III. BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. MATERI DAN METODE

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III.TATA CARA PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

3. METODE DAN PELAKSANAAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Tata Cara penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2007. 3.2. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya benih cabai varietas TM-999, polibag berukuran 5x15 cm untuk tempat media pembibitan dan polibag berukuran 40x50 cm untuk tempat media tanam, tanah top soil inceptisol, pupuk kandang ayam, air, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, lem pipa, kapas, pupuk Gandasil D, Curacron, Furadan dan Petrogenol. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, gam, parang, ayakan, ph meter, timbangan biasa, timbangan analitik, termometer digital, gelas ukur (literan), plastik bening, seedbag, tali, ember, instalasi irigasi tetes, hand sprayer, turns, botol plastik, ajir dan alat-alat tulis. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua terdiri dari 5 taraf, dengan demikian diperoleh 15 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 3 tanaman sehingga diperoleh 45 satuan percobaan.

11 Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam (B) yang terdiri dari: Bl = Pupuk Kandang Ayam 15 ton/ha (75 g/polibag) B2 = Pupuk Kandang Ayam 20 ton/ha (100 g/polibag) B3 = Pupuk Kandang Ayam 25 ton/ha (125 g/polibag) Sedangkan Faktor kedua adalah volume pemberian air (A) yang terdiri dari: Al = Kondisi air 50 % dari kapasitas lapang A2 = Kondisi air 75 % dari kapasitas lapang A3 = Kondisi air 100 % (pada kapasitas lapang) A4 = Kondisi air 125 % dari kapasitas lapang A5 = Kondisi air 150 % dari kapasitas lapang Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara statistik dengan model linear sebagai berikut: Yijk = ^ + aj + pk + (ap) jk + s ijk Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan pada ulangan ke-i yang mendapat faktor Pupuk taraf ke-j dan faktor Air taraf ke-k... fi = Nilai tengah umum aj = Pengaruh faktor Pupuk taraf ke-j Pk = Pengaruh dari faktor Air taraf ke-k (ap)jk = Pengaruh interaksi dari faktor Pupuk taraf ke-j dan faktor Air taraf ke-k s ijk = Pengaruh galat satuan percobaan yang memperoleh faktor taraf ke-j dari faktor Pupuk dan taraf ke-i faktor Air dan ulangan ke-i. Jika didapat perbedaan data yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

12 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pembersihan Rumah Kaca Rumah kaca yang digunakan untuk penelitian dibersihkan dari gulma maupun kotoran-kotoran, dengan tujuan untuk mencegah adanya sumber-sumber penyakit maupun sarang hama untuk berkembang biak. 3.4.2. Pembibitan Sebelum melakukan pembibitan, benih terlebih dahulu direndam di dalam air hangat kuku dengan suhu 36 "C selama 6-8 jam. Tujuan perendaman tersebut untuk mempermudah dan merangsang benih untuk berkecambah dan benih yang mengapung tidak digunakan sebagai benih. Benih ditanam secara larikan pada medium persemaian (seedbad) yang terdiri dari tanah top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah tanaman berdaun 2 (berumur 8 hari) kemudian bibit dipindahkan dalam pembibitan. Pembibitan menggunakan polibag dengan ukuran 5x15 cm, sebelum penanaman medium pembibitan disiram terlebih dahulu, kemudian bibit ditanam 1 bibit/polibag dengan kedalaman 2-3 cm. Pada pembibitan dilakukan tindakan preventif yaitu pemberian insektisida berupa furadan untuk mencegah serangan semut. Penyiraman pada pembibitan dilakukan 2 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi kelembaban medium pembibitan. 3.4J. Persiapan Medium Tanam Medium yang digunakan adalah tanah top soil inceptisol yang diambil dari kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau pada kedalaman 0-15 cm dari permukaan tanah dan pengambilannya dilakukan secara komposit, kemudian tanah dikering anginkan lalu tanah diayak dan dimasukkan ke dalam polibag dengan berat 8 kg.

13 3.4.3.1. Pemberian Pupuk Kandang Ayam Perlakuan pupuk kandang diberikan dua minggu sebelum tanam dengan cara mengaduk rata dengan medium tanam sesuai dengan masing-masing perlakuan, namun sebelumnya pupuk kandang ayam tersebut dikering anginkan terlebih dahulu, kemudian polibag disusun dengan jarak antar polibag 40 x 50 cm. 3.4.3.2. Pemberian Air Irigasi Tetes Pemberian air diberikan 2 hari setelah tanam, pemberiannya dilakukan dengan cara menimbang isi polibag pada dosis atau perlakuan anjuran (B2A3 (i,u dan HI)) dan dicatat berat masing-masing polibag tersebut kemudian dirata-ratakan. Untuk menghitung jumlah air yang akan diberikan maka digunakan persamaan: berat awal dikurangi berat akhir, maka diperoleh berat atau jumlah air. Setelah diketahui berapa beratnya, lalu dikonversikan kedalam ml atau liter dengan cara: Air yang diberikan dimasukkan kedalam gelas ukur (literan) lalu ditimbang dan dicatat berapa ml jumlah aimya dan disamakan dengan hasil berat persamaan dari, kemudian jumlah air tersebut dimasukkan kedalam instalasi irigasi (ember), kegiatan ini dilakukan setiap hari. Untuk Al = Kondisi air 50 % dari kapasitas lapang, A2 = Kondisi air 75 % dari kapasitas lapang, A3 = Kondisi air 100 % (kapasitas lapang), A4 = Kondisi air 125 % dari kapasitas lapang dan A5 = Kondisi air 150 % dari kapasitas lapang. 3.4.4. Penanaman Untuk menghindari laju transpirasi pada bibit penanaman dilakukan pada sore hari. Bibit yang ditanam berumur 32 hari setelah persemaian dan mempunyai 6-8 helai daun. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang pada medium tanam sebesar polibag pembibitan, setelah itu medium dalam polibag ditekan sedikit kemudian dasar polibag ditarik dan bibit beserta tanah dalam polibag pembibitan dimasukkan kedalam lubang yang telah dibuat sebelumnya. Posisi bibit ditanam

14 tegak lurus dan tanahnya sedikit dipadatkan dengan menggunakan tangan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 40 x 50 cm, sesuai jarak antar polibag. Setelah selesai penanaman seluruh bibit ditimbang satu per satu kemudian disiram sampai beratnya mencapai 10 kg, kegiatan ini dilakukan untuk menyeragamkan berat awal dari isi polibag tersebut. Pemberian perlakuan air dilakukan 2 hari setelah tanam dan pemberiannya dilakukan setiap hari. 3.4.5. Pemeliharaan 3.4.5.1. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau ada tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan penyulaman ini dilakukan sampai 7 hari setelah tanam (HST). 3.4.5.2. Pemupukan Pemupukan diberikan pada saat tanam dengan dosis pupuk Urea 325 kg/ha (1,3 g/tanaman), SP-36 250 kg/ha (1 g/tanaman), dan KCl 200 kg/ha (0,8 g/tanaman), untuk pupuk urea diberikan dua tahap setengah bagian sisanya (0.65 g) diberikan sebagai pupuk susulan kedua yaitu pada umur 28 HST. Cara pemberiannya yaitu dengan cara ditebar di sekeliling tanaman dengan jarak 4 cm dari pangkal batang tanaman. 3.4.5.3. Pemberian Tunis Tunis diberikan pada saat tanaman berumur 7 HST, turns yang digunakan berupa kayu yang berdiameter 1-2 cm dan panjang 1,5 m. Tunis ini diikat pada batang tanaman cabai dengan membentuk angka delapan, sistem pengikatan seperti ini selain lebih kuat juga akan melindungi batang tanaman dari gesekan dengan turns dan tujuan pemberian turns adalah untuk mencegah rebahnya tanaman akibat menahan beban atau berat buah cabai maupun akibat terpaan angin.

15 3.4.5.4. Penyiangan Penyiangan dilakukan terhadap gulma yang tumbuh didalam polibag dan disekitar areal penelitian, kegiatan ini dilakukan seminggu sekali. Penyiangan bertujuan untuk mencegah terjadinya kompetisi antara tanaman yang dibudidayakan dengan gulma dalam penyerapan unsur hara selain itu mencegah adanya tanaman lain yang dijadikan inang oleh hama maupun penyakit. 3.4.5.5. Perempelan Tunas Samping dan Bunga Perempelan tunas bertujuan untuk mengurangi resiko serangan penyakit, memperkokoh tanaman dan mengoptimalkan pemanfaatan sinar matahari. Semua tunas yang tumbuh dari cabang utama dibuang dengan cara mematahkan tunas tersebut dengan tangan, perempelan tunas dilakukan seminggu sekali. Selain tunas yang tumbuh dari cabang utama, bunga pertama yang muncul dipercabangan pertama juga harus dirempel. Tujuan perempelan bunga adalah merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan darinya yang lebih banyak dan produktif dalam menghasilkan buah. 3.4.5.6. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan pengendalian kimia yaitu dengan menggunakan insektisida. Hama yang menyerang tanaman cabai dalam penelitian ini adalah jenis kutu daun (kutu putih), pengendalian hama ini dengan menggunakan insektisida Curacron, sedangkan untuk lalat buah menggunakan senyawa penarik serangga yaitu Petrogenol yang diletakkan didalam perangkap lalat buah. Perangkap tersebut berupa botol plastik yang didalamnya diberi kapas yang sebelumnya telah dibasahi dengan petrogenol dan di dalam botol tersebut diberi sedikit furadan.

16 3.4.6. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada pagi hari terhadap buah cabai yang telah memenuhi kriteria panen. Adapun kriteria panen meliputi wama cabai sudah merah menyala dengan sedikit garis hitam dan bentuknya padat. Pemanenan dilakukan dengan cara mendorong tangkai buah keatas atau kearah berlawanan dari tangkai buah, pemanenan dilakukan 3-4 hari sekali. Panen pertama dilakukan pada umur 59 hari setelah tanam dan diakhiri pada umur 98 hari setelah tanam (12 kali panen). 3.5. Pengamatan Adapun parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: 3.5.1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman (TO) dilakukan pada saat tanam dan selanjutnya pengukuran dilakukan seminggu sekali untuk mengetahui grafik pertumbuhan tanaman namun data yang diambil adalah tinggi tanaman terakhir. Pengukuran di lakukan dengan cara mengukur tanaman dari ajir yang telah dibuat setinggi 5 cm dari permukaan tanah sampai pada ujung titik tumbuh (cabang) tanaman. Pengukuran menggunakan mistar, hasil pengukuran ditambah dengan tinggi ajir (5 cm) sehingga diperoleh tinggi dari masing-masing tanaman. 3.5.2. Umur Berbunga Pengamatan dilakukan dengan menghitung umur atau hari keberapa muncul bunga pertama pada masing-masing perlakuan, kemudian dirata-ratakan berdasarkan perlakuan. Bunga yang diamati adalah bunga yang tumbuh tepat di percabangan utama dan telah mekar sempuma. 3.5.3. Jumlah Buah Per Tanaman Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah buah pertanaman pada setiap kali panen dan disesuaikan dengan kriteria panen cabai.

17 3.5.4. Berat Buah Segar (gram) Pengamatan ini dilakukan dengan cara menimbang seluruh buah cabai yang dihasilkan oleh tanaman pada setiap kali panen sampai panen terakhir yaitu umur 98 hari setelah tanam (12 kali panen). 3.5.5. Persentase Buah Bermutu Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung buah yang baik dengan kriteria mutu 1 dan mutu II berdasarkan Standart Nasional Indonesia cabai merah keriting. Kriteria mutu dapat dilihat pada Lampiran 5. Untuk menghitung persentasenya digunakan rumus: % Buah bermutu = x 100% Z buah panen keseluruha n 3.5.6. Klasifikasi Mutu Cabai Pengamatan ini dilakukan dengan menggolongkan buah cabai yang telah dipanen menjadi tiga kelompok, yaitu mutu I, mutu II dan mutu III lalu dihitung persentasenya.