BAB I PENDAHULUAN. utama pada masyarakat modern di dunia. Angka penderita diabetes dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat secara signifikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

MOIST DRESSING DAN OFF-LOADING MENGGUNAKAN KRUK TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya ( American Diabetes Association, 2013). Pasien DM

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

PENGARUH ELEVASI EKSTREMITAS BAWAH TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

EFEKTIVITAS ELEVASI EKSTREMITAS BAWAH TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2014). Proses

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kemakmuran, pendapatan per kapita yang meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penderita diabetes pada area kaki dengan kondisi luka mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

MOIST DRESSING DAN OFF-LOADING MENGGUNAKAN KRUK TERHADAP PENYEMBUHAN ULKUS KAKI DIABETIK. Tesis

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dunia. Prevalensi diabetes melitus pada tahun 2000 sekitar 2,8% atau 171 juta

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. maupun keturunan secara bersama-sama yang mempunyai karakteristik

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan teknologi di dunia kesehatan, telah terjadi

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) merupakan yang tertinggi di dunia (Wild, et al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) semakin bertambah. Pada

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

PENGARUH TERAPI PSIKORELIGIUS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah salah satu dari masalah kesehatan utama pada masyarakat modern di dunia. Angka penderita diabetes melitus di dunia tercatat 382 juta jiwa menderita penyakit ini pada 2013 dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat secara signifikan menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035 (Guariguata, et al., 2013). Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan kronis yang sangat merugikan dan dampaknya sangat buruk untuk penderitanya. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik di dalam tubuh yang berkaitan dengan dua hal penting yaitu kadar glukosa darah dan insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah yang dihasilkan dari kegagalan dalam produksi insulin, aksi insulin, atau keduanya (Ujwala, 2015). Diabetes melitus diklasifikasikan sebagai penyakit tunggal, tetapi penanganan yang tidak tepat pada penderita diabetes melitus akan mengakibatkan berbagai komplikasi sekunder seperti disfungsi ginjal, kelainan jantung, retinopati diabetik, neuropati, dan aterosklerosis (Chen, et al., 2014). Komplikasi lain yang paling sering 1

2 terjadi pada penderita diabetes melitus adalah neuropati khususnya tipe polineuropati sensorik menyebabkan penurunan sensibilitas terhadap nyeri, tekanan, dan suhu sehingga pasien neuropati beresiko mengalami cidera dan infeksi pada kaki tanpa diketahui (Aguilar, 2009). Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi yang paling serius dan dapat menyebabkan kecacatan pada penderita diabetes melitus. Terjadinya ulkus kaki diabetik merupakan representasi dari neuropati. Salah satu penyebab dari ulkus kaki diabetik adalah penurunan sirkulasi perifer yang sangat dipengaruhi oleh tingginya kadar glukosa darah dan berhubungan erat dengan penyakit arterial perifer. Sirkulasi perifer yang menurun akan menyebabkan kematian jaringan dan iskemik yang beresiko menjadi ulkus kaki diabetik. Prevalensi kejadian ulkus kaki diabetes pada penderita diabetes melitus adalah antara 4-10% dan diestimasikan seumur hidup penderita dapat mengalami ulkus kaki hingga 25% (Singh, Armstrong & Lipsk, 2005; Sumpio, 2000). Penatalaksanaan pada ulkus kaki diabetik secara komprehensif diperlukan dalam manajemen luka diabetik agar fase penyembuhan ulkus tidak memanjang dan tidak terjadi komplikasi. Bila sudah terjadi penyulit atau komplikasi, usaha untuk

3 menyembuhkan keadaan tersebut kearah normal menjadi sangat sulit. Hal ini dikarenakan kerusakan yang terjadi umumnya akan menjadi kronis dan bisa sampai pada tindakan amputasi (Bowker & Pfeifer, 2008; Bryant & Nix, 2007). Angka kematian yang disebabkan oleh ulkus kaki diabetik mencapai 17-23% dan 15-30% disebabkan karena tindakan amputasi. angka kematian pada 1 tahun pasca amputasi sebesar 14,8% dan akan meningkat pada 3 tahun pasca amputasi sebesar 37% (Perkeni, 2009). Perawat profesional harus memahami upaya komprehensif penanganan ulkus kaki diabetik untuk mencegah tingginya angka kesakitan, amputasi bahkan kematian yang disebabkan dari komplikasi penyakit tersebut. Upaya komprehensif yang dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhan ulkus terdiri dari berbagai faktor meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: Mengatasi penyakit penyerta dan pemberat (komorbid), Status gizi dan nutrisi, Kadar glukosa darah, Growth factor dan Vaskularisasi perifer. Sedangkan untuk faktor eksternal dalam proses penyembuhan luka meliputi: Kontrol infeksi, Perawatan luka dan Pemilihan dressing yang tepat (Clayton & Elasy, 2009; Jeffcoate & Harding, 2003; Suriadi, 2015; Syabariyah, 2015).

4 Penatalaksanaan ulkus kaki diabetik diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan dalam hal ini agar setiap fase penyembuhan dapat difasilitasi dengan baik. Terdapat 3 prinsip utama yang sangat penting dalam penatalaksanaan ulkus kaki diabetik yaitu, kontrol infeksi, debridement, serta off-loading. Pengendalian infeksi dapat dilakukan dengan pemilihan dressing yang tepat yang dapat berfungsi mencegah terjadinya kontaminasi dengan lingkungan luar luka. Dressing yang baik juga dapat menstimulasi dan mempercepat penyembuhan luka. Jenis dressing ini dikenal dengan konsep moist dressing yang sudah banyak diteliti oleh para ahli yang terbukti dapat menyediakan lingkungan yang lembab untuk mempercepat proses epitelisasi dan granulasi pada ulkus (Clayton & Elasy, 2009; Delmas, 2006; Jeffcoate & Harding, 2003; Kruse & Edelman, 2006). Menghilangkan atau mengurangi tekanan beban (off-loading) merupakan salah satu hal yang sangat penting namun sampai saat ini kurang mendapatkan perhatian dalam perawatan kaki diabetik. Pada penderita diabetes melitus yang mengalami ulkus pada kaki menjadi sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh pada area ulkus dan cara berjalan penderita yang masih menjadikan tumpuan berjalan pada kaki yang mengalami ulkus, maupun iritasi kronis dari alas kaki yang digunakan. Off-loading adalah sebuah teknik yang digunakan untuk

5 mengurangi tekanan pada plantar kaki atau daerah yang mengalami ulserasi dengan mentransfer beban kedaerah lainnya. Tekanan yang berlebihan pada area luka akan mengakibatkan terhambatnya proses penyembuhan ulkus sehingga ulkus sulit untuk sembuh. Menurut Cavanagh (2005) off-loading terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka. Bus (2008) menjelaskan empat metode off-loading yang umum digunakan di seluruh dunia dalam praktek klinis yaitu : teknik casting, penggunaan sepatu khusus, teknik off-loading bedah, dan teknik off-loading alternatif. Dari empat teknik tersebut metode casting dengan menggunakan Total Contact Cast (TCC) merupakan metode off-loading yang paling efektif dibandingkan dengan metode lain (Armstrong, et al., 2005). TCC dapat menurunkan tekanan hingga 69% dan penurunan tekanan tumit sebesar 45% pada pertama kali pemakaian dan dengan pemakaian yang rutin pada teknik ini dapat menjaga area luka dari gesekan. Mekanisme penggunaan TCC adalah dengan mengurangi kekuatan geser pada saat kaki berjalan, mengurangi gaya dorongan, mengunci sendi saat berjalan dan mengurangi tekanan yang membebani betis (Wertsch, 1995). Hal tersebut akan mengurangi efek

6 dari gesekan mekanik yang merupakan faktor penghambat penyembuhan luka (Maryunani, 2013). Proses penyembuhan luka harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan penyembuhan ulkus yang sedang terjadi. Untuk melakukan evaluasi pada ulkus kaki diabetik diperlukan penilaian karakteristik luka yang dapat dilakukan setiap kali ganti balutan atau setiap minggunya dengan menilai kemajuan ulkus. Hasil penilaian digunakan dengan cara membandingkan pengukuran hari pertama dan hari-hari berikutnya selama proses penyembuhan (Bozan, et al., 2006; Clayton & Elasy, 2009; Delmas, 2006; Jeffcoate & Harding, 2003; Kruse & Edelman, 2006). Pada ulkus kaki diabetik kecepatan penyembuhan luka dijelaskan oleh Margolis, et al., (1999) dalam 12 minggu sebesar 24,2% luka mengalami penyembuhan, hal ini terjadi pada luka superficial, tanpa infeksi dan iskemik. Hasil yang berbeda didapatkan dalam penilaian kecepatan penyembuhan luka pada ulkus kaki diabetik dalam penelitian RCT yang dilakukan intervensi off-loading dengan menggunakan TCC yaitu 73-90% mengalami penyembuhan dalam 31-69 hari pada ulkus kaki diabetik superficial tanpa infeksi dan iskemik. Dalam referensi lain disebutkan bahwa waktu

7 penyembuhan pada ulkus kaki diabetik dengan menggunakan metode off-loading adalah 30 hari (21-20%) (Jeffcoate & Harding, 2003). Penggunaan TCC dianggap sebagai standar emas untuk pengelolaan ulkus plantar neuropatik. Namun demikian manajemen pasien dengan TCC menimbulkan beberapa masalah, aplikasi yang tepat pada penggunaan TCC dengan menghindari lesi iatrogenik membutuhkan teknisi pemasangan yang terampil, memerlukan biaya yang mahal dan prosesnya membutuhkan waktu yang lama (Brem, Sheehan & Boulton, 2004; Rathur & Boulton, 2005). Dengan menggunakan TCC luka pada pasien juga tidak dapat diamati secara langsung dan mempersulit untuk melakukan penilaian proses penyembuhan terhadap luka. Faktor-faktor tersebut yang membuat penggunaan TCC untuk mempercepat penyembuhan pada ulkus kaki diabetik belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia. Salah satu metode menghilangkan beban pada kaki atau offloading selain dengan menggunakan TCC dapat dilakukan dengan teknik off-loading alternatif yaitu menggunakan alat sederhana seperti kruk yang mudah didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau tanpa mengurangi prinsip dari off-loading. Pasien yang mengalami ulkus kaki diabetik tidak diperbolehkan menggunakan kaki yang mengalami ulkus sebagai tumpuan saat berjalan atau beraktifitas

8 karena dapat menghambat proses penyembuhan luka. Dengan menggunakan kruk pasien dapat tetap berjalan serta melakukan aktifitas seperti biasa. Alat yang digunakan pada lipatan ketiak ini bertujuan untuk mengurangi berat badan yang bertumpu pada tungkai bawah atau area ulkus dengan mendukung berat badan melalui lengan untuk mengkompensasi saat pasien berjalan agar tidak terjadi penekanan pada area ulkus yang dapat meningkatkan resiko perdarahan luka, merusak granulasi dan menghambat penyembuhan luka (Borrelli & Haslach, 2013; Clayton & Elasy, 2009; Delmas, 2006; Jeffcoate & Harding, 2003; Kruse & Edelman, 2006). Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan observasi pada bulan Maret 2016 di RSPAU Dr. S Hardjolukito Yogyakarta terlihat bahwa dressing yang digunakan di RS ini sudah menggunakan modern dressing, untuk pembatasan pergerakan pada kaki yang mengalami ulkus pada pasien Diabetes melitus tidak dilakukan. Perawat di RS ini belum memberikan pendidikan kesehatan pada pasien yang mengalami ulkus kaki diabetik terkait penggunaan kruk untuk alat bantu berjalan yang bertujuan untuk mengurangi beban dan tekanan pada area ulkus. RSPAU Dr. S Hardjolukito telah disediakan kruk dan kursi roda untuk pasien tetapi jarang digunakan oleh pasien dengan alasan tidak efisien.

9 Hal lainnya yang dapat diamati adalah cara berjalan dari pasien dengan ulkus kaki diabetik yang masih bertumpu pada kaki yang terdapat ulkus saat berjalan. Fenomena tersebut menarik untuk diteliti karena off-loading adalah salah satu faktor dalam manajemen luka yang mempengaruhi penyembuhan ulkus kaki diabetik. B. Perumusan Masalah Manajemen ulkus kaki diabetik harus memperhatikan jenis balutan yang digunakan pada ulkus serta pengurangan tekanan mekanik pada daerah ulkus (off-loading). Menilik dari hal tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh moist dressing dan off-loading menggunakan kruk terhadap proses penyembuhan luka pada pasien Diabetes melitus yang mengalami ulkus kaki diabetik di RSPAU Dr. S Hardjolukito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian Menganalisis pengaruh moist dressing dan off-loading menggunakan kruk terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetik pada pasien Diabetes melitus.

10 2. Tujuan Khusus Penelitian a. Menganalisis perbedaan penyembuhan ulkus kaki diabetik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. b. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam penyembuhan ulkus kaki diabetik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. D. Manfaat Penelitian 1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan keilmuan dan memperluas hasanah penelitian khususnya tentang pengaruh off-loading menggunakan kruk, serta dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain dan sampel yang lebih besar. 2. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermaanfaat untuk pasien dengan ulkus kaki diabetik dalam mempercepat waktu penyembuhan ulkus dan menjegah terjadinya komplikasi pada ulkus tersebut. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menambah informasi bagi perawat guna meningkatkan pengetahuan dan

11 keterampilan khususnya dalam membantu merawat pasien diabetes melitus dirumah untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan kenyamanan pasien. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan upaya penatalaksanaan ulkus kaki diabetik dengan cara mensosialisasikan hasil penelitian sehingga menjadi bahan pertimbangan rumah sakit untuk menerapkan teknik off-loading menggunakan kruk dalam meningkatkan proses penyembuhan ulkus kaki diabetik. Hasil penelitian ini juga dapat diaplikasikan pada tatanan pelayanan keperawatan baik di rumah sakit maupun di komunitas sebagai salah satu intervensi keperawatan mandiri perawat. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian Vaglia dan Caravaggi, 2010 Effectiveness of Removable Walker Cast Versus Nonremovable Fiberglass Off-Bearing Cast in the Healing of Diabetic Plantar Foot Ulcer, A randomized controlled trial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dari Removable Walker Cast dibandingkan dengan Nonremovable Fiberglass dalam penyembuhan ulkus plantar kaki diabetes, sebanyak 45 pasien diabetes yang sudah dewasa tanpa

12 iskemik, dan infeksi dari ulkus neuropati secara acak dibagi menjadi 2 group TCC dan Stabil-D grup diamati perkembangan luas ulkus dan tingkat penyembuhan selama 90 hari kemudian dievaluasi. Hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan dalam karakteristik demografi dan klinis dari 45 pasien yang menyelesaikan penelitian, luas ulkus menurun 1,41-0,21 cm2 (P <0,001) pada kelompok TCC dan 2,18-0,45 cm2 (P <0,001) pada kelompok Stabil-D, dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok (P = 0,722). Rata-rata waktu penyembuhan adalah 35,3 ± 3,1 dan 39,7 ± 4,2 hari di TCC dan kelompok Stabil-D, masing-masing (P = 0,708). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan 2 alat tersebut dalam proses penyembuhan ulkus kaki diabetik. Persamaan dengan penelitian adalah tujuan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui proses penyembuhan luka dengan teknik off-loading pada ulkus kaki diabetik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini tidak membandingkan 2 alat untuk mengetahui proses penyembuhan pada ulkus kaki diabetik. 2. Penelitian Wulandari, 2010 Pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyembuhan ulkus diabetik di wilayah Banten. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan

13 pendekatan nonequivalent control group design yang bertujuan mendapatkan gambaran pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyembuhan ulkus diabetik dengan jumlah sampel 7 orang kelompok kontrol dan 6 orang kelompok intervensi. Adapun hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyembuhan ulkus (p value 0,003). Persamaan dengan penelitian ini adalah tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui proses penyembuhan luka. Perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik yang digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka yaitu dengan elevasi ekstremitas bawah. 3. Penelitian Taufiq, 2011 Pengaruh latihan range of motion (ROM) ankle terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetik di RSUD Dr. H Abdoel Moeloek dan RSUD Jendral A. Yani Propinsi Lampung. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ROM ankle terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetik. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pre post test dengan kelompok kontrol, dengan jumlah responden sebanyak 7 responden pada kelompok kontrol dan 7 responden pada kelompok intervensi. Teknik pengambilan sampel dengan non probability consecutive sampling. Diperoleh hasil uji t test adanya

14 perbedaan yang signifikan rata-rata skor penyembuhan ulkus kaki diabetik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan ROM ankle (p= 0,001; α = 0,05). Persamaan dengan penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan kepada responden untuk mengetahui penyembuhan ulkus kaki yang dilihat dari ratarata skor penyembuhan ulkus kaki. Perbedaan dengan penelitian ini adalah perlakuan atau intervensi yang diberikan yaitu dengan ROM ankle untuk mempercepat proses penyembuhan ulkus kaki diabetik.