Oleh : Nur Fariqah Haneda

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Iskandar Z. Siregar

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Oleh : Iskandar Z. Siregar

Oleh : Ulfah J. Siregar

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

Oleh : Sri Wilarso Budi R

TANAMAN HUTAN. Oleh : Sri Wilarso Budi R. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Oleh : Sri Wilarso Budi R

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

Oleh : Sri Wilarso Budi R

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

II. METODE PENCEGAHAN PENYAKIT HUTAN

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BIBIT MERANTI (Shorea leprosula Miq.) DI PERSEMAIAN. NGATIMAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa

tanam, tanamlah apa saja maumu aku akan tetap datang mengganggu karena kau telah merusak habitatku maka aku akan selalu menjadi pesaingmu

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

Faktor-faktor yang diintrodusir oleh manusia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN HUTAN

Rekapitulasi Laporan Serangan OPT Penting Tanaman Perkebunan di Kalimantan Timur Tahun 2014

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

E U C A L Y P T U S A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

3. METODE DAN PELAKSANAAN

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Serangan Hama dan Penyakit Tembakau Tahun 2015 di Kabupaten Probolinggo dan Dampak Kerugian

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

PEMBUATAN CUKA KAYU DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN. Oleh : Sri Komarayati

Mengapa menggunakan sistem PHT? Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Mengapa menggunakan sistem PHT? Mengapa menggunakan sistem PHT?

REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR

PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT ULAT SUTERA I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

EVALUASI KESEHATAN TANAMAN JATI (Tectona grandis) PADA LAHAN GNRHL DI DESA KARANG LANGIT KALIMANTAN TENGAH. Oleh/By Dina Naemah 1 ABSTRACT

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

Silvikultur intensif jenis rotan penghasil jernang (bibit, pola tanam, pemeliharaan)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

Transkripsi:

7 MODULE PELATIHAN HAMA DAN PENYAKIT HUTAN Oleh : Nur Fariqah Haneda ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F) FACULTY OF FORESTRY IPB 2006 ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 48

Module 7. Hama dan Penyakit Hutan Pendahuluan Pengertian hama hutan ada 2, yaitu secara umum dan secara khusus. Pengertian secara umum adalah binatang yang menimbulkan kerusakan dan kerugian pada sumber daya hutan. Sedangkan pengertian secara khusus adalah hama hutan yang terbatas pada binatang perusak tanaman hutan yang menimbulkan kerusakan, dengan tingkat kerugian yang melampaui batas toleransi (ambang ekonomi). Kerusakan ini berdampak pada tingkat kerugian ekonomi yang cukup berarti. Pengertian penyakit hutan adalah mikroorganisme (jamur, bakteri, virus), berbagai jenis cacing dan tumbuhan tingkat tinggi yang menimbulkan kerugian pada sumber daya hutan. Penyebab penyakit disebut patogen. Gejala serangan adalah berupa kerusakan atau kelainan fisik pada tanaman. Hal ini disebabkan oleh aktivitas binatang pemakan tumbuhan terutama serangga dan oleh adanya penyakit. Gejala serangan sangat bervariasi, tergantung variasi bentuk dan alat mulut serangga, cara hidup serangga dan patogen, serta bagian tanaman yang diserang. Tanda hama, contohnya serangga, baik dalam bentuk dewasa, nimfa, larva ataupun telur, bagian tubuh serangga dan kotoran serangga. Adapun tanda penyakit contohnya, miselia jamur, spora, tubuh buah, cairan bakteri, berbagai jenis cacing, bagian tanaman parasit dan sebagainya. Tanda yang lain adalah bau, dan keluarnya getah. Bentuk Kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit: 1. Bagian daun : Berlubang, bercak-bercak putih/coklat/hitam, berbintik-bintik, menggulung, melipat, tinggal rangka daun, keriting, rontok, layu, dan berbintilbintil. 2. Bagian pucuk : Layu, patah, berlubang, keriting, dan mati. 3. Bagian batang dan akar : Berlubang, bengkak, akar putus, dan retak. 4. Bagian buah, biji dan bunga : Berlubang, berubah warna, dan busuk. Pengelolaan Hama dan Penyakit Pengelolaan hama dan penyakit merupakan kegiatan pencegahan dan pengendalian (kuratif), untuk itu perlu mempertimbangkan beberapa tahapan dalam pembangunan hutan, yaitu: 1. Perencanaan dan manajemen ekosistem untuk mencegah supaya serangga tidak menjadi hama 2. Identifikasi masalah hama yang potensial 3. Pemantauan populasi hama dan serangga berguna, tingkat kerusakan dan kondisi lingkungan 4. Menggunakan ambang ekonomi untuk membuat keputusan 5. Penurunan populasi hama dengan kombinasi beberapa teknik 6. Membuat evaluasi keefektifan dari perlakuan yang sudah dilakukan dan sebagai dasar untuk rencana yang akan datang. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 49

Teknik Pengendalian Pencegahan hama hutan dapat dilaksanakan dengan menggunakan 1) metoda silvikultur dan 2) penerapan peraturan/undang-undang. Adapun pengendalian hama dapat dilakukan secara 1) hayati (biologis), 2) fisik-mekanis, dan 3) kimia. Dalam praktik/pelaksanaannya di lapangan baik pengendalian maupun pencegahan dapat menggunakan satu atau beberapa metode (kombinasi). Bila digunakan kombinasi metode maka disebut pengelolaan hama terpadu. a. Teknik silvikultur v Pemilihan benih yang sehat v Pemilihan bibit yang sehat v Pemilihan species pohon, disesuaikan dengan karakter dan tempat tumbuh v Penanaman species pohon yang resisten v Pembuatan hutan campuran (jenis pencampurannya lebih dari 20 %), ada beberapa model yaitu: Campuran species berselang seling Campuran baris berselang seling Campuran lajur Campuran blok Campuran bawah (underplanting) v Pengaturan jarak tanam v Perlakuan penjarangan v Pemberian naungan v Pergiliran tanaman v Pengaturan drainase v Pengolahan tanah yang benar v Pemeliharaan tanaman muda b. Teknik peraturan/undang-undang v Karantina v Penekanan dan penahanan c. Teknik hayati/biologi v Parasit parasitoid v Predator/pemangsa v Patogen d. Teknik fisik-mekanik v Penggunaan perangkap serangga v Perusakan habitat v Merubah/memodifikasi habitat v Pengumpulan/penangkapan serangga e. Teknik kimia Penggunaan pestisida: insektisida (serangga), fungisida (jamur), bakterisida (bakteri) ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 50

Persiapan Areal Penanaman Sebelum dilakukan kegiatan penanaman, sebaiknya dilakukan sanitasi terhadap lahan. Kegiatan ini bertujuan untuk menghilangkan sumber infeksi yaitu kemungkinan adanya serangga dan patogen. Teknik yang bisa digunakan adalah: 1. Memeriksa tunggul kayu yang tertinggal 2. Membersihkan ranting-ranting dan serasah yang menumpuk 3. Memusnahkan serangga dan pathogen yang ditemukan Pemilihan dan pengujian benih Benih adalah asal permulaan rangkaian pertanaman. Dalam pemilihan benih perlu memperhatikan kesehatan, viabilitas dan kekuatan tumbuh. Oleh karena itu sebelum menyemai sebaiknya dilakukan pemilihan dan pengujian kesehatan benih dengan cara: a. Pemerikasaan benih kering Kriteria yang dilihat adalah: v Adanya kotoran selain benih, dapat berupa kerikil, kotoran serangga, tanah ataupun bagian tanaman v Kemurniannya v Bagian dari mikroorganisme: spora, miselium, cendawan, lendir, dsb v Adanya pewarnaan v Adanya perubahan bentuk: benih berkerut, ukuran tidak normal, dsb b. Pemeriksaan metoda inkubasi dengan kertas hisap (Blotter method) Benih diinkubasikan didalam cawan Petri yang telah diberi kertas saring lembab selama 1 minggu. Teknik ini untuk melihat adanya patogen pada benih. c. Tes Pencucian Test ini hanya bisa mendeteksi spora-spora yang ada di permukaan benih dan memerlukan uji viabilitas spora. d. Pengujian gejala kecambah Benih dikecambahkan kemudian diamati pertumbuhan kecambahnya. Persemaian Kegiatan menyemai juga tidak lepas dari usaha pencegahan hama dan penyakit. Tahapan yang perlu dilakukan adalah: 1. Perlakuan terhadap media semai, sebaiknya media dijemur, diberikan perlakuan pestisida; 2. Perlakuan terhadap benih, misalnya dengan sterilisasi permukaan benih dengan klorok atau perendaman dengan pestisida; 3. Pengamatan terhadap perkecambahan benih; 4. Seleksi (pemilihan) kecambah; 5. Perlakuan pestisida terhadap kecambah yang akan dipindahkan ke polibag; dan ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 51

6. Pemberian kondisi yang optimum terhadap bibit, misalnya naungan, penyiraman, pemupukan. Selain serangga, binatang besar dapat juga menjadi hama, misalnya tikus, bajing, burung, babi dan rusa. Bagian tanaman yang yang dirusak adalah: 1. Daun-daunan 2. Pucuk dan tunas pohon 3. Kulit pohon 4. Batang pohon 5. Persemaian dan anakan 6. Biji dan buah Contoh Bentuk-bentuk Kerusakan a. Penggorok Daun b. Pemakan Daun ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 52

c. Sebagai Sarang dan Makanan d. Penyakit pada Benih e. Penyakit pada Persemaian ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 53

f. Kerusakan Batang a. Hama Tikus Tikus adalah binatang yang merusak biji-bijian dan mengerat kulit dari anakan dan tanaman muda sampai mati. Bagian yang dirusak biasanya dekat dengan tanah terutama yang berada di dalam tutupan serasah. Biji dalam persemaian atau tempattempat perkecambahan sering mendapat gangguan dari tikus. b. Hama Babi Babi adalah binatang yang sering merusak biji, buah, akar-akar pohon, anakan dan tanaman muda. Perlu diperhatikan dalam sistem penanaman tumpangsari terutama yang menggunakan ubi jalar dan singkong, karena tanaman ini menarik datangnya babi hutan. Pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan ialah dengan : 1. Mengatur tempat tumbuh, sehingga makanan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 54

2. Membuat perangkap atau jerat 3. Memberi umpan beracun 4. Mengadakan perburuan 5. Mengatur preadornya/pemangsa 6. Memberi/pembuat pagar, tetapi cara ini mahal Penyakit Cendawan Akar Putih Penyakit cendawan akar putih, pohon yang terserang oleh cendawan akar ini terlihat pohon menjadi layu dan merana, Apabila serangan sudah lanjut maka pohon akan mati. Biasanya penularan melalui tanah dengan cara kontak dengan akar. Pencegahan dan pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara: 1. Menebang pohon yang sakit, membongkar tunggak dan akarnya kemudian dimusnahkan (dibakar) di tempat itu juga 2. Untuk mencegah penularan dengan membuat selokan isolasi sedalam 1-1.5 m mengelilingi pohon yang sakit 3. Akar yang luka sebaiknya ditutup/dioles dengan fungisida 4. Menggunakan fungisida pada bekas pohon yang diserang DAFTAR PUSTAKA Husaeni, E.A., Kasno, N.F. Haneda dan O. Rachmatsjah. 2006. Pengantar Hama Hutan di Indonesia: Bio-ekologi dan Teknik Pengendalian. Departemen manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta Neergaard, P. 1977. Seed Pathology. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 2006 55