Alan David Prayogi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta etika dan aturan main) memiliki senjata terjadi justru sebaliknya,

2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat

DIAGRAM SINGKAT MATERI PERTANDINGAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

Rancang Bangun alat kendali penembakan dengan menggunakan Remote Kontrol untuk awak penembak di kendaraaan Panser

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

karena sama sekali tidak menyebabkan kematian (termasuk kategori non lethal weapon). Inilah daya tarik utama Phaser! Sejarah dunia mencatat berbagai

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Zeihan Desrizal, 2015

UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB KAV WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

MENEMBAK OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

MODIFIKASI ALAT SEBAR BENIH TEMBAKAU JENIS SCATTERPLOT TOOL PILLEN (STP) DI PTPN X JEMBER

Berikut merupakan langkah langkah instalasi game Di sini ada Hantu. 1. Copyfile Di sini ada Hantu.xap ke dalam folder aplikasi Windows Phone

BAB II TINJAUAN TENTANG HOBI REPLIKA

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni :

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

RAHASIA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015

BAB III METODE PEMBUATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

BAB III DESAIN PROTOTYPE TOOTHPASTE DISPENSER

MOMENTUM & IMPULS. p : momentum benda (kg.m/s) m : massa benda (kg) v : kecepatan benda (m/s)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILUM WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 22 SEPTEMBER 2014

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

MESIN BOR. Gambar Chamfer

Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat : Indikator Pencapaian Hasil Belajar

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan

BLANGKO NILAIMENEMBAK SENAPAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB ARHANUD WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Kumpulan soal Pilihan Ganda Fisika Created by : Krizia, Ruri, Agatha IMPULS DAN MOMENTUM

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Mesin sekrap disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin inidigunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,beralur, dan

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

TINJAUAN PUSTAKA. Augmented Reality (AR) merupakan penggabungan benda-benda nyata dan

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

BAB III METODE PENELITIAN. oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga

commit to user BAB II DASAR TEORI

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

MODUL 2 APROKSIMASI. Disusun oleh: Ani Ismayani S.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Memasang HP TouchSmart di Dinding. Panduan Pengguna

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

BAB 3 METODE ANALISIS

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TEMPE MULTI FUNGSI PADA UKM SANAN - MALANG

IMPULS FISIKA DAN MOMENTUM SMK PERGURUAN CIKINI

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

Bab 1 Alat bantu untuk sepeda motor matic ketika ban bocor UKDW

Transkripsi:

Alan David Prayogi 3408100135

Latar Belakang Bagi kru ranpur banyak masalah yang harus dihadapi saat berada di wilayah musuh. Salah satunya adalah alat pertahanan diri yaitu senapan. Berawal dari ide senapan yang berkemampuan otomatis tetapi dengan peluru yang ringan (peluru yang digunakan adalah peluru pistol) sehingga tembakannya mudah dikontrol untuk jarak pendek. Namun, laras pendek saja belum cukup. Bentuk senapan yang tidak simpel dan siluetnya yang bergelombang, beresiko tersangkut benda lain atau personel lain. Apalagi posisi mereka berada dalam sebuah ruang atau tempat yang terbatas (didalam ranpur), memakan banyak tempat jika sembarang menaruh atau membawanya. Posisi senapan yang tidak boleh sembarangan menaruhnya, khawatir senapan akan macet atau rusak juga sedikit menyusahkan personel. Dalam keadaan senapan rusak maka senapan bukan sebagai penolong, malah semakin membebani personel. Selain itu tidak jarang pula ranpur rusak di daerah musuh atau di tengah hutan. Maka dari itu senapan harus juga dapat diandalkan sebagai alat untuk bertahan hidup dengan fitur-fitur pendukungnya.

Rumusan Masalah 1. Senapan dengan laras panjang menyusahkan personel kru tank ketika dibutuhkan dan saat masuk atau keluar kedalam ranpur 2. Bentuk senapan yang tidak rata, beresiko tersangkut di dalam ranpur saat dikeluarkan, dimasukkan atau diletakkan 3. Personel menjadi tidak dapat sigap saat keluar dari ranpur dengan desain Senapan SS1 yang ada karena desainnya tidak simpel, terlalu berat dan sulit untuk diarahkan karena terlalu panjang 4. Senapan yang sudah ada untuk kru ranpur TNI saat ini hanya berfungsi untuk alat bela diri, tidak berfungsi sebagai survival kit sehingga prajurit harus membawa survival kit sendiri. Dalam kasus ranpur rusak terkena senjata lawan atau mogok di wilayah musuh hal ini justru merugikan karena menambah beban prajurit dan memperbanyak barang bawaan

Tujuan 1. Mendesain senapan khusus kru yang berbentuk kompak 2. Mendesain senapan yang dapat dilipat menjadi kotak kecil 3. Mendesain senapan yang dapat mendukung dan dapat diandalkan ketika personel membutuhkan senapan yang siap untuk dipakai Batasan Masalah 1. Mendesain Converter khusus untuk pistol Glock 18C yang dapat dilipat menjadi kotak kecil dan dapat dikembalikan ke bentuk semula dalam satu langkah 2. Pistol otomatis dengan kaliber 9x19 mm Parabellum yang sudah terbukti keampuhannya sejak jaman jaman PD II 3. Senjata dengan bentuk yang compact sehingga senapan tidak takut tersangkut saat dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam kendaraan tempur 4. Senapan harus berfungsi selain untuk senapan bela diri senapan juga harus berfungsi untuk survival di alam bebas

Peluru 9 19 mm Parabellum Peluru 9 19 mm Parabellum atau 9 19 mm Luger adalah peluru yang diperkenalkan pada tahun 1902 oleh produsen senjatajerman, Deutsche Waffen und Munitionsfabriken (DWM) untuk pistol Luger. Peluru ini adalah versi lebih kuat dari peluru sebelumnya, yaitu 7.65 mm Luger Parabellum, yang merupakan penerus dari peluru 7.65 mm Borchardt. Nama Parabellum diambil dari frasa bahasa latin Si vis Pacem, para bellum yang artinya Bila kamu menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang. Kalimat tersebut merupakan motto DWM

Popor lipat samping Popor ayun depan Popor geser/tarik ke belakang Tanpa popor/genggam

Sistem Gas Sistem gas adalah sistem dimana pada senapan tembakan pertama dipicu oleh per yang ditarik oleh kocking handle dan tenaga untuk tembakan kedua dan seterusnya hingga peluru dalam magasen habis dihasilkan dari tembakan pertama

Sistem Blow back Sistem Blow Back adalah sistem dimana tembakan pertama dihasilkan oleh tekanan tuas cocking tetapi tembakan kedua dan seterusnya hingga peluru habis menggunakan gaya hentakan selongsong panas dari tembakan pertama (tidak dengan gas panas). Sistem ini memanfaatkan tenaga hentakan tembakan pertama sebagai penggerak mekanisme otomatis di dalam senapan.

Membawa Senapan 1. Menggenggam grip 2. Memasang magasen Tombol magasen pada satu sisi senapan Macam-macam grip sesuai karakter dan fungsi Tombol pada bagian tengan bodi senapan ( bawah)

4. Mengokang senapan Tuas kokang pada salah satu sisi senapan Tuas kokang pada bagian tengah bodi senapan (atas)

Konfigurasi Konvensional Konfigurasi Pistol Konfigurasi Bullpup Laras dan Mekanisme Magasen Grip dan Pelatuk

1. Kemiringan grip tidak lebih dari 85 2. Grip senapan mengacu pada model Floating Vertical Grip 3. Carry Handle bersifat tidak harus ada dan di desain khusus, dapat dipenuhi dengan memanfaatkan desain bagian dari bagian lain senapan 4. Popor mengacu pada model SCAR yang bulat 5. Popor ditekuk ke depan dari arah bawah seperti AK sebanyak 2 langkah lipatan 6. Pisir dan pijera menggunakan model tritium sight 7. Tombol magasen mudah dijangkau salah satu tangan 8. Tuas kokang ada di tengan (atas) senapan 9. Menggunakan konfigurasi model pistol 10. Mekanisme penembakan menggunakan mekanisme blow back 11. Panjang total senapan tidak lebih dari 50 cm 12. Bobot tempur senapan tidak lebih dari 2,5 kg 13. Bahan senapan adalah perpaduan baja dan plastik 14. Menggunakan peluru 9x19mm Parabellum 15. Panjang laras tidak lebih dari 8 inch 16. Menggunakan twist of barrel 1:16

Setelah melalui pertimbangan dipilih mekanisme blow back ( yang seperti pistol), konfigurasi magasen dalam grip ( seperti pistol) dan menggunakan peluru 9x19 mm Parabellum dengan bahan paduan antara baja dan plastik kualitas tinggi, sekilas spesifikasi tersebut mirip dengan spesifikasi pistol asal Austria yang sudah terkenal keandalannya, Glock 18

Mounting utama pada Glock nantinya akan ditempatkan pada bagian datar dan terdapat Rail Adapter System yang sudah disediakan oleh pabrik Glock untuk menempelkan asesoris Bagian bawah yang terdapat rel pada pistol ini biasanya dipakai untuk memasang senter, laser ataupun front grip. Bagian ini yang akan dimanfaatkan untuk menjadi mounting utama bagi case pistol Glock. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari solusi bagaimana agar pistol dapat ditembakkan secara otomatis dengan kestabilan yang tetap terjaga. Solusinya adalah memasang popor pada bagian belakang pistol

Selanjutnya karena popor tersebut masih belum memiliki dudukan (mounting).maka ditentukan mounting untuk popor adalah bagian datar ber-rel yang sudah disediakan oleh pabrikan yang sudah dibahas diatas. Bagian tersebut berupa coakan (rel) yang berfungsi sebagai dudukan asesoris yang biasanya oleh operator dipasangi senter Posisi mounting di depan pistol cukup aman, karena hanya menjepit bagianbawah pistol, bukan bagian slide (atas) pistol yang selalu bergerak maju mundur. Memasang mounting ini menggunakan baut yang biasa dilakukan oleh operator senjata. beralih pada perangkat bidik pistol. Jika menggunakan case seperti ini otomatis pisir dan pijera akan tertutup. Solusinya adalah membuat perangkat bidik baru. Setelah itu beralih ke posisi menembak. Jika sudah memiliki popor dan perangkat bidik, maka posisi bidiknya tidak lagi seperti pada gambar dibawah

Tetapi merunduk seperti posisi membidikkan senapan dengan pipi yang menempel ke popor dan pandangan lurus ke depan mengikuti pisir Hasilnya seperti tampak pada gambar dibawah

Maka pada bagian depan popor harus terdapat cekungan agar pipi dapat menopang dan untuk memberikan ruang yang cukup agar mata dapat memandang lurus kearah pijera, pisir dan sasaran Dengan posisi pisir sejajar dengan popor, penembak akan kesulitan melihat sasaran mengguanakan pisir karena pipi penembak menempel di popor yang artinya penembak tidak bisa meluruskan pandangan matanya ke arah pisir. Jadi, posisi popor harus agak diturunkan gambar yang di lingkari garis merah adalah popor yang diturunkan agar mudah saat membidik

Namun setelah dilakukan analisa melalui sketsa, baik itu menganalisa mekanisme tekuk dan part pendukung untuk menekuk popor maka ditentukan penurunan popor hingga ke bawah grip seperti modification part pada Glock 18C dibawah Kemudian ditambah front grip pada bagian depan pistol langkah selanjutnya adalah mengikuti analisa tentang popor, dimana menurut konsep compact popor harus bisa dilipat kearah depan dengan dua langkah pelipatan. Melipatnya dengan cara mengayunkan popor melewati bagian bawah pistol (seperti AK)

Saat Senapan diurai Saat Senapan Dilipat menjadi Kompak