BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era masa kini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang telah sukses dalam pekerjaannya mengendalikan kinerja di dalam sebuah organisasi yang telah mereka rintis. Namun, semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut mungkin memberi keuntungan bagi pihak yang melakukannya, akan tetapi membawa dampak yang cukup berbahaya terhadap perusahaan dan kinerja organisasi. Maraknya berita mengenai investigasi terhadap indikasi penyimpangan fraud di dalam perusahaan dan juga pengelolaan negara di surat kabar dan televisi semakin membuat sadar bahwa kita sebagai calon generasi bangsa harus melakukan perubahan untuk mengatasi ketidakberesan dari hal tersebut. Walaupun saat ini sorotan utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan-penyimpangan perilaku tersebut dapat juga terjadi di berbagai lapisan kinerja organisasi. Berbagai media massa baik koran, televisi maupun internet sering kali memberitakan peristiwa-peristiwa mengenai adanya suatu indikasi fraud (kecurangan) pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang dilakukan oleh para pegawainya. Sorotan utama topik tersebut diarahkan pada manajemen 1
2 puncak perusahaan atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi pemerintah, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi. Kecurangan dan kinerja yang menurun dari karyawan dapat terjadi dikarenakan adanya motivasi di dalam diri mereka. Pada saat karyawan menganggap komitmen di dalam organisasi yang kurang sesuai dan adanya peluang untuk melakukan kecurangan, maka rasionalisasi membenarkan perilaku curang tersebut. Institute of Internal Auditors (IIA) menyebutkan kecurangan adalah meliputi serangkaian tindakan-tindakan tidak wajar dan illegal yang sengaja dilakukan untuk menipu. Tindakan tersebut dapat dilakukan untuk keuntungan ataupun kerugian organisasi dan oleh orang-orang diluar maupun di dalam organisasi. Sie Infokum Ditama Binbangkum (2008) menjelaskan bahwa kecurangan penyalahgunaan aktiva biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal perusahaan. (Sawyer, et al, 2002) ISA (International Standard on Auditing) menegaskan bahwa tujuan auditor adalah memberikan assurance yang memadai (Reasonable Assurance) bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan (error) atau manipulasi (fraud). Salah satu definisi fraud adalah (1)
3 perbuatan melawan hukum, (2) perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, niat jahat penipuan (deception), penyembunyian (concealment), penyalahgunaan kepercayaan (vialtion of trust). (3) perbuatan yang bertujuan untuk mengambil keuntungan yang haram (illegal advantage) yang dapat berupa uang, barang/harta atau tidak membayar jasa. (Tuanakotta, 2013:28) Kasus-kasus tindak kecurangan (fraud) yang terjadi di instansi pemerintah khususnya di dunia pendidikan kini kian marak terjadi. Kasus kecurangan dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru atau PPDB tahun ajaran 2014-2015. Adanya praktek terselubung oleh panitia atau kepala sekolah untuk memasukkan murid tertentu. Selain itu surat rekomendasi untuk siswa titipan dari anggota DPRD Kota Bandung dan pejabat.. Hasil temuan cukup banyak, seperti kelas khusus untuk siswa titipan dari pejabat yang masuk tanpa seleksi, laporan ganda, serta penyembunyian informasi daya tampung sekolah. Mereka hasil titipan pejabat juga organisasi masyarakat. Persoalan pendaftaran manual dalam sistem PPDB, dalam sistem manual, terjadi jual beli kursi yang nilainya mencapai Rp 20 miliar- Rp 30 miliar setiap tahun. Kecurangan itu melanggar aturan penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, perubahan sistem manual menjadi online terus didorong. (tempo.co nasional) Kasus lainnya, maraknya Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM palsu. Sabtu, 4 Juli 2015. Banyaknya pendaftar yang menggunakan SKTM ini karena adanya indikasi perintah dari guru-gurunya yang meminta agar menggunakan SKTM agar diterima di sekolah negeri. Praktek pemalsuan SKTM palsu yang saat ini sedang disasar pihak kepolisian, dicurigai ada lurah yang tidak
4 profesional dengan tidak melakukan verifikasi ke rumah pengaju. Namun, ada juga kemungkinan lain berupa intimidasi. Setelah dilakukan verifikasi oleh tim yang berjumlah 100 orang yang terdiri dari pengawas dan kepolisian, terbukti hingga hari terakhir batas pengunduran diri bagi pendaftar yang menggunakan SKTM palsu angka yang mengundurkan diri mencapai ribuan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bandung, Elih Sudiapermana Pada intinya memang sebagai orang tua mencari cara supaya anak-anaknya masuk sekolah negeri, tapi kita akan mendidik bahwa cara-cara ini bukan cara-cara yang harus dipilih, lebih baik kan berjuang," katanya. (tribunnews.com) Lalu ada juga kasus mengenai modus baru agar anaknya bisa masuk sekolah favorit. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan insentif jarak dan membuat kartu keluarga baru di dekat sekolah yang dituju. Senin, 6 Juli 2015. Hal tersebut dilakukan untuk memanfaatkan kebijakan yang dibuat oleh Wali Kota Bandung agar memasuki sekolah yang ada di daerah lingkungan tempat tinggal. Akan tetapi, kebijakan ini disalahgunakan untuk mendapatkan sekolah favorit yang dituju dengan membuat kartu keluarga baru di daerah lingkungan sekolah yang dituju dan dibuat secara mendadak. (pikiranrakyatonline.com) Peterson Dan Gibson (2003), yang dikutip oleh Rae dan Subramaniam (2008), mengungkapkan bahwa prosedur pengendalian internal yang buruk dipandang sebagai faktor dimana memungkinkan kecurangan untuk terjadi. Menurut COSO, pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh direksi organisasi, manajemen, dan personel lainnya, yang
5 didesain untuk memberikan keyakinan memadai akan tercapainya tujuan perusahaan. Pengendalian internal yang berkualitas adalah pengendalian yang efektif dan mengacu pada pencapaian dan sasaran organisasi atas pengendalian yang dirancang. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengendalian internal dikatakan efektif apabila memahami tingkat sejauh mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan regulasi yang berlaku dipatuhi. Setiap organisasi bertanggung jawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai (Amrizal, 2004). Pengendalian internal sangatlah penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan atau instansi. Ketidakefektifan pengendalian internal akan membuka kesempatan bagi pegawai untuk melakukan tindakan yang menyimpang atau kecurangan (fraud) karena pegawai akan memanfaatkan ketidakefektifan pengendalian internal itu sebagai suatu titik lemah perusahaan atau instansi dan melancarkan aksinya dalam melakukan kecurangan (fraud). Menurut Hatmoko (2006), komitmen organisasi adalah loyalitas karyawan terhadap organisasi melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, kesediaan atau kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan di dalam organisasi.
6 Sedangkan menurut Syaripudin (2015) mengungkapkan bahwa Komitmen organisasi menunjukkan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi sehingga akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi karyawan terhadap organisasi. Dari berbagai kasus yang telah dibahas terlihat bahwa dalam penerapan komitmen dalam suatu organisasi masih sangat minim yang disebabkan oleh sistem pengendalian internal yang buruk. Sehingga kasus kecurangan (fraud) marak terjadi di berbagai organisasi contohnya seperti instansi pemerintah yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat luas yang mereka pimpin yang seharusnya menjadikan masyarakatnya sebagai pribadi yang jujur. Penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan kecurangan (fraud) telah banyak dilakukan oleh beberapa peniliti. Penelitian ini adalah replikasi atau penelitian yang melanjutkan dan mengikuti penelitian mengenai kecurangan pegawai yang dilakukan oleh Dhermawati Putri Mustikasari (2013), Anik Fatun Najahningrum (2013), Rony Fransisco (2014), Anggit Purwitasari (2014), Rima Syaripudin (2015), namun dengan objek dan salah satu variabel yang berbeda. Objek dari penelitian ini adalah Dinas Pendidikan Kota Bandung. Berdasarkan penelitian yang sudah ada mengenai kecurangan pada entitas pemerintahan, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Peranan Sistem Pengendalian Internal dan Komitmen Organisasi dalam Pencegahan Kecurangan Pegawai (Studi pada Dinas Pendidikan kota Bandung).
7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang akan dibahas oleh penulis pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian internal yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung? 2. Bagaimana komitmen organisasi yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung? 3. Bagaimana efektivitas pencegahan kecurangan (fraud) pegawai yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung? 4. Bagaimana peranan sistem pengendalian internal dan komitmen organisasi dalam pencegahan kecurangan (fraud) pegawai yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung baik secara parsial atau simultan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah pelaksanaan efektivitas sistem pengendalian internal dan komitmen organisasi yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung dapat dikatakan efektif dalam pelaksanaannya dan memiliki peranan penting dalam pencegahan kecurangan (fraud) pegawai.
8 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diangkat dari topik diatas yaitu : 1. Mengetahui efektivitas sistem pengendalian internal yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. 2. Mengetahui pelaksanaan komitmen organisasi yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. 3. Mengetahui efektivitas pencegahan kecurangan (fraud) pegawai yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. 4. Mengetahui peranan sistem pengendalian internal dan komitmen organisasi dalam pencegahan kecurangan (fraud) pegawai yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung baik secara parsial ataupun simultan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini : 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu misalnya dalam ilmu bagaimana sistem pengendalian internal yang memiliki efektivitas dan bagaimana pelaksanaan komitmen organisasi yang baik. Namun pengembangan ilmu pada penelitian ini khususnya dalam bidang fraud dan dapat digunakan untuk membantu memecahkan berbagai masalah yang ada.
9 2. Manfaat Operasional a. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk menambah wawasan berpikir memperluas pengetahuan, baik dalam teori maupun praktik. Penelitian ini menambah pengetahuan mengenai peranan sistem pengendalian internal dan komitmen organisasi sebagai sarana untuk mencegah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi manajemen dengan memastikan bahwa operasi yang dilakukan perusahaan akan berjalan efektif dan efisien apabila peranan sistem pengendalian internal dan komitmen organisasi berjalan dengan baik untuk mencapai suatu tujuan dimasa yang akan datang. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil data di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Adapun waktu dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015 hingga penelitian selesai.