ISU TUMBAL LAPINDO Oleh Yoseph Andreas Gual

dokumen-dokumen yang mirip
Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pengertian kejahatan dan kekerasan memiliki banyak definisi

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai proses komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

PUTUSAN. Nomor : 0485/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

BAB VII PENGHARGAAN TERHADAP HIDUP MANUSIA

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

KONFLIK KEAGAMAAN DI SUMENEP MADURA (Studi Perebutan Otoritas antara Kyai Tradisional dan Walisongo Akbar)

BAB I PENDAHULUAN. pewarta. Dalam melakukan kerjanya, wartawan berhadapan dengan massa,

Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB III SINTESIS MAKNA TEKSTURAL DAN STRUKTURAL. selanjutnya dalam studi fenomenologi adalah penggabungan secara intuitif

PENGANTAR ANGKET PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. suatu keadaan atau situasi. Jenis penelitian eksplanatori tersebut sama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KORUPSI DAN KECERDASAN. Oleh Yoseph Andreas Gual

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

PUTUSAN. Nomor : 0773/Pdt.G/2008/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMAANIRROHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Kode Etik Jurnalistik

BAB IV PENUTUP. sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Pendekatan komunikasi. diwujudkan kedalam beberapa bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 17 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB VI PENUTUP. (Negeri Ini) dengan menggunakan metode semiotika Pierce. Peneliti

Budaya facebook dikalangan mahasiswa..

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


PUTUSAN. Nomor : 1155/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Resensi Film : CHICHA

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

Bab 4. Simpulan dan Saran. Melalui analisis yang telah dilakukan oleh penulis, berdasarkan teori psikoanalisis

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

P U T U S A N. Nomor: 046/Pdt.G/2012/PA.Blu BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.

SALINAN P U T U S A N Nomor: 45/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

Pendahuluan. Komunikasi Allah dan Manusia.

DI BALIK POLITIK PENCITRAAN. Oleh. Yoseph Andreas Gual

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

DARI AGENDA MEDIA HINGGA AGENDA KEBIJAKAN (Catatan atas Kemampuan Media) Oleh Yoseph Andreas Gual

Ketika kita mempelajari kehidupan Petrus, kita menemukan seorang yang sangat kontras. Dia seorang yang impulsif dan mandiri namun disaat yang sama ia

edited by: Sumartono, S.Sos., MSi Pertemuan 6

BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas

KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Universitas Indonesia

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

note BUILDING AGREEMENT AQUARIUS note Learn More in Less Time D08 AQUARIUS

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.

DETEKSI DINI LAPOR CEPAT

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

INFORMED CONSENT. Pernyataan Pemberian Izin Oleh Responden. : Resiliensi Remaja Putri Korban Eksploitasi Seksual. Komersil (Prostitusi)

Analisa Media Edisi Agustus 2013

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

I. PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

B. Refleksi Teoritis, tindaklanjut dan saran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

Transkripsi:

ISU TUMBAL LAPINDO Oleh Yoseph Andreas Gual Beberapa waktu belakangan ini, di NTT beredar isu di tengah masyarakat yang cukup santer dibicarakan. Isu Tumbal Lapindo. Ada orang orang tertentu, terutama dari luar daerah yang berkeliaran mencari anak anak usia TK SD untuk diambil (dipotong) kepalanya dan dijadikan tumbal pada kasus lumpur Lapindo Sidoarjo. Mereka merayu anak anak dengan iming iming yang menarik seperti memberikan uang, disuruh dijemput oleh orang tuanya, pergi bersama untuk makan atau berbelanja dan lain sebagainya. Iming iming yang sangat menarik bagi anak anak yang masih lugu. Isu ini cukup mencemaskan masyarakat terutama para orang tua yang memiliki anak anak yang masih bersekolah di tingkat TK - SD. Begitu besarnya isu ini, sampai sampai isu ini sudah diumumkan di rumah rumah ibadat, media lokal dan sekolah sekolah. Ada sekolah sekolah tertentu yang tidak mengizinkan murid muridnya pulang usai sekolah bila belum dijemput oleh orang tua mereka. Walaupun isu ini begitu gencar menyerang rasa aman masyarakat dan membangkitkan perasaan takut dan cemas yang besar namun sampai sejauh ini rumor tersebut belum terbukti kebenarannya secara meyakinkan. Dalam pemberitaan pemberitaan media lokal memang dikabarkan peristiwa peristiwa penculikan namun belum jelas motif apa yang melatarinya. Dan yang menarik dari isu ini, dikabarkan hampir di setiap daerah sudah ada anak yang hilang. Isu ini sebenarnya bukan isu baru bagi masyarakat NTT. Beberapa puluh tahun yang lalu, isu serupa juga beredar di tengah masyarakat. Ada orang orang yang mencari dan menculik orang untuk diambil kepalanya. Kepala manusia itu akan dijadikan tumbal dalam pembangunan infrastruktur umum. Tentang kebenaran isu itu, masih tidak terjawab hingga isu itu hilang dengan sendirinya. Dan kini isu tersebut berhembus lagi

Bertolak dari benar salah, terbukti tidaknya isu ini, saya ingin melihat isu Tumbal Lapindo ini sebagai fenomena sosial yang patut ditelusuri lebih jauh. Sebenarnya makna apa yang dapat kita petik dari sebuah isu? Dampak sosial apa yang terjadi pada masyarakat dan pihak pihak mana saja yang dirugikan oleh sebuah isu? Dan pelajaran apa yang dapat kita petik darinya? Dalam istilah komunikasi, Stein mengatakan isu dapat digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Peace&Faules, 2001, 200). Di sini, sumber isu terlihat rahasia sedangkan informasinya sendiri tidak rahasia. Penyebaran informasi melalui isu berjalan sangat cepat. Sebab sadar atau tidak, mereka yang terlibat dalam isu tersebut sebenarnya membentuk jaringan kerja semacam rantai kelompok. Artinya setiap orang yang menyampaikan isu cenderung menyebarkannya kepada sekelompok orang ketimbang kepada satu orang saja. Walaupun penyebarannya cepat, biasanya informasi yang dibawa oleh sebuah isu tidak lengkap yang mengakibatkan terjadinya kesalahan interpretasi. Dan biasanya, isu merupakan produk dari sebuah situasi. Lalu apa makna dari sebuah isu? Pertama, isu sebenarnya menunjukkan kemandegan komunikasi dalam masyarakat. Komunikasi antarmasyarakat, antarmasyarakat dan pemimpin tidak terjalin dengan baik. Akhirnya, isu dijadikan sarana komunikasi untuk mengungkapkan kebenaran kebenaran yang tidak bisa diungkapkan secara normal. Komponen dalam masyarakat tidak menemukan bentuk komunikasi yang tepat untuk mengekspresikan keganjalan hati dan pikiran mereka sehingga mereka menyebarkan selentingan itu. Kedua, isu juga, bisa dibaca sebagai sarana pengalihan perhatian. Isu dipakai untuk membelokkan arah wacana menyangkut hidup bersama yang sedang berkembang di masyarakat sehingga wacana tersebut dapat tenggelam dan dilupakan oleh publik. Bila dilupakan oleh publik maka opini publik tidak terbentuk dan hukuman moral dari masyarakat atas mereka yang terlibat dalam masalah tersebut terlupakan. Sederhananya isu dijadikan sebagai sarana penghilang jejak.

Ketiga, rumor juga dapat dimaknai sebagai sebuah taktik kamuflase. Rumor dipakai untuk menyamarkan diri sekaligus untuk mengumpulkan informasi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan berikutnya. Semacam masukan namun dengan cara yang tidak sehat. Keempat, rumor juga sebenarnya dapat dipakai sebagai alat pembunuh karakter. Orang menyebarkan informasi yang tidak benar tentang seseorang/situasi tertentu agar orang/situasi tersebut mendapat penilaian negatif dari masyarakat. Kelima, rumor juga bisa dipakai sebagai cara melepaskan diri dari tanggung jawab. Dengan menyebarkan isu, orang mengalihkan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Tanggung jawab itu kemudian diserahkan kepada orang lain. Dengan kata lain, isu dijadikan sebagai sarana pengkabinghitaman. Makna makna yang dapat kita ambil dari sebuah isu di atas dapat pula kita gunakan untuk melihat makna isu Tumbal Lapindo ini. Namun saya tidak akan mereka reka makna isu Tumbal Lapindo ini. Cukuplah kita tahu bahwa sebuah isu bisa bermakna macam macam. Isu juga tidak netral. Isu mewakili kepentingan sang pembuatnya. Dan jelas, isu Tumbal Lapindo telah meresahkan masyarakat terlepas benar salahnya, terbukti tidaknya. Rasa aman masyarakat yang oleh Abraham Maslow dikatakan sebagai kebutuhan kedua dalam hidupnya setelah kebutuhan dasar manusia tengah dirongrong. Masalah isu Tumbal Lapindo ini, sangat menarik bagi saya sehingga pada kesempatan ini saya tidak akan berhenti berpendapat hanya sampai pada makna dan siapa yang dirugikan. Saya ingin melihat lebih jauh, potensi kerugian yang dapat dibuat oleh isu ini andaikata masih terus berlangsung. Bila direnungkan lebih dalam, isu memiliki akibat lanjutan bagi kehidupan masyarakat. Akibat sebuah isu, kehidupan bersama dapat terkotak kotak. Pengkotakan kotakan ini diakibatkan oleh penilaian penilaian dan pendapat - pendapat terhadap isu yang ada. Jika sebatas perbedaan penilaian dan pendapat, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang baik. Orang belajar untuk menerima kemajemukan pemikiran dan pendapat. Dan orang hidup dari perbedaan tersebut. Dari perbedaan perbedaan itu

terjadi dialektika pemikiran (meminjam istilah Hegel) atau dialog pemikiran yang berujung pada sebuah kesepakatan bersama. Namun bila pengkotak kotakan itu berkembang lebih jauh maka akan membentuk steoretip dalam masyarakat. Di sini sebuah kelompok membuat generalisasi terhadap individu, benda atau apapun ke dalam kategori kategori tertentu yang mengakibatkan seluruh anggota kelompok yang digeneralisir memiliki sifat pembawaan tertentu yang biasanya bersifat negatif. Dan stereotip ini yang akan digunakan dalam pergaulan. Misalnya, dia termasuk kelompok suami takut istri. Biasanya, dalam pergaulan sosial stereotip tidak berjalan sendiri. Stereotip akan berkembang ke arah prasangka. Generalisasi dari sebuah stereotip akan dilanjutkan dengan penilaian penilaian dan atau opini opini yang terlalu dini yang tidak memiliki dasar pengetahuan lengkap dan pengalaman sempit. Individu dan kelompok yang diprasangkai biasanya dianggap sebagai para penyimpang. Mereka adalah penyimpang yang patut dicurigai dalam kehidupan bersama dan dapat saja sebagai pengacau. Akibat lanjutan dari sebuah stereotip dan prasangka sosial adalah terbentuknya diskriminasi. Dengan menginternalisasi opini opini dan penilaian penilaian yang tidak benar, anggota masyarakat dapat menjadikan penilaian dan opini itu sebagai kerangka untuk bertindak. Dan biasanya perilaku yang didasari oleh sebuah prasangka bersifat negatif. Bentuk dari perilaku ini biasanya digunakan untuk menghalangi anggota kelompok yang termasuk dalam kategori yang dibuat untuk mendapatkan hak yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Dan bila hal ini tidak diperhatikan untuk diubah, maka lama kelamaan akan berujung pada konflik dalam masyarakat. Dari penjelasan singkat ini, saya sadari bahwa dari proses steoretip hingga konflik bukan merupakan sebuah proses yang mudah. Ada banyak hal lain turut mempengaruhi dan tentu saja proses ini membutuhkan waktu. Namun demikian, kerangka berpikir ini akan saya pergunakan untuk melihat dampak isu Tumbal Lapindo ini. Sadar atau tidak sadar, kerangka berpikir di atas mulai terjadi dalam masyarakat akibat isu Tumbal Lapindo. Masyarakat sekarang ini mulai sensitif terhadap orang baru

yang masuk dalam lingkungan mereka. Di tengah masyarakat pun, kini telah mulai beredar pemikiran tentang penduduk lokal dan penduduk luar pulau. Masyarakat juga kini mulai curiga dengan para penjual barang keliling, para pemulung yang membawa karung karung, para pemungut besi bekas, para penjual barang mainan anak, para penjual es dan makanan kecil sebagai tersangka pelaku pomotongan kepala. Hal ini yang kini sedang berkembang dalam masyarakat kita. Mereka ini dijadikan sasaran stereotip dan prasangka karena merekalah yang keluar masuk perkampungan untuk mengais rejeki. Mereka itu miskin dan punya peluang untuk melakukan hal tersebut. Penilaian yang mungkin saja, oleh kelompok ini tidak pernah terpikirkan apalagi dilakukan. Sebenarnya dengan prasangka ini secara tidak langsung kelompok ini telah dihukum atas apa yang tidak mereka lakukan. Prasangka yang berkembang ini sebenarnya merupakan upaya pembunuhan secara halus terhadap mereka yang kecil. Penilaian yang tidak berdasar ini, sebenarnya juga merupakan sebuah hukuman yang tidak adil dari masyarakat. Sampai titik ini, beban yang sebenarnya ditanggung oleh penyebar isu malah ditanggung oleh mereka yang tidak tahu menahu mengenai masalah tersebut. Ini adalah sebentuk pengalihan tanggung jawab. Apapun maksud dari para pengedar isu ini, sekedar lawakan atau ingin memanipulasi wacana atau apapun bentuk keinginan tersembunyi dari isu yang dikembangkan, mereka seharusnya mengetahui bahwa akibat isu ini, keretakan sosial sedang terjadi dalam masyarakat. Dan yang lebih parah menanggung beban ini adalah mereka yang kecil di atas. Hal ini juga, sebenarnya secara kasat mata sedang menghitamkan orang asing yang sedang mencari nafkah, orang orang dari luar pulau suku tertentu dan para pekerja di atas sebagai pemotong kepala. Dengan demikian, stereotip dan prasangka ini sebenarnya bukan hanya memarjinalkan orang orang yang melakukan pekerjaan tersebut tetapi juga mensubordinasikan suku suku tertentu, status orang asing dan bentuk bentuk pekerjaan di atas. Akibatnya mungkin saja sudah terjadi dalam masyarakat kita. Kita mungkin melarang orang baru atau suku tertentu masuk ke lingkungan kita. Kita juga mungkin

membatasi para penjual barang keliling, para pemulung yang membawa karung karung, para pemungut besi bekas, para penjual barang mainan anak, para penjual es dan makanan kecil. Ini kemungkinan bentuk diskriminasi akibat isu Tumbal Lapindo yang beredar saat ini. Mungkin saja kita belum melakukannya tetapi sudah memikirkannya dan ingin melakukannya. Nilai dari sebuah isu Isu Tumbal Lapindo ini, sekali lagi di luar benar-salahnya, terbukti tidaknya, sebenarnya menyentil kita untuk waspada. Dalam situasi hidup yang serba sulit dan tidak pasti ini orang dapat saja melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Dapat pula orang menyebarkan isu ini untuk kepentingan yang lebih besar dengan mengorbankan masyarakat dan kelompok tertentu. Untuk itu, menutup uraian ini, saya ingin mengetengahkan beberapa hal yang patut kita pikirkan lagi dan kalau mungkin dilakukan. Pertama, isu Tumbal Lapindo ini dapat kita lihat sebagai musuh bersama. Isu ini dapat memperkokoh rasa persatuan dan kebersamaan kita sebagai anggota masyarakat yang mungkin sudah tergilas oleh roda hidup yang makin mencekik. Dengan isu ini, kita bisa rapatkan barisan dan mempertinggi kontrol sosial kita secara positip dengan berbagai cara yang dapat kita lakukan sebagai individu maupun kelompok. Kedua, dengan isu yang sama juga sebenarnya mengingatkan para orang tua untuk lebih memperhatikan keluarganya terutama anak anak mereka. Banyak kali aktivitas kerja dan kesibukan hidup lain membuat orang tua terlalu kikir untuk bersama anak anaknya. Dan ketiga, kita sangat berharap seluruh komponen masyarakat bersama aparat keamanan bahu - membahu melacak dan mengungkap kebenaran isu ini sehingga kedamaian masyarakat dapat normal kembali.