan 2 hari setelah tanam, pemberiannya dilakukan dengan cara menimbang isi polibag pada dosis atau perlakuan anjuran (B2A3 (i,u dan HI)) dan dicatat berat masing-masing polibag tersebut kemudian dirata-ratakan. Untuk menghitung jumlah air yang akan diberikan maka digunakan persamaan: berat awal dikurangi berat akhir, maka diperoleh berat atau jumlah air. Setelah diketahui berapa beratnya, lalu dikonversikan kedalam ml atau liter dengan cara: Air yang diberikan dimasukkan kedalam gelas ukur (literan) lalu ditimbang dan dicatat berapa ml jumlah aimya dan disamakan dengan hasil berat persamaan dari, kemudian jumlah air tersebut dimasukkan kedalam instalasi irigasi (ember), kegiatan ini dilakukan setiap hari. Untuk Al = Kondisi air 50 % dari kapasitas lapang, A2 = Kondisi air 75 % dari kapasitas lapang, A3 = Kondisi air 100 % (kapasitas lapang), A4 = Kondisi air 125 % dari kapasitas lapang dan A5 = Kondisi air 150 % dari kapasitas lapang. 3.4.4. Penanaman Untuk menghindari laju transpirasi pada bibit penanaman dilakukan pada sore hari. Bibit yang ditanam berumur 32 hari setelah persemaian dan mempunyai 6-8 helai daun. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang pada medium tanam sebesar polibag pembibitan, setelah itu medium dalam polibag ditekan sedikit kemudian dasar polibag ditarik dan bibit beserta tanah dalam polibag pembibitan dimasukkan kedalam lubang yang telah dibuat sebelumnya. Posisi bibit ditanam
14 tegak lurus dan tanahnya sedikit dipadatkan dengan menggunakan tangan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 40 x 50 cm, sesuai jarak antar polibag. Setelah selesai penanaman seluruh bibit ditimbang satu per satu kemudian disiram sampai beratnya mencapai 10 kg, kegiatan ini dilakukan untuk menyeragamkan berat awal dari isi polibag tersebut. Pemberian perlakuan air dilakukan 2 hari setelah tanam dan pemberiannya dilakukan setiap hari. 3.4.5. Pemeliharaan 3.4.5.1. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau ada tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan penyulaman ini dilakukan sampai 7 hari setelah tanam (HST). 3.4.5.2. Pemupukan Pemupukan diberikan pada saat tanam dengan dosis pupuk Urea 325 kg/ha (1,3 g/tanaman), SP-36 250 kg/ha (1 g/tanaman), dan KCl 200 kg/ha (0,8 g/tanaman), untuk pupuk urea diberikan dua tahap setengah bagian sisanya (0.65 g) diberikan sebagai pupuk susulan kedua yaitu pada umur 28 HST. Cara pemberiannya yaitu dengan cara ditebar di sekeliling tanaman dengan jarak 4 cm dari pangkal batang tanaman. 3.4.5.3. Pemberian Tunis Tunis diberikan pada saat tanaman berumur 7 HST, turns yang digunakan berupa kayu yang berdiameter 1-2 cm dan panjang 1,5 m. Tunis ini diikat pada batang tanaman cabai dengan membentuk angka delapan, sistem pengikatan seperti ini selain lebih kuat juga akan melindungi batang tanaman dari gesekan dengan turns dan tujuan pemberian turns adalah untuk mencegah rebahnya tanaman akibat menahan beban atau berat buah cabai maupun akibat terpaan angin.
15 3.4.5.4. Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap gulma yang tumbuh didalam polibag dan disekitar areal penelitian, kegiatan ini dilakukan seminggu sekali. Penyiangan bertujuan untuk mencegah terjadinya kompetisi antara tanaman yang dibudidayakan dengan gulma dalam penyerapan unsur hara selain itu mencegah adanya tanaman lain yang dijadikan inang oleh hama maupun penyakit. 3.4.5.5. Perempelan Tunas Samping dan Bunga Perempelan tunas bertujuan untuk mengurangi resiko serangan penyakit, memperkokoh tanaman dan mengoptimalkan pemanfaatan sinar matahari. Semua tunas yang tumbuh dari cabang utama dibuang dengan cara mematahkan tunas tersebut dengan tangan, perempelan tunas dilakukan seminggu sekali. Selain tunas yang tumbuh dari cabang utama, bunga pertama yang muncul dipercabangan pertama juga harus dirempel. Tujuan perempelan bunga adalah merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan darinya yang lebih banyak dan produktif dalam menghasilkan buah. 3.4.5.6. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan pengendalian kimia yaitu dengan menggunakan insektisida. Hama yang menyerang tanaman cabai dalam penelitian ini adalah jenis kutu daun (kutu putih), pengendalian hama ini dengan menggunakan insektisida Curacron, sedangkan untuk lalat buah menggunakan senyawa penarik serangga yaitu Petrogenol yang diletakkan didalam perangkap lalat buah. Perangkap tersebut berupa botol plastik yang didalamnya diberi kapas yang sebelumnya telah dibasahi dengan petrogenol dan di dalam botol tersebut diberi sedikit furadan.
16 3.4.6. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada pagi hari terhadap buah cabai yang telah memenuhi kriteria panen. Adapun kriteria panen meliputi wama cabai sudah merah menyala dengan sedikit garis hitam dan bentuknya padat. Pemanenan dilakukan dengan cara mendorong tangkai buah keatas atau kearah berlawanan dari tangkai buah, pemanenan dilakukan 3-4 hari sekali. Panen pertama dilakukan pada umur 59 hari setelah tanam dan diakhiri pada umur 98 hari setelah tanam (12 kali panen). 3.5. Pengamatan Adapun parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: 3.5.1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman (TO) dilakukan pada saat tanam dan selanjutnya pengukuran dilakukan seminggu sekali untuk mengetahui grafik pertumbuhan tanaman namun data yang diambil adalah tinggi tanaman terakhir. Pengukuran di lakukan dengan cara mengukur tanaman dari ajir yang telah dibuat setinggi 5 cm dari permukaan tanah sampai pada ujung titik tumbuh (cabang) tanaman. Pengukuran menggunakan mistar, hasil pengukuran ditambah dengan tinggi ajir (5 cm) sehingga diperoleh tinggi dari masing-masing tanaman. 3.5.2. Umur Berbunga Pengamatan dilakukan dengan menghitung umur atau hari keberapa muncul bunga pertama pada masing-masing perlakuan, kemudian dirata-ratakan berdasarkan perlakuan. Bunga yang diamati adalah bunga yang tumbuh tepat di percabangan utama dan telah mekar sempuma. 3.5.3. Jumlah Buah Per Tanaman Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah buah pertanaman pada setiap kali panen dan disesuaikan dengan kriteria panen cabai.
17 3.5.4. Berat Buah Segar (gram) Pengamatan ini dilakukan dengan cara menimbang seluruh buah cabai yang dihasilkan oleh tanaman pada setiap kali panen sampai panen terakhir yaitu umur 98 hari setelah tanam (12 kali panen). 3.5.5. Persentase Buah Bermutu Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung buah yang baik dengan kriteria mutu 1 dan mutu II berdasarkan Standart Nasional Indonesia cabai merah keriting. Kriteria mutu dapat dilihat pada Lampiran 5. Untuk menghitung persentasenya digunakan rumus: % Buah bermutu = x 100% Z buah panen keseluruha n 3.5.6. Klasifikasi Mutu Cabai Pengamatan ini dilakukan dengan menggolongkan buah cabai yang telah dipanen menjadi tiga kelompok, yaitu mutu I, mutu II dan mutu III lalu dihitung persentasenya.