DISKUSI PANEL KARATE GOR CITRA, BANDUNG 14 FEBRUARI 2010

dokumen-dokumen yang mirip
PSIKOLOGI MELATIH KARATE USIA DINI

PANDUAN PELATIH RENANG DALAM BEBERAPA ASPEK PSIKOLOGIS PELATIHAN. Danu Hoedaya FPOK UPI

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

CERAMAH PSIKOLOGI SUKAN

Persiapan Tim Hockey Jabar Menuju PON 2008

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

DRS. HERWIN, M.PD.

DASAR-DASAR MELATIH. Hedi Ardiyanto Hermawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

PEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

PSIKOLOGI OLAHRAGA. Makalah Oleh Danu Hoedaya FPOK - UPI. Materi Penataran Pelatih Olahraga Cianjur 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahayu Nuryaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

PEMBANGUNAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TENIS

2016 HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari

BAB I PENDAHULUAN.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l.

oleh: Agus Supriyanto M.Si

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

Sambutan Presiden RI pada Peresmian OSO Sports Center, Bekasi, 25 Maret 2011 Jumat, 25 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA PEMBUKAAN KEJUARAAN DAERAH INKAI JATENG DANPOMDAM IV DIPONEGORO CUP V TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deni Pazriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) SE-KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Kamis/24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONTRIBUSI SENAM PRESTASI DALAM PEMBENTUKAN SPORTIVITAS DAN RASA PERCAYA DIRI PADA ATLET Oleh :Ch. Fajar Sriwahyuniati, FIK UNY

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan, idealnya harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat menyadari bahwa olahraga sangat penting bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gilang Ginanjar H, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

Juklak karate LATAR BELAKANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MOTIVASI BERPRESTASI ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 87 91, Agustus 2016

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

Transkripsi:

DISKUSI PANEL KARATE GOR CITRA, BANDUNG 14 FEBRUARI 2010

Masa depan kehidupan anak di masyarakat: sarat dengan unsur kompetisi yang harus diperjuangkan, bukan sesuatu yang dapat diperoleh dan diraih dengan mudah tetapi bukan pula sesuatu yang diberikan dengan mudah kepada anak

FILOSOFI KARATE: (Masutatsu Oyama, 1963) The art of self-defence. Never be used to attack an opponent. Never allows to hurt others. It should deny violence. The moment you strike the opponent is the moment the opponent strikes you.

FILOSOFI UNTUK KEMAJUAN PRESTASI ANAK: PENGAKUAN Misalnya: sikap & perilaku anak yang baik, keterampilan/ teknik baru, daya tahan dan stamina fisiknya, pemahaman mengenai peraturan/pertandingan, perkembangan prestasi

Program pelatihan karate khusus untuk usia dini harus terfokus pada rasa senang (fun), pengembangan keterampilan, dan partisipasi maksimal dari anak Anak akan bertahan dalam kegiatannya dan cenderung meraih kesuksesan di kemudian hari

Program latihan: memberikan peluang pada anak untuk bereksperimen dalam mengembangkan kemampuan berempati, rasa harga diri, rasa percaya diri, rasa hormat, sifat pejuang, dan disiplin; aspek keterampilan motorik dan bela diri.

Model Pembinaan Olahraga Usia Dini/Remaja 1. Sebagai media edukatif dalam mengembangkan karakteristik fisik dan psikologis yang ideal. 2. Lingkungan olahraga dipandang sebagai bagian penting dari lingkungan masyarakat di mana anak/remaja akan hidup nantinya.

3. Peran, Tanggungjawab, dan Kerjasama timbal-balik antara Pelatih, Orangtua, dan Atlet. 4. Pelatih dan orangtua sama-sama bertanggungjawab di dalam proses keterlibatan anak. 5. Komunikasi yang baik antara pelatih, orangtua, dan anak.

Sasaran Pembinaan Olahraga Usia Dini/Remaja Secara fisik: keterampilan berolahraga dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani. Secara psikologis, menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan, disiplin diri, menghargai otoritas, sifat bersaing yang sehat, kerjasama, sportivitas, rasa percaya diri, self-esteem, empati. Secara sosial, mengembangkan keterampilan sosial-emosional di segala aspek kehidupan.

Membina sikap mental yang tangguh dan karakter yang kokoh. Memberikan banyak peluang untuk mengekspresikan diri, bergembira, dan merasa senang. Belajar menghadapi kekalahan dan kemenangan dengan bijak.

PERCAYA DIRI

Confidence gained from childhood?

Team Confidence

MOTIVASI?!

BALANCED IM INTRINSICALLY MOTIVATED MOTIVATED EM EXTRINSICALLY

EXTRINSIC EXPECTED INTRINSIC

Mahatma Gandhi: Satisfaction lies in the effort, not the attainment. Full effort is Full victory.

Doing one s very best should be the only criterion of success

PRESTASI ORANGTUA PELATIH ATLET

Orang Tua: Bertanggung jawab terhadap tercapainya hak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga apapun Mendorong dan memberi semangat pada anak untuk berpartisipasi, dan bukan memaksa, menekan, mengintimidasi, atau menyuap anak agar mau terlibat dalam cabang olahraga yang dikehendaki orangtuanya

Melayani anak yang ingin berbincang mengenai keterlibatan di dalam olahraga pilihannya Wajib menghormati keinginan dan keputusan anak Menunjukkan pengertian dan apresiasi pada pilihan cabang olahraga anaknya

Keterlibatan orangtua memberi peluang lebih banyak untuk membina keutuhan dan menguatkan ikatan keluarga Memberi banyak peluang di mana anak/remaja bisa mengekspresikan diri, bergembira, dan merasa senang Belajar menghadapi kekalahan dan kemenangan dengan bijak

Tumbuhkan rasa keberhasilan di dalam setiap aktivitas penampilan yang ditunjukkan anak. Akan berkembang konsep-diri, self-esteem, kemampuan mengendalikan diri dan lingkungannya, dan rasa memiliki kompetensi di dalam keterlibatannya berolahraga. Rasa percaya diri anak akan makin kuat dan mampu menyikapi situasi kemenangan dan kekalahan dengan arif.

Dalam Olahraga Prestasi: Ribuan anak memulai dari dasar, Tapi hanya sedikit yang berhasil mencapai puncak pada waktu bersamaan

ORANG TUA ADALAH FAN PALING BERARTI BAGI ANAK. Tempat curahan emosional Pendengar paling berempati Pembimbing paling bijak Pendukung terbaik