BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu aset yangstrategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi wisata.dengan adanya perkembangan industri pariwisata di suatu wilayah,arus urbanisasi ke kota-kota besar dapat lebih ditekan. Hal ini disebabkan pariwisata memiliki tiga aspek yaitu ekonomis (sumber devisa,pajak-pajak), sosial (penciptaan lapangan kerja) dan budaya. 1 Kebijakan pengembangan obyek pariwisata tersebut perlu memperoleh dukungan dari semua pihak seperti Pemerintah Daerah,masyarakat yang di lokasi tersebut serta pihak swasta sebagai pengembang.selain peran yang dimilikinya,pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yang lain yaitu proses perkembangannya juga mempunyai dampak di bidang sosial dan ekonomi.dampak yang ditimbulkan tersebut dapat bersifat positif atau negatif.dampak positif secara ekonomi pembangunan pariwisata yang terlihatdengan perkembangan perolehan devisa negara tersebut juga menyisahkan banyakdampak negatif terhadap lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat. Olehkarenanya pembangunan pariwisata harus mempunyai sasaran yang jelas untukmeminimalkan dampak negatif pembangunan pariwisata nasional maupun Daerah terhadap kehidupan masyarakat setempat.untuk mencegah perubahan itu kearah negatif maka diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi,sehingga masyarakat setempat mendapat mamfaatnya.hal ini perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan pengembangan daerah wisata yang bersangkutan. 2 1 Hartono, Pengantar Ilmu Pariwisata,(Fakultas Pasca Sarjana, UGM, Yoyakarta, 1974), hlm. 45. 2 Kodyat, Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia,(Grasindo,Jakarta, 1996), hlm. 4
Proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah dapat ditunjang oleh potensi wisata yang dimilikinya. Demikian juga kawasan wisata Pantai Lasiana, Adalah Salah Satu Obyek Wisata Di Kota Kupang, yang dikelola Secara resmi oleh Dinas Pariwisata NTT(Nusa Tenggara Timur) Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 NTT Nomor : 232/SKEP/HK/1993 tentang penunjukan Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat 1 NTT sebagai pengelola obyek wisata Pantai LasianaDan Menjadikannya Obyek Wisata Kota Kupang Yang Dapat Diakses Oleh Masyarakat Umum Mulai Sekitar Tahun 1970-an Dengan Membangun Beberapa Fasilitas Umum Didalam Areal Wisata Pantai Lasiana Sebagai Bangunan Penunjang.Obyek Wisata Ini mempunyai potensi yang cukup tinggi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan PAD Kota Kupang dan masyarakat sekitarnya. Dengan kondisi tersebut maka kawasan wisata Lasiana semakin dipacu untuk meningkatkan kualitas sarana serta prasarana penunjang Dengan Membangun Tanggul-Tanggul Pemecah Ombak, Sepanjang Bibir Pantai Lasiana. Pembangunan Tanggul Beton Setinggi Kira- Kira Setengah Meter, Sedangkan Di Ujung Barat Pantai Lasianan Ini Dibangun Tanggul Pemecah Ombak Dengan ketinggian Dua Meter Yang Menjorok Masuk Ke Laut, Kira-Kira Sepanjang 800 Meter. Tenaga kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata memerlukan dayatarik untuk keberlagsungan obyek wisata dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2tahun 2015 tentang Kepariwisataan, bahwa dalam mendukung pengembangan kawasan obyek wisata tidak terlepas dari pembangunan sebagai arah kebijakan yang meliputi: 3 3 Peraturan Daerah No 2 Tahun 2015. Tentang Kepariwisataan (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Kupang)
a. pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata dalam mendukung perintisan pengembangan kawasan pariwisata dan KSPP. b. peningkatan prasarana umum, kualitas fasilitas umum dan fasilitas pariwisata yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing Kawasan pariwisata dan KSPP. c. pengendalian prasarana umum, pembangunan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata bagi destinasi-destinasi yang sudah melampui ambang batas daya dukung. Berdasarkan hal tersebut, kawasan wisata Lasiana yang mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an,memiliki nilai dari segi keindahan alam, letak geografis, dan ekologinya. Kawasan tersebut sangat potensial dan dapat dijadikan sebagai atraksi wisata alam yang mempengaruhi proses pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kota Kupang sesuai dengan sistem pariwisata sekalipun kondisi dan fasilitas mengalami penurunan dan kerusakanyang kemudian Dinas Pariwisata NTT mengembangkan kembali dengan membangun berbagai fasilitas pada tahun 1986 sebagai sebuah kebijakan untuk lebih meningkatkan daya tarik wisatawan. Pantainya berpasir putih halus, lautnya biru, airnya jernih dengan debur ombak yang bergulung-gulung keciltenang. Keindahan pantai ini bukan karena fasilitas buatan, tetapi lebih karena karakter alamnya.pantai Lasiana mempunyai topografi menarik, pada bagian barat terdapat perbukitan, sehingga keseluruhan kawasan ini mempunyai variasi unik, yaitu perpaduan antara perbukitan dan pantai, sehingga dari itu dapat menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung di kawasan tersebut. Adapun jumlah pengunjung dapat di lihat pada tabel sebagai berikut: 4 Tabel I Jumlah pengunjung Objek Wisata Pantai Lasiana Tahun 2012-2014 4 Sumber : Data yang diolah dari kantor Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Kupang, 2016
NO TAHUN WISATAWAN NUASANTARA Jiwa WISATAWAN MANCANEGARA Jiwa JUMLAH 1 2012 338.472 48.608 387.08 2 2013 318.658 45.107 363.765 3 2014 331.604 65.939 397.543 Berdasarkan tabel I di atas dapat menjelaskan bahwa total pengunjung baik Wisatawan Nusantara maupun Mancanegara yang berkunjung ke Objek Wisata Pantai Lasiana tahun 2012-2014 adalah berjumlah 1148.388 jiwa. Walaupun terjadi penurunan yang sangat tinggi antara tahun 2013 dengan jumlah pengunjung 318.658 jiwa, dan tahun 2014 dengan jumlah pengunjung 331.604 jiwa, Pantai Lasiana tetap di kunjungi para wisatawan sehingga jelas bahwa kunjungan para wisatawan menimbulkan dampak sosial dan ekonomi bagi kehidupan masyarakat yang berhubungan langsung dengan obyek wisata tersebut. Akibat dari kebijakan pengembangan obyek wisata tersebut, para wisatawan baik domestik maupun manca negara semakin tertarik untuk berkunjung. Dengan adanya kebijakan tersebut masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut dapat merasakan dampaknya baik dari aspek sosial maupun aspek ekonomi. Adapun aspek sosial yang di timbulkan dari kebijakan tersebut adalah terjadinya interaks antara wisata dan masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan, dan gaya hidup atau pola tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum dan upaya membedakan statusnya dengan orang lain. Selain menimbulkan dampak sosial, kebijakan juga berdampak pada aspek ekonomi yaitu terbukanya peluang atau kesempatan kerja di dalam kawasan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Dari segi ekonomi dengan adanya obyek wisata dapat
membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk masyarakat disekitar obyek wisata tersebut, baik itu sebagai pegawai kebersihan, keamanan, ataupun dengan berjualan seperti makanan, minuman dan sebagainya yang sesuai dengan kemampuan, skill, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. pencaharian dan pendapatan yang diperoleh dari obyek wisata tersebut. Perubahan pekerjaan merupakan perubahan yang dialami oleh masyarakat dari perubahan profesi sebelumnya ke profesi yang dikerjakan masa kini tergantung dari jenis mata pencaharian yang membawa keuntungan sehingga menciptakan pola berpikir masyarakat yang awalnya penghasilan sebelumnya kurang memadai tetapi dengan adanya perubahan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan dan keuntungan bagi masyarakat tersebut,yang dapat dilihat pada tabel berikut : 5 Tabel 2 Perubahan Pekerjaan masyarakat LasianaTahun 2016 jenis pekerjaan Jumlah maasyarakat Sebelum Sesudah L P Ibu Rumah Tangga Pedagang (jagung bakar, pisang gepe, makanan dan minuman ringan lainnya) Jumlah - 18 18 Sopir Pedagang (jagung bakar, pisang gepe, kelapa muda, rokok, makanan dan minuman ringan lainnya). 5-5 Tukang Pedagang (jagung bakar, pisang gepe, kelapa muda, rokok, makanan dan minuman ringan lainnya). 8-8 Buruh Bangunan Pedagang (jagung bakar, pisang gepe, kelapa muda, rokok, makanan dan 3 2 5 minuman ringan lainnya). Petani Pemilik kios 2-2 Penganguran Petani Ladang (jagung, pisang) 6-6 Jumlah 24 20 44 5 Sumber : Data primer yang diolah dari tempat obyek wisata pantai Lasiana, tahun 2016
Dari tabel II diatas menunjukan bahwa jenis pekerjaan yang di lakoni oleh masyarakat Kelurahan Lasiana sebelum adanya Obyek wisata Pantai Lasiana sebagian dari masyarakat adalah IRT, Sopir, Tukang, Petani,Buruh bangunan, dan sebagainya yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran sehingga pendapatan yang diperolehpun tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Setelah obyek pariwisata ini beroperasi masyarakat mulai beralih profesi dari pekerjaan mereka sebelumnya dengan berjualan untuk menambah pendapatan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.dengan demikian berdasarkan Latar belakang tersebut maka penulis ingin mengkaji lebih jauh dengan judul: Dampak Kebijakan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Lasiana Bagi Masyarakat SekitarnyaDi Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. B. Perumusan masalah Berdasarkan Uraian pada Latar belakang diatas maka dapat di temukan masalah, sebagai berikut : Bagaimana dampak kebijakan pengembangan obyek wisata pantai lasiana bagi masyarakat sekitarnya C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah bagaimana menggambarkandampak kebijakan pengembangan obyek wisata pantai lasiana bagi masyarakat sekitarnya 2. Kegunaan a. Kegunaan teoritis Keguanaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kajian pengetahuan mengenai dampak kebijakan pengembangan obyek wisata. b. Kegunaan praktis
Kegunaan praktis dari penelitian adalah untuk menambah wawasan pengetahuan serta referensi bagi para pengelolah pariwisata di pantai Lasiana untuk lebih mengupayakan pengelolaan pariwisata kearah yang lebih baik, sehingga kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya dapat berubah ke arah yang lebih baik.