HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian balita (AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

Cakupan Imunisasi Dasar dengan Kejadian ISPA pada Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah Puskesmas Wonosari 1 Kabupaten Gunungkidul

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

Faktor-Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.4, November 2017, hal

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. hidung sampai alveoli. ISPA terdiri dari bukan pneumonia, pneumonia, dan

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB V PEMBAHASAN. kepadatan hunian tidak menunjukkan ada hubungan yang nyata.

KEPATUHAN IBU TERHADAP KUNJUNGAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN

Lingkungan Fisik Kamar Tidur dan Pneumonia pada Anak Balita di Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS MOJOGEDANG II KABUPATEN KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

SUMMARY ABSTRAK BAB 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO SEMARANG TAHUN 2013

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

Journal of Health Education

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) TOMPEYAN TEGALREJO DI KOTA YOGYAKARTA

RELATIONS OF NUTRITIONAL AND IMMUNIZATION STATUS WITH ACUTE RESPIRATORY INFECTION (ARI) ON UNDER-FIVE IN PUBLIC HEALTH CENTER CEMPAKA BANJARBARU 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN STATUS IMUNISASI DPT DENGAN PNEUMONIA PADA BAYI USIA 0-12 BULAN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

GAMBARAN PRAKTIK/KEBIASAAN KELUARGA TERKAIT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS SIGALUH 2 BANJARNEGARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tertinggi terjadi pada kelompok usia 1-4 tahun. (Kemenkes RI, 2013).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

PROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015 Puspita Sari*,Vitawati** * Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ** Mahasiswi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ABSTRACT Background: Pneumonia is one of the largest contributors to health problems and causes of death of children under five years old. Pneumonia kills approximately 935,000 children under the age of five in 2013, accounting for 15% of all deaths in children under five years of age. Pneumonia in children most commonly found in children with incomplete immunization status. Immunizations are associated with the incidence of pneumonia is the pertussis immunization in DPT, measles, Haemophilus influenza, and pneumococcal. Objective: To determine the correlation of DPT and measles immunization on the incidence of pneumonia in children aged 10 months-5 years in the city of Palu Sangurara health centers in 2015. Methods: This study is a non-experimental study with cross sectional approach. The population is all pediatric patients who came to the Sangurara clinic which were as many as 1,782 children. The sample was 95 children aged 10 months-5 years, obtained by purposive sampling. Results: The results of the data analysis conducted with chi-square test to find out the correlation between DPT immunization towards pneumonia showed p value was 0,011 so that H1 is accepted. The value of phi test showed 0,260 that indicate negative correlation with the strength of the correlation is weak. Furthermore, the results of data analysis with chi square test about the correlation between measles immunization towards pneumonia found that value of p <0.05 is 0,002 so that H1 is accepted. Phi test values was 0,319 indicates that the negative correlation with the strength of the correlation was intermediate. Conclusion: There is a significant correlation between DPT and measles immunization in reducing the incidence of pneumonia in children aged 10 months-5 years in the city of Palu Sangurara health centers in 2015. Keywords: Pneumonia, DPT and measles immunization 42 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

ABSTRAK Latar Belakang : Pneumonia membunuh kira-kira 935.000 anak di bawah usia lima tahun pada tahun 2013, terhitung untuk 15% dari seluruh kematian anak di bawah usia lima tahun. Pneumonia pada anak paling banyak ditemukan pada anak dengan status imunisasi yang belum lengkap. Imunisasi yang berhubungan dengan kejadian penyakit pneumonia adalah imunisasi pertusis dalam DPT, campak, Haemophilus influenza, dan pneumokokus. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pemberian imunisasi DPT dan campak terhadap kejadian pneumonia pada anak usia 10 bulan-5 tahun di puskesmas Sangurara kota Palu tahun 2015. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua pasien anak usia 10 bulan-5 tahun yang datang ke puskesmas Sangurara berjumlah 1.782 anak. Sampel yang digunakan berjumlah 95 anak yang berusia 10 bulan-5 tahun, diperoleh dengan cara purposive sampling. Hasil : Hasil analisa data uji chi square mengenai hubungan antara pemberian imunisasi DPT terhadap kejadian pneumonia diperoleh nilai p < 0,05 yaitu 0,011 sehingga H1 diterima. Nilai uji Phi 0,260 menunjukkan bahwa korelasi negatif dengan kekuatan korelasi lemah. Selanjutnya hasil analisis data uji chi square mengenai hubungan antara pemberian imunisasi campak terhadap kejadian pneumonia diperoleh nilai p < 0,05 yaitu 0,002 sehingga H1 diterima. Nilai uji Phi 0,319 menunjukkan bahwa korelasi negatif dengan kekuatan korelasi sedang. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi DPT dan campak dalam menurunkan kejadian pneumonia pada anak usia 10 bulan-5 tahun di puskesmas Sangurara kota Palu tahun 2015. Kata Kunci : Pneumonia, Imunisasi DPT dan campak PENDAHULUAN Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyumbang terbesar penyebab kematian anak usia di bawah lima tahun. Pneumonia membunuh anak lebih banyak daripada penyakit lain apapun, mencakup hampir 1 dari 5 kematian anak-balita, membunuh lebih dari 2 juta anak-balita setiap tahun yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Oleh karena itu pneumonia disebut sebagai pembunuh anak no 1 (the number one killer of children). Di negara berkembang pneumonia merupakan penyakit yang terabaikan (the neglegted disease) atau penyakit yang terlupakan (the forgotten disease) karena begitu banyak anak yang meninggal karena pneumonia namun sangat sedikit perhatian 43 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

yang diberikan kepada masalah pneumonia [1]. Pneumonia membunuh kirakira 935.000 anak di bawah usia lima tahun pada tahun 2013, terhitung untuk 15% dari seluruh kematian anak di bawah usia lima tahun [2]. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan [3]. Pneumonia pada anak paling banyak ditemukan pada anak dengan status imunisasi yang belum lengkap. Anak yang belum mendapatkan imunisasi lebih rentan terkena pneumonia. Imunisasi yang berhubungan dengan kejadian penyakit pneumonia adalah imunisasi pertusis dalam DPT, campak, Haemophilus influenza, dan pneumokokus [4]. Pada penelitian terdahulu (Anonim, 2009) mengemukakan bahwa dengan imunisasi campak yang efektif sekitar 11% kematian pneumonia balita dapat dicegah dan dengan imunisasi pertusis (DPT) 6% kematian pneumonia dapat dicegah [5]. Jumlah anak pada tahun 2014 di kota Palu adalah sebanyak 38.538 anak. Sedangkan angka kejadian pneumonia pada anak di kota Palu pada tahun 2014 mencapai 4.050 kasus. Dimana wilayah kerja puskesmas Sangurara sendiri merupakan salah satu wilayah dengan jumlah penderita pneumonia terbanyak pada tahun 2014 yaitu mencapai 468 kasus dari 5.143 anak di puskesmas Sangurara. Anak yang memperoleh imunisasi DPT di kota Palu tahun 2014 mencapai 3.596 anak dan anak yang memperoleh imunisasi campak di mencapai 7804 anak. Sedangkan di peskesmas Sangurara sendiri pada tahun 2014, anak yang memperoleh imunisasi DPT mencapai 594 anak dan imunisasi campak sebesar 1052 anak [6]. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia salah satunya ialah imunisasi, yang kemudian dapat meningkatkan angka kejadian pneumonia. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pemberian imunisasi DPT dan campak terhadap kejadian pneumonia pada anak usia 10 bulan-5 tahun di Puskesmas Sangurara kota Palu tahun 2015. 44 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Sangurara Kota Palu dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015- Februari 2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien anak yang datang ke puskesmas Sangurara periode Januari- Desember 2015 yang berjumlah 1.782 anak. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah dengan cara Purposive Sampling, sedangkan jumlah sampel yang di teliti sesuai dengan rancangan penelitian ini adalah 95 anak. Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik masingmasing variabel yang diteliti. Analisis data bivariat yang digunakan adalah uji statistik Chi Square untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. Jika H1 diterima, selanjutnya dilakukan uji Phi untuk mengetahui kekuatan hubungan antara kedua variabel. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian diperoleh data yang telah dianalisis yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Univariat a. Distribusi sampel berdasarkan usia Tabel 4.1 Distribusi sampel berdasarkan usia Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan jumlah pasien anak yang datang puskesmas Sangurara kota Palu usia 10-12 bulan sebanyak di 27 anak (28,4%) yang terdiri dari 14 anak (31,8%) tidak mengalami pneumonia dan 13 anak (25,5%) mengalami pneumonia, jumlah pasien usia 13-24 bulan adalah sebanyak 38 anak (40%) yang terdiri dari 17 anak (38,6%) tidak mengalami pneumonia dan 21 anak (41,2%) mengalami pneumonia, jumlah pasien usia 25-36 bulan adalah sebanyak 23 anak (24,2%) yang terdiri dari 12 anak (27,3%) tidak mengalami 45 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

pneumonia dan 11 anak (21,6%) mengalami pneumonia, dan jumlah pasien usia 37-60 bulan adalah 7 anak (7,3%) yang terdiri dari 1 anak (2,3%) tidak mengalami pneumonia dan 6 anak (11,7%) mengalami pneumonia. b. Distribusi sampel berdasarkan pemberian imunisasi DPT Tabel 4.2 Distribusi sampel berdasarkan pemberian imunisasi DPT Imunisasi DPT Jum lah Persentase (%) Ya 45 47,4 Tidak 50 52,6 Total 95 100 Sumber : Data sekunder (KMS, 2015) Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat sebanyak 45 anak (47,4%) memperoleh imunisasi DPT dan 50 anak (52,6%) tidak memperoleh imunisasi DPT. c. Distribusi sampel berdasarkan pemberian imunisasi campak Tabel 4.3 Distribusi sampel berdasarkan pemberian imunisasi campak Imunisasi Campak Jum lah Persentase (%) Ya 38 40 Tidak 57 60 Total 95 100 Sumber : Data sekunder (KMS, 2015) Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat sebanyak 38 anak (40%) memperoleh imunisasi campak dan 57 anak (60%) tidak memperoleh imunisasi campak. d. Distribusi sampel berdasarkan pneumonia Tabel 4.4 Distribusi sampel berdasarkan pneumonia Pneum onia Jum Persentase lah (%) Ya 51 53,7 Tidak 44 46,3 Total 95 100 Sumber : Data sekunder (RekamMedik, 2015) 46 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui ada sebanyak 51 anak (53,7%) yang menderita pneumonia dan 44 anak (46,3%) tidak menderita pneumonia. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Imunisasi DPT dengan Kejadian Pneumonia Tabel 4.5 Hubungan Imunisasi DPT dengan Kejadian Pneumonia berisiko mengalami pneumonia. Hal ini juga didukung dengan hasil uji Chi- Square dimana nilai p < nilai α yaitu p = 0,011 yang berarti H1 diterima. Selanjutnya untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel maka dilakukan uji Phi, dari hasil statistik ditemukan nilai Phi sebesar 0,260. Hal ini berarti, kekuatan hubungan antara pemberian imunisasi DPT dengan kejadian pneumonia yaitu lemah. b. Hubungan Imunisasi Campak dengan Kejadian Pneumonia Dari tabel 4.5 diketahui bahwa anak yang tidak mengalami pneumonia dan tidak mendapatkan imunisasi DPT adalah sebanyak 17 anak (38,6%) sedangkan yang tidak mendapat imunisasi DPT dan mengalami pneumonia adalah 33 anak (64,7%). Pasien anak yang memperoleh imunisasi DPT dan tidak mengalami pneumonia adalah 27 anak (61,4%) sedangkan anak yang mengalami pneumonia dan memperoleh imunisasi DPT adalah sebanyak 18 anak (35,3%). Dari data tersebut terlihat bahwa anak yang tidak diberikan imunisasi DPT lebih Tabel 4.6 Hubungan Imunisasi Campak dengan Kejadian Pneumonia Dari tabel 4.6 diketahui bahwa anak yang tidak mengalami pneumonia dan tidak mendapatkan imunisasi campak adalah sebanyak 19 anak (43,2%) sedangkan yang tidak mendapat imunisasi campak dan mengalami pneumonia adalah 38 anak (74,5%). Pasien anak yang memperoleh imunisasi campak dan tidak 47 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

mengalami pneumonia adalah 25 anak (56,8%) sedangkan anak yang mengalami pneumonia dan memperoleh imunisasi campak adalah sebanyak 13 anak (25,5%). Dari data tersebut terlihat bahwa anak yang tidak diberikan imunisasi campak lebih berisiko mengalami pneumonia. Hal ini juga didukung dengan hasil uji Chi- Square dimana nilai p < nilai α yaitu p = 0,002 yang berarti H1 diterima. Selanjutnya untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel maka dilakukan uji Phi, dari hasil statistik ditemukan nilai Phi sebesar 0,319. Hal ini berarti, kekuatan hubungan antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian pneumonia yaitu sedang. PEMBAHASAN Distribusi sampel berdasarkan usia diperoleh jumlah pasien terbanyak pada anak usia 13-24 bulan yaitu 38 (40%). Hasil ini sesuai dengan Hartati (2012) bahwa anak-anak berusia 0-24 bulan lebih rentan terhadap penyakit pneumonia dibanding anak-anak berusia diatas 2 tahun. Bayi dan balita memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang masih rendah dibanding orang dewasa, sehingga balita masuk dalam kelompok yang rawan terhadap infeksi seperti influenza dan pneumonia. Hal ini disebabkan imunitas yang belum sempurna dan saluran pernapasan yang relatif sempit. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa sebagian besar balita mengalami pneumonia. Pemberian imunisasi lengkap sebelum anak mencapai usia 1 tahun, anak akan terlindung dari beberapa penyebab yang paling utama dari infeksi pernafasan termasuk batuk rejan, difteri, tuberkulosa dan campak. Dengan pemberian imunisasi berarti mencegah kematian pneumonia yang diakibatkan oleh komplikasi penyakit campak dan pertusis [7]. Anak yang telah mendapat imunisasi campak diharapkan terhindar dari penyakit campak dan pneumonia merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada anak yang mengalami penyakit campak. Oleh karena itu, imunisasi campak sangat penting membantu pencegahan terjadinya penyakit pneumonia [7]. Imunisasi DPT dapat mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusi, dan tetanus. Dimana pemberian imunisasi dapat mencegah infeksi yang dapat 48 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

menyebabkan pneumonia sebagai komplikasi penyakit pertusi. Pertusi dapat diderita oleh semua orang tetapi penyakit ini lebih serius bila terjadi pada bayi. Oleh karena pemberian imunisasi DPT sangatlah tepat untuk mencegah anak terhindar dari penyakit pneumonia [8]. Uji statistik yang dipilih untuk mengetahui hubungan antara pemberian imunisasi DPT dan campak terhadap kejadian pneumonia adalah uji Chi- Square. Berdasarkan hasil perhitungan uji antara pemberian imunisasi DPT dengan kejadian pneumonia, diperoleh bahwa nilai p < 0,05 yaitu 0,011 yang artinya terdapat hubungan antara pemberian imunisasi DPT dengan kejadian pneumonia. Oleh karena itu, hipotesis kerja (H1) pada penelitian ini dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel maka dilakukan uji Phi, dari hasil statistik ditemukan nilai Phi sebesar 0,260. Hal ini berarti, kekuatan hubungan antara pemberian imunisasi DPT dengan kejadian pneumonia yaitu lemah dan korelasinya kearah negatif dimana semakin tinggi pemberian imunisasi DPT maka semakin rendah kejadian pneumonia pada anak. Begitu pula hasil perhitungan uji statistik antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada anak, diperoleh nilai p < 0,05 yaitu 0,002 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian pneumonia. Dimana hipotesis kerja (H1) pada penelitian ini dapat diterima. Selanjutnya untuk mengetahui kekuatan hubungan maka dilakukan uji Phi, dari hasil statistik ditemukan nilai Phi sebesar 0,319. Hal ini berarti, kekuatan hubungan antara pemberian imunisasi campak dengan kejadian pneumonia yaitu sedang dan korelasinya kearah negatif. Tambunan S, et al (2013) melaporkan bahwa riwayat status imunisasi memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian pneumonia pada balita. Jika dilihat dari nilai p = 0,009; OR = 3,839 berarti balita yang tidak mendapatkan imunisasi dapat meningkatkan kejadian pneumonia 3,839 kali. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa bayi dan balita yang mempunyai status imunisasi lengkap bila menderita ISPA dapat diharapkan perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi lebih berat. Cara yang 49 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

terbukti paling efektif saat ini adalah dengan pemberian imunisasi campak dan pertusis (DPT). Dengan imunisasi campak yang efektif sekitar 11% kematian pneumonia balita dapat dicegah dan dengan imunisasi pertusis (DPT) 6% kematian pneumonia dapat dicegah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanada M & Widyaiswara M, yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara riwayat stastus imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita (p value = 0,000; α = 0,05) [9]. Berbagai faktor resiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit, dan kematian karena pneumonia yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar resiko), pemberian ASI (ASI eksklusif mengurangi resiko), suplementasi vitamin A (mengurangi resiko), suplementasi Zinc (mengurangi resiko), bayi dengan berat badan lahir rendah (meningkatkan resiko), vaksinasi (mengurangi resiko), dan polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan resiko). Namun dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti pengaruh pemberian imunisasi DPT dan campak melalui data sekunder pada rekam medis dan KMS, sehingga hasilnya kurang maksimal [1]. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian ini dipeoleh kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara pemberian imunisasi DPT dan campak dalam menurunkan kejadian pneumonia pada anak. Berdasarkan tingkat usia yang diperoleh, anak yang mengalami pneumonia paling banyak pada usia 13-24 bulan yaitu 21 anak (41,2%). Peneliti mengharapkan kepada petugas kesehatan di puskesmas Sangurara agar termotivasi untuk berperan dalam meningkatkan pemberian imunisasi DPT dan campak dan bagi masyarakat terutama orang tua diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pemberian imunisasi DPT dan campak dalam mencegah pneumonia pada balita serta untuk peneliti selanjutnya sekiranya perlu melakukan penelitian yang menyangkut semua faktor-faktor 50 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...

lain yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit pneumonia. DAFTAR PUSTAKA 1. Kemenkes RI. Pneumonia Balita. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2010 2. WHO. Pneumonia. 2014. [cited 28 April 2015]. 3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. 2013. [cited 14 Mei 2015]. 4. Monita, O., Finny F.Y.,Yuniar L. Profil Pasien Pneumonia Komunitas di sbagian Anak RSUP DR. M. Djamil Padang Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4 (1): 220. [cited 20 Agustus 2015]. 5. Sukmawati., Sri, D.A. Hubungan Status Gizi, Berat Badan Lahir (BBL), Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tunikamaseang Kabupaten Maros. Media Gizi Pangan. 2010; 10 (2): 20. [ cited 20Agustus 2015]. 6. Dinkes Kota Palu. Profil Kesehatan Kota Palu. Palu: Dinas Kesehatan Kota Palu. 2015. 7. Agussalim. Hubungan Pengetahuan, Status Imunisasi dan Keberadaan Perokok Dalam Rumah dengan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita Di Puskesmas Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah. 2012; 1 (2): 7-8. [cited 23 April 2016]. 8. Hartati, S., Nani N., Dewi G. Faktor Risiko terjadinya Pneumonia pada Anak Balita. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2012; 15 (1): 18-19. [cited 04 Mei 2016]. 9. Tambunan, S., Suharyo., Kriswiharsi, K.S. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2013. 2013; [cited 04 Mei 2016]. 51 Puspita Sari & Vitawati, Hubungan Pemberian Imunisasi DPT dan Campak...