Peluang Penguatan Bank Sampah untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan Studi Kasus: Bank Sampah Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

DESAIN DAN PEMBANGUNAN RUMAH KOMPOS KANTOR BPPT JAKARTA

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

Pengelolaan Sampah Di Kota Malang. PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Bingkil Nomor 1 Malang Telp. / fax :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN SOLID WASTE MANAGEMENT TOOL (SWMT)

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I. Pendahuluan. peningkatan sebesar jiwa. Pada tahun 2015, diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PENGHITUNGAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI SEKTOR SAMPAH PERKOTAAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

Analisis Efektivitas Konsep Pengelolaan Sampah Organik melalui Teknologi Komposting (Studi Kasus di Kota Probolinggo, Jawa Timur)

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

PENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA

DEVELOPMENT OF A WASTE TO ENERGY PILOT : PERSPECTIVE FROM JAMBI CITY

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

1

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH

SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH INSTITUSI KOTA PADANG GENERATED SOLID WASTE AND COMPOSITIONS OF INSTUTIONAL WASTE IN PADANG CITY

Laporan Kegiatan Workshop/sosialisasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun 2012

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

KAJIAN BANK SAMPAH SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI REDUCE, REUSE, RECYCLE

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

PENERAPAN KONSEP 3R MELALUI BANK SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN RAWAJATI, JAKARTA SELATAN

Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

Sampah Kota atau Municipal Solid Waste (MSW) dan Penyelesaian Masalahnya

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

1:.Y::::;jMSj STUDI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DIKOTABANDARLAMPUNG. Nama Mahasiswa HAPPY SURYATI H NIM. Program Studi

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

Transkripsi:

Peluang Penguatan Bank Sampah untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan Studi Kasus: Bank Sampah Malang The Opportunities to Strengthen the Role of Bank Sampah to Reduce Municipal Waste Case Study: Bank Sampah Malang REBA ANINDYAJATI PRATAMA DAN IIF MIFTAHUL IHSAN Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gedung Geostek 820, Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten reba.anindyajati@bppt.go.id ABSTRACT Some factors that can cause the increasing amount of waste in Malang City, for instance, population growth, population activities, and unavailability of Landfill s number and area to accommodate the waste Therefore, Bank Sampah Malang (BSM) program has been established. However, the capacity of the BSM is still low when compared to the volume of waste generatio. The purpose of this research is to look at the potential for strengthening BSM as one of the innovations to reduce the presence of waste in the landfill in Malang City. The method used in this research was according to the calculation of the population number and Generation Rate coefficient. There are several scenarios to enhance the role of BSM namely product diversification through composting and expansion affiliation through schools. Based on calculation scenario, the first scenario will reduce organic waste estimated to 337.680 kg/year. Meanwhile, based on the second scenario calculations, BSM can reduce waste by 326.040 kg/year. Keywords: waste, bank sampah malang, landfill, produk diversification, expansion affiliations ABSTRAK Banyak faktor yang dapat menyebabkan semakin meningkatnya jumlah timbulan sampah di kota Malang, antara lain meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk serta tidak bertambahnya jumlah dan luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Meskipun terdapat Bank Sampah Malang (BSM), jumlah sampah yang diolah oleh BSM masih rendah apabila dibandingkan dengan volume timbulan sampah yang dihasilkan penduduk kota Malang. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat potensi penguatan BSM sebagai salah satu inovasi untuk mengurangi keberadaan sampah di TPA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan menggunakan koefisien Generation Rate dari jumlah penduduk yang berpotensi menghasilkan volume timbulan sampah. Hasil penelitian diperoleh beberapa skenario untuk meningkatkan peran BSM yaitu diversifikasi produk melalui komposting dan ekspansi afiliasi melalui sekolah. Berdasarkan skenario perhitungan diversifikasi produk melalui komposting setiap tahunnya akan mengurangi sampah organik sebesar 337,680 kg/tahun. Sedangkan berdasarkan skenario perhitungan ekspansi afiliasi melalui sekolah dapat mengurangi sampah sebesar 326,040 kg/tahun. Kata kunci: sampah, bank sampah malang, tempat pembuangan akhir, diversifikasi produk, ekspansi afiliasi 1. PENDAHULUAN Isu persampahan global dilatarbelakangi oleh populasi dunia yang semakin meningkat. Selain itu, peningkatan jumlah timbulan sampah bergantung pada tingkat kemakmuran ekonomi suatu negara. Negara dengan tingkat ekonomi tinggi akan memproduksi sampah yang lebih tinggi daripada negara berkembang (1). Setiap tahunnya, jumlah timbulan sampah di Indonesia selalu meningkat linier dengan pertumbuhan penduduk. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya aktivitasnya penduduk yang berarti meningkatnya jumlah timbulan sampah (2). Selain itu, meningkatnya jumlah timbulan sampah tidak seimbang dengan program pengelolaan sampah seperti tidak bertambahnya jumlah dan luas TPA sampah. Kota Malang merupakan satu diantara kota di Indonesia yang menghadapi masalah tersebut. Kota Malang mempunyai luas wilayah 110.06 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 831,123 (3). 112 Peluang Penguatan Bank Sampah (Pratama, R. A., et al.)

Berdasarkan jumlah penduduk, kota Malang termasuk ke dalam kategori kota besar yang keberadaanya juga tidak lepas dari permasalahan sampah yang dapat mengganggu kebersihan dan keindahan kota. Sekitar 69% timbulan sampah TPA berasal dari sampah domestik sedangkan 31% sisanya berasal dari sampah non domestik yaitu dari sampah pasar, fasilitas pertokoan, fasilitas industri, sampah jalan, sampah pertamanan, dan sampah dari fasilitas kesehatan (4). Pengelolaan sampah perkotaan yang banyak diterapkan di perkotaan Indonesia seperti kota Malang masih terbatas pada sistem 3P yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan. Sampah tersebut dikumpulkan dari sumbernya, diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS) dan dibuang ke TPA (5). Padahal, Undang- Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upayaupaya cerdas, efisien dan terprogram (6). Dengan berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah, kota Malang mendirikan Bank Sampah Malang (BSM) serta binaan di bawahnya. BSM ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bermanfaat secara ekonomi, pendidikan, pemberdayaan dan sosial. Pendirian bank sampah merupakan kegiatan yang bersifat social engineering dimana masyarakat belajar untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Pendirian bank sampah dapat menjadi momentum dalam membina kesadaran masyarakat dalam memilah, mendaur ulang dan memanfaarkan sampah karena sampah mempunyai nilai jual sehingga dapat menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Sebelum didirikannya BSM, di kota Malang belum ada lembaga yang dapat megelola sampah dari hulu sampai hilir atau secara keseluruhan dan berkesinambungan. Hal ini disebabkan belum adanya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang memiliki nilai tambah secara sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan (6). Dalam operasionalnya, pada tahun 2012 jumlah nasabah BSM mencapai 150 unit afiliasi yang tersebar di kelurahan se Kota Malang (6). Namun, jumlah sampah yang diolah oleh BSM masih rendah bila dibandingkan dengan volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota Malang. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan melihat potensi penguatan BSM sebagai salah satu inovasi untuk mengurangi timbunan sampah di TPA. 2. BAHAN DAN METODE Metodologi penelitian ini mengacu pada metode IPCC Tier 2 (7), terkait dengan metode perhitungan emisi dari sampah perkotaan. Penggunaan metode Tier 2 didasarkan pada Ketidaklengkapan data yang didapatkan dari pengumpulan lapangan, sehingga sebagian variable lainnya menggunakan pendekatan default. Selain itu, beberapa data juga didasarkan pada hasil literatur berupa jurnal ilmiah maupun referensi buku terkait. Namun, penelitian ini hanya menekankan pada pengaruh bank sampah pada reduksi volume sampah yang dibuang ke TPA. Besarnya volume sampah perkotaan yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk (8). Hal ini didasarkan pada fakta bahwa setiap orang akan menghasilkan sampah harian sebagai upaya pemenuhan kebutuhan. Sehingga, persamaan umum yang digunakan untuk menghitung timbulan sampah ditunjukkan pada persamaan 1. VTS = WG x Pop (1) Dimana, VTS = Volume timbulan sampah WG= Waste generation coefficient Pop= Populasi Komposisi sampah yang dihasilkan oleh individu sering diasosiasikan dengan lokasi penghasil sampah, yaitu sampah rumah tangga, sampah perkantoran, dan lain-lain sesuai dengan fungsi lokasinya. Timbulan sampah di tempat pembuangan sampah akhir juga dipengaruhi oleh reduksi/pengurangan sampah pada lingkungan, salah satunya bank sampah. Runtutan pendekatan yang dilakukan dimulai dari perhitungan penduduk yang didasarkan pada data BPS, kemudian dihitung volume timbulan sampah berdasarkan koefisien waste generation/ capita/ day. Keberadaan bank sampah sebagai reduktor timbulan sampah didasarkan pada data dari bank sampah Kota Malang (6). Dari uraian tersebut, parameterparameter yang digunakan dalam penelitian ini terlihat pada tabel 1 berikut Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18, No 1, Januari 2017, 112-119 113

Tabel 1. Parameter perhitungan timbulan sampah di Kota Malang. No Parameter Nilai 1 Penduduk Kota Malang 831,123 jiwa 2012 2 Koefisien timbulan 0.61 sampah IPCC Tier 2 (7) 3 Tingkat pelayanan persampahan kota malang (9) 68 % Komposisi sampah yang terbuang menuju TPA tetap mengacu pada ketetapan default IPCC 2006 (7) yang ditunjukkan pada tabel 2 berikut: Tabel 2. Komposisi sampah terbuang menuju TPA berdasarkan ketetapan IPCC 2006. No Komponen Nilai default (%) 1 Kertas 12.9 2 Kain 2.7 3 Sisa makanan 43.5 4 Kayu 9.9 5 Sampah taman & - halaman 6 Nappies - 7 Karet & kulit 0.35 8 Plastik 6.51 9 Besi 1.4 10 Kaca 4 11 Lainnya 16.3 Dalam penelitian ini, akan dibahas tiga aspek bahasan yaitu perhitungan volume sampah dengan pendekatan Bussines As Ussual (BAU), volume sampah dengan reduksi Bank Sampah, dan skenario Optimalisasi Bank Sampah. Lokasi penelitian adalah Kota Malang, dengan basis data pada tahun 2012 disesuaikan dengan data awal pendataan bank sampah (6). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengelolaan Persampahan Konsep dasar pendirian bank sampah di Indonesia dilatarbelakangi oleh kebutuhan perubahan paradigma pengelolaan sampah. Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 merupakan dasar hukum yang menyiratkan adanya perombakan model pengelolaan sampah. Selama ini, pengelolaan sampah menekankan pada pengelolaan di tempat akhir yang berorientasi pada penimbunan di TPA. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 berperan mendorong produsen sampah untuk melakukan pengolahan sampah melalui pendekatan 3R. Pada level rumah tangga, kebijakan ini mendorong masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah pada tahap awal sebelum dibuang menuju tempat pengolahan akhir. Presentase pengolahan sampah di Kota Malang yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebesar 68%, sedangkan sisanya sebesar 30% diolah oleh swadaya masyarakat) (9). Beberapa jenis pengolahan yang dilakukan oleh masyarakat antara lain komposting, bank sampah, lapak dan kerajinan, dan diurug langsung. Dari 30% pengolahan masyarakat, 31.2% diolah sebagai compost, 1.3% diolah bank sampah, 59.5% diolah kerajinan dan 8% diurug langsung sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar 1. Persentase pengolahan sampah di Kota Malang 114 Peluang Penguatan Bank Sampah (Pratama, R. A., et al.)

Sampah ton/ tahun Sampah ton/ tahun Identitas kota malang sebagai kota bunga nampaknya memberikan pengaruh tersendiri pada kebijakan yang bersifat ramah lingkungan. Salah satu bukti yaitu pengolahan kembali sampah melalui bank sampah. Berdasarkan data diketahui bahwa Kota Malang memiliki bank sampah bernama Bank Sampah Kota Malang (BSM). BSM didirikan pada tahun 2011 dengan lokasi pusat pengolahan di Kecamatan Klojen. Pada tahun 2012, BSM memiliki kapasitas pengolahan sampah sebesar 76.91 ton/ bulan atau sebesar 0.5 % dari timbulan sampah bulanan Kota Malang yang mencapai 15,702 ton/ bulan. 3.2 Peluang reduksi timbulan sampah Kota Malang Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan pendekatan BAU, diketahui bahwa volume timbulan sampah kota malang pada tahun 2012 sebesar 179,523 ton/tahun. Angka ini akan bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang diestimasikan hingga tahun 2016 mencapai 184,911 ton/ tahun seperti ditunjukkan pada Gambar 2. 186,000 185,000 184,000 183,000 182,000 181,000 180,000 179,000 178,000 177,000 176,000 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Gambar 2. Volume sampah kota malang tahun 2012-2016 Jika pendekatan dilakukan menggunakan nilai reduksi sampah yang diolah oleh BSM, didapatkan data bahwa angka reduksi sampah tahun 2012 hanya sebesar 0.5%, atau sebesar 922.9 ton. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan kapasitas pengolahan sampah dengan volume reduksi sampah sebesar 1,044 ton/ tahun, (10) tahun 2014 sebesar 1,332 ton/ tahun, tahun 2015 sebesar 1,620 ton/ tahun (11), sedangkan pada tahun 2016 diestimasikan sebesar 1,908, dengan total selama kurun waktu tahun 2012-2016 sebesar 6,827 ton. Berdasarkan data tersebut diasumsikan rata-rata peningkatan pengolahan sampah dari tahun ke tahun selama 4 tahun sebesar 20%. 186,000 184,000 182,000 180,000 178,000 176,000 174,000 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Tanpa BSM Pengolahan BSM Gambar 3. Perbandingan volume sampah Kota Malang setelah diolah BSM 2012-2016 Dari gambar 3 tersebut diketahui bahwa selama kurun waktu 2012 2016, jumlah pengolahan sampah yang dilakukan oleh BSM mengalami peningkatan dari 923 ton/ tahun Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18, No 1, Januari 2017, 112-119 115

SAMPAH TON/ TAHUN hingga mencapai 1,908 ton/ tahun. Meskipun demikian, rasio pengolahan sampah oleh BSM terhadap keseluruhan volume sampah kota malang masih rendah. Persentase pengurangan sampah secara mandiri oleh BSM terhadap keseluruhan sampah Kota Malang ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 3. Kinerja pengolahan persampahan oleh BSM selama kurun waktu 2012-2016 No Tahun Kinerja persampahan BSM 1 2012 0,51% 2 2013 0.58% 3 2014 0.73% 4 2015 0.88% 5 2016 1.03% Rendahnya angka pengelolaan persampahan yang dikelola oleh BSM berkaitan erat dengan jenis sampah yang dikelola. Sebagaimana tipologi fungsi daur ulang, maka BSM sejauh ini lebih menekankan pada sampah daur ulang yang memiliki nilai jual tinggi seperti plastik, kertas, kaca maupun logam. Pada tahun 2013, harga sampah jenis plastik per kg berkisar antara Rp.150,- s.d. Rp.18.000,-. jenis kertas dihargai per kg berkisar antara Rp.350,- s.d. Rp.1.700,-. jenis logam dihargai per kg berkisar antara Rp.400,- s.d. Rp.48.000,-. jenis botol dan kaca dihargai per kg berkisar antara Rp.25,- s.d. Rp.500,-. Menurut BPPT (12), komposisi sampah domestik di Indonesia didominasi oleh sampah organik hasil sisa proses rumah tangga maupun sampah organik luar rumah berupa sampah taman, jalan, dan halaman. Tabel 4. Komposisi sampah terbuang di TPA berdasarkan hasil survey BPPT No Komponen Hasil survey BPPT (%) 1 Kertas 4.07 2 Kain 1.45 3 Sisa makanan 16.37 4 Kayu 0.95 5 Sampah taman 49.46 & halaman 6 Popok, Tisu, dll 3.10 7 Karet & kulit 8 Plastik 9 Besi 23.81 10 Kaca 11 Lainnya Apabila melakukan pendekatan proyeksi hingga tahun 2020, dengan historis pertumbuhan afiliasi mitra BSM sebesar 20% per tahun. Jika ditotal selama kurun waktu 2012-2020, volume sampah yang tertangani sebesar 12,291 ton. Sedangkan angka persentase rasio antara sampah yang diolah BSM terhadap sampah Kota Malang pada tahun 2020 hanya mencapai 2.07% atau setara 3,956 ton. Besarnya proyeksi volume reduksi sampah Kota Malang oleh BSM ditunjukkan pada Gambar 4. 194,000 192,000 190,000 188,000 186,000 184,000 182,000 180,000 178,000 176,000 174,000 172,000 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tanpa BSM TAHUN Pengolahan BSM Gambar 4. Proyeksi perbandingan volume sampah Kota Malang setelah diolah BSM hingga tahun 2020 Untuk memaksimalkan peran BSM dan afiliasi pengelolaan persampahan di kota Malang, ada dua strategi yang dapat diterapkan, yaitu diversifikasi produk melalui komposting dan ekspansi afiliasi di tiap sekolah. Diversifikasi produk yang dimaksud adalah mengoptimalkan produk komposting di tiap afiliasi (unit masyarakat) BSM sehingga sampah-sampah 116 Peluang Penguatan Bank Sampah.. (Pratama, R.A., et al.)

organik dapat terkelola. Setiap bulan, Bank Sampah Malang dalam mengelola sampah organiknya sebesar 600 kg, dan apabila diasumsikan tiap unit masyarakat dapat mengelola sampah organik menjadi kompos sebesar 10% dari jumlah BSM pusat, maka akan penambahan produk kompos sebesar 28,140 kg/bulan. Untuk lebih jelasnya, lihat perhitungan dalam Tabel 5. Selain dengan strategi diversifikasi produk melalui komposting, strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi keberadaan sampah di TPA yaitu ekspansi afiliasi BSM di sekolah-sekolah. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Malang (13), jumlah sekolah dari tingkat SD sampai SMA/SMK negeri dan swasta berjumlah 593 sekolah. Apabila diasumsikan tiap sekolah mempunyai 1 bank sampah dengan jumlah sampah yang terkelola rata-rata sebanyak 130 kg setiap bulannya, maka sampah yang dapat terkelola setiap bulannya sebesar 77,090 kg. Artinya setiap tahun seluruh sekolah di kota Malang dapat mengelola sampah sebanyak 925,080 kg/tahun. Untuk lebih jelasnya, lihat perhitungan dalam Tabel 6. Tabel 5. Skenario pengurangan sampah melalui diversifikasi komposting tahun 2016 Komponen Nilai Komposting BSM (Kg/Bulan) 600 Asumsi Tiap Unit 60 Masyarakat (10%) Jumlah Unit Masyarakat 469 Komposting Seluruh Unit 28,140 Masyarakat (Kg/Bulan) Komposting Seluruh Unit 337,680 Masyarakat (Kg/Tahun) Apabila diproyeksikan hingga tahun 2020, dengan dasar historis pertumbuhan afiliasi BSM di sekolah pada tahun 2012-2016 sebesar 7.5% per tahun, dan pertumbuhannya dianggap tetap hingga tahun 2020, maka afiliasi BSM di sekolahsekolah dapat mengurangi sampah sebesar 436,800 ton di tahun 2020. Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh peningkatan reduksi sampah secara keseluruhan hingga tahun 2020 di Kota Malang sebesar 22,702.84 ton. Besarnya peningkatan kinerja persampahan ini meningkatkan rasio persentase pengolahan sampah dari pengolahan biasa sebesar 2% pada tahun 2020, menjadi 2.5% pada tahun 2020. Meskipun rasio pelayanan persampahan tidak berarti secara signifikan, namun terdapat berbagai manfaat di antaranya manfaat lingkungan, sosial, pendidikan, pemberdayaan dan ekonomi kerakyatan. Manfaat lingkungannya yaitu pelayanan persampahan seperi bank sampah akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah karena sampah akan bernilai apabila diolah dan dimanfaatkan kembali. Secara social yaitu timbulnya rasa kepedulian dan kegotong-royongan masyarakat dengan dibentuk unit BSM dimasing-masing RT/RW, kelurahan ataupun sekolah untuk membentuk lingkungannya menjadi bersih. Manfaatnya lainnya yaitu terdapat pendidikan lingkungan pada masyarakat dari siswa-siswa sekolah yang tergabung dalam unit BSM akan mengetahui bahaya dari sampah yang tidak terolah dan manfaat dari pengelolaan sampah yang langsung dari sumber (manfaat pendidikan), terdapat pemberdayaan di dalam masyarakat sehingga dapat menyerap jumlah tenaga kerja karena dalam pelaksanaan Bank Sampah diperlukan tenaga kerja dalam pengelolaannya (manfaat pemberdayaan), terdapat sistem menabung sampah yang dihargai rupiah oleh BSM di semua kalangan masyarakat yang tergabung dalam unit BSM dan adanya sistem peminjaman uang dengan mengangsur menggunakan sampah yang ditabung (manfaat ekonomi kerakyatan) (6). Tabel 6. Skenario Pengurangan Sampah Melalui Ekspansi Sekolah Tahun 2016-2020 Tahun Jumlah Sekolah Yang Berpartisipasi Sampah Terkelola (Kg/Bulan) Sampah Terkelola (Kg/Tahun) 2016 209 27,170 326,040 2017 225 29,250 351,000 2018 242 31,460 377,520 2019 260 33,800 405,600 2020 280 36,400 436,800 Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18, No 1, Januari 2017, 112-119 117

Sampah ton/ tahun 194,000 192,000 190,000 188,000 186,000 184,000 182,000 180,000 178,000 176,000 174,000 172,000 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tahun Tanpa BSM Pengolahan BSM Optimasi BSM Gambar 5. Proyeksi perbandingan volume sampah Kota Malang setelah optimalisasi BSM hingga tahun 4. KESIMPULAN Pengelolaan persampahan di Kota Malang dilakukan dengan pendekatan pelayanan persampahan oleh Pemerintah Kota maupun swadaya masyarakat. Besarnya angka pelayanan persampahan Kota Malang sebesar 68%, sedangkan 30% sisanya dilakukan oleh masyarakat. Keberadaan BSM di Kota Malang mampu mereduksi sampah yang dibuang ke TPA sebesar 3,956 ton pada tahun 2020 atau setara 2% dari total sampah Kota Malang. Jika ditotal selama kurun waktu 2012-2020, maka volume sampah yang direduksi sebesar 12.291 ton. Melalui optimalisasi BSM dengan strategi pendekatan diversifikasi produk maupun ekspansi afiliasi BSM, didapatkan peningkatan kinerja persampahan menjadi 2.5% dengan jumlah 4.730 ton pada tahun 2020. Jika ditotal selama kurun waktu 2012-2020, maka besarnya reduksi sampah melalui strategi optimalisasi BSM sebesar 22,702 ton. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT, Instansi yang telah menyediakan data penelitian serta Jurnal Teknologi Lingkungan yang telah mengizinkan tulisan ini untuk terbit di JTL. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, (1999). What a Waste Solid Waste Management in Asia, Urban Development Sector Unit, East Asia and Pacific Region, World Bank. May 1999 2. Damanhuri E., dan T. Padmi, (2010), Diktat Kuliah Tl-3104 Pengelolaan Sampah,. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB) 3. Anonim, (2013), Kota Malang Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Malang 4. Purnama, A. R., U.. Ciptomulyono,( 200.) Model Optimasi Alokasi Pengelolaan Sampah Dengan Pendekatan Inexact Fuzzy Linear Programming ( Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Di Kota Malang ), Institut Teknologi Sepuluh November 5. Wahyono, S., dan F.L. Sahwan., (2003), Pembuatan Kompos Dari Limbah Rumah Pemotongan Hewan. Jakarta: BPPT. 6. Anonim, (2012), Profil Bank Sampah Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup 7. Anonim, (2006), IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories : Waste, IPCC 8. Kumar, et al. (2011). Prediction of Municipal Solid Waste with RBF Net Work- A Case Study of Eluru, A.P, India. International Journal of Innovation, Management and Technology, Vol. 2, No. 3, June 2011 9. Suryani, A.S., (2014), Peran Bank Sampah Dalam Pengelolaan Sampah, Jurnal DPR RI, Vol 5(1) : 71-84 10. Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah. (2014). Pengelolaan Sampah Kota Malang Melalui Bank Sampah. Tersedia di http://www.yipd.or.id/en/environment/penge lolaan-sampah-kota-malang-melalui-banksampah 118 Peluang Penguatan Bank Sampah.. (Pratama, R.A., et al.)

11. Anonim, (2015). Pengelolaan sampah di Kota Malang. Unescap. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang Tersedia di www.unescap.org/sites/default/files/sessio n%204_3_2_malang.pdf 12. Anonim, (2007). Laporan Karakterisasi Sampah TPA Piyungan dan Sarimukti. BPPT. Jakarta 13. Anonim,. (2016). Profil Pendidikan Kota Malang 2016, Dinas Pendidikan Kota Malang Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18, No 1, Januari 2017, 112-119 119