I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

III. METODE PENELITIAN. penelitian. Menurut Maryaeni metode adalah cara yang ditempuh oleh peneliti

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

I. PENDAHULUAN. memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang di

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB V PENUTUP. membangun rumah tidak dapat diketahui secara pasti, karena tradisi dilaksanakan

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB V PENUTUP. masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro.

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

I. PENDAHULUAN. Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Suatu Kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku (artinya kebiasaan) yang di pelajari yang pada umumnya dimiliki bersama oleh para warga dari suatu masyarakat. Kebudayaan menunjuk pada

2 berbagai aspek kehidupan, kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok tertentu. (Ihromi, 1987:18) Wujud kepercayaan tersebut dilakukan dengan berbagai ritual-ritual adat, ada juga yang berkembang menjadi upacara-upacara adat yang mengandung unsur magis sebagai penghubung antara manusia dengan alam ghaib. Pelaksanaan ritual adat ini mengandung usur-unsur ajaran agama, nilai-nilai norma yang berlaku dalam masyarakat yang disampaikan kepada semua warganya. Ritual-ritual adat biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, hubungan masyarakat dan sistem mata pencaharian hidup, keselamatan dan kebahagiaan. Biasanya kejadian-kejadian ritual tersebut dilakukan dengan memberikan sesajen ataupun dengan benda-benda pusaka yang dianggap keramat dan merupakan warisan nenek moyang. Kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan ghaib merupakan kebudayaan Indonesia yang dimiliki sejak dahulu. Konsep kepercayaan dari animism adalah pemujaan terhadap roh ghaib (supranatural), terutama roh nenek moyang atau roh-roh halus lainya. (Suparman,2003: 94). Salah satu unsur kebudayaan dan kepercayaan yang masih dilestarikan bangsa Indonesia sebagai warisan budaya adalah suatu tradisi yang dilaksanakan dalam masyarakat Semende yang berupa upacara-upacara sakral, yang hingga saat ini masih dilaksanakan dan diyakini oleh masyarakat suku semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, seperti upacara

3 Pangku Paliare yaitu suatu upacara pembersihan benda pusaka puyang Awak serta do a bersama tolak balak masyarakat adat Semende,yang dilakukan untuk berbagai keperluan adat. Upacara Pangku Paliare hingga saat ini masih dilaksanakan setiap tahunnya dilaksanakan setiap tanggal 25 Muharam, di mana hari itu diyakini sebagai hari yang tenang, benda pusaka yang dimaksud merupakan benda amanat dari Puyang Awak, yaitu seseorang yang mengaku telah menanam keturunan suku Semende. Adapun benda pusaka adat Semende itu berupa: Sekin, Buk Panjang, Buk Pendek Khotbah, Pecahan Batu Penyanggah Hajar Aswat, Cap Stami, Cap Bulan Temanggal, Dan Kain. Benda pusaka tersebut merupakan milik anak cucu Puyang Awak yang dititipkan kepada Abidun dengan ketentuan yaitu benda pusaka tersebut ditempatkan di Ulu Way Besai, dimana tempat tersebut akan menjadi permukiman baru bagi anak cucu Puyang Awak (penanam suku Semende).(Efendi Ari,2006:7) Upacara ritual yang disebut pangku peliare yaitu pembersihan benda pusaka berupa: sekin, buk panjang, buk pendek khotbah, pecahan batu penyanggah Hajar Aswat, cap stami, cap bulan temanggal, dan kain. serta doa bersama memohon keselamatan dan tolak bala masyarakat adat Semende yang dilaksanakan setiap 25 Muharam, di mana hari itu diyakini sebagai hari yang tenang.( Rahidi, wawancara dengan ketua adat atau datuk pangku paliare didesa Mutar Alam kecamatan way tenong April:2011) Upacara Pangku Paliare ini pada dasarnya adalah upacara suku Semende, akan tetapi karena sekarang sudah banyak terdapat suku pendatang di Desa Mutar Alam maka upacara Pangku Paliare ini dilaksanakan bukan hanya masyarakat suku Semende saja, akan tetapi masyarakat suku Jawa ataupun suku lain pun ikut serta dalam upacara Pangku paliare tersebut. Hal tersebut

4 dikarenakan Adat istiadat dan kebudayaan Semende ini tidak terbatas oleh suku Semende saja, dan juga upacara pangku paliare ini adalah merupakan salah satu upacara yang sangat dipengaruhi oleh ajaran islam (ilmu tauhid dan syariat islam) yaitu untuk keselamatan dunia akhirat. Jadi Adat Semende itu termasuk kebudayaan Islam. (Anas Toha. Wawancara langsung derngan tokoh Masyarakat: Desember 2011). Di dalam Alquran berbunyi ittaqullah artinya bertaqwalah kepada Allah dengan mengerjakan yang diperintah dan meninggalkan yang dilarang. Upacara Pangku Paliare ini hanya dilaksanakan di desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat saja dan tidak dilaksanakan ditempat lain. Tempat pelaksanaan upacara tersebut dilaksanakan di masjid Babussalam yang merupakan masjid asli suku Semende, yang dibangun untuk melaksanakan upacara tersebut dan sebagai tempat menyimpan benda pusaka titipan Puyang Awak. Tempat pelaksanaan dan penyimpanan benda pusaka Puyang Awak tersebut, yang dibangun berupa masjid mempunyai simbol yang masing-masing dari symbol tersebut mempunyai makna yang berbeda, yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Semende Di Desa Mutar Alam. Symbol tersebut seperti terletak pada soko guru tunggal yang melambangkan ketauhidan suku Semende yang hanya mengesakan Allah SWT. serta menara masjid yang berlambang matahari dan timbangan, matahari menandakan bahwa orang Semende diharapkan mempunyai sifat seperti matahari yaitu hatinya terang dipancari Nur Ilahi. Dan symbol timbangan yang bermakna bahwa dalam segala aktifitas sosialnya msyarakatnya harus berlaku adil berdasarkan aturan-aturan yang ada baik berdasarkan aturan

5 fikih islam maupun atuaran yang sudah ditetapkan bersama-sama.( Efendi Ari.2006:7) Upacara tersebut dilaksanakan terus-menerus hingga saat ini dan menjadi upacara yang rutin dilaksanakan satu kali setiap tahunya yaitu setiap tanggal 25 Muharram, Karena upacara pangku paliare ini dilaksanakan berdasarkan amanat dari puyang awak, yang dilaksanakan oleh Masyarakat di Desa Mutar Alam dengan melibatkan seluruh Masyarakatnya, yang mempunyai tujuan yang baik, yaitu sebagai do a memohon keselamatan dan kebahagiaaan khususnya bagi masyarakat suku semende dan umumnya masyarakat di desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong. Dalam pelaksanaanya, Upacara Pangku Paliare ini tardapat tiga tahap kegiatan yang harus dilakukan, serta terdapat beberapa macam syarat yang harus dipenuhi yang berdasarkan pedoman dan amanat dari puyang awak. Dari tiga tahap tersebut dilaksanakan dengan waktu yang terpisah, yaitu dimulai dari tahap persiapan yaitu menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, pelaksanaan Upacara dan terakhir penutupan Upacara pangku Paliare. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana Tata Cara Pelaksanaan upacara Pangku Paliare di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdadasrkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Upacara Pangku Paliare Memiliki Fungsi Pokok yang khas bagi Masyarakat di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. 2. Upacara Pangku Paliare ini memiliki Makna dan Simbol yang khas bagi masyarakat Di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat 3. Pangku Paliare masyarakat suku Semende bersifat kontinu atau berlangsung terus menerus satu kali setiap tahun di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. 4. Upacara Pangku Paliare memiliki proses pelaksanaan dengan tahapantahapan yang teratur di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. 1.3 Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian yaitu pada proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat?.

7 1.5 Tujuan penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan Upacara Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat 1.6 Kegunaaan Penelitian Setiap penelitian tentunya mempunyai kegunaan pada pihak yang membutuhkan, adapun kegunaan dalam penelitian ini antara lain diharapkan bermanfaat untuk: 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan budaya, dan informasi mengenai proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di desa Mutar Alam Kec. Way Tenong Lampung Barat 2. Bagi Pendidikan Para pembaca serta instansi terkait lainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan budaya, ilmu pengetahuan serta sebagai masukan informasi dalam ilmu Antropologi Budaya. 3. Bagi dinas kebudayaan Bagi dinas kebudayaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan atau keputusan serta pemahaman budaya Semende sebagai pedoman penelitian lain yang berhubungan dengan desa Mutar Alam Keamatan way Tenong Lampung Barat. 4. Bagi masyarakat Desa Mutar Alam Bagi masyarakat Desa Mutar Alam penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan yang mengulas mengenai tata cara proses pelaksanaan Upacara

8 Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat 1.7 Ruang Lingkup Penelitian a. Obyek Penelitian : Tata cara proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare masyarakat Suku Semende b. Subjek penelitian : Masyarakat Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. c. Tempat penelitian : Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat. d. Waktu Penelitian : Tahun 2011 e. Bidang Ilmu : Antropologi Budaya