HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA GERINDA DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

Repository.unimus.ac.id

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

Abstrak. Pendahuluan. Secaria, et al, Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda...

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan


HUBUNGAN GETARAN MEKANIS DENGAN KELELAHAN KERJA UMUM PADA PEKERJA GERINDA BAGIAN WELDING 2 P.T. INKA (PERSERO) MADIUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Unnes Journal of Public Health

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

Carpal Tunnel Syndrome di Bagian Instalasi Gizi

ABSTRAK. : Masa kerja, Lama kerja, Umur, Posisi tangan,cts Kepustakaan : 10 ( )

Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: Issn:

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

HUBUNGAN INTENSITAS GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TENAGA KERJA UNIT PRODUKSI PAVING BLOCK CV. SUMBER GALIAN MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN GERAKAN BERULANG PADA TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENJULID BUKU DI PT. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

BAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik.

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR

PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini berlangsung amat pesat, baik industri formal maupun industri di rumah tangga, pertanian,

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

Hubungan Gerakan Fleksi Pada Pergelangan Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Pengepakan PT. Logan Food Karanganyar

PAPARAN GETARAN MESIN GERINDA DAN KELUHAN SUBYEKTIF (HAND ARM VIBRATION SYNDROME) PADA TENAGA KERJA DI ABADI DENTAL LABORATORIUM GIGI SURABAYA

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,

Oleh : Wawan Wahyudi 1, Sri Maywati 2

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

Carpal tunnel syndrome

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Batu Bata

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

ARTIKEL ILMIAH. Hubungan Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi Gerakan Repetitif dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

The Role of Hand Exercise in Preventing the Carpal Tunnel Syndrome among Female Garment Workers

HUBUNGAN KADAR DEBU LINGKUNGAN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

HUBUNGAN DURASI KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA JURU KETIK DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI RANGKA BAWAH UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DAN STATUS FUNGSIONAL GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA USIA LANJUT DI GRIYA USIA LANJUT SANTO YOSEF

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

Transkripsi:

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR 1 Grace Pandiangan, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Adiputra, 4 I Putu Gede Adiatmika 1,2 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4 Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pandiangan1993@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan getaran mekanis mesin gerinda dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik cross sectional purposive sampling dengan 95 responden. Pengukuran getaran mesin gerinda menggunakan alat vibration meter dan pengukuran keluhan CTS dengan Phalen test. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil p = 0,007 < α = 0,05 dengan uji chi square yang menandakan adanya hubungan yang signifikan antara getaran mekanis dengan keluhan CTS. Keeratan hubungan diuji dengan spearman rho sehingga didapatkan hasil r = 0,313 yang menandakan hubungan yang cukup kuat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang cukup kuat antara getaran mekanis mesin gerinda dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Kata kunci: getaran mekanis, mesin gerinda, bengkel las, carpal tunnel syndrome CORRELATION BETWEEN MECHANICS VIBRATION OF GRINDER MACHINE AND CARPAL TUNNEL SYNDROME CASE FOR WELDING WORKER AT DENPASAR ABSTRACT The objective of this research is to know the correlation between the mechanic vibration of grinder and the complaints of Carpal Tunnel Syndrome from the welding workers in Denpasar. This research is an observational analytic cross sectional purposive sampling research with 95 respondents. The grinding machine vibration is measured using vibrationmeter and the CTS complaint is measured using Phalen test. From this research, the result of p = 0,007 < α = 0,05 with the chi square test that shows a significant link between the mechanic vibration and the CTS complaints. The strength of the link is tested with spearman rho, the result of r = 0,313 which is quite strong. The conclusion of this research is derived firm the causality of mechanical vibration from grinding machine with the complaints of CTS on welding worker in Denpasar. Keyword: mechanic vibrations, grinding machine, welding, carpal tunnel syndrome

PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan nasional sedang melaju pesat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini diimbangi penggunaan alat kerja yang berperan penting dalam hal efiensi dan efektivitas dalam melakukan pekerjaan. Peralatan kerja yang menunjang pekerjaan dalam bidang konstruksi salah satunya adalah mesin gerinda. Mesin gerinda merupakan alat yang umum digunakan oleh pekerja bengkel las. Namun mesin gerinda merupakan salah satu alat yang menghasilkan getaran mekanis melebihi nilai ambang batas yang ditentukan oleh PER.13/MEN/X/2011 yaitu sebesar 4 m/s 2 5. Pekerjaan yang dilakukan di bengkel las berupa memotong benda kerja, meratakan dan membelah benda kerja, mengasah benda kerja dan membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan 7. Alat kerja yang umum digunakan oleh pekerja bengkel las adalah mesin gerinda. Pekerja bengkel las beresiko mengalami keluhan Carpal Tunnel Syndrome akibat getaran mekanis mesin gerinda. CTS merupakan entrapment neuropathy yang terjadi akibat adanya penekanan nervus medianus pada saat melalui terowongan karpal di pergelangan tangan tepatnya di bawah fleksor retinaculum 6. Meningkatnya volume terowongan karpal dipengaruhi oleh gerakan yang berulang dengan kontraksi sangat kuat, tekanan mekanis, sikap kerja kaku dan aneh, getaran setempat dan penggunaan sarung tangan sempit dingin. Hal ini akan menyebabkan peradangan tendon pada sendi dan bursa yang akan menekan nervus medianus dan menimbulkan manifestasi klinis seperti nyeri, terdapat kelemahan dan gangguan fisik 9. Penelitian tentang keluhan Carpal Tunnel Syndrome sudah pernah diteliti sebelumnya. Namun di Bali khususnya Denpasar belum pernah dilakukan penelitian tentang keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul tentang Hubungan Getaran Mekanis Mesin Gerinda dengan

Keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Bengkel Las di Kota Denpasar. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik. Berdasarkan waktunya termasuk dalam penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di bengkel las yang berada di Kota Denpasar. Populasi dalam penelitian adalah pekerja bengkel las yang menggunakan mesin gerinda di Kota Denpasar. Sampel penelitian diambil dengan teknik Non Probability Sampling dengan metode purposive sampling. Sehingga besar sampel diperoleh 95 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas getaran mekanis mesin gerinda. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan CTS. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur, masa kerja, lama kerja, aktivitas olahraga, dan pengunaan Alat Pelindung Diri (APD). Data primer diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner, pengamatan secara langsung, serta pengukuran. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan dua cara yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskrispsikan setiap variabel. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui kuat hubungan antara variabel bebas dan terikat yang menggunakan uji statistik yaitu chi square dengan p < 0,05 dan uji spearman rho. HASIL Hasil analisis univariat menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan karateristik responden berdasarkan variabel. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square dan uji spearman rho. Berikut adalah tabel karateristik responden dan hubungan antara variabel. Tabel 1. Karateristik responden berdasarkan umur dan Hubungan umur dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Umur 20 30 Tahun 31 40 Tahun Keluhan CTS Total 41 10 51 33 11 44 p 0,623

Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa sebanyak 41 adalah responden yang berumur 20 30 tahun. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menghasilkan nilai p = 0,623 > α = 0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara umur dan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Tabel 2. Karateristik responden berdasarkan masa kerja dan Hubungan masa kerja dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. hubungan yang lemah antara masa kerja dan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Tabel 3. Karateristik responden berdasarkan lama kerja dan Hubungan lama kerja dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Lama Kerja 4 Jam > 4 Jam Keluhan CTS Total 16 7 23 58 14 72 p 0,266 Masa Kerja 1 5 Tahun 6 10 Tahun > 10 Tahun Keluhan CTS 7 6 13 39 11 50 28 4 32 Total r p 0,237 0,048 Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa sebanyak 39 adalah responden dengan masa kerja 6 10 tahun. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menghasilkan nilai p = 0,048 < α = 0,05 dengan nilai r = 0,237 yang artinya ada Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa sebanyak 58 adalah responden yang memiliki lama kerja lebih dari 4 jam. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menghasilkan nilai p = 0,266 > α = 0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara umur dan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Tabel 4. Karateristik responden berdasarkan melakukan olahraga dan Hubungan melakukan olahraga dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar.

Melakukan Olahraga Keluhan CTS Total P 44 16 60 30 5 35 0,204 Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan bahwa sebanyak 44 adalah responden yang melakukan olahraga. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menghasilkan nilai p = 0,204 > α = 0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara umur dan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Tabel 5. Karateristik responden berdasarkan menggunakan APD dan Hubungan menggunakan APD dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Menggu nakan APD Keluhan CTS 24 12 36 50 9 59 Total r p 0,211 0,046 Berdasarkan Tabel 5. menunjukkan bahwa sebanyak 50 adalah responden yang menggunakan APD. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menghasilkan nilai p = 0,046 < α = 0,05 dengan nilai r = 0,211 yang artinya ada hubungan yang lemah antara menggunakan APD dan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Tabel 6. Karateristik responden berdasarkan intensitas getaran dan Hubungan intensitas getaran dengan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Intensitas Getaran Keluhan CTS 4 m/s 2 4 6 10 > 4 m/s 2 70 15 85 Total r p 0,313 0,007 Berdasarkan Tabel 6. menunjukkan bahwa sebanyak 70 adalah responden dengan terkena intensitas getaran lebih dari 4 m/s 2. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menghasilkan nilai p = 0,007 < α = 0,05 dengan nilai r = 0,313 yang artinya ada hubungan yang cukup kuat antara intensitas getaran dan keluhan CTS pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Tabel 7. Karateristik responden berdasarkan keluhan Carpal Tunnel

Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Carpal Tunnel Syndrome Frekuensi Persentase 74 77,9% 21 22,1% Berdasarkan Tabel 7. menunjukkan bahwa terdapat 74 responden yang mengalami keluhan CTS dan terdapat 21 responden yang tidak mengalami keluhan CTS. DISKUSI Berdasarkan hasil penelitian ini, responden yang berjumlah 95 orang memiliki karakteristik umur yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 51 orang responden yang berumur 20 30 tahun, responden yang mengalami keluhan CTS sebanyak 41 orang (80,4%) dan yang tidak mengalami keluhan CTS sebanyak 10 orang (19,6%). Responden yang berumur 31 40 tahun berjumlah 44 orang dengan yang mengalami keluhan CTS sebanyak 33 orang (75,0%) dan yang tidak mengalami keluhan CTS sebanyak 11 orang (25,0%). Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh nilai p = 0,623 > α = 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan keluhan CTS. Keluhan CTS yang dialami pada usia dibawah 30 tahun banyak yang disebabkan oleh faktor pekerjaan. Pekerja yang bekerja dengan tekanan biomekanik berulang pada tangan atau pergelangan tangan setiap hari berpotensi mengalami keluhan CTS pada usia muda 2. Penelitian ini, menunjukkan bahwa dari 13 responden dengan masa kerja 1 5 tahun terdapat 7 orang (53,8%) yang mengalami keluhan CTS dan yang tidak mengalami keluhan CTS sebanyak 6 orang (46,2%). Responden dengan masa kerja 6 10 tahun berjumlah 50 orang terdapat 39 orang (78,0%) yang mengalami keluhan CTS dan 11 orang (22,0%) yang tidak mengalami keluhan CTS. Responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun berjumlah 32 orang terdapat 28 orang (87,5%) yang mengalami keluhan CTS dan yang tidak mengalami keluhan CTS sebanyak 4 orang (12,5%). Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh nilai p = 0,048 < α = 0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan

keluhan CTS. Keeratan hubungan dinilai dari hasil r = 0,237 yang menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan yang lemah. Semakin lama masa kerja seseorang maka akan terjadi gerakan berulang pada pergelangan tangan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan di sekitar terowongan karpal 10. Berdasarkan penelitian ini, responden dengan lama bekerja dalam satu hari adalah kurang dari 4 jam berjumlah 23 orang dengan responden yang mengalami keluhan CTS sebanyak 16 orang (69,6%) dan yang tidak mengalami CTS sebanyak 7 orang (30,4%) dan yang bekerja lebih dari 4 jam berjumlah 72 orang dengan responden yang mengalami keluhan CTS sebanyak 58 orang (80,6%) dan yang tidak mengalami keluhan CTS sebanyak 14 orang (19,4%). Berdasarkan hasil penelitian ini juga diperoleh nilai p = 0,266 > α = 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan keluhan CTS. Umumnya semakin lama seseorang bekerja dengan alat getar maka penekanan saraf medianus akan semakin lama juga sehingga semakin besar kemungkinan pekerja terkena Carpal Tunnel Syndrome 1. Berdasarkan penelitian ini, responden yang melakukan olahraga berjumlah 60 orang dengan 44 orang (73,3%) mengalami keluhan CTS dan 16 orang (26,7%) tidak mengalami keluhan CTS. Responden yang tidak melakukan olahraga berjumlah 35 orang dengan 30 orang (85,7%) mengalami keluhan CTS dan 5 orang (14,3%) tidak mengalami keluhan CTS. Berdasarkan hasil penelitian ini juga diperoleh nilai p = 0,204 > α = 0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara melakukan olahraga dengan keluhan CTS. Responden yang melakukan olahraga akan mengalami peningkatan kesegaran tubuh dan tidak mudah kelelahan. Hal ini disebabkan karena pada saat berolahraga tubuh akan menghirup oksigen lebih banyak. Kandungan oksigen yang ada di dalam darah akan membantu pembakaran karbohidrat sehingga tidak ada tumpukan asam laktat dan mampu mengurangi terjadinya penyempitan pembuluh kapiler, nyeri otot dan terjadi pengenduran pada otot 11.

Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil responden yang menggunakan APD berjumlah 36 orang dengan responden yang mengalami keluhan CTS sebanyak 24 orang (66,7%) dan responden yang tidak mengalami keluhan CTS sebanyak 12 orang (33,7%). Responden yang tidak menggunakan APD berjumlah 59 orang dan terdapat 50 orang (84,7%) yang mengalami keluhan CTS serta responden yang tidak mengalami CTS sebanyak 9 orang (15,3%). Penelitian ini juga diperoleh hasil nilai p = 0,046 < α = 0,05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara menggunakan APD dengan keluhan CTS. Keeratan hubungan dinilai dengan hasil r = 0,211 yang menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan yang lemah. Berdasarkan hasil observasi peneliti, tingginya frekuensi responden yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri dikarenakan responden beranggapan lebih mudah dan nyaman apabila menggerakan tangan tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan. Untuk mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome dalam ergonomi adalah dengan mengendalikan sikap tubuh, mencegah gerakan berulang, melakukan rotasi pekerja dan meredam getaran. Salah satu cara untuk meredam getaran adalah dengan penggunaan sarung tangan. Penggunaan sarung tangan harus disesuaikan dengan ukuran tangan dan melindungi bagian tangan yang memerlukan 3. Hasil observasi dan pengukuran intensitas getaran menggunakan alat ukur Vibration meter pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Diketahui bahwa intensitas getaran mekanis mesin gerinda yang diterima oleh pergelangan tangan responden yang kurang dari sama dengan 4 m/s 2 berjumlah 10 orang dengan 4 orang (40,0%) diantaranya yang mengalami keluhan CTS dan 6 orang (60,0%) lainnya tidak mengalami keluhan CTS. Intensitas getaran mekanis mesin gerinda yang lebih dari sama dengan 4 m/s 2 diterima oleh responden sebanyak 85 orang dengan 70 orang (82,4%) mengalami keluhan CTS dan 15 orang (17,6%) tidak mengalami keluhan CTS. Berdasarkan penelitian ini juga diperoleh nilai p = 0,007 < α = 0,05 yang menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara intensitas getaran dengan keluhan CTS. Keeratan hubungan dinilai dengan hasil r = 0,313 yang menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan yang cukup kuat. Berdasarkan observasi terhadap pekerja bengkel las di Kota Denpasar, banyak mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan saat bekerja karena terpapar getaran mekanis mesin gerinda. Hal ini didukung dengan penelitian yang mengatakan bahwa intensitas getaran yang melebihi Nilai Ambang Batas menyebabkan terjadinya 87,2% keluhan Carpal Tunnel Syndrome 4. Intensitas getaran yang melebihi Nilai Ambang Batas dan terpapar pada pekerja bagian produksi pada Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani unit 1 Jawa Tengah memiliki risiko 39 kali mengalami keluhan Carpal Tunnel Syndrome dibandingkan dengan pekerja yang tidak terpapar getaran 8. SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan getaran mekanis mesin gerinda dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja bengkel las di Kota Denpasar. Selain itu, terdapat hubungan yang cukup lemah antara masa kerja dengan keluhan CTS dan hubungan yang cukup lemah juga antara menggunakan APD dengan keluhan CTS. DAFTAR PUSTAKA 1. Agustin, Cris PM. 2013. Hubungan Masa Kerja dan Sikap Kerja dengan Kejadian Sindrom Terowongan Karpal pada Pembatik CV. Pusaka Beruang Lasem. Skripsi. Jawa Tengah : Universitas Negeri Semarang. 2. Harsono, WR. 1995. Carpal Tunnel Syndrome at Workers Who Were Exposed by Repeated Biomechanical Pressures at Hand and Wrist in Tire Industry RSIN Company. 3. NIOSH. 1997. Occupational expossure to hand arm vibration, us department of health and human services. 4. Pangestuti, Angelia Ayu. 2014. Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome

pada Pekerja Gerinda di PT DOK dan Perkapalan Surabaya. The International Journal of Occupational Safety and Health, volume 3, no.1 Jan Jun 2014: 14 24. 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No: PER.13/MEN/X/2011. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja: 8 11. 6. Rambe, Aldy S. 2004. Sindrom Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome). FK USU: USU Digital Library. carpal tunnel syndrome. Am J Ind Med. 1987;11(3):343 58. 10. Suherman, Bambang, dkk. 2012. Beberapa Faktor Kerja yang Berhubungan dengan Keluhan CTS pada Petugas Rental Komputer di Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya; Universitas Siliwangi. 11. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi: Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press. 7. Riko, Hendra J. 2013. Proses Produksi Mesin Gerinda Tangan. Makalah. Malang; Universitas Katolik Widya Karya Malang. 8. Rusdi, Yusuf. 2007. Hubungan antara Getaran Mesin pada Pekerja Bagian Produksi dengan Carpal Tunnel Syndrome Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I. Skripsi. Jawa Tengah : Universitas Negeri Semarang. 9. Silverstein BA, Fine LJ, Armstrong TJ. Occupational factors and