BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu pertanggungjawaban. manajemen atas sumber daya yang dipercayakan oleh stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terungkap, maka auditor melakukan penilaian risiko terhadap klien.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan bahasa bisnis dan sistem informasi. Akuntansi tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi tersebut semakin menunjang perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Hal ini disebabkan karena tujuan bisnis adalah untuk. Tyco, Waste Management, W.R. Grace, dan Xerox.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian masyarakat dunia. Semakin banyaknya kasus-kasus besar yang terkait

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari informasi tersebut (Sulistiawan, 2003). Akibatnya, guna mendapatkan manfaat atau keuntungan yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak yang terkait, terutama informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Pieget (1932) dalam bukunya, The Moral Judgement of. objek dan kejadian yang ada di sekitar lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan Keuangan merupakan sarana bagi investor untuk menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemakai laporan keuangan. Perkembangan profesi akuntan publik di suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dan tindakan dilakukan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan yang muncul tentang keadilan, kejujuran, hak dan kewajiban,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat/

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan atau merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan pihak-pihak eksternal yaitu diperolehnya informasi kinerja perusahaan. Dalam menyusun laporan keuangan dasar yang dipilih adalah dasar akrual karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun disisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode. Pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earnings management (Astuti dkk, 2011). Sebagian kalangan terutama akademisi, melihat bahwa manajemen laba terlihat sangat menakutkan, karena aktivitas ini sangat berhubungan dengan moralitas manajemen (Dimastiando, 2007 dalam Purbandari, 2012). Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral, walaupun manajemen laba dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, tetapi tidak berarti manajemen laba merupakan

2 tindakan cerdas untuk mengesahkan penipuan (Dimastiando, 2007 dalam Purbandari, 2012). Pada kenyataanya terdapat pandangan yang berbedabeda terhadap praktik manajemen laba dan hal ini menimbulkan dilemma etis. Pada suatu sisi, manajemen laba dipandang sebagai suatu tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena dengan adanya manajemen laba informasi yang diberikan tidak sepenuhnya mencerminkan keadaan perusahaan dan mengaburkan nilai perusahaan sesungguhnya dan menyebabkan stakeholder keliru dalam mengambil keputusan. Pada sisi yang lain, manajemen laba dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan merupakan tindakan rasional untuk memanfaatkan fleksibilitas dalam ketentuan untuk pelaporan keuangan (Inggarwati dan Kaudin, 2010). Sudut padang manajer terhadap manajemen laba yang mementingkan laba jangka pendek, menunjukkan bahwa orientasi keuntungan perusahaan masih pada kesejahteraan stockholders bukan pada stakeholders, jika ini terus menerus dilakukan maka dalam jangka panjang akan merugikan perusahaan itu sendiri (Bartens, 1993 dalam Wahyudi, 2003). Pengabaian kesejahteraan stakeholders menandakan manajer belum atau tidak memperlihatkan dimensi etik dan sosial dalam pengambilan keputusan, sehingga penting bagi manajer untuk menggunakan kepekaan etisnya dalam pengambilan keputusan untuk melakukan praktik manajemen laba. Kasus manajemen laba yang pernah terjadi di Indonesia adalah manajemen laba pada PT Kimia Farma Tbk. Pihak manajemen PT. Kimia

3 Farma melakukan penggelembungan (mark up) laba pada laporan keuangan tahunan 2001 sebesar Rp 32,6 milyar. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut (Kompas 2002 dalam Christiani dan Nugrahani, 2014). Etika profesi berperan penting dalam membentuk tenaga-tenaga yang profesional dengan mempertahankan kode etik (Putri, 2009). Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas mengenai standar dan penilaian moral (Juliarta dkk, 2015). Tiap-tiap pelaku profesi mempunyai tanggung jawab etika profesi masing-masing yang harus mereka patuhi dalam menjalankan profesi atau pekerjaan yang digeluti. Akuntan atau auditor di dalam menjalankan tugasnya harus bertanggung jawab kepada pihak ketiga atau pihak eksternal dalam hal ini pemerintah, pemegang saham, kreditor, dan masyarakat. Saat ini profesi akuntan atau auditor di Indonesia banyak mengahadapi tantangan yang cukup berat. Dalam dunia bisnis profesi akuntan seringkali dihadapkan konflik kepentingan ekonomi dan politik yang dianggap sudah menyimpang jauh dari nilai-nilai etika. Pentingnya etika dalam dunia bisnis memberikan sinyalemen kepada organisasi pendidikan dan profesi untuk mengintegrasikan etika ke dalam kurikulum pendidikan bisnis dan akuntansi. Loeb dan Rockness

4 (1992) dalam Wahyudin (2003) menyebutkan dalam laporannya bahwa pengintegrasian etika ke dalam program akuntansi pada universitas masih dalam taraf minimun, dan merekomendasikan peningkatan program etika dalam akuntansi. Cohen dan Pant (1989) serta Armstrong, Mintz (1989) Loeb dan Rockness (1992) dalam Wahyudi (2003) mendukung temuan Treadway Commision, dan berdasarkan laporan Treadway Commision tersebut, American Accounting Association pada tahun 1988 mengadakan proyek untuk profesionalisme dan etika (project on profesionalism and ethics), yang kegiatannya adalah mempromosikan pendidikan etika ke dalam pendidikan akuntansi (Loeb dan Rockness, 1992 dan Wahyudi, 2003). Pendekatan kasus dalam pendidikan etika merupakan cara yang efektif untuk menyadarkan mahasiswa pada masalah-masalah dilematis secara etis dan untuk melatih proses pengambilan keputusan dalam situasi tertentu (Wahyudin, 2003). Berdasarkan teori sosialisasi gender yang menyatakan bahwa pria dan wanita secara mendasar berbeda dalam perkembangan moral dan kecenderungannya membawa perbedaan nilai pada tempat kerja. Nilai, perilaku, dan sikap etis pria dan wanita adalah berbeda. Berdasarkan teori ini pria menempatkan nilai lebih pada uang, kemajuan, kekuasaan dan mengukur wujud dari kinerja perorangan. Sementara wanita lebih berfokus pada hubungan harmonis dan menolong orang maka perbedaan inilah yang akan mungkin mempengaruhi persepsi seseorang terhadap praktik earnings management. Berdasarkan teori sosialisasi gender maka ada

5 kemungkinan bahwa mahasiswa pria akan cenderung menilai praktik earnings management sebagai tindakan yang etis dibandingkan mahasiswa wanita (Nurmala dan Martin, 2007) Beberapa penelitian tentang praktik earnings management telah dilakukan oleh peneliti-peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Inggarwati dan Kaudin (2010) yaitu menunjukkan hasil tentang persepsi etis para pelaku akuntansi (praktisi dan akademisi) terhadap praktik manajemen laba. Secara keseluruhan, akademisi memandang manajemen laba lebih etis dibanding praktisi. Dari sisi gender, tidak ditemukan adanya perbedaan nyata antara persepsi etis pelaku akuntansi perempuan dan lakilaki. Hasil yang sama juga ditemukan pada pembedaan gender pada kelompok mahasiswa dan mahasiswi diduga disebabkan karena pendidikan etika dapat dipahami secara sama oleh seluruh mahasiswa. Hasil yang dikemukakan oleh Purbandari (2012) bahwa terdapat perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi se-eks Karesidenan Madiun terhadap praktik manajemen laba yang dilihat dari tipe manajemen laba, kosistensi dengan PABU, arah manajemen laba, materialitas manajemen laba. Tetapi pada periode akibat manajemen laba, dan tujuan laba tidak terdapat perbedaan persepsi etis mahasiwa akuntansi se-eks Karesidenan Madiun. Kawedar (2012) menyatakan hasil penelitiannya bahwa dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok responden (akuntan dan pengguna jasa akuntan) tersebut tidak sepakat atas semua dimensi praktik manajemen laba. Nurmala dan Martin (2007) menunjukkan hasil pada

6 mahasiswa akuntansi pria dan wanita dan didapat bahwa mahasiswa akuntansi pria melihat etis tidaknya praktik earning management dengan mempertimbangkan terlebih dulu arah manipulasi kemudian berturut-turut materialitas, kecenderungan dan jenis manipulasi. Sedangkan mahasiswa akuntansi wanita sebaliknya menilai etis tidaknya praktik earnings management dengan melihat terlebih dulu jenis manipulasi kemudian berturut-turut kecenderungan, materialitas dan arah manipulasi. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Purbandari (2012), yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan persepsi mahasiswa terhadap praktik manajemen laba yang ditinjau dari apakah praktik tersebut menggunakan manipulasi akuntansi atau manipulasi operasional, sesuai dengan PABU atau tidak sesuai PABU, menaikkan laba atau menurunkan laba, jumlahnya material atau tidak material, dilakukan pada akhir kuartal atau akhir tahun dan untuk kepentingan jangka panjang atau individu manager? Hasil yang ditunjukkan bahwa ada perbedaan peresepsi etis mahasiswa terhadap praktik manajemen laba yang ditinjau dari jenis manipulasi dan arah manipulasi, sedangkan perbedaan persepsi etis yang ditinjau dari materialitas manipulasi dan kecenderungan manipulasi menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi etis mahasiswa. Hal ini terdapat hasil yang berbeda dengan penelitian Henry (2013), yang menguji perbedaan persepsi etis dosen akuntansi terhadap praktik earnings management diperoleh beberapa kesimpulan bahwa hasil

7 analisis data menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi etis antara dosen akuntansi laki-laki dan perempuan terhadap praktik earnings management. Ketidakkosistenan hasil ditunjukkan pada tidak terdapatnya perbedaan persepsi yang ditinjau dari jenis manipulasi dan materialitas manipulasi. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah sampel, populasi dan objek penelitian. Dalam penelitian yang akan dilakukan akan mengukur perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba (earnings management) yang ditinjau dari faktor-faktor situasional Jenis Manipulasi (Type Of Manipulation), Arah Manipulasi (Direction Of Manipulation), Materialitas (Materiality) Dan Kecenderungan (Intention). Penelitian ini penting dilakukan karena adanya faktor-faktor dari situasional manipulasi manajemen laba (earnings management) yang masih menunjukkan ketidakkosistenan hasil penelitian. Sehingga, peneliti ingin meneliti kembali. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi lakilaki management) ditinjau jenis manipulasi?

8 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari arah manipulasi? 3. Apakah terdapat perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari materialitas manipulasi? 4. Apakah terdapat perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari kecenderungan manipulasi? 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menguji perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki dan perempuan terhadap praktik manajemen laba (earnings management) ditinjau dari sisi jenis manipulasi, arah manipulasi, materialitas manipulasi dan kecenderungan manipulasi. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menguji perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari jenis manipulasi. 2. Untuk menguji perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari arah manipulasi.

9 3. Untuk menguji perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari materialitas manipulasi. 4. Untuk menguji perbedaan persepsi etis mahasiswa akuntansi laki-laki management) ditinjau dari kecenderungan manipulasi. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang perbedaan persepsi etis mahasiswa terhadap praktik manajemen laba (earnings management). 2. Bagi Akademis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan selanjutnya untuk meneruskan penelitian bagi akademis tentang pentingnya perbedaan persepsi etis mahasiswa terhadap praktik manajemen laba (earnings management).