BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa objek wisata lain seperti Wisata Taman Air Sumber Udel,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN. perancangannya. Analisis yang akan dibahas meliputi analisis tapak, analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda-beda dalam menciptakan pakaian itulah yang disebut mode.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. maupun wisata rekreasi. Wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

PENGEMBANGAN WISATA AREA PINTU AIR WADUK KEDUNG OMBO ( Pendekatan Pada Aquascape )

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

Kecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi kesenian tradisional

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

A. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Yogyakarta adalah kota yang dikenal sebagai kota perjuangan, pusat

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan mengembangkan potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah yang menyeluruh, serasi, dan selaras (Dinas Pariwisata, 2007: 1). Potensi daerah yang dapat dikembangkan demi berlangsungnya otonomi daerah yang paling menjanjikan adalah dalam sektor pariwisata, selain sebagai alat pengembangan potensi daerah juga merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan kepuasan terhadap hal-hal yang bersifat batiniah. Kepuasan batin dari setiap individu tidak terlepas dari rasa ketertarikan pada suatu keindahan yang disuguhkan dalam objek wisata tersebut. Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan sebagainya, memiliki banyak obyek wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Banyaknya obyek wisata yang menarik di kota-kota besar dapat menjadikan kota-kota tersebut mempunyai potensi yang kuat dalam bidang sosial dan ekonomi, sehingga dengan cepat akan meningkatkan laju perekonomian suatu daerah. Pengembangan dan pengolahan dengan cara yang tepat dapat meningkatkan kualitas kehidupan suatu daerah seiring dengan meningkatnya roda perekonomian masyarakat 1

yang disertai meningkatnya para wisatawan, dan menjadikan daerah tersebut menjadi daerah tujuan wisata. Banyaknya kota-kota besar yang menguasai pariwisata di Indonesia, membuat kota-kota kecil menjadi kalah saing dalam meningkatkan kualitas daerahnya. Kota-kota kecil yang sebenarnya mempunyai potensi yang lebih besar daripada kota-kota besar, tetap saja mempunyai potensi yang lebih rendah karena minimnya tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat di kota-kota kecil, Kabupaten Trenggalek contohnya. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur dengan beragam obyek wisata yang tersebar di seluruh kabupaten baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum. Obyek wisata di Kabupaten Trenggalek meliputi pantai, air terjun, pemandian, dan gua, yang paling menonjol adalah obyek wisata Gua Lowo. Gua Lowo terletak di Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, sekitar 30 km ke arah tenggara dari ibukota Kabupaten Trenggalek. Menurut ahli gua dari Perancis Mr. Gilbert Mantovani dan Mr. Robart Khingston Kho pada penelitiannya tahun 1985 menyatakan bahwa Gua Lowo adalah Gua terbesar, terpanjang dan terindah di Asia, dengan luas kawasan ± 20 Ha dan panjang Gua ± 2300 meter. 2

Gambar 1.1 Kondisi jalan menuju Gua Lowo Gambar 1.2 Mulut Gua Lowo Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek wisata Gua Lowo. Suasana alam di Gua Lowo masih sangat terasa, karena gua yang ada bukanlah buatan manusia, tetapi asli merupakan ciptaan Allah swt. Manusia hanyalah bertugas untuk menjaga, melestarikan, dan mengolah keindahan alam supaya keindahan ciptaan Allah tetap bisa dinikmati dan tidak menjadi sia-sia adanya, seperti terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 190-191 di bawah ini: 3

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran: 190-191) Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang perintah Allah kepada umat Islam untuk mempertahankan sekaligus menjaga keindahan alam yang telah diciptakan Allah dengan benar sesuai aturan-aturan keislaman, yaitu dengan tidak merusak alam, tetapi menjadikannya lebih indah supaya bisa dinikmati oleh orang banyak. Kawasan gua yang indah dan menarik akan dapat diminati oleh orang banyak. Dalam kenyataannya, obyek wisata Gua Lowo belum mampu menyuguhkan kawasan wisata yang indah dan menarik. Hal ini terbukti dari jumlah pengunjung setiap tahunnya yang tidak konstan, sedangkan yang diharapkan oleh pemerintah Kabupaten Trenggalek pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, jumlah pengunjung seharusnya terus-menerus meningkat. 4

Redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek merupakan cara yang paling tepat untuk mewujudkan cita-cita pemerintah Kabupaten Trenggalek guna mengembangkan potensi daerah sehingga dengan cepat akan meningkatkan laju perekonomian daerah. Redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek didasarkan pada beberapa alasan, antara lain: Fasilitas-fasilitas yang ada pada kawasan wisata Gua Lowo kurang menarik, antara lain: Tempat bermain anak yang tidak terawat dan tidak terjaga kebersihannya mengakibatkan area bermain kurang diminati anak-anak. Tempat parkir belum tertata dengan baik, tidak ada pembeda antara parkir pengunjung dan pengelola, kendaraan roda 4 dan roda 2. Kurang layaknya MCK pada obyek wisata Gua Lowo mengakibatkan banyak para pengunjung khususnya laki-laki, buang air kecil di sembarang tempat. Pedagang Kaki Lima belum tertata dengan rapi, masih menyebar dimanamana. Lingkungan sekitar Gua Lowo kurang asri, terutama di perbukitan akibat penebangan pohon yang kurang terkendali. Kebersihan lingkungan dalam dan luar Gua kurang terjaga, masih banyak berserakan sampah pengunjung di lantai-lantai gua. 5

Potensi daya tarik wisata yang besar di obyek wisata Gua Lowo kurang bergaung di regional Jawa Timur, nasional dan internasional. Sebagian besar pengunjung adalah wisatawan lokal (Trenggalek dan Tulungagung). Publikasi promosi keunggulan Gua Lowo di luar Trenggalek masih kurang, menyebabkan angka kunjungan wisatawan regional dan mancanegara masih rendah. Pengawasan dan edukasi wisatawan untuk mendapatkan pengetahuan tentang gua lowo masih kurang. Gambar 1.3 Kondisi kawasan wisata Gua Lowo Gambar 1.4 Kondisi jalan pada kawasan (Sumber: Hasil survey, 2010) Gambar 1.5 Arena bermain 6

Gambar 1.6 Area parkir Gambar 1.7 Loket Kawasan wisata Gua Lowo dalam perencanaannya yaitu memperbaiki fasilitas yang sudah ada tetapi fungsinya belum optimal, dan juga akan dibangun beberapa fasilitas yang dibutuhkan tetapi belum terdapat pada kawasan wisata Gua Lowo. Dalam pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut dibutuhkan perancangan yang mampu membawa obyek wisata Gua Lowo menjadi kawasan wisata yang dapat meningkatkan otonomi daerah serta memenuhi kebutuhan akan kepuasan para pengunjung. Perancangan kembali kawasan wisata Gua Lowo dititik beratkan pada beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan dengan tujuan menghasilkan kawasan wisata yang lebih menarik dan diminati oleh banyak orang. 1.1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang akan diterapkan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek yaitu arsitektur organik. Sebuah tema yang dalam penerapannya mengambil sumber dari alam yang berupa makhluk hidup atau yang berhubungan dengan makhluk hidup, sebagai pokok dari bentuk dan fungsi 7

bangunan, serta menyesuaikan antara pikiran dan perasaan umat manusia (Kunto, 2009). Arsitektur organik merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang memiliki sejarah panjang dengan beragam pemaknaan konsep-konsep alam. Dari sejarah perkembangan arsitektur organik, didapat beberapa ide penerapan konsep alam pada arsitektur. Dengan tema arsitektur organik pada perancangan, obyek wisata Gua Lowo diharapkan mampu membentuk kawasan yang lebih tertata dengan mengembangkan fungsi dari kawasan wisata Gua Lowo secara manusiawi yang dapat menyesuaikan antara pikiran dan perasaan umat manusia. Selain itu juga menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam, sehingga dalam perancangannya tidak merusak alam atau lingkungan, melainkan tetap menjaga kelestarian kawasan yang akan dirancang. Alasan pemilihan tema arsitektur organik pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek adalah karena arsitektur organik merupakan arsitektur humanis, memperhatikan manusia di dalamnya dan merupakan suatu shelter yang melingkupi dan melindungi manusia dan aktivitasnya. Jadi, dalam sebuah perancangan menggunakan tema arsitektur organik akan menghasilkan bangunan yang mempunyai hubungan dengan alam dan manusia, yaitu hubungan yang saling menguntungkan. 8

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada Redesain Kawasan Wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek mengacu pada latar belakang pemilihan obyek dan tema, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek yang di dalamnya terdapat fungsi edukatif, rekreatif, dan akomodatif? 2. Bagaimana rancangan kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek dengan tema arsitektur organik yang dihubungkan dengan integrasi keislaman? 1.3 Tujuan Tujuan dari Redesain Kawasan Wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek didapat berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan rancangan kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek yang di dalamnya terdapat fungsi edukatif, rekreatif, dan akomodatif. 2. Menghasilkan rancangan kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek dengan tema arsitektur organik yang dihubungkan dengan integrasi keislaman. 1.4 Manfaat Perancangan Redesain Kawasan Wisata Gua Lowo diharapkan mampu memberikan manfaat yang bersifat positif bagi beberapa pihak, diantaranya: 1. Untuk pemerintah/ dinas yang mengelola Gua Lowo, dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu ditata ulang pada obyek wisata alam Gua Lowo supaya 9

menjadi kawasan wisata yang potensial bagi keadaan pariwisata Kabupaten Trengalek. 2. Untuk masyarakat setempat, dengan adanya perancangan kawasan wisata Gua Lowo, terdapat lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang membutuhkannya. 3. Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan baru tentang keadaan wisata Gua Lowo sehingga dapat menentukan perancangan apa yang seharusnya direalisasikan pada wisata Gua Lowo. 1.5 Ruang lingkup/ Batasan Batasan-batasan pada Redesain Kawasan Wisata Gua Lowo ini bertujuan untuk menghindari adanya perluasan pembahasan yang tidak berkaitan dengan latar belakang, permasalahan, dan tujuan sesuai dengan tema dan obyek yang akan diredesain. Batasan-batasan permasalahannya adalah sebagai berikut: 1. Merancang kembali kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek. 2. Menghadirkan rancangan yang mempunyai hubungan yang harmonis antara suatu karya arsitektur dengan alam. 3. Perancangan sarana dan prasarana kawasan wisata Gua Lowo, yaitu: galeri, taman bermain anak, kolam renang, taman terapi, area outbond, cottage, kios souvenir, cafe, dan pujasera. 4. Penggunaan tema Arsitektur Organik untuk menitikberatkan rancangan pada bentuk yang sesuai dengan konsep alam. 10