REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

dokumen-dokumen yang mirip
REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI GERAK PARABOLA

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

Keywords: Effectiveness, Remediation, Learning Cycle

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

REMEDIASI KESALAHAN BELAJAR SISWA TENTANG VEKTOR DENGAN PEMBERIAN BOOKLET DISERTAI UMPAN BALIKKELAS X ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TUMBUKAN MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN TEKA-TEKI SILANG TENTANG GETARAN DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN JIGSAW BERBANTUAN BOOKLET KELAS VIII SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMA ARTIKEL OLEH CLAUDIA ALFENSIANITA NIM F

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG USAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN REFUTATION TEXT DI SMA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY PADA MATERI TEKANAN HIDROSTATIS DI SMP

PENGGUNAAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA SUB MATERI HUKUM ARCHIMEDES SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA FLUIDA STATIS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, DAN EXPLAIN DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA PERPINDAHAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI MAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

QUANTUM TEACHING DENGAN KERANGKA TANDUR UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 1 KUBU RAYA

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL GENERATIF DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN DI SMA

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENERAPAN MODEL NHT BERBANTUAN PHET DALAM REMEDIASI MISKONSEPSI FLUIDA DINAMIS SMAN 1 SUNGAI RAYA

PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TEKANAN UDARA DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING PADA GERAK PARABOLA DI SMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA KUMON PADA MATERI HUKUM II NEWTON

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS MENGGUNAKAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN ANIMASI FLASH SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TGT BERBANTUAN KARTU SOAL PADA MATERI GETARAN DI SMP

PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP

Chemical Education Study Program Teachers Training and Education Faculty University of Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA MATERI GETARAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN PhET SIMULATION DI SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI SMA

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

REMEDIASI STRATEGI STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP DISERTAI MODUL MATERI BESARAN DAN SATUAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN. Oleh WIDIYA NIM F

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XII IPA MAN 1 PONTIANAK PADA MATERI DINAMIKA ROTASI MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN TULIS SUSUN DI SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PBL DI MAN

DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA PADA MATERI CERMIN SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMP TENTANG CERMIN DATAR MENGGUNAKAN STRATEGI PREDICTION,OBSERVATION, AND EXPLANATION ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DI MAN 1 PONTIANAK

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GMB MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN GUIDED NOTE TAKING DI SMA

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

UMPAN BALIK BERBENTUK BUKU SAKU UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA TEKANAN HIDROSTATIK DI MTs

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

GALIH PRIAMBADA NIM K

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK DENGAN FEEDBACK MENGGUNAKAN BROSUR PADA MATERI GERAK JATUH BEBAS DI SMA

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TSTS BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MINDSCAPINGTENTANG KALOR DI SMP

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Transkripsi:

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RUSMINI NIM.F03112070 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA Rusmini, Haratua Tiur Maria S, Erwina Oktavianty Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN, Pontianak Email : dhedhemhinie@yahoo.com Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode permainan Kokami dapat meremediasi miskonsepsi siswa dalam memahami materi gerak lurus beraturan (GLB) di kelas X SMAS Wisuda Pontianak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-Eksperimental Designdengan rancangan One Group Pre-Test Post- Test Design. Alat pengumpul data berupa tes pilihan ganda beralasan terbuka dengan tiga alternatif pilihan yang mempunyai tingkat reliabilitas 0,48 (KR.20).Hasil menunjukkan adanya penurunan rara rata jumlah miskonsepsi siswa sebesar 46,7%. Remediasi dengan menggunakan permainan Kokami efektif untuk memperbaiki miskonsepsi siswa dengan rata rata penurunan harga proporsi 0,58 ( 0,31<Δn< 0,70) tergolong sedang. Metode permainan Kokami sangat cocok digunakan untuk meremediasi miskonsepsi siswa dikarenakan dengan adanya metode permainan Kokami, siswa menjadi sangat antusias dalam mengikuti pelajaran dan berperan lebih aktif serta kreatif dalam bekerja sama, sehingga metode ini dapat menjadi alternatif untuk diterapkan pada remediasi di sekolah. Kata Kunci: Miskonsepsi, Remediasi, Permainan Kokami Abstract:The purpose of Pre-Experimental Research Design with One Group Pre-Test Post-Test Design was used to remediate students misconceptionsin understanding regular straight motion material in senior high school. Tolls of data collecting used is multiple choice test with three alternativeanswers with reliability0,48 (KR.20). This study involved 20 students in grade X of SMAS Wisuda Pontianak as the sample which had been chosen by intract group. The results of this study showed that the mean of students misconception had been decreased 46.7%. Remediating by using Kokami game was effective to improve students misconception with rate decreasement of student misconception 0.58 (0.31<Δn<0.70) classified as moderate. Kokami game was suitable to remediate students misconception because through that game, the students become more enthusiastic in following the learning processand more active and creative in a team work, it was concluded that this method can be an alternative to be applied to remediation in the school. Keywords: Misconceptions, Remediation, Kokami Games 1

I lmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta menerapkannya untuk menjelaskan masalah kehidupan sehari-hari.fisika merupakan salah satu cabang IPA yang memberikan pelajaran yang baik kepada peserta didik untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Karena itu pemahaman konsep konsep fisika menjadi sangat penting. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa masihbanyak peserta didik yang memiliki konsepsi tidak sesuai dengan konsepsi para ahli. Konsepsi seperti ini disebut dengan miskonsepsi (Suparno, 2013: 8). Suparno (2013: 8) menyatakan Miskonsepsi terdapat dalam semuabidang sains, seperti fisika, kimia, biologi, dan bumi antariksa. Tidak terkecuali gerak lurus beraturan. Gerak lurus beraturan (GLB) merupakansatu di antara materi yang dipelajari di kelas X SMA dan merupakan lanjutan dari materi kelas VIII di tingkat SMP. GLB diartikan sebagai gerak benda pada suatu lintasan yang lurus dengan kecepatan tetap (Supardianingsih, Teo dan Anis, 2014: 15). Fakta di lapangan ditemukan bahwa rata-rata miskonsepsi terbesar siswa pada GLB terdapat pada konsep persamaan jarak, laju, dan waktu. Misalnya, pada penerapan GLB dalam kehidupan sehari-hari sekitar 66,6% siswa mengalami miskonsepsi. Konsep perbedaan laju dan kecepatan, memiliki rata-rata miskonsepsi siswa perkonsep sebesar 65,6%. Siswa tidak dapat membedakan antara laju dan kecepatan. Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari siswa, guru, buku teks dan metode pembelajaran yang digunakan guru ( Sutrisno, Kresnadi, Kartono, 2007:22). Penelitian ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran untuk meremediasi tentang konsep-konsep GLB seperti yang ditemukan Astriana (2010) di MTsN 1 Pontianak dan di kalangan siswa SMAS Wisuda Pontianak. Remediasi sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Remediasi ini dilakukan menggunakan metode permainan Kokami (Kotak kartu misterius). Yang dimaksud remediasi menggunakan metode permainan Kokami adalah melakukan pembelajaran kembali materi gerak lurus beraturan (GLB) dengan menggunakan metode permainan Kokami.Kokami adalah sejenis media visual yang dikombinasikan dengan permainan bahasa. Kelebihan Kokami yaitu dapat menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan menarik dan merangsang minat dan perhatian. Peran guru di kelas sebagai instruktor sekaligus fasilisator yang menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam sebuah kotak yang di dalamnya berisi masalah-masalah terkait materi yang akan dipelajari (Kadir dalam Suryadi, 2013). Adapaun model permainan Kokami dapat dibuat secara sederhana yang fungsinya sebagai wadah tempat amplop-amplop berisi kartu pesan. Sedangkan kartu pesan berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada siswa, diformulasikan dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman gambar, bonus, atau sanksi. Kartu pesan merupakan komponen yang paling penting dalam permainan ini karena arah kegiatan pembelajaran tertuang di dalamnya. Agar 2

permainan menjadi lebih menarik, maka kartu-kartu pesan yang dirancang bervariasi dalam bentuk perintah atau bentuk lainnnya (Sulaeman, 2013). Penelian menggunakan media pembelajaran permainan Kokami sebelumnya telah dilakukan oleh Suryadi (2013) terhadap prestasi belajar fisika siswa ditinjau dari kemamuan pemecahan masalah dan didapatkan hasil bahwa prestasi belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah berbantuan media Kokami lebih tinggi daripada prestasi belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah saja. Penelitian ini mendapatkan FB(hitung) >F(tabel) atau 6,44 > 4,02, yang berarti terdapat perbedaan prestasi belajar fisika yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan PBM berbantuan media Kokami dengan menggunakan PBM saja.penelitian ini dilakukan untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada GLB kelas X SMAS Wisuda Pontianak, diharapkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi dalam memahami GLB menurun. Pada akhirnya, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan miskonsepsi siswa setelah diberikan remediasi menggunakan metode permainan Kokami. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2013: 72). Pada penelitian ini bentuk desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental Design dengan rancangan One Group Pretes-Posttest Design. Desain tersebut dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Rancangan One Group Pre-test Post-TestDesign Pre-test Treatment Post-test O 1 X O 2 (Sugiyono, 2013) Gambar 1 Rancangan One Group Pretes-Posttest Design Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAS Wisuda Pontianak tahun ajaran 2015/2016 yang telah mempelajari materi gerak lurus beraturan yaitu kelas X yang berjumlah 28 orang.sampel yang diambil yaitu siswa kelas X SMAS Wisuda yang selau hadir selama penelitian yang berjumlah 20 orang. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Alat pengumpul data berupa 9 soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda (tiga alternatif pilihan) beserta alasan terbuka. Validitas instrumendilakukanoleh dua dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP Untan dan satu guru Fisika SMAS Wisuda Pontianak. Validitas yang dilakukan secara kualitatif dan didapat hasil 3

instrumen diperbaiki dan layak untuk digunakan dengan reliabilitas sebesar 0,48 (tergolong memiliki reliabilitas sedang). Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: tahap persiapan,tahap pelaksanaan, dan tahap akhiryang dijelaskan sebagai berikut: Tahap Persiapan Tahap persiapan dilakukan sebagai berikut: (1) menyusun desain penelitian; (2)menyiapkan instrumen penelitian, seperti kisi kisi soal tes, soal pretest dan post-test, membuat RPP dan Kokami; (3) melakukan validasi instrumen penelitian dalam bentuk koreksian yang dilakukan oleh dua orang dosen Pendidikan Fisika FKIP Untan dan satu orang guru fisika SMAS Wisuda Pontianak; (4) merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi; (5) melakukan uji coba instrumen penelitian yang telah divalidasi di kelas X SMAS Koperasi Pontianak. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan sebagai berikut: (1) memberikan tes awal ( pre-testpada tanggal 15 Februari 2016; (2) menilai hasil pekerjaan siswa pada tes awal; (3) memberikan kegiatan remediasi dengan metode permainan kokami yang berisi konsep konsep gerak lurus beraturan pada tanggal 17 Februari 2016; (4) memberikan tes akhir ( post-test) untuk mengetahui jumlah penurunan siswa yang mengalami miskonsepsi pada tanggal 19 Februari. Tahap Akhir Tahap akhir dilakukan sebagai berikut: menghitung jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum dan sesudah dilaksanakannya remediasi; menganalisis penurunan jumlah siswa yang yang mengalami miskonsepsi setelah dilakukan remediasi melalui metode permainan kokami; mendeskripsikan hasil pengolahan data dan menyimpulkan sebagai jawaban dari masalah dalam penelitian; menyusun laporan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMAS Wisuda Pontianak yang telah mempelajari konsep gerak lurus beraturan (GLB). Pengambilan sampel dilakukan menggunakan sampling jenuh dengan teknik intact group sehingga diperoleh sampel penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 20 siswa. 1. Profil Miskonsepsi SiswaSebelum dan Setelah Diberikan Remediasi Menggunakan Metode Permainan Kokami. Untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa sebelum dan setelah diberikan remediasi menggunakan metode permainan Kokamidilakukan analisis pada hasil jawaban pre-testdan post test siswa yang direkapitulasi pada Tabel 1. 4

Tabel 1 Profil Miskonsepsi Siswa saat Pre-test dan Post-test No Indikator Konsepsi yang keliru (Miskonsepsi) 1 Pengertian GLB 2 Konsep Jarak 3 Konsep perpindahan 4 Pengertian laju suatu benda 5 Konsep laju dan kecepatan suatu benda Pre-test - GLB terjadi pada lintasan yang lurus beraturan dalam waktu tertentu tanpa kecepatan tetap (55%). - GLBdapat dipercepat (5%). - Jarak dan perpindahan sama (20%). - Besarnya perpindahan dan posisi sama (60%). - Perpindahan merupakan jumlah total dari jarak yang ditempuh (15%) - Perpindahan dan jarak sama (10%) - Perpindahan dan posisi sama (50%) - Perpindahan merupakan jumlah total dari jarak yang ditempuh siswa (10%) - Laju merupakan perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu (65%) - Laju dipengaruhi oleh arah gerak benda (25%) - Laju mempunyai arah (95%) Post-test - GLB merupakan gerak lurus dengan kecepatan dipercepat (15%). - Jarak dan perpindahan adalah sama (5%). - Besarnya perpindahan dan posisi adalah sama (25%) - Perpindahan merupakan jumlah total dari jarak yang ditempuh (10%) - Jarak dan perpindahan adalah sama sehingga jarak yang ditempuh siswa dianggap 0 (5%) - Perpindahan dan posisi sama (10%) - Laju merupakan perubahan yang ditempuh benda dalam tiap satuan waktu (65%) - Laju dipengaruhi oleh arah gerak benda (10%) - Kecepatan tidak mempunyai arah sedangkan laju mempunyai arah (50%) - Kecepatan dan laju keduanya tidak mempunyai arah (5%) 5

6 Konsep hubungan, jarak, laju, dan waktu 7 Konsep ciriciri GLB 8 9 Konsep menentukan hubungan jarak (s) dan waktu (t) pada grafik s- t gerak lurus beraturan (GLB) menentukan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t) pada grafik v-t gerak lurus beraturan (GLB) - Jarak yang ditempuh kedua mobil berbeda meskipun laju dan waktu kedua mobil sama (10%) - Laju dan waktu kedua mobil sama menyebabkan mobil melaju ke arah yang sama (20%) - Ciri ciri GLB adalah benda melaju pada bebas hambatan (55%) - Ciri ciri GLB adalah kecepatan suatu benda diturunkan (20%) - Jarak tempuh suatu benda berbeda dalam selang waktu tertentu (65%) - Percepatan benda bertambah dalam selang waktu tertentu (30%) - Gerak lurus beraturan hanya tergantung pada lintasan yang lurus saja (80%) - Gerak lurus beraturan dipengaruhi oleh percepatan (20%) - Massa kedua mobil berbeda sehingga jarak kedua mobil tersebut juga berbeda (5%) - Jarak yang ditempuh kedua mobil tersebut berbeda karena dipengaruhi oleh panjang lintasan yang berbeda (5%) - Arah kedua mobil sama sehingga menyebabkan jarak yang ditempuh kedua mobil juga sama (5%) - Ciri-ciri peristiwa GLB dikarenakan kecepatan kecepatan suatu benda dinaikkan (35%) - Peristiwa termasuk peristiwa GLB dikarenakan bus melaju pada bebas hambatan (25%) - Jarak tempuh suatu benda berbeda dalam selang waktu tertentu (25%) - Percepatan benda bertambah dalam selang waktu tertentu (10%) - Pada waktu yang sama siswa mempunyai kecepatan yang sama pula (10%) 6

Berdasarkan hasil analisis data profil miskonsepsi siswa sebelum dan setelah diberikan remediasi menggunakan metode permainan Kokami, pada pre-testditemukan miskonsepsi terbesar siswa terdapat pada konsep menentukan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t) pada grafik v-t(100%), sedangkan miskonsepsi terkecil siswa terdapat pada konsep mencari hubungan jarak, laju, dan waktu (30%). Pada post-test masih ditemukan miskonsepsi siswa terhadap konsep-konsep GLB. Miskonsepsi terbesar siswa saat post-test terdapat pada konsep pengertia laju (75%) dan miskonsepsi terkecil siswa terdapat pada konsep menentukan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t) pada grafik v-t(10%). 2. Penurunan Persentase Miskonsepsi Siswa Setelah Diberikan Remediasi Menggunakan Metode Permainan Kokami Untuk mengetahui penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi setelah diberikan remediasi menggunakan metode permainan Kokami diperoleh dari hasil jawaban siswa pada pre-test dan post-test dapat direkapitulasi pada Grafik 1. % 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Indikator Gambar2 Grafik Penurunan Persentase Jumlah Miskonsepsi Siswa Tiap Indikator Keterangan: 1= Pengertian GLB 2= Konsep jarak 3= Konsep perpindahan 4= Pengertian laju suatu benda 5= Konsep laju dan kecepatan suatu benda 6= Hubungan jarak, laju, dan waktu 7= Ciri-ciri GLB 8= Hubungan s-t pada GLB 9= Hubungan v-t pada GLB 7

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa persentase penurunan miskonsepsi siswa terbesar terdapat pada konsep menentukan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t) pada grafik v-t gerak lurus beraturan (90%) dan persentase penurunan miskonsepsi siswa terkecil terdapat pada konsep menetukan peristiwa GLB dari sebuah bus yang melaju pada sebuah jalan lurus yang bebas hambatan (10%). 3. Perubahan Konsepsi Siswa Setelah Diberikan Remediasi Menggunakan Metode Permainan Kokami Tabel 2 Signifikansi Tiap Butir Soal Menggunakan Uji McNemar No Soal Tabel Keterangan 1 0,05 Tidak Signifikan 2 0,05 Tidak signifikan 3 0,05 Tidak Signifikan 4 0,05 Signifikan 5 0,05 Tidak Signifikan 6 3,84 Signifikan 7 0,05 Signifikan 8 3,84 Signifikan 9 3,84 Signifikan Perhitungan McNemar digunakan untuk menentukan perubahan konsepsi siswa setelah diberikan remediasi menggunakan metode permainan Kokami pada materi gerak lurus beraturan (GLB). Berdasarkan Tabel 2, untuk nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7 digunakan tes binomial dikarenakan frekuensi yang diharapkan kurang dari 5. Sedangkan untuk nomor6, 8, dan 9 digunakan dikarenakan frekuensi yang diharapkan lebih dari 5. UjiMcNemar pada tabel 4.11 terdapat hasil tes binomial lebih kecil dari α= 5% yaitu secara berurutan pada soal nomor 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Hal inimenunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep GLB yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan metodepermainan Kokami. Sedangkan untuk nomor 6, didapat hasil tes binomial lebih besar dari α= 5% sehingga, hal ini menunjukkan terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep GLB yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan metodepermainan Kokami.Selanjutnya pada nomor 6, 8 dan 9 digunakan dikarenakan frekuensi yang diharapkan lebih dari 5 dan diperoleh tabel (3,84) lebih besar dari hitung untuk db = 1 dan α = 5% menunjukkan bahwa terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep GLB yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan metode permainan Kokami. 8

4. Efektivitas Penerapan Metode Permainan Kokami dalam Meremediasi Miskonsepsi Siswa Efektivitas remediasi miskonsepsi siswa pada tiap soal atau indikator soal dengan metode permainan Kokamiyang disesuaikan dengan prinsip ruas jari dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Efektivitas penurunan jumlah miskonsepsi pada tiap soal No Soal 1 73 2 83 3 50 4 17 5 31 6 50 7 13 8 53 9 90 Harga proporsi penurunan jumlah miskonsepsi untuk tiap soal dimana pada soal nomor1, 2 dan 6 masing-masing memiliki nilai yaitu sebesar 0,73; 0,83; dan 0,9. Maka berdasarkan prinsip ruas jari dapat digolongkan memiliki tingkat efektivitas tinggi. Sedangkan pada soal nomor3, 5 dan 8 masing-masing memiliki nilai yaitu sebesar 0,5; 0,3; dan 0,53. Maka berdasarkan prinsip ruas jari dapat digolongkan memiliki tingkat efektivitas sedang. Sementara itu untuk soal no 4, 6 dan 7 memiliki nilai masing masing sebesar 0,06; 0,17 dan 0,13. Maka berdasarkan prinsip ruas jari dapat digolongkan memiliki tingkat evektifitas rendah. Untuk ratarata pada keseluruhan soal adalah sebesar 0,58 dan tergolong kategori sedang. Pembahasan Penelitian yang berjudul remediasi miskonsepsi siswa menggunakan metode permainan Kokami pada materi gerak lurus beraturan (GLB) ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakahmetodepermainan Kokami dapat meremediasi miskonsepsi siswa pada materi GLB di kelas X SMAS Wisuda Pontianak. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas X SMAS Wisuda Pontianak yang berjumlah 20 orang. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan melakukan uji coba soal di SMAS Koperasi Pontianak. Sekolah yang dijadikan tempat uji coba soal ini adalah sekolah yang siswa-siswinya dianggap memiliki kemampuan yang mendekati sama dengan sekolah yang diteliti yaitu SMAS Koperasi Pontianak. Dari hasil uji coba diperoleh hasil 0,48 dengan kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi gerak lurus beraturan (GLB). 9

Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan penelitian remediasi di SMAS Wisuda Pontianak. Kegiatan remediasi terdiri dari tiga langkah, yaitu pemberian tes awal (pre-test), remediasi menggunakan permainan Kokami, dan tes akhir (post-test). Dalam penelitian ini, soal yang digunakan untuk tes awal dan tes akhir memiliki karakter dan jumlah soal yang sama, akan tetapi nomor soal diacak. Remediasi dilakukan dalam satu kali pertemuan, pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan Kokami siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan dibantu dengan LKS. Setelah mengerjakan LKS yang terdapat pada Kokami, perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Kemudian guru menjelaskan kembali konsep yang sebenarnyaterkait materi yang telah siswa diskusikan. Berdasarkan analisis data profil miskonsepsi siswa dan rekapitulasi persentase penurunan jumlah miskonsepsi siswa tiap indikator didapat bahwa rata rata penurunan miskonsepsi terbesar yaitu 90% pada konsep hubungan kecepatan dan waktu pada grafik s-t gerak lurus beraturan (GLB). Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sangat tinggi pada indikator konsep hubungan kecepatan dan waktu pada grafik s- tglb, sehingga metode permainan Kokami memiliki pengaruh yang berarti pada indikator tersebut. Sedangkan rata rata penurunan miskonsepsi terkecil yaitu 10% pada konsep peristiwa GLB pada jalan lurus bebas hambatan. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sangat rendah pada konsep mendefenisikan laju sebuah benda sehingga metode permainan Kokami tidak memiliki pengaruh yang berarti pada indikator tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru bidang studi fisika di SMAS Wisuda Pontianak, diketahui bahwa siswa hanya hanya faham dengan melihat rumus saja, siswa masih belum bisa memahami secara penuh konsep gerak lurus beraturan (GLB). Selain itu dikarenakan jam pelajaran fisika yang terbatas hanya 2 jam pelajaran selama satu minggu dikatakan tidak cukup. Menurut Sutrisno, Kresnadi, Kartono (2007: 3-6) paling tidak ada empat hal yang dapat menimbulkan miskonsepsi siswa yaitu pengalaman, hasil pengamatan, kemampuan berpikir, dan kemampuan berbahasa. Menurut Suparno (2013: 59), dengan mengamati, mencoba, dan melihat sendiri apa yang terjadi, siswa akan mengalami pengalaman yang tidak sesuai dengan prakonsepsi mereka, siswa juga akan menjadi bingung, pikirannya tertantang, dan siswa akan mengubah gagasan awalnya. Walaupun konsepsi siswa kadang kadang tidak jelas dan berbeda dengan pengetahuan ilmiah, namun konsepsi awal ini perlu diidentifikasi sebagai titik awal dalam proses perubahan konseptual. Melalui proses perubahan konseptual dalam fisika, siswa dapat terlibat aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri dengan memodifikasikannya dengan konsepsi awal mereka (Sutrisno dalam Dewi: 2012). Setelah dihitung dengan menggunakan uji McNemar untuk mengetahui perubahan konsepsi siswa terhadap materi gerak lurus beraturan (GLB) yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan metode permainan Kokami, diketahui pada indikator 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 menggunakan tes binomial dikarenakan nilai frekuensi yang didapat kurang 5. Hasil tes binomial pada 10

indikator 1, 2, 3, dan 5menunjukkan lebih kecil dari α= 5%. Hal inimenunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep GLB yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan metodepermainan Kokami. Sedangkan pada indkator 7 hasil tes binomial menunjukkan lebihbesar dari α= 5%. Hal inimenunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa pada konsep GLB yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan metodepermainan Kokami. Selanjutnya pada indikator6, 8, dan 9 digunakan dikarenakan frekuensi yang diharapkan lebih dari 5 dan diperoleh tabel (3,84) lebih besar dari hitung untuk db=1 dan α=5% menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa pada konsep GLB yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan metode permainan Kokami. Remediasi dengan menggunakan metode permainan Kokami ini secara umum efektif untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada gerak lurus beraturan (GLB). Temuan ini dapat dilihat dari harga proporsi penurunan jumlah miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal soal tentang gerak lurus beraturan (GLB) yaitu sebesar 0,58 yang tergolong sedang (0,31<Δn<0,70). Hal ini disebabkan karena pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode permainan Kokami siswa dapat mengetahui konsep yang sesuai dengan konsep ilmuwan, sehingga dapat memudahkan siswa untuk mengetahui kesalahan yang dilakukannya. Sehingga siswa dapat menjawab benar saat post-test. Dengan adanya metode permainan Kokami, siswa menjadi cukup antusias dikarenakan dalam metode pembelajaran ini siswa berperan lebih aktif dan kreatif dalam bekerja sama dengan teman teman satu kelompoknya, sedangkan guru hanya sebagai fasilisator. Dalam kelompok tersebut, siswa saling bekerja sama untuk membantu agar saling memahami materi gerak lurus beraturan (GLB), sehingga minat dan motivasi siswa dalam memahami pelajaran pada materi GLB meningkat hal itu dibuktikan dengan penurunan jumlah rata rata miskonsepsi siswa yaitu 81,1% menjadi 41,7%. Hal ini selaras dengan pendapat Abdul Kadir dalam (Khairiah, 2011) bahwa media permainan mampu merangsang daya pikir inovatif, kreatif, dan kritis siswa sehingga ia mampu memahami pesan yang diberikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa remediasi menggunakan metode permainan kokami efektif dalam meremediasi miskonsepsi siswa di kelas X SMAS Wisuda Pontianak pada materi tekanan GLB. Secara khusus kesimpulan dalam penelitian ini antara lain: pada pre-test profilmiskonsepsi terbesar terdapat pada konsep menentukan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t) pada grafik v-t GLB (100%), sedangkan profil miskonsepi terkecil terdapat pada konsep mencari hubungan antara jarak, laju, dan waktu dari sebuah mobil yang bergerak dengan laju yang sama (30%); pada posttest, profil miskonsepsi terbesar terdapat pada konsep mendefenisikan makna laju dari sebuah benda yang menggelinding dalam waktu tertentu (75%), sedangkan profil miskonsepsi terkecil terdapat pada konsep menentukan jarak perjalanan yang dilakukan seorang siswa ke arah timur, kemudian berjalan lagi ke arah 11

baratdan konsep menentukan hubungan kecepatan (v) dan waktu (t) pada grafik v- tglb (10%); dengan menggunakan uji McNemar, secara keseluruhan terjadi perubahan konseptual siswa terhadap materi gerak lurus beraturan (GLB) yang signifikan dengan x 2 hitung rata-rata (6,13) >x 2 tabel (3,84) antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan metode permainan Kokami; efektivitas remediasi siswa menggunakan metode permainan Kokami pada materi gerak lurus beraturan (GLB) tergolong sedang dengan rata rata harga proporsi 0,58 (0.31<ΔS<0,70). Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini untuk mengefektifkan penelitian selanjutnya menggunakan metode permainan Kokami adalah sebagai berikut: (1) sebelum melakukan remediasi, sebaiknya harus benar benar mengikuti langkah-langkah yang ada pada permainan Kokamiagar remediasi berjalan dengan maksimal; (2) sebelum melakukan remediasi, sebaiknya alat bantu media pembelajaran lebih dipersiapkan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal; (3) remediasi menggunakan metode permainan Kokami sebaiknya dilakukan dengan bantuan model pembelajaran yang dapat mengatasi kondisi siswa yang terlalu aktif. DAFTAR RUJUKAN Astriana, Novia. (2010). Remediasi Miskonsepsi Siswa tentang Gerak Lurus Beraturan dengan Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas VII MTSN 1 Pontianak. Skripsi. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura. Permendiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Dasar dan Menengah. Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sulaeman, Nurul Fitriyah. (2010). Penggunaan Model Quantum Teaching Melalui Metode Permainan dan Simulasi pada Pembelajaran Pokok Fisika Bahasan Gerak Lurus Ditinjau dari Keaktifan Siswa. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Supardianningsih, Teo, Anis. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam SM/MTS Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara. Suparno, Paul. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. Suryadi. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Kokami terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah. Unnes Physics Education Journsl. 1 (4): 375-381. Sutrisno, Leo, Kresnadi, Kartono. (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Pontianak: LPJJ PGSD. 12