Unnes Journal of Mathematics Education PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGACU PADA MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK ALJABAR. Info Artikel. Abstra

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK. Info Artikel. Abstra

UJME 2 (3) (2013)

KEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR

UJME 6 (2) (2017)

KOMPARASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE DAN TIME TOKEN

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT. Info Artikel. Abstrak. Abstract

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI FUNGSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR. Info Artikel

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

ABSTRAK

KEEFEKTIFAN SOFTWARE GEOMETER'S SKETCHPAD PADA PEMBELAJARAN MODEL PASID TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

Journal of Elementary Education

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS BERBANTUAN WORKSHEET DENGAN MENYISIPKAN JEDA STRATEGIS SCRAMBLED

Journal of Mechanical Engineering Learning

UJME 2 (3) (2013)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

Journal of Elementary Education

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DAN COGNITIVE GROWTH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP. Info Artikel. Abstra

Unnes Journal of Mathematics Education

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN MMP DENGAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH POLYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS-VII

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Unnes Journal of Mathematics Education

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL TAPPS BERBANTUAN WORKSHEET TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI LINGKARAN

Unnes Journal of Mathematics Education

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

Indonesian Journal of History Education

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

Journal of Elementary Education

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII

Unnes Journal of Mathematics Education

Unnes Physics Education Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

Unnes Journal of Mathematics Education KEEFEKTIFAN MODEL BERBASIS TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER DAN SNOWBALL DRILLING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI

Fashion and Fashion Education Journal

Unnes Journal of Mathematics Education

Arista Umalasari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

UJME 1 (1) (2013)

STRATEGI PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HIMPUNAN

Journal of Elementary Education

Economic Education Analysis Journal

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA JURNAL

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Unnes Journal of Mathematics Education

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

UJME 4 (3) (2015) Unnes Journal of Mathematics Education.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH METODE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 28 KORONG GADANG KURANJI PADANG.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

UJME 4 (2) (2015) Unnes Journal of Mathematics Education.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

Keefektifan Pembelajaran Pogil Berbantuan LKPD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pokok Peluang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

Transkripsi:

UJME 3 (2) (2014) Unnes Journal of Mathematics Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN AH. Swasono, A. Suyitno, BE. Susilo Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D7 Lt.1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Agustus 2013 Disetujui Desember 2013 Dipublikasikan Agustus 2014 Keywords: Outcomes Learning; probing-prompting Circle Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui apakah hasil belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting dapat mencapai ketuntasan, (2) mengetahui apakah persentase ketuntasan belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probingprompting lebih tinggi dari persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional, dan (3) mengetahui apakah rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probingprompting lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional. Populasinya adalah siswa SMP Negeri 3 Slawi. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, diperoleh kelas VIII A kelas eksperimen dan VIII C kelas kontrol. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi metode dokumentasi dan metode tes. Analisis yang digunakan meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji proporsi, uji rata-rata, uji kesamaan dua proporsi, dan uji perbedaan rata-rata. Hasil penelitian diperoleh 86,84% peserta didik dengan probing prompting mencapai ketuntasan belajar, rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 78,66 melebihi KKM, ketuntasan siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pembelajaran probing-prompting lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. Abstract The purpose of this research are for (1) to determine whether the learning outcomes of students in a circle material with the application of learning probing-promptingare achieve mastery of learning, (2) to determine whether the percentage of students in who are achieve mastery of learning circle material with the application of the probing-prompting higher than the percentage of students in conventional learning, and (3) to determine whether the average learning outcomes of students in a circle materials with the application of learning probing-prompting better than average learning outcomes of students in conventional learning. The population are students of SMP Negeri 3 Slawi. Samples were taken by using cluster random sampling technique, derived class VIII A as experimental class and VIII C as the control class. Data collection methods used documentation and test methods. Data analysis used normality test, homogeneity test, proportion test, median test, test equality of two proportions, and the mean difference test. The results obtained 86.84% of students with probing-prompting achieve mastery learning, the average student learning outcomes of 78.66 exceeds the experimental class KKM, completeness students in the experimental class higher than the control class, and learning outcomes experimental class higher of the control class. Learning probing-prompting more effective than conventional learning. Alamat korespondensi: E-mail: andyhepi.jrs@gmail.com 2014 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6927

Pendahuluan Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 3 Slawi, Geometri merupakan sebagian materi matematika yang dinilai sulit dipahami oleh peserta didik. Hal ini berdasarkan nilai ulangan harian materi Keliling dan Luas Lingkaran peserta didik pada tahun pelajaran 2011/2012 ada yang belum mencapai KKM yaitu 68. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik sulit memahami pelajaran matematika yang diajarkan, seperti yang dijelaskan Benyamin Bloom dalam Karter (2011), antara lain yaitu ranah kognitif. Ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika. Suasana belajar masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional pada umumnya ditandai dengan pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga peserta didik sebagian besar bersifat pasif dalam belajar dan kurang komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memberikan contoh kemudian disalin oleh peserta didik, dan ketika diberikan soal lain peserta didik merasa kesulitan untuk menyelesaikannya. Kenyataan di lapangan peserta didik hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Fakta tersebut dapat memunculkan persepsi peserta didik yang selalu mengidentikkan matematika dengan rumus. Banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Oleh sebab itu, banyak peserta didik mengalami kesulitan menerapkan dan memilih rumus dalam menyelesaikan soal. Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, model pembelajaran melalui pembelajaran inovatif dipandang paling punya peran strategis dalam mendongkrak keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif yang sedang dipraktikkan guru untuk mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi antara guru dan peserta didik adalah pembelajaran kooperatif.pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didikakan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Salah satu model pembelajaran di dalam pembelajaran kooperatif adalah probing-prompting, yaitu pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali, sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap peserta didik dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya peserta didik mengonstruksi konsep, prinsip, dan aturan menjadi pengetahuan baru. Melalui probingprompting peserta didik dirangsang untuk aktif berpikir dalam merespon setiap pertanyaan yang diajukan. Merujuk pada latar belakang yang telah dikemukakan, masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran probingprompting pada materi lingkaran lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar peserta didik SMP Negeri 3 Slawi. Dari masalah tersebut dapat diuraikan menjadi rumusan masalah berikut: (1) Apakah hasil belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting mencapai ketuntasan belajar; (2) Apakah persentase ketuntasan belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting lebih tinggi dari persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional; (3) Apakah ratarata hasil belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik SMP N 3 Slawi pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting dapat mencapai ketuntasan; untuk mengetahui apakah persentase ketuntasan belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting lebih tinggi dari persentase ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional; untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar peserta didik pada materi lingkaran dengan penerapan pembelajaran probing prompting lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional. Metode Populasi penelitian ini adalah semua 102

siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Slawi tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini diambil secara cluster random sampling dan terpilih peserta didik kelas VIII B sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran probing prompting dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Materi dalam penelitian ini adalah materi lingkaran, dengan tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dan uraian. Desain penelitian eksperimen ini menggunakan bentuk true experimental design tipe posttest only control yang dapat dilihat pada Tabel 1. Keterangan R : kelompok yang masingmasing dipilih secara random, X :Perlakuan yang diberikan, O1 dan O2 : Pengaruh akibat perlakuan Pengambilan sampel dari populasi yang ada dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling yaitu randomisasi tidak terhadap individu melainkan kelompok. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri antara lain: sekolah menerapkan kurikulum yang sama untuk setiap peserta didiknya; peserta didik duduk pada tingkat kelas yang sama; dan pembagian kelas tidak berdasarkan ranking atau tidak ada kelas unggulan. Pengacakan dilakukan dengan menuliskan nama-nama kelas ke dalam gulungan kertas kecil kemudian diambil tiga gulungan kertas secara acak. Dengan menggunakan teknik ini diperoleh tiga kelas sebagai kelas sampel, yaitu: kelas VIII A sebagai kelas eksperimen, VIII C sebagai kelas kontrol, dan kelas VIII B sebagai kelas ujicoba. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.pada kelompok eksperimen diterapkan model pembelajaran probing prompting dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Perlakuan yang diberi pada kelompok eksperimen yaitu dengan memberikan pembelajaran probing-prompting kemudian mengadakan tes akhir untuk melihat hasil belajar. Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu dengan menggunakan pembelajaran konvensional dan setelah pembelajaran selesai diberikan tes yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran atau perlakuan. Model pembelajaran pada penelitian ini adalah pembelajaran probing prompting dan pembelajaran konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh setelah peserta didik memperoleh perlakuan pembelajaran probing prompting dan pembelajaran konvensional. Metode pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari metode dokumentasi, tes, dan angket. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan untuk memperoleh nilai ulangan harian matematika siswa pada materi lingkaran. Nilai tersebut digunakan untuk menguji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata. Metode tes digunakan untuk memperoleh nilai hasil belajar, baik dari kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran probing propmting pada kelompok eksperimen maupun kelas yang diajar dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok control. Untuk mengetahui kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bermula dari kondisi awal yang sama, dilakukan uji persyaratan analisis data. Pengujian ini meliputi uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji kesamaan dua rata-rata. Data yang digunakan dalam pengujian ini diperoleh dari nilai ulangan harian materi lingkaran kelas VIII A dan VIII C SMP Negeri 3 Slawi. Setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen, kemudian kedua kelompok diberi tes akhir. Sebelum pelaksanaan tes akhir, perangkat tes yang telah tersusun perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah butir-butir soal tersebut sudah memenuhi kualifikasi soal yang baik. Ujicoba soal tes tersebut dilaksanakan di kelas yang lain tetapi masih termasuk populasi dalam penelitian ini. Setelah diadakan uji coba instrumen, langkah berikutnya adalah menganalisis hasil uji coba instrumen butir demi butir untuk diteliti kualitasnya. Instrumen tes akan digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Hasil uji coba kemudian dianalisis dengan mengukur 103

validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reabilitas. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas tes secara empiris adalah rumus korelasi product moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut. 1) Rumus untuk pilihan ganda 2) Rumus untuk uraian Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan kriteria seperti berikut : (1) 0,00 D < 0,20 = sangat rendah (2) 0,20 D < 0,40 = rendah (3) 0,40 D < 0,70 = sedang (4) 0,70 D 1,00 = tinggi Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini. Kriteria tingkat kesukaran kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: (1) 0,00 TK < 0,30 = sukar (2) 0,30 TK < 0,70 = sedang (3) 0,70 TK 1,00 = mudah. Untuk mencari reliabilitas soal bentuk uraian digunakan rumus alpha. Rumus varians total: Perangkat tes yang diujicobakan dan telah memenuhi kualifikasi soal yang baik, kemudian digunakan untuk pelaksanaan tes akhir. Data yang diperoleh dari hasil tes akhir kemudian dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata untuk menentukan penggunaan statistik parametrik atau non parametrik pada pengujian hipotesis lebih lanjut. Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi uji ketuntasan rata-rata, uji proporsi, uji kesamaan dua rata-rata, uji kesamaan dua proporsi. Uji rata-rata digunakan untuk mengetahui tuntas atau tidaknya rata-rata nilai tes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada materi pecahan kelas VIII. Rata-rata nilai tes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dikatakan mencapai ketuntasan apabila ratarata nilai tes mencapai nilai 68 sesuai dengan KKM yang berlaku di SMP N 3 Slawi. Uji ratarata yang digunakan yaitu uji t satu pihak yaitu pihak kiri. Untuk mengetahui tuntas atau tidaknya nilai tes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara klasikal pada materi lingkaran kelas VIII digunakan uji proporsi satu pihak. Nilai tes kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika banyaknya siswa yang mencapai nilai minimal 68 lebih dari 75%. Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji kesamaan dua proporsi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan proporsi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini soal ujicoba berjumlah enam belas soal dengan dua belas soal pilihan ganda dan empat soal uraian. Setelah dianalisis terdapat dua soal yang dinyatakan tidak valid. Satu soal mempunyai daya beda sangat rendah, sebelas soal mempunyai daya beda rendah, dan empat soal mempunyai daya beda yang sedang. Sepuluh soal termasuk soal dalam kategori sedang dan enam soal dalam kategori mudah. Tes tersebut juga dinyatakan reliabel. Oleh karena itu ditentukan bahwa empat belas soal yang akan digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil analisis data nilai rapor semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 kelas VIII A dan VIII C berdistribusi normal. Hasil belajar awal pada kelas eksperimen dan kontrol mempunyai kecenderungan sama. Hal ini dapat dilihat dari kehomogenitasan data awal kelas eksperimen dan kontrol serta dengan adanya kesamaan rata-rata kelas eskperimen dan kontrol setelah dilakukan uji statistik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kelas ekperimen dan kelas kontrol berturut-turut 78,66 dan 68,58. Persentase ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut adalah 86,84% 104

dan 44,44%. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama. Berdasarkan uji ketuntasan klasikal atau uji proporsi diperoleh z hitung = 1,69 dan z tabe l=1,65; z hitung > z tabel maka dapat dikatakan bahwa proporsi kelas eksperimen yang tuntas melebihi 75%. Berdasarkan uji kesamaan dua proporsi diperoleh z hitung = 3,85 dan t tabel = 1,65; z hitung > z tabel maka dapat dikatakan ketuntasan peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata diperoleh t hitung = 3,64 dan t tabel = 1,99; t hitung > t tabel maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh data hasil belajar kemudian dilakukan analisis data akhir. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa kelas eksprimen yang diberi perlakuan pembelajaran probing prompting memiliki ketuntasan sebesar 86,84% melebihi ketuntasan minimal sebesar 75%. Sedangkan kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional belum dapat mencapai ketuntasan minimal karena hanya memiliki ketuntasan sebesar 44,44%. Hal ini sejalan dengan teori belajar Burner (Trianto, 2007) hasil belajar yang baik hanya dapat dicapai melalui belajar penemuan. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif probingprompting menunjukkan peserta mampu menerapkan konsep dan mengembangkan penalarannya sehingga mengantarkan peserta didik untuk mencapai ketuntasan minimal. Proporsi peserta didik pada kelas eksperimen yaitu sebesar 86,84% yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar lebih baik dari pada proporsi peserta didik pada kelas kontrol yaitu sebesar 44,44%. Ini berarti banyaknya peserta didik yang mencapai ketuntasan pada pembelajaran probing prompting lebih banyak dari banyaknyapeserta didik yang mencapai ketuntasan pada pembelajaran konvensional. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 78,66 sedangkan kelas kontrol sebesar 68,58. Diperoleh hasil bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas ekprimen yang memperoleh pembelajaran probing prompting lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Artinya hasil belajar pada pembelajaran kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar pada kelas kontrol. Dari hasil analisis menyimpulkan bahwa proporsi ketuntasan hasil belajar kelas ekperimen lebih dari batas minimal dan nilai rata-rata hasil belajar kelas ekperimen telah mencapai KKM. Sedangkan pada kelas kontrol, ketuntasan hasil belajar peserta didik belum mencapai batas minimal dan nilai rata-rata hasil belajar belum mencapai KKM. Selain itu proporsi peserta didik yang tuntas di kelas eksperimen lebih dari proporsi peserta didik yang tuntas di kelas kontrol sekaligus rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Secara umum dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar matematika di SMP N 3 Slawi dengan menggunakan kedua model tersebut (probing prompting dan konvensional) telah mencapai ketuntasan belajar sesuai standar yang berlaku di sekolah tersebut. Namun dari kedua model pembelajaran yang digunakan, model pembelajaran probingprompting memberikan hasil yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Dalam model pembelajaran konvensional, pembelajaran hanya menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa. Suasana pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa cepat merasa bosan. Sedangkan model pembelajaran probing prompting mampu memberikan suasana yang menyenangkan di dalam kelas sehingga siswa tidak merasa tegang dan bisa menerima materi pelajaran dengan lebih baik. Pemberian quiz dengan nuansa permainan membuat siswa tidak merasa bosan dan terbiasa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Penutup Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh simpulan bahwa (1) hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pembelajaran kooperatif probing prompting telah mencapai KKM; (2) Persentase ketuntasan belajar peserta didik dengan menerapkan pembelajaran probingprompting lebih banyak dari peserta didik yang tuntas pada pembelajaran konvensional; (3) Rata-rata hasil belajar peserta didik dengan 105

menerapkan pembelajaran probing prompting lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik pada pembelajaran konvensional. Saran yang ingin disampaikan oleh peneliti adalah guru matematika sebaiknya dalam menyampaikan materi lingkaran dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe probing-prompting sebagai alternatif untuk mencapai hasil belajar yang maksimal; guru matematika dan praktisi pendidikan matematika diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran probing-prompting pada materi lainnya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini dapat terlaksana dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus, penulis menyampaikan terima kasih kepada: (1) Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika; (2) Drs. Amin Suyitno, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan; (3) Bambang Eko Susilo, S.Pd, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan arahan; (4) Masnun, S.Pd., M.M., Kepala SMP Negeri 3 Slawi yang telah memberikan ijin penelitian; (5) Endang Prabandari, S.Pd., guru matematika SMP Negeri 3Slawi yang telah memberikan bimbingan dan kerja sama selama penelitian; (6) Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Slawi atas kerja sama yang diberikan selama penelitian. Daftar Pustaka Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. -----------------. 2009. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarata: Bumi Aksara. Karter, A. 2011. Pengaruh Penggunaan Teknik Probingprompting Question dalam Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belaja Matematika pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Tersedia di http://files.fmipaunima.webnode.com/2000 00108-46588484b4/08311582%20- %20KarterAlexander%20Maramis.pdf[diaks es 15 Februari 2013] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. 106