SAINTEKS, Volume XII No 2, Oktober 2015 (60 71)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PARTISIPASI WANITA DALAM PROGRAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PARTISIPASI PERIKSA PAP SMEAR ANTARA PERAWAT DENGAN MASYARAKAT DI KABUPATEN SUKOHARJO

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER LEHER RAHIM DI RW 7 DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

THE FACTORS RELATED TO KNOWLEDGE OF PAP SMEAR IN WOMEN OF CHILDBEARING AGE IN KEMUKIMAN LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. KATA PENGANTAR...

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KANKER SERVIKS DI KALANGAN SISWI SMA SWASTA X, BANDUNG

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BIDAN MENGENAI TEKNIK INSPEKSI VISUAL ASETAT (IVA) DALAM SKRINING KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Sri Waluyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN

Kata kunci: Lesi prakanker, IVA Positif, Krioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

AGE RELATIONSHIP, PARITY AND PERSONAL HYGIENE DIAGNOSIS WITH IVA IN PUSKESMAS BRANGSONG DISTRICT 2 DISTRICT BRANGSONG KENDAL

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MINAT METODE IVA DAN PAPSMEAR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI PADA WUS DI MASYARAKAT PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH KECAMATAN KENDAL KABUPATEN NGAWI

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung risiko dan berdampak negatif bagi dirinya seperti terjadinya

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

Roswati Dani Ningrum dan Dyah Fajarsari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh :

THE EFFECT OF COMMUNITY HEALTH EDUCATION ON CERVICAL CANCER EARLY DETECTION PROGRAM KNOWLEDGE IN REMPOA VILLAGE BATURADEN DISTRICT BANYUMAS

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KANKER SERVIKS TERHADAP KEIKUTSERTAAN PADA PROGRAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS (Relationship Between Knowledge Concerning Cervical Cancer Against Participation In Cervical Cancer Early Detection Program In Cilongok District Banyumas Regency) Dwi Ratnasari, Setya Dian Kartika Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jalan Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto, 53182 ABSTRAK Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan pada perempuan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.kanker serviks menempati urutan kedua di antara kanker ginekologi lainnya. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). HPV dipengaruhi oleh perilaku seksual dalam penyebarannya dan dapat dipengaruhi oleh usia, hubungan seksual di usia muda, paritas tinggi, penggunaan kontrasepsi, merokok, dan status sosio ekonomi yang rendah. Pap smear merupakan tindakan antisipasif terhadap kejadian kanker serviks.tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai kanker serviks terhadap keikutsertaan pada program deteksi dini kanker serviks di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada 120 sampel wanita usia subur. Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan teknik cluster random sampling. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks, teknik analisis yang digunakan adalah chi square test pada tingkat kepercayaan 95% dan diolah dengan program SPSS versi 16. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 120 sampel, didapatkan pengetahuan tentang kanker serviks baik (22,5%), cukup (49,1%), kurang (28,4%). Sedangkan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks tergolong tinggi (10.1%) dan rendah (89,9%). Hasil analisis hubungan pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks diperoleh nilai r=20.219> r.tabel=5.99 dan nilai signifikansi p=0,000 < p=0,05. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang kanker serviks, semakin baik pula partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. Kata kunci: pengetahuan kanker serviks, partisipasi, deteksi dini kanker serviks 60

ABSTRACT Cervical cancer is one of the health problems in women in developing countries including Indonesia. Cervical cancer is ranked second among other gynecological cancers. Cervical cancer is caused by infection with Human Papilloma Virus (HPV). HPV is affected by sexual behavior in its spread and can be affected by age, sexual intercourse at a young age, high parity, contraceptive use, smoking, and low socioeconomic status. Pap smear is an anticipatory action against the incidence of cervical cancer. The purpose of the study was to determine the relationship between knowledge about cervical cancer against participation in early detection program of cervical cancer in Cilongok sub-district of Banyumas Regency. The method used is observational analytic with cross sectional approach. The study was conducted on 120 samples of women of childbearing age. Sampling technique is probability sampling with cluster random sampling technique. To know the relation of knowledge about cervical cancer with woman participation in cervical cancer early detection program, analysis technique used is chi square test at 95% confidence level and processed with SPSS program version 16. The result of this research show that from 120 sample, Cervical cancer is good (22,5%), enough (49,1%), less (28,4%). While the participation of women in cervical cancer early detection program is high (10.1%) and low (89.9%). Result of analysis of knowledge relation about cervical cancer with woman participation in cervical cancer early detection program obtained r value = 20.219> r.table = 5.99 and significance value p = 0,000 <p = 0,05. The conclusion of this study found a significant relationship between knowledge about cervical cancer with the participation of women in early detection program of cervical cancer in sub district Cilongok Banyumas. The higher the level of knowledge about cervical cancer, the better the participation of women in the early detection of cervical cancer programs. Keywords: knowledge of cervical cancer, participation, early detection of cervical cancer PENDAHULUAN Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina 1.Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang. Kanker serviks adalah keganasan yang mengenai leher rahim yang merupakan bagian bawah rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina) 2. Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh adanya dengan infeksi virus Human papiloma virus (HPV), sering terdapat pada ibu yang aktif secara seksual sejak usia muda, bergantiganti pasangan seks, riwayat IMS, HIV/AIDS, perokok dan sosial ekonomi rendah 3. Pada tahun 2003, WHO 4 menyatakan bahwa kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya meningkat sekitar 20% per tahun. Dan kanker payudara merupakan jenis kanker kedua di Indonesia yang menyerang kaum wanita setelah kanker serviks (mulut rahim). Dengan kata lain, kanker serviks adalah urutan pertama terbanyak yang menyerang kaum wanita di Indonesia 5. 61

Di seluruh dunia, kasus kanker serviks ini sudah dialami oleh 1,4 juta wanita. Data yang didapat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) diketahui terdapat 493.243 jiwa per-tahun penderita kanker serviks baru dengan angka kematian sebanyak 273.505 jiwa pertahun 1.Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis dari penderita 6. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2008, kejadian kanker serviks sekitar 1.500.000 2.000.000 kasus setiap tahunnya di seluruh dunia 7. Dari data tersebut lebih dari 80% penderita berasal dari Negara berkembang, di Asia Selatan, Asia tenggara, Sub sahara Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan 8.Diperkirakan di dunia setiap dua menit wanita meninggal karena kanker servik dan ± 500.000 wanita di diagnosis kanker serviks setiap tahunnya 9.Prevalensi kanker serviks di dunia menurut Age Standardized Rate (ASR) per 100.000 populasi berdasarkan semua umur ialah, di Asia 54 kasus, Africa 16 kasus, Amerika Selatan 15 kasus, Amerika Utara 3 kasus, dan Eropa 12 kasus 10. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan proporsi penyebab kematian akibat kanker semakin meningkat, dari 1,3% pada tahun 1976 menjadi 3,4% pada tahun 1980, 4,3% pada tahun 1986 dan 4,8% pada tahun 1992, kemudian menjadi 6% pada tahun 2001 dan 5,7% pada tahun 2008. Prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk 11,12.Penyebab utama tingginya angka kejadian kanker serviks di negara berkembang adalah tidak adanya program skrining yang efektif untuk deteksi dini dan penatalaksanaan lesi pra kanker 13.Hanya 5 % wanita di negara berkembang yang menjalani deteksi dini selama 5 tahun terakhir 14. Setiap wanita yang telah melakukan hubungan seksual mempunyai risiko menderita kanker serviks 15.Oleh karena itu, deteksi dini perlu dilakukan segera setelah ada aktivitas seksual. Pemeriksaan ini bukan sekali seumur hidup, melainkan dilakukan rutin tiap tahun sampai usia 70 tahun 16. Upaya penanggulangan penyakit kanker serviks telah dilakukan yaitu dengan melakukan program skrining kanker serviks, namun hasil-hasil penelitian di beberapa negara masih menunjukkan kurangnya partisipasi wanita untuk mengikuti program skrining 17,18,19.Sebagian besar penderita kanker datang sudah dalam stadium lanjut sehingga prosesnya sulit atau tak mungkin lagi disembuhkan 20.Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks masih tergolong rendah, sehingga kesadaran masyarakat untuk skrining kanker serviks juga rendah 21. Partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks adalah keikutsertaan wanita secara aktif melakukan deteksi dini kanker serviks 22.Keberhasilan program deteksi dini kanker serviks sangat dipengaruhi oleh partisipasi wanita 23. Berdasarkan pemikiran dan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan mengenai kanker serviks terhadap keikutsertaan pada program deteksi dini kanker serviks di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. 62

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas pada tanggal September Oktober 2015. Dengan populasi adalah Wanita Usia Subur (WUS) dengan sampel penelitian ini dilakukan pada 120 responden sampel wanita usia subur (WUS) di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah dengan menggunakan Kuesioner, Dichotomis Choice, Alat tulis, dan Kamera. Dari instrument ini maka dilakukan penelitian dengan pengumpulan data dengan cara wawancara berdasarkan pernyataan yang terdapat pada kuesioner dan melakukan pengukuran. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk Dichotomis Choice yaitu dalam pertanyaan disediakan 2 jawaban (benar atau salah) dan responden hanya memilih satu diantara jawaban tersebut. Dalam wawancara dengan kuesioner ini menggunakan beberapa variableyaitu pengetahuan tentang kanker serviks, partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks, pendidikan, informasi, sosial ekonomi, minat dan dukungan, media, dan pelayanan kesehatan. Dengan variable ini untuk memudahkan dalam pengolahan dan pengumpulan data penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai kanker serviks terhadap keikutsertaan pada program deteksi dini kanker serviks di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) Jumlah responden Persentase (%) 22 30 65 49,1 31 40 35 31,5 41 50 20 19,4 Total 120 100 Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa responden dengan usia 22 30 tahun merupakan responden dengan jumlah terbanyak yaitu sebesar 49,1%. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah responden Persentase (%) IRT (Ibu Rumah Tangga) 90 63,2 PNS (Pegawai Negeri Sipil) 8 10,3 Swasta 12 14,0 Wiraswasta 10 12,5 Total 120 100 Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwa 63,2% responden tidak memiliki pekerjaan atau hanya sebagai ibu rumah tangga. 63

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Pengetahuan Tentang Kanker Jumlah Persentase (%) Serviks responden Baik 25 22,5 Cukup 65 49,1 Kurang 30 28,4 Total 120 100 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang kanker serviks di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas, tergolong cukup dengan hasil penelitian dengan jumlah responden dari 120 sampel terdapat 65(49,1%) responden. Tabel 4.4 Distribusi Partisipasi Wanita Dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Partisipasi Wanita dalam Program Jumlah Persentase (%) Deteksi Dini Kanker Serviks responden Ya 15 10,1 Tidak 105 89,9 Total 120 100 Berdasarkan tabel 4.4, jumlah responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks sebanyak 15 orang atau hanya sebesar 10,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas tidak berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. Tabel 4.5 Distribusi Alasan Responden Tidak Berpartisipasi dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Alasan Responden Tidak Berpartisipasi Jumlah Persentase Dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks responden (%) Tidak tahu 65 52,3 Jauh dari rumah 2 4,4 Malas 10 12,2 Takut 20 21,0 Tidak Punya Uang 8 10,1 Total 105 100 Berdasarkan tabel 4.5, mayoritas alasan responden tidak berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks adalah tidak tahu yaitu sebesar 52,3% atau 65 responden dari total 105 responden yang tidak mengikuti deteksi dini kanker serviks. 64

Tabel 4.6 Distribusi Jenis Deteksi Dini Kanker Serviks berdasarkan Partisipasi Responden Jenis Deteksi Dini Kanker Jumlah responden Persentase (%) Serviks Tes HPV - 0 Pap Smear 10 63,4 IVA Tes 5 36,6 Servikografi - 0 Lainnya - 0 Berdasarkan tabel 4.6, deteksi dini kanker serviks yang paling banyak diikuti yaitu pap smear sebanyak 10 responden atau sebesar 63,4%. Selanjutnya, deteksi dini kanker serviks dengan IVA tes sebanyak 5 responden atau sebesar 36,6%. Tabel 4.7 Distribusi Tempat Deteksi Dini Kanker Serviks berdasarkanpartisipasi Responden Tempat Deteksi Dini Kanker Jumlah Persentase (%) Serviks responden RS 3 22,3 Puskesmas 6 39,1 Bidan Praktik 3 22,3 Dokter Praktik 1 5,1 Laboratorium 2 11.2 Berdasarkan tabel 4.7, sebagian besar responden melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas yaitu sebesar 39,1% atau sebanyak 6 responden dari total 15 responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. Tabel 4.8 Distribusi Asal Keputusan Partisipasi Responden dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Asal Keputusan Partisipasi Responden Jumlah Persentase dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks responden (%) Tenaga Kesehatan 3 22,3 Sendiri 10 62,1 Suami/orang lain 2 15,6 Berdasarkan tabel 4.8, sebagian besar responden melakukan deteksi dini kanker serviks karena keputusan sendiri yaitu sebesar 62,1% atau sebanyak 10 responden dari total 15 responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. 65

Tabel 4.9Distribusi Lama Partisipasi Responden dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Lama Partisipasi Responden Jumlah responden Persentase (%) Kurang dari 1 tahun 2 20,5 1 3 tahun 9 57,2 Lebih dari 3 tahun 4 22,3 Berdasarkan tabel 4.9, sebagian besar responden telah berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks dalam jangka waktu 1 3 tahun, yaitu sebesar 57,2% atau sebanyak 9 responden dari total 15 responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. Tabel 5.0 Distribusi Tingkat Kerutinan Responden dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Tingkat Kerutinan Responden Jumlah responden Persentase (%) dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Rutin, 1 x setahun 6 38,1 Tidak Rutin 6 38,1 Hanya 1 x saja 3 23,8 Berdasarkan tabel 5.0, tingkat kerutinan responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks baik rutin atau tidak rutin mempunyai presentase yang sama yaitu sebesar 38,1% atau sebanyak 6 responden. Tabel 5.1 Distribusi Tingkat Kepentingan Responden dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Tingkat Kepentingan Jumlah responden Persentase (%) Responden dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Penting 15 100 Tidak Penting - 0 Berdasarkan tabel 5.1, semua responden beranggapan bahwa program deteksi dini kanker serviks penting.hal ini ditunjukkan dengan presentase 100% atau semua responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks menjawab penting. 66

Tabel 5.2 Distribusi Keinginan Responden untuk Berhenti Berpartisipasi dalam Program Deteksi Dini Kanker Serviks Ada/tidaknya keinginan Jumlah responden Persentase (%) responden untuk berhenti berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks Ada 2 10,9 Tidak 13 89,1 Berdasarkan tabel 5.2, mayoritas responden tidak memiliki keinginan untuk berhenti berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. Hal ini ditunjukkan dengan presentase 89,1% atau sebanyak 13 responden dari total 15 responden yang berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. Terdapat 2 responden yang memiliki keinginan untuk berhenti berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks. Kedua responden memiliki alasan yang sama yaitu alasan ekonomi. Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. Partisipasi Wanita dalam Jumlah Program Deteksi Dini Kanker Serviks Ya Tidak Pengetahuan tentang Baik 5 (2,8%) 20 (21,9%) 25 kanker serviks Cukup 10 (6,2%) 55 (43,6%) 65 Kurang 0 (0%) 30 (25,5%) 30 Total 15 105 120 Tabel 5.3 menunujukkan bahwa mayoritas responden yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang kanker serviks menyatakan tidak berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks yaitu sebesar 43,6% atau 55 responden. Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square test melalui program SPSS 16.0, didapatkan nilai r= 20,219 lebih besar dari nilai r tabel= 5,99. dan nilai signifikansi p= 0,000 atau dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi p<0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan mengenai kanker serviks terhadap keikutsertaan pada program deteksi dini kanker serviks. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan antara pengetahuan mengenai kanker serviks terhadap keikutsertaan pada program deteksi dini kanker serviks kepada 120 responden yang sesuai kriteria inklusi dengan menggunakan kuesioner. Menurut Notoatmodjo 24, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket 67

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Responden yang dimaksud yaitu wanita usia subur (WUS) dengan rentang umur 23-50 tahun, sudah menikah, dan bersedia dijadikan subjek penelitian. Menurut Heryudarini 26, WUS adalah wanita dengan fungsi organ reproduksi yang telah siap untuk proses fertilisasi, sebagian besar dalam rentang umur 15-50 tahun. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil responden dengan rentang umur minimal 22 tahun karena umur tersebut merupakan batas minimal umur wanita yang sudah menikah yang tercatat di data statistik kependudukan di kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Berdasarkan tabel 4.3, pengetahuan responden tentang kanker serviks tergolong cukup yaitu sebesar 49,1% (65 responden). Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden yang berada dalam rentang umur 22-30 tahun yaitu sebanyak 65 responden (49,1%), tidak memiliki pengetahuan tentang kanker serviks dengan baik. Mereka mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan langsung tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks. Selain itu, mayoritas responden mengaku tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 90 responden (63,2%). Berdasarkan tabel 4.4, distribusi partisipasi responden dalam program deteksi dini kanker serviks hanya sebesar 10,1% (15 responden). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat partisipasi yang rendah atau tidak berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks dengan presentase sebesar 89,9% (120 responden). Alasan responden tidak berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks yaitu tidak tahu (52,3%), takut (21,0%), tidak punya uang (10,1%), malas (12,2%), dan jauh dari rumah (4,4%). Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan bahwa partisipasi wanita dalam kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, dukungan, minat, sosial ekonomi, dan pelayanan kesehatan 26. Dari analisis data dengan chi square test pada tingkat kepercayaan 95% yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh nilai r= 20,219 lebih besar dari r tabel= 5,99 dan nilai probabilitas p=0,000 kurang dari p=0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks. Menurut WHO, salah satu strategi perubahan perilaku adalah pemberian informasi. Dengan memberikan informasi tentang kanker serviks dan bahayanya, maka didapatkan pengetahuan yang akan mempengaruhi sikap seseorang. Sikap yang positif menyebabkan wanita berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, dalam hal ini adalah partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks 27. Berdasarkan dari teori pendukung, hasil penelitian, dan penelitian sebelumnya, maka peneliti berpendapat bahwa semakin baik pengetahuan tentang kanker serviks semakin baik pula partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks.dengan adanya pengetahuan yang lebih baik tentang kanker serviks dan permasalahannya, wanita dapat memahami bahaya kanker serviks dan pentingnya deteksi dini kanker serviks bagi kesehatannya sehingga bersedia untuk berpartisipasi aktif dalam program deteksi dini kanker serviks. 68

KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang kanker serviks tergolong cukup dan partisipasi wanita dalam program deteksi dini kanker serviks tergolong yang kurang. Karena mayoritas ibu tidak ikut berpartisipasi dalam program deteksi dini kanker serviks, serta Adanya hubungan antara pengetahuan mengenai kanker serviks terhadap keikutsertaan pada program deteksi dini kanker serviks.hal ini terlihat dari uji statistik dengan perhitungan Chi Square Test di mana nilai r= 20,219 (r>5,99) dan nilai signifikansi p= 0,000 (p<0,05). DAFTAR PUSTAKA 1. Emilia Ova. Bebas ancaman kanker serviks. Media pressindo, Yogyakarta. 2010. 2. Kementerian Kesehatan RI.Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Jakarta. 2010. 3. Delia, Wijaya. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta: Sinar Kejora. 2010. 4. WHO.Breast Cancer: Prevention and Control; Breast Cancer Burden. 2008. http://www.who.int/cancer diuduh 18 Desember 2014 5. Azamris.Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di RS Dr. M Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No. 152. 2006. Available from: http://www.kalbe.co.iddiunduh: 10 Desember 2014 6. Rasjidi, I. Irwanto, Y. Wicaksono, B.,. Kanker Serviks. Jakarta : Sagung Seto. Dalam : Rasjidi, I., 2008. Manual Prakanker Serviks, Ed. 1. Jakarta : Sagung Seto. 2008. 7. Manuaba, IBG, dkk. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta : EGC. 2010. 8. Nadia, Febritianti, Alrizni. Batu Giok Dalam Kebudayaan Cina. Jakarta: Universitas Indonesia. 2009. 9. ACCP. Recent Evidence on Cervical Cancer Screening in Low. 2011. Available at: http://www.alliancecxca.orgdiunduh 23 Desember 2014 10. Ferlay, J., Bray, F., Pisani, P and Parkin, DM. GLOBOCAN: Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide. IARC Cancer Base No. 5. 2002. 11. Darnindro N., Jasin M.R., Martina, Heryanto L., Ardiansyah D., Tambunan M., Heriyanto P., Wawolumaya C., Kayika I.P.G. Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah Mengenai Papsmear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah Susun Klender Jakarta 2006. Majalah Kedokteran Indonesia. 2007. Vol 57 69

12. Depkes. Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pelayanan Kesehatan. 2001. Available from: http://www.depkes.go.id update: Desember 2001 diunduh pada tanggal 13 Februari 2015 13. Ocvyanti D. Berbagai Teknik Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara. Jakarta: FKUI/RSCM. 2009. 14. Rachmadahniar. Dukungan Sosial Suami terhadap Partisipasi Wanita dalam Program Skrining Kanker Leher Rahim di Biro Konsultasi Kanker Yayasan Kucala Yogyakarta. Yogyakarta. Program Pasca Sarjana UGM: Thesis. 2005. 15. Tyastuti S. Hubungan Pengetahuan tentang Kanker Serviks Uteri dengan Perilaku Upaya Pap Smear di Kelurahan Brontokusuman Yogyakarta. Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM: Karya Tulis Ilmiah. 2001. 16. Ahdani N., Hakimi M., Supardi S. Kajian Faktor Threat dan Coping Terhadap Partisipasi Wanita dalam Program Skrining Kanker Leher Rahim. Buletin Kedokteran Masyarakat. 2004. Vol 20 17. Gustia I. Penderita Kanker Payudara Menurun, Kanker Leher Rahim Melonjak. 2010. Available from: http://health.detik.compenderitakanker-payudara-menurunkanker-rahim-melonjak. Last update: Februari 2010 diunduh pada tanggal 02 Januari 2015 18. Hidayat A.A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 2007. 19. Kumala P., Komala S., Santoso A.H., Sulaiman J.R., Rienita Y. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi XXV. Jakarta: EGC 20. Meliono. Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FE UI. 2007. 21. Sanif R. Karsinoma Serviks dan Permasalahannya. Palembang: FK UNISRI/RSU Perjan Dr.Mohammad Hoesin. 2001. 22. Heryudarini. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada Wanita Usia Subur. 2010. Available from: http://www.litbang.depkes.go.iddiunduh pada tanggal 30 Januari 2015 23. Laras L. Analisa Faktor Pendidikan Pada Wanita Peserta Program Penapisan Kanker Leher Rahim dengan Pendekatan See and Treat untuk Deteksi Dini Lesi Prakanker dan Pengobatan dengan Terapi Beku. Jakarta: FK UI. 2009. 24. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003. 25. Diananda R. Panduan Lengkap Mengenai Kanker. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka. 2009. 26. Setiawati. Proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan, Jakarta: TIM. 2008. 70

27. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007. 71