Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis Kajian : Stilistika. Oleh: Ana Ade Suryani A1B

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, dan pikirannya terhadap orang lain. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI PEREMPUAN WALIKOTA JILID 2 KARYA SURYATATI A. MANAN

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PERBEDAAN GAYA MENULIS CERITA PENDEK SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMA ISLAM TERPADU (IT) BINAUL UMMAH KELAS XI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Penggunaan bahasa kias yang terdapat dalam novel AW karya Any Asmara

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat kerap menjadi

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra

E-JOURNAL JAMHUR NIM diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos, metode; logike, logis. Suatu disiplin

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

Transkripsi:

Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis Kajian : Stilistika Oleh: Ana Ade Suryani A1B109048 I. PENDAHULUAN Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis dengan mengkaji gaya bahasa yang terdapat dalam cerpen tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifkualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan stilistika. Kehadiran peneliti sebagai perencana, pengumpul data, pengolah data, dan pelaporan hasil penelitian. Data dalam penelitian ini adalah gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami dan sumber datanya adalah data verbal yang diperoleh dari buku kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. Hasil penelitian ini menunjukan beberapa gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. Gaya bahasa tersebut meliputi: gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa perulangan. gaya bahasa perbandingan meliputi: simile, metafora, personifikasi, dan alegori. Gaya bahasa pertentangan meliputi: hiperbola dan litotes. Gaya bahasa pertautan meliputi: sinekdoke dan eufemisme. gaya bahasa perulangan hanya ditemukan gaya bahasa asonansi. Sastra merupakan cerminan masyarakat, karya sastra tidak diciptakan begitu saja melainkan hasil dari olahan antara realitas di dalam imajinasi pengarang. Melalui imajinasinya, pengarang mewujudkan kembali sederetan pengalaman tertentu yang akrab dengan lingkungan dan kehidupannya. Adanya karya sastra yang didasarkan pada relitas, biasa memberikan penceritaan atau pengisahan kepada masyarakat mengenai sesuatu yang terjadi pada periode tertentu (Elfiondri, 2007: 1).

Memahami dan menganalisis sebuah karya sastra pada hakikatnya bukanlah sebuah hal yang asing dan baru, namun demikian, kegiatan ini kadangkala terasa asing bagi orang yang belum sanggup menempatkan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas kesehariannya, ketika menikmati acara sinetron, drama, cerpen, atau pembacaan puisi dalam sebuah tayangan televisi, pada hakikatnya kita sedang melakukan kegiatan memahami dan menganalisis karya sastra. Tetapi, akibat kegiatan ini dilakukan tidak terencana, serta merta saja dalam keseluruhan aktivitas sehari-hari maka nama dari aktivitas ini pun bahkan tidak pernah menjadi perhatian atau pemikiran kita. Sastra merupakan ungkapan estetis yang memakai bahasa sebagai wahananya. Oleh sebab itu, tidak berlebihan untuk memahami makna karya sastra harus memiliki pemahaman terhadap aspek kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra pada hakikatnya tetap ditulis dengan memperhatikan aspek kebahasaan seperti morfologi, sintaksis, tanda baca, dan lain-lain. Tetapi, berhubung karena karya sastra memiliki sebuah keunikan dan kekhususan dalam mengolah bahasa sehingga menjadi estetis, penyimpangan terhadap aspek kebahasaan tentulah terjadi dalam penulisan karya sastra. penyimpangan inilah yang harus menjadi fokus pembaca karya sastra agar apa yang dapat dipahami secara utuh dengan ungkapan bahasa yang disampaikan pengarangnya. Keutuhan inilah yang menjadi satu kesatuan yang menarik dan estetis dalam sebuah karya sastra (Dewi, 2011: 24). Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Cerpen, sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek. Jassin (Nurgiyantoro, 2000:10) cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk. Karena bentuknya yang pendek, cerpen

menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang tidak sulit kita temukan, cerpen sering kita jumpai di berbagai media, baik di media massa maupun media pembelajaran seperti buku pelajaran. Sebagai salah satu karya sastra, cerpen tentu memiliki nilai-nilai yang positif dan bahasa yang indah serta memiliki makna yang menjadi apresiasi pembaca. Peneliti tertarik untuk menganalisis cerpen sebagai objek dalam penelitian ini berdasarkan dari segi gaya bahasanya cerpen menggunakan bahasa Indonesia yang dipilih oleh seorang pengarang agar dapat memberikan kesan dan makna yang menjadi penyimpangan sehingga pembaca dapat tertarik untuk membaca sebuah karya sastra khususnya cerpen. Seorang pengarang lebih banyak menggunakan gaya bahasa untuk menceritakan suatu kejadian yang terjadi pada saat itu. Seorang pengarang mampu menciptakan nilai estetik yang terdapat pada kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. Sehingga terdapat suatu pola unsur gaya bahasanya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil lima judul cerpen karya A.A Navis, yaitu: (1) Robohnya Surau Kami, (2) Anak Kebanggaan, (3) Datangnya dan Perginya, (4) Angin dari gunung, (5) Pada Pembotakan Terakhir. II. KAJIAN TEORI Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Dengan menggunakan gaya bahasa dalam menuliskan suatu jalan cerita akan memberikan rasa keindahan atau unsur estetis suatu karya sastra. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Pendapat tersebut didukung oleh beberapa pendapat para ahli. Menurut Tarigan (1985:5) gaya

bahasa adalah bahasa yang indah dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Menurut Wiyatmi (2009:42) gaya (gaya bahasa) merupakan cara pengungkapan serorang yang khas bagi seorang pengarang. Selanjutnya menurut Keraf (dalam Sugihastuti dan Suharto, 2002:56) gaya bahasa sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan kepribadian pemakai bahasa. Kualitas sebuah cerita karya sastra ditentukan oleh penempatan dan penggunaan gaya bahasa, sebab pada hakekatnya membicarakan segala yang menarik perhatiannya dalam kehidupan yang nyata dan akan dapat menyentuh indra rasa hati dan akal, budi pekerti, serta angan-angan pembaca adalah dengan gaya bahasa. Menurut Ahmadi (1990:169), gaya bahasa merupakan ekspresi yang paling personal. Dalam arti yang luas gaya bahasa adalah kualitas visi, pandangan seseorang karena ia mrefleksikan cara pengarang memilih dan meletakkan kata-kata dan kalimatkalimat dalam mekanik karangannya. Gaya bahasa dapat dipandang sebagai kenyataan penggunaan bahasa yang istimewa, dan tidak dapat dipisahkan dari cara atau teknik seorang pengarang dalam merefleksikan (memantulkan, mencerminkan) pengalaman, bidikan, nilai-nilai, kualitas kesadaran pikiran dan pandangannya yang istimewa atau khusus. Menurut Dewi (2011:67) gaya mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Menurut Kridalaksana (2001), gaya bahasa mempunyai tiga pengertian, yaitu (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, (2)

pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, dan (3) keseluruhan cirri-ciri bahasa sekelompok penulis. Gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan timbal balik. Kian kaya kosakata seseorang, kian beragam pulalah gaya bahasa yang dipakainya. Peningkatan pemakaian gaya bahasa jelas turut memperkaya kosakata pemakainya. Gaya bahasa mempelajari segala cara untuk mencapai efek tertentu dalam karya. Tarigan (1985: 5), gaya bahasa dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok, yakni (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, (4) gaya bahasa perulangan. III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini berfungsi untuk melihat dan mendeskripsikan data yang terdapat dalam kumpulan cerpen karya AA.Navis. Menurut Djajasudarma (2006: 10), metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Metode kualitatif selalu bersifat deskriptif artinya, data yang diperoleh berupa katakata, tuturan atau perilaku, tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik melainkan tetap dalam bentuk kualitatif, dengan memberikan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam penggambaran suatu fenomena yang terjadi dalam lingkungan. Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerpen karya A.A. Navis (2003). IV. PEMBAHASAN Cerpen Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, yaitu gaya bahasa

perbandingan meliputi: simile/perumpamaan, metafora, personifikasi, dan alegori. Gaya bahasa pertentangan meliputi: hiperbola dan litotes. Gaya bahasa pertautan meliputi: sinekdoke dan eufemisme. Gaya bahasa perulangan meliputi: asonansi. Pertama, gaya bahasa perbandingan. Gaya bahasa simile/perumpamaan dalam cerpen tersebut diambil dari judul Anak Kebanggaan yaitu seluruh hidupnya bagai jadi meredup seperti lampu kemersikan sumbu. Karena simile tersebut menggunakan kata bagai dan seperti. Gaya bahasa metafora terlihat pada salah satu seloko misalnya Sedangkan bibirnya membariskan senyum, serta matanya menyinarkan cahaya yang cemerlang. Gaya bahasa tersebut mengandung makna kebahagian seseorang terhadap suatu yang terjadi padanya. Metafora yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah bibirnya membariskan senyum dan matanya menyinarkan cahaya yang cemerlang, artinya suatu kebahagian yang dinanti. Gaya bahasa personifikasi terlihat pada salah satu cerpen yang berjudul Datangnya dan Perginya yaitu kedamaian alam yang memagutnya tadi, serta merta terlempar jauh, terpelanting remuk. Personifikasi tersebut terlihat pada kata alam yang seakan-akan bias hidup seperti layaknya manusia. Kedua, gaya bahasa pertentangan. Gaya bahasa hiperbola pada salah satu cerpen yang berjudul Anak Kebanggan yaitu neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Hiperbola dalam kutipan tersebut adalah api neraka. Gaya bahasa litotes terlihat pada salah satu cerpen yang berjudul pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti Tuan temui sebuah surau tua. Litotes pada kutipan tersebut terlihat

pada kata surau tua, maksudnya surau tersebut merupakan masjid yang ada di sebuah perkampungan. Ketiga, gaya bahasa pertautan. Gaya bahasa sinekdoke terlihat pada salah satu judul cerpen yang berjudul Dari Masa ke Masa yaitu, Apa janji itu Bung lakukan? Tanya sobat saya yang bekas diplomat itu. Sinekdoke dalam cerpen tersebut adalah bekas diplomat. Gaya bahas eufemisme terlihat pada salah satu cerpen yang berjudul Anak Kebanggaan yaitu, bila perlu, meski dengan resiko besar, bangunkanlah kembali mahligai angan-angannya. Eufemisme tersebut adalaha bangunkanlah kemabil mahligai angan-angannya, maksudnya memberikan semangat yang jiwa semangatnya sedang redup. Keempat, gaya bahasa perulangan. Gaya bahasa asonansi terlihat pada salah satu cerpen yang berjudul Dari Masa ke Masa yaitu, orang-orang muda lebih mudah digembalakan. Asonansi pada kutipan tersebut terlihat pada kata muda dan mudah. Pembahasan di atas telah mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. Ada beberapa judul yang dipilih oelh peneliti yaiti: (1) Robohnya Surau Kami, (2) Anak Kebanggan, (3) Datangnya dan Perhinya, (4) Angin dari Gunung, dan (5) Dari Masa ke Masa. Hasil penelitian terdahulu hamper sama dengan hasil peneliti, hasil terdahulu hanya berbeda pada objek penelitiannya, yaitu Gaya Bahasa dalam Seloko Adat Nasihat Perkawinan Masyarakat Melayu Jambi Desa Teluk Rendah Kabupaten Tebo (Harisyah, 2012), penelitian ini mendeskripsikan gaya bahasa tetapi hasil penelitian dalam judul tersebut

berbeda dengan judul penelitian tentang Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analsis dan data penelitian dapat ditemukan gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, peneliti menemukan gaya bahasa perbandingan, meliputi: simile, metafora, personifikasi, dan alegori. Gaya bahasa pertentangan, meliputi: hiperbola dan litotes. Gaya bahasa pertautan, meliputi: sinekdoke dan eufemisme. Gaya bahasa perulangan hanya ditemukan gaya bahasa asonansi. Gaya bahasa yang paling banyak digunakan dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis adalah gaya bahasa metafora dan gaya bahasa eufemisme. kedua gaya bahasa tersebut paling banyak terdapat dalam cerpen Robohnya Surau Kami dan Anak Kebanggaan. DAFTAR PUSTAKA Bungin, B. 2011.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo. Dewi, Y. Hj. Dra, dkk. 2011. Kajian Prosa Fiksi. Jambi: Universitas Jambi. Djajasudarma. T. F. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.Bandung: PT. Refika Aditama. Elfiondri. 2007. Nasionalisme Dalam Sastra: Pemahaman Bangsa Melayu dan Skotlandia, (Perspektif Sastra Bandingan dan Historisime Baru).Padang: Bung Hatta University Press. Esten, M. 1984. Kritik Sastra Indonesia. Padang: Angkasa. Fitrah, Y. 2010. Jepang Memanfaatkan Sastra; Alat Propaganda di Indonesia dan Malaysia. Yogyakarta: Kaliwangi.

Keraf. G. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun, M. S. 2005. Metode Penelitian Bahasa (Tahapan Strategi, metode, dan tekniknya). Jakarta: Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press. Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Navis.A.A. 2003.Robohnya Surau Kami. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, B. 1995.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Priyatni, E.T. 2012. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara