SATUAN ACARA PERKULIAHAN DIETETIKA BG 300

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR KERJA. Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ILMU GIZI BG 131

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

PENGERTIAN DAN JENIS MAKANAN. Rizqie Auliana

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

ILMU GIZI UNTUK PRAKTISI KESEHATAN (Perawat, Gizi, Bidan, Dokter)

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Pedoman umum mengacu pada prinsip gizi seimbang: tumpeng gizi seimbang (TGS) Gizi seimbang bertujuan mencegah permasalahan gizi ganda Bentuk pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan,

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

Diet Diabetes Mellitus

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet

Rita Patriasih, S.Pd., M.Si Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

Syarat makanan untuk bayi dan anak :

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ 40633

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

e-journal Boga, Volume 03, Nomor 3, Edisi Yudisium periode Oktober Tahun 2014, hal

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

RANCANG BANGUN APLIKASI DIET SEIMBANG DENGAN METODE FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR. Oleh: YOGI FERDIAN

KATA PENGANTAR AI MARTIN SOPIAH, 2014

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

GAYA HIDUP SEHAT. Faktor Mempengaruhi Kesehatan Usia Dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

Transkripsi:

DIETETIKA BG 300 Disusun Oleh: Rita Patriasih,S.Pd., M.S.i. NIP : 197008111998022002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

Umum Jumlah : Konsep Dasar Dietetika : Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dietetika 1 1. Mampu menjelaskan pengertian dietetika. 2. Mampu menyebutkan kegunaan diet 3. Mampu mengelompokkan bahan makanan dalam PUGS 4. Mampu menjelaskan factor yang mempengaruhi gizi manusia. Konsep Dasar Dietetika a. Pengertian umum b. Pengertian diet c. Guna diet d. Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RS. Ciptomangunkusukmo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2. ------------. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umum Jumlah : Standar Makanan Rumah Sakit : Mahasiswa mampu memahami konsep standar makanan rumah sakit 2 1. Mampu menjelaskan standar makanan biasa. 2. Mampu membedakan makanan rumah sakit dengan makanan biasa. 3. Mampu menjelaskan perbedaan makanan cair dan makanan lewat pipa Standar Makanan Rumah Sakit a. Makanan Biasa b. Makanan Lunak c. Makanan Saring d. Makanan Cair e. Makanan Lewat Pipa 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RS. Ciptomangunkusukmo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2. ------------. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umum Jumlah : Penentuan Status Gizi dan Reducing Diet : Mahasiswa mampu memahami konsep penentuan Status Gizi dan reducing Diet 3 1. Mampu menjelaskan prinsip berlakuknya reducing diet. 2. Mampu menjelaskan penentuan BMR 3. Mampu menhitung kebutuhan kalori spemeliharaan sesseorang. Penentuan Status Gizi dan Reducing Diet : a. Prinsip Reducing Diet b. Basal Metabolic Rate c. Mengitung Berat Badan Ideal d. Pengkatagorian Status Gizi berdasarkan IMT e. Perhitungan Reducing Diet 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RS. Ciptomangunkusukmo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2. ------------. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umum Jumlah : Menentukan kebutuhan Energi, Protein, lemak dan Karbohidrat : Mahasiswa mampu memahami konsep penentuan kebutuhan Energi, Protein, lemak dan Karbohidrat 4 1. Mampu menjelaskan konsep kebutuhan energi. 2. Mampu menentukan kebutuhan energi seseorang Menentukan kebutuhan Energi, Protein, lemak dan Karbohidrat a. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Energi b. Penentuan Kebutuhan Energi 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RS. Ciptomangunkusukmo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2. ------------. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umum Jumlah : Menentukan kebutuhan Energi, Protein, lemak dan Karbohidrat : Mahasiswa mampu memahami konsep penentuan kebutuhan Energi, Protein, lemak dan Karbohidrat 5 1. Mampu menentukan kebutuhan nergi seseorang sesuai dengan kategorinya. 2. Mampu menghitung kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat seseorang. Menentukan kebutuhan Energi, Protein, lemak dan Karbohidrat a. Penentuan Kebutuhan Protein. b. Penentuan kebutuhan lemak c. Penentuan kebutuhan Karbohidrat 3. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RS. Ciptomangunkusukmo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 4. ------------. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umum Jumlah : Diet Energi Tinggi dan Energi Rendah : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Tinggi Energi dan Rendah Energi 6 1. Mampu membedakan diet energi tinggi dan diet energi rendah. 2. Mampu menjelasakan tujuan pemberian diet TKTP dan diet RETP 3. Mampu menyusun menu dan menentukan kebutuhan bahan untuk diet TKTP dan RETP Diet Energi Tinggi dan Energi Rendah a. Diet Energi Tinggi b Diet Energi Rendah 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Instalasi Gizi Perjan RS. Ciptomangunkusukmo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2. ------------. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 3. Miski, D. 2005. Terapi Diet Ideal. Penerbit : Progres. Jakarta.

Umum Jumlah : Diet Penyakit Saluran Pencernaan : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Penyakit Saluran Pencernaan 7 1. Mampu menjelaskan syarat diet uclus pepticum 2. Mampu membedakan gejala penyakit gastritis dan diverticulosis 3. Mampu menjelasakan 3 macam konstipasi 4. Mampu menyelenggarakan diet untuk penyakit ulcuc peptikum, gastritis dan diverticulosisi. Diet Penyakit Saluran Pencernaan a. Uclus Peptikum b. Gastritis c. Diverticulosis 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.

Umum Jumlah : Diet Penyakit Saluran Pencernaan : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Penyakit Saluran Pencernaan 8 1. mampu menjelaskan syarat diet untuk penyakit malabsopsi, tukak colon dan konstipasi. 2. Mampu menjelaskan diet untuk penyakit malabsorpsi 3. Mampu merencanakan penyelenggaraan diet untuk penyakit tukak colon 4. Mampu merencanakan menyelenggaran diet untuk penyakit konstipasi. Diet Penyakit Saluran Pencernaan a. Malabsorbsi b. Ulcerative Colitis (Tukak Colon) c. Konstipasi 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.

Umum Jumlah : Diet Penyakit Diabetes Mellitus : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Sub Pokok Bahasan dan 9 1. Mampu menjelaskan definisi DM menurut WHO. 2. Mampu menjelaskan 5 gejala penyakit DM 3. Mampu menjelaksn hubungan diet terhadap kesembuhan penyakit DM Diet Penyakit Diabetes Mellitus a. Definisi dan klasifikasi b. Gejala Diabetes c. Pengaruh makanan d. terhadap diabetes 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.

Umum Jumlah : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet 10 1. Mampu menentukan bahan makanan bagi penderita diabetes dengan tepat. 2. Mampu menentukan jumlah bahan makanan untukpenderita diabetes dengan tepat. 3. mampu menyusun perencanaan penyelenggaraan diet bagi penderita diabetes. Mahasiswa mampu memahami konsep Diet 1. Menentukan makanan yang dianjurkan, boleh dan tidak boleh untuk penderita diabetes. 2. Menentukan jumlah bahan makanan yang diperbolehkan untuk penderita diabetes. 3. menyusunan perencanaan diet untuk kasus penderita diabetes. 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.

Umum Jumlah : Diet Penyakit Diabetes Mellitus : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet 11 1. Mampu menentukan bahan makanan bagi penderita diabetes dengan tepat. 2. Mampu menentukan jumlah bahan makanan untukpenderita diabetes dengan tepat. 3. mampu menyusun perencanaan penyelenggaraan diet bagi penderita diabetes. Diet Penyakit Diabetes Mellitus 1. Menentukan makanan yang dianjurkan, boleh dan tidak boleh untuk penderita diabetes. 2. Menentukan jumlah bahan makanan yang diperbolehkan untuk penderita diabetes. 3. menyusunan perencanaan diet untuk kasus penderita diabetes. 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.

Umum Jumlah : Hiperemesis Gravidarum dan Preeklampsia : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Penyakit Hiperemesis Gravidarum dan Preeklampsia 12 1. Mampu membedakan penyakit Hyperemesis Gravidarum dan Preeklampsia 2. Mampu menjelaskan gejala penyakit Hyperemesis Gravidarum 3. Mampu menyusun menu bagi penderita Hyperemesis Gravidarum III dan Preeklampsia Diet Hiperemesis Gravidarum dan Preeklampsia a. Diet Penyakit Hiperemesis Gravidarum b. Diet Panyakit Preeklampsia c. Menyusun perencanaan penyelenggaraan diet Hyperemesis Gravidarum dan Preeklampsia 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung

Umum Jumlah : Penyakit Pembuluh Darah dan Jantung : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Penyakit Pembuluh darah dan Jantung 13 1. Mampu menjelaskan konsep penyakit jantung dan pembuluh darah. 2. Mampu menjelaskan 4 macam diet untuk penyakit pembuluh darah. 3. Mampu menjelaskan macam diet rendah kolesterol. 4. Mampu menyusun menu bagi penderita jantung dan hipertensi Diet Penyakit Pembuluh Darah dan Jantung : 1. Konsep penyakit jantung dan pembuluh darah. 2. Macam-macam diet penyakit pembuluh darah. 3. Diet rendah garam dan rendah kolesterol. 4. Menyusun perencanaan diet penyakit Hipertensi dan jantung. 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RSCM dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Bangun, A. P.2003. Terapi Jus & Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta : Agro Media Pustaka. 3. Purwati, S., Salimar, S. Rahayu. 2003. Perencanaan Menu untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Penebar Swadaya. 4. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 5. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.

Umum Jumlah : Diet Penyakit Hati dan Kantung empedu, Ginjal dan Saluran Kemih : Mahasiswa mampu memahami konsep Diet Penyakit Hati dan Kantung empedu, Ginjal dan Saluran Kemih 14 1. Mampu menjelaskan jenis penyakit hati kantung empedu, ginjal dan saluran kemih 2. Mampu menjelaskan keguaan diet penyakit hati, kantung empedu, ginjal dan saluran kemih. 3. Mampu menyusun perencanaan diet penyakit hati, kantung empedu, ginjal dan saluran kemih. Diet Penyakit Hati dan Kantung empedu, Ginjal dan Saluran Kemih : 1. Jenis penyakit hati, kantung empedu, ginjal dan saluran kemih. 2. Keguanaan diet penyakit hati, kantung empedu, ginjal dan saluran kemih. 3. Menyusun perencanaan diet penyakit hati, kantung empedu, ginjal dan saluran kemih. 1. Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS. Cipto Mangunkusumo dan asosiasi Dietesien Indonesai. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Wirakusumah, E.S. 2001. Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta : Puspa Swara. 3. Sakri, T., S Subekti. 1998. Hand Out Dietetika. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, FPTK UPI Bandung.