BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

DAFTAR ISI ABSTRAKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB III METODE PENELITIAN

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB III METODE PENELITIAN

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

BAB III METODE PENELITIAN

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Hartati Dj. Butudoka. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

beberapa kali, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fasilitas serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu penelitian yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, mata pelajaran seni budaya harus menjadi pendorong potensi siswa dalam mengekspresikan diri secara kreatif. Kreativitas siswa yang diharapkan dalam KTSP tersebut harus bersifat multidimensial, yaitu mengembangkan kompetensi yang meliputi konsepsi, apresiasi, dan kreasi dengan memadukan unsur estetika, logika, kinestika, dan etika. Kreativitas yang diharapkan juga harus bersifat multilingual, siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya melalui berbagai media yaitu bahasa rupa, gerak, bunyi, pesan, dan perpaduannya. Selain itu kreativitas siswa juga harus bersifat multikultural yang mengandung makna siswa dapat menumbuhkembangkan apresiasi terhadap beragam seni budaya nusantara dan mancanegara. Demikian juga halnya dengan pembelajaran seni tari dapat dijadikan sarana mengembangkan potensi yang dimiliki siswa baik itu dari kemampuan kognitif, apektif, maupun psikomotor. Melalui pembelajaaran seni tari siswa diharapkan mampu berfikir dan mempresentasikan ide atau gagasan dalam bentuk gerak yang nantinya bisa dijadikan sebuah tarian kreasi dan menampilkan di depan kelas. Pemilihan materi pembelajaran mengacu pada meteri pokok yang sesuai dengan kompetensi dasar pada silabus mata pelajaran Seni Budaya kelas VII Semester 2 yaitu tari daerah setempat. Sesuai dengan tuntutan kurikulum tentang seni daerah dan pertimbangan akan keberagaman siswa yang hampir seluruhnya berlatar belakang budaya sunda, maka disusunlah media pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa. Semua kegiatan selama proses pembelajaran terpusat kepada siswa, sebab

hasil dari pembelajaran yang ingin dicapai adalah kreativitas siswa yang indikasinya dilihat dari tahap-tahap: eksplorasi gerak, penyusunaan gerak menjadi sebuah tarian, dan menampilkan hasil kreasi siswa sendiri didepan kelas. Peranan guru dalam proses pembelajaran disini hanya sebagai motivator dan fasilitator saja. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kreativitas siswa kelas VII di SMPN 2 Baleendah, sehubungan dengan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari, masih banyak ditemukan siswa yang kurang kreatif. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang kurang berani mengungkap ide, kurang biasa menterjemahkan idenya dalam bentuk gerak, kurang kreatif bereksplorasi, kurang mampu mengkreasikan dan mengkombinasikan gerak hasil eksplorasinya dan sebagainya. Apabila gejala tersebut di biarkan terus menerus maka tidak menutup kemungkinan proses belajar mengajatr seni tari tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran juga tidak akan tercapai. Philip Sheppared (dalam peran musik terhadap perkembengan anak, 2007: 117) mengungkapkan bahwa Gerakan adalah katalitas kunci untuk perkembangan kemampuan koordinasi kinestetis, dan musik salah satu stimulus utama untuk gerakan yang terkendali. Pendapat ini menyatakan pentingnya stimulus untuk memberikan motivasi dalam bergerak. Salah satu strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar (PMB) adalah pengguna stimulus dalam pembelajran. Dalam penelitian ini, stimulus yang digunakan adalah media bambu dari lingkungan sekitar untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Fungsi tetabuhan dari bambu kreasi siswa ini dalam pembelajaran hanya sebatas sebagai perangsang kepada siswa sebagai proses kreativitas penciptaan gerak tari. Adapun alasan mengapa peneliti melakukan penelitian mengenai pembelajaran yang menggunakan stimulus musik dari bambu karena selama ini pembelajaran tari kurang diminati

siswa. Terlebih lagi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Baleendah tidak ada pelajaran seni tari. Pembelajaran seni tari dilakasanakna di ekstra kurikuler atau kegiatan pengembangan diri. Namun demikian, pada saat penelitian ini dilakukan di SMP N 2 diajarkan seni tari di kelas VII. Oleh karena siswa merasa kesulitan di dalam praktek menari, maka digunakan media bambu untuk menstimulasi gerakan dan mengembangkan koordinasi fisik serta mengendalikannya. Diharapkan dengan stimulus media bambu ini dapat meningkatkan kreativitas siswa. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengadakan perbaikan dan perubahan cara pembelajaran tari yang selama ini dianggap masih terfokus kepada gerak saja. Memotivasi siswa untuk bergerak dengan iringan musik bambu diharapkan siswa mampu berkreasi dan meningkat minat belajar tari. Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik dan mencoba melakukan tindakan pembelajaran seni tari dengan media bambu yang nantinya didapatkan gambaran yang jelas mengenai keberhasilan atau ketikdakberhasilan proses pembelajaran seni tari. B. Rumusan Masalah Dalam proses belajar mengajar seni tari, siswa adalah sentral dari seluruh kegiatan. Siswa didorong untuk aktif dalam berapresiasi dan berkreasi semaksimal mungkin tanpa mengabaikan karakter dan potensinya untuk mengembangkan kreativitasnya dalam penciptaan gerak, penyusunan gerak, dan kemudian menampilkan hasil kreasi tarinya. Dalam penelitian ini pembelajaran seni tari yang akan diterapkan adalah jenis kreasi yang bernuansa tradisi daerah setempat. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswa dalam menggunakan media pembelajaran, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses belajar dan mengajar tari dengan menggunakan media bambu? 2. Bagaimana proses kreatif siswa pada pembelajaran tari dengan menggunakan media bambu? 3. Bagaimana hasil kreativitas siswa kelas 7 SMPN 2 Baleendah dengan menggunakan media bambu? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka akan dilakukan sebuah penelitian tindakan kelas untuk melihat penggunaan bambu sebagai media pembelajaran dan sebagai iringan tari maupun alat bantu tari. C. Tujuan Penelitian Adapun secara khusus yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan tahap pembelajaran tari dengan menggunakan media bambu. 2. Mendeskripsikan tahap kreativitas siswa dalam pembelajaran tari. 3. Mendeskripsikan hasil kemampuan siswa kelas VII SMPN 2 Baleendah berkreasi tari dengan menggunakan media bambu. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari dan untuk mengembangkan kreativitas siswa kelas VII di SMPN 2 Baleendah. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti. 1. Bagi Siswa

Dengan menggunakan media bambu sebagai iringn dan properti tari, siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya dalam pembelajaran seni tari, diantaranya kerjasama, interaksi, dan meningkatkan sikap positif pada pembelajaran seni tari dan meningkatkan hasil belajar. 2. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh pelaksanaan pembelajaran seni tari dalam menggali kompetensi siswa. Selain ini, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar Seni Budaya di SMPN 2 Baleendah. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa melalui pembelajaran seni tari. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam memperoleh data mengenai langkah-langkah guru dalam menerapkan pembelajaran seni tari dengan menggunakan media bambu untuk mengembangkan kreatifitas siswa kelas VII di SMPN 2 Baleendah dan memperoleh hasil belajar siswa serta diharapkan bias dijadikan sebagai rujukan utuk penelitian selanjutnya mengenai proses pembelajaran seni tari. E. Definisi Operasional Alat bantu dari bambu adalah bambu yang digunakan sebagai alat bantu tari (property),alat musik yang menghasilkan bunyi-bunyian untuk mengiringi tari contohnya

kentongan, kesrek dan tongkat. Hal tersebut dikarenakan bambu ini berfungsi sebagai stimulus siswa pada saat eksplorasi gerak. Gagne, Briggs, dan Wager (1992:3) menjelaskan tentang istilah pembelajaran yaitu: Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar. Menurut Heinich, dlek (1993): Media merupakan alat saluran komunikasi. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau pembantu dari pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuan. Kreativitas merupakan suatu proses untuk menjadikan suatu yang baru. Kreativitas perlu dipupuk dan dikembangkan khususnya dalam bidang seni tari karena kreativitas tari merupakan ungkapan seseorang dalam mengeluarkan ide-ide atau gagasan baru dalam bereksplorasi, berekspresi, dan bereksperimen. F. Tinjauan Pustaka Alasan penggunaan media bambu untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran tari kreasi adalah sebagai alat bunyi-bunyian yang memiliki fungsi dalam situasi tertentu. Bambu pada media musik kreatif dalam pembelajaran tari kreasi hanya sebagai variasi tempo dan irama saja. Hal tersebut dikarenakan musik kreatif bambu ini hanya berfungsi sebagai stimulus siswa pada saat eksplorasi gerak. Sudjana dan Rivai (1990 : 1) mengemukakan bahwa : Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metoda mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalan alat ukur untuk mengukur taraf tercapai tidaknya Tujuan pengajaran. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan pembelajaran. Fungsi utama media pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media

pembelajaran harus dijadikan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Media pembelajaran sederhana adalah jenis-jenis media pembelajaran yang relatif mudah dibuat, bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganya lebih murah. Namun demikian sederhana tidaklah suatu media tersebut sebenarnya tergantung pada kondisi suatu sekolah. Pemilihan media pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru untuk menentukan jenis media mana yang lebih tepat di gunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. G. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah PTK (Peneliti Tindakan Kelas) atau Classroom Action Research yaitu Action Research (Penelitian Tindakan) yang dilakukan di kelas. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu: tahap perencanaan, tahap melakukan tindakan, tahap mengamati, dan tahap refleksi. Langkah-langkah utama dalam pelaksanaan meliputi : identifikasi masalah, menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan PTK, dan melaksanakan PTK. Pada kegiatan penelitian ini, peneliti sekaligus berperan sebagai guru aprikan (researcher as teacher) dan dilaksanakan secara kolaburatif dengan melibatkan rekan sejawat sebagai observer. Metode PTK ini digunakan oleh peneliti sebab dalam praktek pembelajaran, ditemukan masalah yaitu kurangnya kreativitas siswa pada kelas VII H, saat pembelajaran seni tari. Diharapkan melalui metode PTK ini peneliti dapat mengatasi masalah dalam hal kreativitas siswa melalui refleksi yang dilakukan sebagai hasil pengamatan observer dan perbaikan praktek pembelajaran melalui kegiatan siklus.

H. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMPN 2 Baleendah, Kec. Baleendah, Kab. Bandung. Alasan memilih lokasi di SMPN 2 Baleendah adalah karena peneliti menjadi pengajar di sekolah tersebut dan mengajar seni budaya dan pengembangan diri, sehingga peneliti tahu persis permasalahan siswa dan pembelajaran tari di sekolah tersebut. Desain Penelitian yaitu Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) - Plan (Perencanaan) :Mendorong siswa untuk mencari jawaban sendiri (exsplolasi). - ACP (Tindakan) : Mendorong siswa mendapatkan jawaban yang mereka pahami dan minati. - Observe (Pengamatan) : Mencatat hasil pengamatan. - Reflect (Refleksi) : Pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian tujuan tindakan pembelajaran. I. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 485 siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII H yang berjumlah 48 orang, terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purvosive sampling, yaitu dengan cara memilih kelas yang kiranya dianggap dapat mendukung pelaksanaan penelitian. J. Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Observasi Observasi dilakukan secara langsung pada saat mengajar di kelas dan secara tidak langsung di luar kelas. 2. Studi dokumentasi Tehnik pengumpulan data melalui studi dokumentasi dilakukan dengan mengamati catatan dan tugas siswa dalam pembelajaran tari. 3. Tes Tes yang dilakukan adalah tes unjuk kerja. Tes tersebut dilakukan pada saat pre tes dan post tes.

K. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan cara triangulasi yaitu analisis data hasil observasi, studi dokumentasi, dan hasil tes. Data kuantitatif hasil tes praktek dicari rata-rata nilai dengan cara perhitungan melalui rumus yang dikemukakan oleh Nar Heryanto dan H.M. Akib Hamid (2007) sebagai berikut : X = x1 + x2 + x3+ x3 atau x = N X= nilai rata-rata X1 Xn = simbol data sampel N= populasi