BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui pendidikan manusia dapat mencapai kemajuan keberadapan dan manusia menjadi subjek pelaku pendidikan itu sendiri. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar mempunyai peranan penting dalam mentransfer pengetahuan dan ketrampilan kepada anak didik. Peranan tersebut diharapkan dapat menghasilkan menusia-manusia yang berkualitas. Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang dapat memungkinkan mereka untuk menunjukkan aktifitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidikan itu sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Sehingga apa yang diberikan oleh penyelenggara pendidikan menjadi bekal dalam menghadapi era globalisasi berdasarkan karakter baik yang dibangun. Belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting yaitu belajar merupakan proses secara biologis dan proses secara psikososial 1. Standar PAUD merupakan bagian intergral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana 1 Baharuddin dan Esa Nurwahyuni, Konsep Belajar Konstruktivisme Vygotsky, 2007, hal 124 1
2 tertulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD yang terdiri dari empat kelompok, yaitu: standar tingkat pencapaian perkembangan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar isi, proses, penilaian dan standar sarana dan prasarana, pengelolahan dan pembiayaan. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membanntu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Seperti pasar yang memasarkan dagangannya, sekolah-sekolah yang kian lama kian bertambah juga berusaha mencari konsumen. Setiap sekolah berusaha menawarkan pelayanan dan pengajaran terbaiknya,agar sekolah tetap hidup dan diminati oleh orang tua atau peserta didik. Kondisi demikian mengakibatkan persaingan antar sekolah. Persaingan sekolah yang dimaksud mulai dari fasilitas hingga cara mendidik anak. Hal buruk yang mungkin saja terjadi dengan mencitrakan sekolah sebagai ajang kekuasaan, kepentingan kelompok atau individu. Contohnya sekolah A yang berdiri terlebih dahulu merasa tersaingi dan terancam keberadaannya jikalau hadir sekolah B yaitu TK Mitra Penabur berjenjang sama yang letaknya hampir berdekatan. Dengan berbagai cara A mencari cara bagaimana B menjatuhkan pamor dan menarik peserta didik.
3 Hal ini membuktikan bahwa persaingan dunia pendidikan sangat ketat, tidak hanya berkaitan dengan persaingan kualitas tetapi juga persaingan mendapatkan siswa. Terlebih ketika tingginya harga pendidikan menjadi penilaian dalam pemilihan sekolah. Seperti yang dialami TK Mitra Penabur. Pertumbuhan dunia pendidikan dalam hal ini pendidikan anak usia dini berkembang cukup banyak. Ini bisa dilihat dari semakin banyaknya sekolah anak usia dini yang bermunculan dalam satu wilayah kelapa gading Jakarta utara. Sekolah-sekolah mengarahkan anak lebih pada kemampuan akademisnya yang mampu membaca, menulis dan berhitung diusia 2 tahun hingga 5 tahun. Kemampuan yang mereka berikan tentu tidak mengacu pada perkembangan anak. Untuk mendapatkan siswa, sekolah-sekolah ini berusaha memaksakan kemampuan akademis anak. Keresahan ini tentu membayangi sekolah-sekolah yang belum siap bersaing secara sehat. Munculnya sekolah berjenjang sama yang letaknya berdekatan memungkinkan rasa terancam kalah bersaing. Persaingan bagi siswa yang kualitas input siswa yang memadai menjadikan permasalahan tersendiri bagi setiap sekolah. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Bentuk pembelajaran yang berorintasi pada kehendak dan dominasi guru dan yang membuat anak menjadi pasif membuat anak menjadi tidak nyaman dan kehilangan kepercayaan diri. TK Mitra Penabur berusaha memperbaharui dan mencampur metode pengajaran akademik dengani non akademik untuk memenuhi kebutuhan orang tua murid dalam persaingan. Dimana anak langsung
4 bereksplorasi dan menemukan sesuatu dari pengalamannya dimana pengetahuan tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak. Dalam proses belajar mengajarnya TK Mitra Penabur mempunyai prinsip belajar berangkat dari pandangan bahwa anak pada dasarnya merupakan pembelajar aktif. Anak mampu membangun pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan melalui pengalaman-pengalaman interaksional. Pengetahuan dan pemahamannya bukan merupakan sesuatu yang diberikan oleh orang lain kepada anak, melainkan merupakan sesuatu yang dikonstruksi oleh anak jadi pengalamannya dibangun oleh anak sendiri. Dalam pelaksanaannya, model kurikulum yang terinteregasi, subjeksubjek bidang pengetahuan dan keterangan tidak dipelajari secara terpisah melainkan menjadi kesatuan yang terpandu secara informal dalam kegiatankegiatan belajar. Anak pun memiliki kesempatan untuk melakukan pilihan yang sudah merepresentasikan minat-minat anak. Anak mampu mengekplorasi. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka TK Mitra Penabur menyesuaikan pendidikan sesuai tahap-tahap perkembangannya.. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai saat ini belum memiliki standar yang dijadikan acuan minimal dalam penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal atau nonformal. Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat
5 dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik. Dalam satu intitusi komunikasi sangatlah penting sebagai sarana untuk membangun dengan pihak ekstern dalam mengembangkan institusinya. Setiap perusahaan mempunyai citra yang didasari atau telah melekat pada perusahaan tersebut, itu semua tidak lepas dari pendapat yang terbentuk dari publik eksternal. Citra positif TK Mitra Penabur yang membawa citra positif dari BPK Penabur menjadi perhatian besar dalam suatu perusahaan. TK Mitra Penabur yang memiliki citra positif yang terbentuk dari BPK Penabur dengan sendirinya akan menikmati keuntungan-keuntungan dari citra positif BPK Penabur tersebut. Sekolah yang komit membangun citra perusahaannya akan sangat mungkin memiliki kesempatan dalam meningkatkan keinginan orang tua untuk menjadi bagian dalam sekolah tersebut. Masalahnya membangun citra TK Mitra Penabur yang baru berdiri sekitar 5 tahun ini, bukanlah hal yang mudah. Alasan-alasan orang tua murid, proses belajar yang di terapkan oleh TK Mitra Penabur dan pelayanannya pun menjadi sebuah masalah karena masih adanya citra BPK Penabur yang terekam dibenak orang tua murid. Ini menuntut waktu, biaya, komitmen jangka panjang untuk mengetahui citra TK Mitra Penabur di benak orang tua murid. Menciptakan dan menjaga citra merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh TK Mitra Penabur, sebab apabila citra sekolah menjadi rusak, pendapat orang tua murid terhadap perusahaan akan buruk. Sekolah yang telah rusak citranya
6 akan sulit diperbaiki, hal ini disebabkan hilangnya kepercayaan orang tua murid yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Melalui informasi-informasi yang diberikan orang tua murid tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan TK Mitra penabur didalam sekolah maupun diluar sekolah yang melibatkan orang tua maupun yang tidak melibatkan orang tua inilah mampu menimbulkan citra perusahaan ditengah-tengah masyarakat. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut bagaimana citra TK Mitra Penabur Kelapa Gading Jakarta Utara. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penulis dalam melakukan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui citra TK Mitra Penabur Kelapa Gading. 1.4 Manfaat Penelitian Dua macam manfaat hasil penelitian ini yaitu: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian ilmu komunikasi khususnya dalam bidang Citra Perusahaan/lembaga.
7 b. Manfaat Praktis Bermanfaat dalam meningkatkan citra positif TK Mitra Penabur Kelapa Gading pada masa mendatang.