HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN RSUD KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
Abdi Setiawan 1, Darmawansyah 1, Asiah Hamzah 1.

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DENGAN KUNJUNGAN PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN RSIA PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2011

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN MINAT KEMBALI PASIEN RAWAT RSIA ELIM MAKASSAR

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN PASIEN RAWAT INAP MEMILIH LAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah sakit ataupun di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 3 METODE PENELITIAN. pasien Tahun Menggunakan desain (cross sectional) yaitu jenis penelitian yang

Hakim, et al, Hubungan Bauran Pemasaran dan Faktor Psikologis dengan...

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MUTU PELAYANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

PERSEPSI STAF PELAYANAN TENTANG MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA TAHUN 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan

Adalah mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah. Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian untuk tesis dengan

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITTI KHADIJAH I MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari industri Rumah Sakit dapat dilihat dari tingginya tingkat investasi,

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan bauran...,rahmi Yuningsih, FKM UI, 2009

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

HUBUNGAN KEPUASAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PANGKEP

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI PUSKESMAS BARANTI KABUPATEN SIDRAP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien. Marketing Mix Factors That Related With Patient Satisfaction

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 34

BAB I PENDAHULUAN. penentu bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS LEMBASADA KABUPATEN DONGGALA HERMAN, SUDIRMAN, NIZMAYANUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I. A. Latar Belakang. terbatas pada kebutuhan biologis, tetapi juga pada kebutuhan psikologis seperti

Bab I PENDAHULUAN UKDW. percaya diri ketika akan memasuki dunia kerja.

Abstrak. Kata Kunci : product, people, place, physical evidence

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan yang Menggunakan Jasa Pengiriman di Kantor Pos Besar Kota Malang)

GAMBARAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PASIEN RAWAT JALAN RSIA SITTI KHADIJAH I MAKASSAR

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

DETERMINAN BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMANFAATKAN ULANG RAWAT JALAN DI RSUD ANUNTALOKO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi yang semakin

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI. Patien Satisfaction in the General Hospital Ward Regional Polewali

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MAJENANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD LAKIPADADA KABUPATEN TANA TORAJA

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

Hubungan Antara Persepsi Pasien Umum tentang Bauran Pemasaran Jasa dengan Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Jalan RS Advent Manado

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD TOTO KABILA GORONTALO

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

Hubungan Bauran Pemasaran dan Layanan Pelanggan dengan Loyalitas Pasien

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

ANALISIS LOYALITAS PASIEN BERDASARKAN KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA MAPPA OUDANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan,

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam era

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

PENGARUH PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP KEINGINAN PASIEN RAWAT INAP MEMBANGUN HUBUNGAN JANGKA PANJANG DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

Transkripsi:

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN RSUD KOTA MAKASSAR Relationship Marketing Mix with Patient Loyalty in the Outpatient Unit General Hospital Makassar Shinta Dewi Wijayanti, Muhammad Yusran Amir, Indar Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Universitas Hasanuddin (sidesidewijayanti@yahoo.com, yus2010@yahoo.com, indar.sh@gmail.com,085397875593) ABSTRAK Bauran pemasaran merupakan kegiatan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh rumah sakit untuk mempengaruhi reaksi para pasien, atau merupakan strategi yang dijalankan rumah sakit. Bauran pemasaran ini terdiri dari 7P, yaitu product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bauran pemasaran (marketing mix) dengan loyalitas pasien di unit rawat jalan RSUD Kota Makassar. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang yang berkunjung ke RSUD Kota Makassar tahun 2013 yang berjumlah 15.000 orang. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling data di peroleh di lapangan dengan cara penyebaran kuesioner kepada 99 responden yang sedang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien di unit rawat jalan RSUD Kota Makassar dengan product (P= 0,000), price (p=0,000), place (p=0,002), promotion (p=0,004), people (p=0,005) process (p=0,001), physical evidence (p=0,001) loyalitas pasien di unit rawat jalan RSUD Kota Makassar. Kata Kunci : Loyalitas, bauran pemasaran, pasien. ABSTRACT The marketing mix is an activity that is at the core of the marketing system, a variable that can be controlled by the hospital to affect the reaction of the patient, or a hospital run strategy. The marketing mix consists of 7P namely product, price, place, promotion, people, process, and physical evidence. The study aims to determine the relationship pemasran mix (marketing mix) with loyalty patients in hospital outpatient units of Makassar. This type of research is a quantitative study using a cross sectional study. The sampling technique was accidental sampling. To obtain the data in the field is done by distributing questionnaires to 99 respondents who currently utilize outpatient services in hospitals Makassar.The results showed that there is a relationship marketing mix product with (p=0,000), price (p=0,000), place (p=0,002), promotion (p=,004), people (p=0,005), process (p=0,001), physical evidence (p=,001) loyalty patients in hospital outpatient unit of Makassar. Keywords: Loyalty, marketing mix, space 1

PENDAHULUAN Seiring semakin ketatnya persaingan global antar rumah sakit untuk memperebutkan segmen pasar yang sudah jenuh ditambah gencarnya iklan yang menggambarkan kecanggihan teknologi diagnostik dan pengobatan luar negeri, ditambah lagi isu health tourism, maka tidak jarang ditemukan masyarakat lokal yang rela untuk melakukan pengobatan ke luar negeri. Sebagai contoh pada tahun 2008, rumah sakit di Malaysia menarik sekitar 288.000 pasien dari Indonesia, dan lebih dari 221.538 pada tahun 2007. Sedangkan untuk rumah sakit di Singapura menarik sekitar 226.200 pasien dari Indonesia, dan sekitar 266.500 pada tahun 2008. Hal ini tentunya menunjukkan lemahnya daya saing rumah sakit lokal serta terjebak dalam ketatnya persaingan global antar rumah sakit. 1 Semakin banyaknya rumah sakit yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun pemerintah, menuntut sebuah rumah sakit untuk siap bersaing baik bersaing dengan rumah sakit dalam negeri maupun bersaing dengan rumah sakit internasional. Hampir di setiap kabupaten atau kota di Indonesia, dapat ditemukan rumah sakit baik itu rumah sakit swasta maupun pemerintah. Hal ini mengindikasikan bahwa persaingan rumah sakit atau usaha kesehatan semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat mendorong rumah sakit baik swasta maupun pemerintah untuk menerapkan manajemen pemasaran yang modern melalui pelaksanaan pemasaran yang baik. 2 Konsep pemasaran yang paling universal dan telah banyak dikembangkan adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari tujuh komponen utama, yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process. Kompenen kunci bauran pemasaran tersebut dapat memainkan peranan yang sangat penting sebagai strategi dan kebijakan perusahaan untuk mewujudkan kepuasaan konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas konsumen. 3 Loyalitas konsumen adalah suatu kesetiaan yang di tunjukkan dengan perilaku pembelian secara teratur yang dalam waktu panjang melalui serangkaian keputusan pelanggan. 4 Loyalitas konsumen memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan ukuran keberhasilan pemasaran dan terciptalah suatu image positif dari konsumen. 5 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Makassar adalah satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah Kota Makassar merupakan pusat rujukan pintu gerbang utara Makassar. 2

Berdasarkan Profil RSUD Makassar tiga tahun terakhir (2010-2012). Pada tahun 2010 jumlah kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 13.536 pasien, pada tahun 2011 mengalami kenaikan jumlah kunjungan sebanyak 13.879 pasien, sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu jumlah kunjungan sebanyak 13.072 pasien. 6 Melihat kondisi di atas maka, penting bagi RSUD Kota Makassar mempunyai strategi pemasaran yang tepat, dengan menerapkan program-program pemasaran yang efektif untuk meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memuaskan pasien, sehingga pasien akan loyal terhadap RSUD Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien rawat jalan di RSUD Kota Makassar. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Makassar pada Januari-Februari tahun 2014. Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Kota Makassar. Penarikan sampel menggunakan metode accidental sampling dengan besar sampel 99 orang Data penelitian diperoleh dengan menggunakan data primer dan skunder. Data primer menggunakan kuesioner yang berisi karakteristik responden dan jawaban atas penilaian atau persepsi responden terhadap variabel yang di ukur serta wawancara langsung dengan responden. Data sekunder berupa literatur yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu Bed Occupancy Rate (BOR) jumlah kunjungan pasien tahun 2012 2013 dan profil rumah sakit. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square disajikan dalam bentuk tabel disertai narasi. HASIL Hasil penelitian menunjukkan dari 99 responden, terdapat 19 responden (19,2%) responden yang berumur antara 39-48 tahun dan 59-68 tahun dan tujuh responden (7,1%) yang berumur 69-78 tahun. Responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 61 responden (61,6%) dan 38 responden (38,4%) yang berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa dari 99 responden terdapat 28 responden (28,0%) yang berpendidikan SLTP/Sederajat dan sembilan responden (9,1%) yang berpendidikan sampai ke perguruan tinggi. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa dari 99 responden terdapat 34 responden (34,3%) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan lima responden (5,1%) yang bekerja sebagai pegadang (Tabel 1). 3

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 73 responden yang mengatakan bahwa produk (product) yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar cukup terdapat sebanyak 64 (87,7%) responden yang loyal dan sebanyak Sembilan (12,3%) responden yang tidak loyal. Sedangkan, dari 26 responden yang mengatakan bahwa product yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar kurang terdapat sebanyak 11 (42,3%) responden yang loyal dan sebanyak 15 (57,7%) responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara product dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,000. Artinya ada hubungan antara product dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara product dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,466 yang berarti hubungan sedang (Tabel 2). Hasil penelitian untuk variabel price bahwa dari 62 responden yang mengatakan bahwa price yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar terjangkau terdapat sebanyak 58 (93,5%) responden yang loyal dan sebanyak empat (6,5%) responden yang tidak loyal. Sedangkan, dari 37 responden yang mengatakan bahwa price) yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar tidak terjangkau terdapat sebanyak 17 (45,9%) responden yang loyal dan sebanyak 20 (54,1%) responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara price dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,000. Artinya ada hubungan antara price dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara price dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,537 yang berarti hubungan tinggi (Tabel 2). Hasil penelitian 68 responden yang mengatakan bahwa place pelayanan RSUD Kota Makassar cukup terdapat sebanyak 58 (85,3%) responden yang loyal dan sebanyak 10 (14,7%) responden yang tidak loyal. Sedangkan dari 31 responden yang mengatakan bahwa place pelayanan RSUD Kota Makassar kurang terdapat sebanyak 17 (54,8%) responden yang loyal dan sebanyak 14 (45,2%) responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara place dengan loyalitas pasein menggunakan uji tes chi-square diperoleh nilai p=0,002. Artinya, ada hubungan antara place dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara place dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,330 yang berarti hubungan sedang (Tabel 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67 responden yang mengatakan bahwa promotion yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar cukup terdapat sebanyak 57 (85,1%) responden yang loyal dan sebanyak 10 (14,9%) responden yang tidak loyal. Sedangkan, dari 32 responden yang mengatakan bahwa promotion yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar kurang terdapat sebanyak 18 (56,2%) responden yang loyal dan sebanyak 14 (43,8%) 4

responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara promotion dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,004. Artinya, ada hubungan antara promotion dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara promotiont dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,315 yang berarti hubungan sedang (Tabel 2). Hasil penelitian untuk variabel people adalah dari 70 responden yang menilai bahwa people yang ada di RSUD Kota Makassar cukup terdapat sebanyak 59 (84,3%) responden yang loyal dan sebanyak 11 (15,7%) responden yang tidak loyal. Sedangkan dari 29 responden menilai bahwa people yang ada di RSUD Kota Makassar kurang terdapat sebanyak 16 (55,2%) responden yang loyal dan sebanyak 13 (44,8%) responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara people dengan loyalitas pasien menggunakan uji chisquare diperoleh nilai p=0,005. Artinya ada hubungan antara people dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara people dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,309 yang berarti hubungan sedang (Tabel 2). Hasil penelitian 59 responden yang menilai bahwa process yang terdapat di RSUD Kota Makassar cukup terdapat sebanyak 52 (88,1%) responden yang loyal dan sebanyak 10 (14,7%) responden yang tidak loyal. Sedangkan, dari 40 responden yang menilai bahwa process yang terdapat di RSUD Kota Makassar kurang terdapat sebanyak 23 (57,5%) responden yang loyal dan sebanyak 17 (42,5%) responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara process dengan loyalitas pasein menggunakan uji tes chisquare diperoleh nilai p=0,001. Artinya, ada hubungan antara process dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara process dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,351 yang berarti hubungan sedang (Tabel 2). Penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden yang menilai bahwa physical evidence yang terdapat di RSUD Kota Makassar memadai sebanyak 60 (85,7%) responden yang loyal dan sebanyak 10 (14,3%) responden yang tidak loyal. Sedangkan, dari 29 responden yang menilai bahwa physical evidence yang terdapat di RSUD Kota Makassar tidak memadai terdapat sebanyak 15 (51,7%) responden yang loyal dan sebanyak 14 (48,3%) responden yang tidak loyal. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara physical evidence dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,001. Artinya ada hubungan antara physical evidence dengan loyalitas pasien. Adapun nilai kekuatan hubungan antara physical evidence dengan loyalitas pasien diperoleh nilai =0,361 yang berarti hubungan sedang (Tabel 2). PEMBAHASAN 5

Sebanyak 26,3% menyatakan bahwa product yang terdapat di RSUD Kota Makassar kurang. Hal ini, disebabkan karena masih banyaknya responden yang menyatakan bahwa product yang terdapat di RSUD Kota Makassar tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. Ketidaksesuaian product selalu jadi bahan perbincangan dan bukan tidak mungkin salah satu faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pasien. Upaya pemecahan masalah adalah dengan meningkatkan produk, sehinga produk yang dihasilkan dan diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan pasien. Hasil analisis diperoleh hasil ada hubungan antara product dengan loyalitas pasien. Nilai kekuatan hubungan antara product dengan loyalitas pasien diperoleh 0,466% yang berarti hubungan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik product yang diberikan kepada responden maka akan semakin banyak pasien yang memutuskan untuk memilih pelayanan rawat jalan di RSUD Kota Makassar. Penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Umar, bahwa tidak ada hubungan antara persepsi pasien tentang product dengan loyalitas pasien. 7 Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlia yang mengatakan bahwa ada hubungan antara product dengan keputusan memilih layanan kesehatan di RS Islam Faisal Makassar. 8 Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi yang menyatakan bahwa semakin baik produk (produk jasa) makan semakin tinggi loyalitas pasien. 9 Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37 orang atau (37,4%) responden mengatakan bahwa price yang diberikan oleh RSUD Kota Makassar tidak terjangkau. Hal ini, didukung oleh masih banyaknya pasien yang menyatakan bahwa tarif pemeriksaan kesehatan yang dibayarkan tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan. Hal ini disebabkan rumah sakit menetapkan harga yang cukup tinggi dan pasien tersebut berasal dari golongan ekonomi bawah yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan, sehingga mereka merasa bahwa harga tersebut mahal. Hal ini akan membuat ketidaknyamanan pasien sehingga berdampak terhadap kualitas pelayanan perawat dan loyalitas pasien tersebut. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara price dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,000 yang berarti ada hubungan antara price dengan loyalitas pasien. Nilai kekuatan hubungan antara price dengan loyalitas pasien diperoleh 0,537% yang berarti hubungan tinggi. Hal ini berarti semakin baik price yang diberikan kepada responden maka akan semakin banyak pasien yang loyal untuk memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kota Makassar. 6

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Susila yang menyimpulkan bahwa biaya tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien Puskesmas Wonogiri 2 Kabupaten Wonogiri. 10 Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ambarita yang mengatakan bahwa pengaruh tarif searah dengan keputusan pasien rawat inap memilih Rumah Sakit Pelabuhan Medan. 11 Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nurlia juga mengatakan bahwa ada hubungan antara price dengan keputusan memilih layanan kesehatan di RS Islam Faisal Makassar. 8 Place merupakan lokasi/tempat RSUD Kota Makassar. Hurriyati mengatakan bahwa keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana penyerahan jasa tersebut akan berlangsung. 3 Memilih suatu lokasi pelayanan kesehatan dipertimbangkan berdasarkan letak geografis, sarana transportasi, dan kenyamanan konsumen. Jarak yang dekat dan ketersediaan transportasi umum yang memadai dapat memudahkan konsumen untuk mendatangi rumah sakit. Hasil penelitian ditemukan bahwa masih terdapat responden yang mengatakan place atau lokasi RSUD Kota Makassar kurang sebanyak 31 responden atau 31,3%. Hal ini didukung oleh masih adanya pasien yang menyatakan bahwa RSUD Kota Makassar tidak mempunyai tempat yang strategis dan lokasinya jauh dari tempat tinggal pasien. Hal ini disebabkan karena responden tersebut mempunyi tempat tinggal yang jauh dari lokasi RSUD Kota Makassar. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara place dengan loyalitas pasien diperoleh hasil ada hubungan antara place dengan loyalitas pasien dan nilai kekuatan hubungannya sedang. Pasien biasanya lebih cenderung memilih rumah sakit yang lokasinya bisa dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dan letak yang strategis, namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umar yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi pasien tentang bauran pemasaran place dengan loyalitas pasien di Poliklinik Rawat Jalan RS Baptis Kediri. 7 Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulyandhika di Unit Rawat Inap RSUD Yusuf Gowa, yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tempat/lokasi dengan loyalitas pasien. 12 Promosi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam mengenalkan produknya. Promosi juga merupakan proses mengomunikasikan variabel bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Inti dari kegiatan promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, 7

mempengaruhi, mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan. 13 Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan banyak responden yang mengatakan promotion diberikan oleh RSUD Kota Makassar kurang baik. Hal ini didukung oleh banyaknya pasien yang menyatakan bahwa pasien belum pernah mendapat informasi tentang pelayanan di RSUD Kota Makassar melalui media cetak dan mendapatkan brosur yang berisi informasi pelayanan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulindah yang mengatakan bahwa ada hubungan promosi dengan loyalitas pasien. 14 Penelitian yang dilakukan oleh Nahla di RSIA Pertiwi juga mengatakan bahwa ada hubungan antara promosi dengan loyalitas pasien di Poliklinik Rawat Jalan RSIA Pertiwi Makassar. 15 Namun, tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umar yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi pasien tentang bauran pemasaran promosi dengan loyalitas pasien di Poliklinik Rawat Jalan RS Baptis Kediri. 7 Hasil penelitian yang dilakukan terdapat sebesar 29,3% responden mengatakan bahwa people yang terdapat di RSUD Kota Makassar kurang baik. Hal ini didukung oleh terdapatnya pasien yang menyatakan bahwa perawat/dokter tidak teliti dan tidak memperhatikan keluhan pasien pada saat melakukan pemeriksaan. Hal ini akan membuat ketidaknyamanan pasien sehingga berdampak pada loyalitas pasien tersebut, karena dengan baiknya pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan maka pasien akan bersifat loyal terhadap rumah sakit tersebut. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara people dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,005 yang berarti ada hubungan antara people dengan loyalitas pasien. Nilai kekuatan hubungan antara antara people dengan loyalitas pasien diperoleh α=0,309 yang berarti hubungan sedang. Hal ini berarti semakin baik people yang terdapat di RSUD Kota Makassar akan semakin banyak pasien yang loyal untuk memanfaatkan pelayanan rawat jalan di rumah sakit tersebut. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Umar pada di Maros yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh proses terhadap keputusan pasien memanfaatkan rawat jalan. 6 Penelitian yang juga dilakukan oleh Yulyandhika menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara bauran orang/sdm dengan loyalitas pasien di rawat inap RSUD Syekh Yusuf Gowa. 12 Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusmono bahwa bangunan fisik dan proses berpengaruh terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul. 16 8

Process merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan bagi suatu rumah sakit. Proses dapat berpengaruh terhadap loyalitas karena berkaitan dengan bagaimana pelayanan tersebut diberikan kepada pasien, walaupun sebagian besar pendapat pasien baik tetapi masih banyak pasien yang mengeluh tentang lamanya waktu tunggu di rumah sakit. Proses mencakup prosedur pelayanan, termasuk tahap-tahap yang dilalui. Kecepatan dan ketepatan proses dapat dijadikan alat untuk merangsang minat konsumen, seperti prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat, pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan tepat, perawat/dokter melakukan jadwal pelayanan dengan tepat, petugas melakukan pelayanan dengan tidak berbelit-belit. Hasil penelitian ditemukan bahwa masih terdapat responden yang mengatakan process yang terdapat RSUD Kota Makassar kurang sebesar 40,4%. Hal ini disebabkan masih terdapat responden yang menunggu lama saat akan diperiksa dokter karena keterlambatan dokter dan banyaknya pasien yang datang untuk memeriksakan kesehatan. Selain itu, dalam sistem antrian terkadang perawat tidak konsisten, yaitu perawat melayani pasien yang belum gilirannya karena orang tersebut merupakan orang yang dikenal atau orang pejabat maupun keluarga pejabat. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara process dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,001 yang berarti ada hubungan antara process dengan loyalitas pasien. Nilai kekuatan hubungan antara antara process dengan loyalitas pasien diperoleh 0,351 yang berarti hubungan sedang. Hal ini berarti semakin baik process yang terdapat di RSUD Kota Makassar akan semakin banyak pasien yang loyal untuk memanfaatkan pelayanan rawat jalan di rumah sakit tersebut. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusmardiannie yang menyimpulkan bahwa secara parsial proses tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pasien rawat inap dalam memilih rumah sakit pelabuhan medan. 17 Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusmono bahwa proses berpengaruh terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul. 16 Physical evidence merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Adapun unsur yang termasuk dalam sarana fisik, yaitu lingkungan fisik dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya. 3 Seorang pasien dapat langsung menyimpulkan seperti apa rumah sakit saat pertama kali melihat sarana fisik yang terdapat di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, pihak rumah sakit sebaiknya memperhatikan sarana fisik yang terdapat pada rumah sakit agar pasien yang datang merasa nyaman. 9

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden yang mengatakan bahwa physical evidence yang terdapat di RSUD Kota Makassar memadai sebesar 85,7% responden yang loyal dan hasil ini lebih besar dari responden yang mengatakan physical evidence yang terdapat di RSUD Kota Makassar tidak memadai dan bersikap loyal yaitu sebesar 51,7% dari 29 responden. Hasil analisis untuk melihat hubungan antara antara promotion dengan loyalitas pasien menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,001. Artinya ada hubungan antara antara physical evidence dengan loyalitas pasien. Nilai kekuatan hubungan antara physical evidence dengan loyalitas pasien diperoleh 0,361 yang berarti hubungan sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardianty yang mengatakan bahwa semakin baik physical evidence maka semakin tinggi kunjungan pasien. 18 Namun, tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umar di Maros yaitu menyatakan bahwa ada pengaruh physical evidence terhadap loyalitas pasien memanfaatkan rawat jalan. 7 KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien rawat jalan di RSUD Kota Makassar dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence dengan loyalitas pasien. Penelitian ini menyarankan kepada pihak rumah sakit dalam segi promosi yaitu melalui media brosure, leaflet, poster dan lain-lain mengenai informasi tentang jasa yang ditawarkan yang dapat dibaca oleh pengunjung rumah sakit atau melalui media elektronik. Proses yang terdapat juga harus lebih ditingkatkan, walaupun sudah cukup baik namun harus tetap diperhatikan proses pelayanan dimana terkadang pasien menunggu lama di karenakan keterlambatan datangnya dokter yang mengakibatkan tumpukan pasien dan tidak konsistennya perawat dalam giliran antrian. DAFTAR PUSTAKA 1. Widajat, R. Blue Ocean-Hospital Strategy: Inovasi untuk Unggul di Tengah Pesaingan. Jakarta: PT. Gramedia; 2011. 2. Supriyanto, S dan Ernawaty. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: Andi; 2010. 3. Hurriyaty R. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta; 2010. 4. Hari. Analisis pengaruh persepsi pasien tentang bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien di poliklinik rawat jalan RS Baptis Kediri [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2009. 10

5. Nurlia. Hubungan bauran pemasaran dengan keputusan pasien rawat inap memilih layanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Jurnal AKK. 2012; 1(1). 6. Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar. Makassar : Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar. 2012 7. Umar. Pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien di unit rawat jalan RSU 165 Moncongloe Lappara Kab. Maros [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2010. 8. Pratiwi. Hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien di Unit Rawat Inap Rumah Sakit DR. Tadjuddin Chalid Kota Makasaar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012. 9. Susilia. Pengaruh pelayanan dan biaya terhadap kepuasan dan loyalitas pasien Puskesmas Wonogiri 2 Kabupaten Wonogiri [Skripsi]. Surakarta; 2011. 10. Ambarita. Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien rawat inap di RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2012. 11. Yulyandhika. Hubungan antara bauran pemasaran dengan loyalitas pasien Di Rawat Inap RSUD Syekh Yusuf Gowa [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013. 12. Presetijo. Prilaku konsumen. Jogjakarta : Andi; 2004. 13. Maulindah. Hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien di rawat inap RSIA Sitti Khadijah I Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013. 14. Nahla. Hubungan bauran pemasaran dengan loyalitas pasien di RSIA Pertiwi [Skripsi]. Makassar: Universitas Muslim Indonesia; 2011. 15. Kusumo. Pengaruh faktor bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Pematangsiantar [Tesis]. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah; 2012. 16. Yusmardiannie. Pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pasien rawat inap memilih Rumah Sakit Pelabu Fkushan Medan dan Hubungannya dengan Kepuasan Pasien [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2012. 17. Hardianty. Hubungan bauran pemasaran (marketing mix) dengan kunjungan pasien di unit rawat jalan RSIA Pertiwi [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012. 11

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Unit Rawat Jalan RSUD Kota Makassar Karakteristik Nnn % Umur (Tahun) 9-18 9 9,1 19-28 17 17,2 29-38 16 16,2 39-48 19 19,2 49-58 12 12,1 59-68 19 19,2 69-78 7 7,1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Tidak Sekolah SD/Sederajat SLTP/Sederajat SMU/Sederajat Perguruan Tinggi Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swasta PNS Pedagang Ibu Rumah Tangga Lainnya 38 61 12 24 28 26 9 10 19 12 5 34 19 38,4 61,6 12,1 24,2 28,3 26,3 9,1 10,1 19,2 12,1 5,1 34,3 19,2 Total 99 Sumber : Data Primer, 2014 12

Tabel 2. Hubungan Antara Variabel Penelitian dengan Loyalitas di Unit Rawat Jalan RSUD Kota Makassar Variabel Product Cukup Kurang Price Terjangkau Tidak Terjangkau Place Cukup Kurang Promotion Cukup Kurang People Cukup Kurang Process Cukup Kurang Physical Evidence Memadai Tidak Memadai Sumber : Data Primer, 2014 Loyalitas Jumlah Loyal Tidak Loyal nnn % n % nnn % 64 11 58 17 58 17 57 18 59 16 52 23 60 15 87,7 42,3 93,5 45,9 85,3 54,8 85,1 56,2 84,3 55,2 88,1 57,5 85,7 51,7 9 15 4 20 10 14 10 14 11 13 7 17 10 14 12,3 57,7 6,5 54,1 14,7 45,2 14,9 43,8 15,7 44,8 11,9 42,5 14,3 48,3 73 26 62 37 68 31 67 32 70 29 59 40 70 29 Uji Statistik p = 0,000 = 0,466 p = 0,000 = 0,537 p = 0,002 = 0,330 p = 0,004 = 0,315 p = 0,005 = 0,309 p = 0,001 = 0,351 p = 0,001 = 0,361 13