PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

PENERAPAN STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMPN 11 PADANG

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK TALK WRITE DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

Muhammad Gufron*, Dra. Sefna Rismen **, Villia Anggraini **

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

ABSTRAK. Kata kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Think Talk Write. ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII MTs N DI KABUPATEN PESISIR SELATAN. Yanti Nazmai Ekaputri 1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI PETA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Riau Kepulauan, Batam, Indonesia Abstrak

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DENGAN METODE HYPNOTEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Beni Junedi 1, Sari Lestari 2

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Siti Rohmah, 2013

P-ISSN: September 2017

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi. matematika siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Questions Student Have (QSH) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP N 20 Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PASAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

Transkripsi:

OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 2, No. 2. April 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Ramadhani Fitri 1, Oktri Yani 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Insan Madani Airmolek Ramadhani_fitri44@yahoo.co.id 2 Mahasiswa Program Studi Matematika STKIP Insan Madani Airmolek Oktriyani72@yahoo.co.id Abstract. The research is based on the students low communication ability in mathematical field at SMP Muhammadiyah Pasir Penyu. The round club learning model using is expected to overcome this problem and if becomes the purpose of the research. This is an experimental research which uses Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design. Based the hypothesis test result is obtained that t count= 2.255 > t table = 2.0003 and it alpha 0.05. It can be concluded that the students communication ability in mathematical field by applying the round club learning model can be increased better than the conventional one. Keywords: Round Club Learning Models, Mathematical Communication Skills of Students Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP Muhammadiyah Pasir Penyu. Penggunaan model pembelajaran round club di duga dapat mengatasi komunikasi matematis siswa yang masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran round club. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa t hitung = 2,255 > t tabel = 2,0003 dengan taraf nyata adalah 0,05. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis dengan penerapan model pembelajaran round club lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematis dengan penerapan model pembelajaran konvensional (biasa) pada kelas VIII di SMP Muhammadiyah Pasir Penyu. Kata Kunci: Model Pembelajarn Round Club, Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas sampai perguruan tinggi. Adapun tujuan mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang di dalam SI Mata Pelajaran Matematika adalah agar siswa mampu: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan 52

Ramadhani Fitri, Oktri Yani Penerapan Model Pembelajaran Round Club Terhadap Kemampuan... pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dari kutipan di atas, maka salah satu tujuan terpenting dalam pembelajaran matematika yaitu komunikasi matematis. Komunikasi dalam pembelajaran matematika merupakan pemberian kesempatan kepada setiap siswa untuk mengkomunikasikan cara berfikir mereka secara logis kepada teman, guru dan orang lain baik dengan cara mendengarkan, berdiskusi, bertanya, dan menulis tentang matematika. Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan dalam suatu komunitas. Dalam matematika, berkomunikasi mencangkup ketrampilan/kemampuan untuk membaca, menulis, menelaah dan merespon suatu informasi. Turmudi (2008:73) menjelaskan bahwa aspek komunikasi hendaknya menjadi aspek penting dalam pembelajaran matematika. Aspek komunikasi melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan gagasannya, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Menurut National Council of Teachers of Mathematics NTCM (Ansari, 2012:11) mengemukakan matematika sebagai alat komunikasi (mathematics as communication) merupakan pengembangan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematika, sehingga siswa dapat: (1) mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan hubungannya, (2) merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi, (3) mengungkapkan ide matematika secara lisan dan tulisan, (4) membaca wacana matematika dengan pemahaman, (5) menjelaskan dan mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah dipelajarinya, dan (6) menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematik, serta perannnya dalam mengembangkan ide/gagasan matematik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Pasir Penyu terhadap guru dan siswa kelas VIII, peneliti melihat bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan ide matematika secara tertulis masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari cara penyelesaian siswa dalam menjawab soal sebagai berikut: Andi seorang pengusaha ternama dikotanya, ia memiliki sebuah taman berbentuk lingkaran yang sangat luas. Luas taman Andi adalah 100 m 2. Meskipun Andi telah memiliki tanaman yang luas tetapi Andi ingin memiliki sebuah taman lagi yang berbentuk lingkaran dengan panjang jari-jari ¼ kali panjang jari-jari lingkaran taman pertama. Ubahlah masalah tersebut kedalam bentuk model matematika dan hitunglah perubahan luas kedua taman Andi tersebut! Jelaskan alasanmu!. Dalam soal komunikasi ini, siswa diminta untuk dapat merubah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari kedalam model matematika dan untuk dapat mengetahui perubahan luas taman yang dimiliki oleh Andi. Salah satu jawaban siswa dari 28 siswa dalam menyelesaikan soal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. 53

Vol. 2, No. 2, April 2017 Gambar 1. Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Soal Dari Gambar 1 terlihat bahwa jawaban yang diberikan oleh salah seorang siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa belum mampu membuat model matematika yang sesuai dengan permasalahan dan siswa juga belum dapat menuliskan idenya secara tertulis dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dari 28 orang siswa terdapat 8 orang siswa (28,6%) yang menjawab benar, 14 orang siswa (50%) menjawab tetapi salah dan 6 orang siswa (21,4%) tidak menjawab sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah dengan penerapan model pembelajaran round club. Model pembelajaran round club merupakan pembelajaran aktif, dimana siswa saling bekerja sama untuk saling membantu menyelesaikan persoalan dan siswa diberi kesempatan untuk menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengarkan, dan menanyakan tugas yang diberikan oleh guru kepada kelompoknya. Dengan adanya diskusi di dalam kelompok, siswa akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. Model pembelajaran round club atau keliling kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri (Kurniasih dan Berlin Sani 2015:109). Model pembelajaran round club (keliling kelompok) yaitu pemberian kesempatan kepada masing-masing siswa secara keliling atau berputar didalam kelompoknya untuk menanggapi tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan didalam kelompok tersebut (Istarani 2011:196). Jadi, model pembelajaran round club (keliling kelompok) yaitu setiap siswa didalam kelompoknya menanggapi tugas yang diberikan oleh guru, tugas tersebut berisikan masalah yang harus dicari jawabannya dengan cara berdiskusi. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model round club dimaksudkan agar setiap siswa saling membantu untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan setiap siswa mendapat kesempatan untuk menanggapi atau memberikan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi, sehingga setiap siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar yang sedang dilaksanakan. Pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok merupakan cara yangcefektif untuk mengubah pola diskusi di dalam kelas yang akan mengaktifkan setiap anggota 54

Ramadhani Fitri, Oktri Yani Penerapan Model Pembelajaran Round Club Terhadap Kemampuan... kelompok. Menurut Huda (2011:141) yang sejalan dengan pendapat Isjoni dan Lie, mengatakan bahwa teknik keliling kelompok masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain. Model pembelajaran kooperatif tipe keliling kelompok ini memberikan kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk memberikan kontribusi mereka dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain dalam pemecahan suatu permasalahan. Dimana penerapannya dimulai dari pertama sekali siswa membentuk kelompoknya masing-masing, kemudian masingmasing kelompok diberi waktu 20 menit untuk mempelajari materi yang akan dibahas. Teknis pelaksanaan dari model pembelajaran round club (keliling kelompok) yaitu: 1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, 2) Guru membagi siswa menjadi kelompok, 3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja, 4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan, 5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya, 6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan searah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan. Komunikasi adalah proses mengorganisasikan dan memproses data yang dilaksanakan diantara tahap observasi dan tahap interpretasi atau generalisasi. Indikator komunikasi matematis dalam Sumarmo (2005) adalah sebagai berikut. 1) Menghubungkan benda nyata gambar, dan diagram kedalam matematika. 2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika siswa secara lisan atau tertulis, dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. 3) Menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa simbol matematika. 4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5) Membaca presentasi matematika, evaluasi dan menyusun pertanyaan yang relevan. 6) Menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi. Maka berdasarkan uraian di atas dirumuskan fokus penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi apakah penerapan model pembelajaran round club terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa lebih baik dari siswa yang diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design. Dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 1. Desain Penelitian Group Variabel Terikat Postes R Eksperimen X Y2 R Kontrol Y2 Keterangan: R = Randomisasi X = Perlakuan Y2 = Posttest 55

Vol. 2, No. 2, April 2017 Karena populasi dalam penelitian ini berjumlah 2 kelas (54 orang siswa) maka untuk menentukan sampel, peneliti menggunakan metode cabut undi. Dari hasil cabut undi diperoleh bahwa kelas VIIIb sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran round club dan kelas VIIIa sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode tes yang jenisnya berupa uraian. Teknik analisa data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji t (Independent Sample T-Test). Uji ini dilakukan karena data berasal dari sampel yang saling bebas dan kedua kelas sampel berdistribusi normal dan homogen. Adapun kriteria pemberian skor kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan kategori kualitatif dan kuantitatif adalah sebagai berikut. Tabel 2. Kriteria Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Skor Sajian Jawaban Level 4 Memberikan jawaban degan jelas dan lengkap, penjelasan atau deskripsi tidak ambigu (bermakna ganda); dapat memasukkan suatu diagram yang tepat, dan lengkap; mengkomunikasikan secara efektif kepada audien; mengajukan argument pendukung yang kuat dan dapat diterima secara logis dan lengkap; dapat memasukkan contoh-contoh dan bukan contoh. Level 3 Memberikan jawaban hampir lengkap dengan penjelasan atau deskripsi yang masuk akal; dapat memasukkan diagram yang hamper tepat dan lengkap; Secara umum mampu mengkomunikasikan secara efektif kepada audien; Mengajukan argument pendukung yang dapat diterima secara logis, tetapi Mengandung beberapa kesalahan kecil. Level 2 Membuat kemajuan yang berarti, tetapi penjelasan atau deskripsi agak ambigu atau kurang jelas; dapat membuat suatu diagram yang kurang betul atau kurang jelas; Komunikasi atau jawaban agak samar-samar atau sulit diinterpretasi; argument kurang lengkap atau mungkin didasarkan pada premis yang tidak dapat diterima secara ligis. Level 1 Gagal memberi jawaban lengkap namun mengandung beberapa unsur yang benar; memasukkan suatu diagram yang tidak relevan dengan situasi soal atau diagram tidak jelas dan sulit di interpretasi; Penjelasan atau deskripsi menunjukkan alur yang tidak benar. Level 0 Komunikasi tidak efektif; dapat membuat diagram dengan lengkap tetapi tidak mencerminkan situasi soal; kata-kata tidak merefleksikan soal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, terlebih dahulu penulis melakukan uji normalitas dan uji homogenitas dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut. 56

Ramadhani Fitri, Oktri Yani Penerapan Model Pembelajaran Round Club Terhadap Kemampuan... Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas Nilai Sig. Keterangan Eksperimen 0,78 Normal Kontrol 0,63 Normal Dari table 3 terlihat bahwa nilai signifikan pada kelas eksperimen adalah 0,078 dan nilai signifikan pada kelas kontrol adalah 0,63. Karena signifikan pada kedua sampel lebih besar dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas dianalisis dengan menggunakan Uji F. Nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,112 dan α =0,05. Karena signifikan α maka dapat disimpulkan bahwa artinya kedua sampel memiliki variansi yang homogenitas. Setelah data berdistribusi normal dan homogen maka peneliti melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t Independent Samples T-Test. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas N Ʃ X S S 2 Eksperimen 26 1950 75 14,4 207,5 Kontrol 28 1803 64,4 19,6 384,55 Dari Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil tes kemampuan komunkasi kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil tes kemampuan komunikasi kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa t hitung = 2,255 dan t tabel = 2,0003. Karena t hitung > t tabel atau 2,255 > 2,0003 maka H 0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran round club lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan pada tahap penggunaan model pembelajaran round club siswa dilatih untuk menghubungkan benda nyata gambar, dan diagram kedalam ide matematika, kemudian menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika siswa secara lisan ataupun tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar, serta menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa simbol matematika. Dalam tahap penerapan model pembelajaran round club terdapat kegiatan dimana siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan oleh guru. Didalam LKS tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan ditulis di dalam LKS tersebut. Dengan bantuan alat peraga yang diberikan oleh guru, siswa akan lebih mudah untuk menemukan jawabannya. Setelah selesai mengerjakan LKS maka salah satu kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas yang diberikan oleh guru. Setelah mempresentasikan, salah satu siswa dalam masingmasing kelompok memberikan pertanyaan atau tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi tersebut. Sehingga Kemampuan komunikasi matematis siswa yang di ajar dengan model pembelajaran round club lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematis yang diajar dengan pembelajaran konvensional. 57

Vol. 2, No. 2, April 2017 KESIMPULAN DAN SARAN Karena t hitung = 2,255 > t tabel = 2,0003 maka hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran round club lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional pada kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Pasir Penyu. Diharapkan pada guru matematika agar dapat menggunakan model pembelajaran round club, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil kemampuan komunikasi matematis siswa. DAFTAR PUSTAKA Ansari, B. I. (2012). Konsep dan Aplikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena Banda Aceh Divisi Penerbitan. Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Kurniasih, I dan Berlin, S. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena. Suderajat, H. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika Suhaedi, D. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Realistik. Makalah. Sumarmo, U. (2005). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UPI. Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cipta Pustaka. Wardhani Sri. (2008). Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTS untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika. 58