SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 MATARAM

dokumen-dokumen yang mirip
Teori Pembentukan Permukaan Bumi Oleh Faktor Eksogen. Oleh : Upi Supriatna, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geografi. Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.5

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

geografi Kelas X LITOSFER III KTSP & K-13 I. SEISME a. Pengertian Seisme b. Istilah-Istilah dalam Gempa

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam

HIDROSFER II. Tujuan Pembelajaran

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

BAB 2: GEOGRAFI LITHOSFER

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I BENTUK MUKA BUMI

BATUAN BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, DAN BATUAN MALIHAN/METAMORF

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

2. Batuan akan berubah menjadi tanah setelah mengalami proses... a. Pengeringan c. Pelapukan b. Pembekuan d. Pemanasan

07. Bentangalam Fluvial

PROSES GEOMORFIK. Kelompok V : 1. Nur Asyriyanti Bagenda 2. Ikawati Basri 3. Jamriani 4. Ririen

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

Bentang Alam Pantai. (Thornbury, 1969). Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat

Judul BENTUK MUKA BUMI. Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.06

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 14. PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK Latihan Soal 14.2

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa saja proses geomorfologi? b. Bagaimana hasil bentukan roman muka bumi yang terbentuk di permukaan bumi?

Bentuk lahan Asal Proses Marine

LITHOSFER GEO 1 A. STRUKTUR BUMI

HIDROSFER IV. Tujuan Pembelajaran

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

score of correct answ er total score

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

geografi Kelas X LITOSFER IV KTSP & K-13 b. Pengikisan (Erosion)

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

BAB III LANDASAN TEORI

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

ACARA III BENTANG ALAM PESISIR

BENTANG ALAM KARST. By : Asri Oktaviani

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

Oleh Listumbinang Halengkara, S.Si.,M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi

TENAGA EKSOGEN BENTUK MUKA BUMI. Dampak Terhadap Kehidupan TENAGA ENDOGEN ANEKA RAGAM BENTUK MUKA BUMI

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

Lampiran 1 151

KESUBURAN TANAH DAN NUTRISI TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I)

1. Menunjukkan sikap disiplin dalam proses pembelajaran 2. Menunjukkan sikap religius pada saat berdoa 3. Menunjukkan sikap menghormati lawan bicara

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

SURAT KETERANGAN

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Siklus I Pertemua I

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

II. PEMBENTUKAN TANAH

Landforms of Fluvial Processes. Oleh : Upi Supriatna,S.Pd

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika LithosferLATIHAN SOAL BAB 4. Gamping. Beku. Sedimen. Andesit. Metamorf

1. Tenaga Endogen : Tektonisme, Vulkanisme, dan seisme 2. Tenaga Eksogen : Sinar matahari, udara, air, erosi, dan organisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

DAERAH PERAIRAN YANG SUBUR. Riza Rahman Hakim, S.Pi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

TUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TEKTONISME

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

Assalamualaikum Wr. Wb.

BAB II. Tinjauan Pustaka

Terbentuknya Batuan Sedimen

LITHOSTER STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI (LITHOSFER) DAN BENTUK MUKA BUMI

digunakan sebagai pasir pengisi celah pada perkerasan interblok. Pasir ini

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

Transkripsi:

TENAGA EKSOGEN Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak permukaan bumi. Tenaga perusak tersebut dapat berupa air, angin, organisme, sinar matahari, dan lain sebagainya. Tenaga eksogen dapat menimbulkan peristiwa pelapukan, erosi, dan sedimentasi. PELAPUKAN Pelapukan atau weathering merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis. a. Pelapukan Mekanis Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. - Akibat Pemuaian Batuan bukan merupakan material yang homogen, melainkan tersusun dari berbagai macam mineral yang masing-masing memiliki koefisien pemuaian yang berlainan. Dengan demikian dalam sebuah batu pemuaiannya akan berbeda-beda. Pemanasan matahari akan menyebabkan keretakan pada batuan sebagai akibat perbedaan kecepatan dan koefisien pemuaian tersebut. - Akibat Pembekuan Air Pori-pori batuan dapat terisi oleh air. Pembekuan air didalam batuan dapat menyebabkan batuan pecah atau hancur. Pada daerah beriklim sedang atau daerah batas salju, pada musim panas, air dapat masuk kedalam pori-pori batuan. Pada saat musim dingin atau malam hari, air dalam pori-pori batuan tersebut akan membeku menjadi es. Perubahan wujud air menjadi es menyebabkan volume bertambah besar sehingga batuan menjadi pecah. - Akibat Perubahan Suhu Tiba-tiba Perubahan suhu yang tiba-tiba biasanya terjadi di daerah gurun. Pada siang hari batuan menjadi panas terkena sinar matahari, jika terjadi hujan secara tiba-tiba, terjadi perubahan suhu secara drastis, Peristiwa ini menyebabkan batuan mengalami pengkerutan secara tiba-tiba sehingga menyebabkan pecahnya batuan-batuan tersebut. - Akibat Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam Penghancuran batuan juga dapat terjadi akibat perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Pada siang hari suhu sangat panas sehingga batuan mengembang. Sedangkan pada malam hari Hal 1 dari 8

suhu menjadi sangat dingin. Penurunan suhu yang sangat cepat ini menyebabkan batuan menjadi retakretak dan akhirnya pecah, dan akhirnya menjadi hancur berkeping-keping. A. Batuan mengalami pemanasan dari matahari, dan batuan mengembang B. Pada malam hari suhu udara rendah, dan batuan mengerut C. Mengembang dan mengerut silih berganti menyebabkan batuan retak Gambar 1. Proses Pelapukan Mekanik D. Setelah sekian waktu batuan akan menjadi pecah b. Pelapukan Kimiawi Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia, seperti oksidasi, karbonasi, dehidrasi, dan penguapan. Biasanya yang menjadi perantara adalah air, terutama air hujan.air hujan dan juga air tanah, selain mengandung H 2O juga mengandung CO 2 dari udara, sehingga air mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar. Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst (kapur) biasanya menghasilkan bentukan-bentukan berupa karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmite, ataupun gua kapur. (1) Karren Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai akibat pelarutan oleh air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang tanahnya dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat lubang kecil yang disebut karren. Gambar 2. Karren (2) Ponor Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah kapur yang relatif dalam. Ponor dapat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dolin dan pipa karst. Gambar 3. Ponor Hal 2 dari 8

Dolin adalah lubang di daerah karst yang bentuknya seperti corong. Dolin ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu dolin korosi dan dolin terban. Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan batuan yang disebabkan oleh air. Di dasar dolin diendapkan tanah berwarna merah (terra rossa). Sedangkan dolin terban terjadi karena runtuhnya atap gua kapur. (a). Dolin Korosi Gambar 4. Dolin (b). Dolin Terban Gejala karst berikutnya adalah pipa karst yang bentuknya seperti pipa. Gejala ini terjadi karena larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi proses pelarutan batuan, maka disebut pipa karst korosi atau disebut juga aven-type. Namun jika terjadi karena tanah terban, pipa karst itu disebut pipa karst terban atau disebut juga yama-type. (a) Aven-type Gambar 5. Tipe pipa karst (b)yama-type (3) Gua Kapur Pada daerah kapur, biasanya terdapat gua. Pada gua-gua kapur ini sering dijumpai stalagtit dan stalagmit. Stalagtit adalah endapan kapur yang menggantung pada langit-langit gua (atas). Bentuknya biasanya panjang, runcing dan tengahnya mempunyai lubang rambut. Sedangkan stalagmit adalah endapan kapur yang terdapat pada lantai gua (bawah). Bentuknya tidak berlubang, tetapi berlapis-lapis, dan agak tumpul. Jika stalagtit dan stalagmit bias bersambung, maka akan menjadi tiang kapur (pillar). (a) Stalagtit (b) Stalagmit (c) Pillar Gambar 6. Hasil Pelapukan pada Gua Kapur Hal 3 dari 8

c. Pelapukan Biologis Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses atau aktifitas organisme.pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan yang bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu dapat menghancurkan batuan tersebut. EROSI Erosi sering disebut juga pengikisan. Erosi adalah suatu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan (termasuk tanah) secara alamiah dari satu tempat ke tempat lain. Proses pengikisan terhadap batuan ini dapat dilakukan oleh air, angin, atau gletser. a. Erosi karena Air Air hujan bisa mengikis permukaan tanah terutama yang gundul. Tanah itu bersama air mengalir ke sungai. Air sungai juga dapat mengikis tepi atau bagian dasar sungai. Akibat pengikisan pada tepi sungai menyebabkan sungai menjadi berkelok-kelok dan melebar. Sedangkan pengikisan ke dasar sungai bisa menyebabkan sungai bertambah dalam. Apabila kecepatan aliran air di dasar sungai cepat maka akan terjadi pengikisan di dasar sungai atau sering di sebut erosi vertical. Hasil erosi vertical, sungai semakin lama semakin dalam. Erosi vertical membentuk huruf v. Contoh lembah Aria, Ngarai sihanok serta Grand Canyon di Amerika Serikat Gambar 7. Sungai yang semakin dalam karena erosi vertikal Apabila aliran air yang cepat terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya pengikisan ke arah samping atau erosi ke samping. Erosi ke samping menyebabkan sungai samakin lebar. Air laut juga bisa menyebabkan erosi. Di sekitar pantai, ombak atau gelombang laut selalu menerjang tepi pantai, mengikis sedikit demi sedikit tepi pantai. Pengikisan batuan oleh air laut itu disebut abrasi. Jika air atau gelombang yang mengikis batuan itu membawa material pasir atau batu kecil, maka tenaga pengikisannya akan bertambah kuat. Hal 4 dari 8

Bentang alam akibat abrasi air laut antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan di pantai. Akhirnya, retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut platform Gambar 8. Proses Abrasi b. Erosi karena Angin Angin dapat menyebabkan terkikisnya batuan. Angin dengan hembusannya disertai dengan material yang diangkutnya menabrak gunung-gunung batu, menyebabkan pengikisan pada batuan tersebut, sehingga batuantersebut berubah menjadi patung-patung alam atau batu jamur (mushroom rock). Pengikisan batuan oleh angin ini disebut korasi. Gambar 9. Hasil Erosi oleh Angin (Korasi) c. Erosi karena Gletser Gletser adalah es yang mengalir secara lambat. Gletser ini juga bisa menjadi pengikisan. Gletser dengan kemampuan mengikisnya (erosi glacial) dapat merubah palung sungai berbentuk V menjadi berbentuk U. SEDIMENTASI Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. Di padang pasir misalnya, timbunan pasir yang luas dapat dihembuskan angin dan berpindah ke tempat lain. Sedangkan gletser, walaupun lambat gerakannya, tetapi memiliki daya angkut besar. Pada saat kekuatan Hal 5 dari 8

pengangkutnya berkurang atau habis, batuan tersebut akan diendapkan pada daerah yang dilaluinya tadi. Peristiwa pengendapan tersebut yang dikenal dengan sedimentasi. Dengan pengendapan material hasil erosi. demikian Sedimentasi adalah proses Pengendapan oleh air dapat terjadi di sungai, danau, dan laut. Terdapat tiga bentuk sedimen hasil sedimentasi yang dilakukan oleh air, yaitu sedimen fluvial, limnis, dan marine. a. Sedimen Fluvial Sedimen fluvial merupakan pengendapan yang terjadi di sungai. Hasil pengendapan ini biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan Lumpur yang menutupi dasar sungai. Bahan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan jalan. Pengendapan di sungai menghasilkan Meander (sungai yang berkelok-kelok), Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Gambar 10. Pembentukan Meander akibat pegendapan di sungai Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake. Gambar 11. Pembentukan oxbow lake Hal 6 dari 8

b. Sedimen Limnis DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Sedimen limnis merupakan proses pengendapan yang terjadi di danau. Hasil pengendapan didanau biasanya dalam bentuk timbunan pasir yang membentuk suatu daratan (delta), lapisan batu kerikil, pasir, dan Lumpur. c. Sedimen Marine Sedimen marine merupakan proses pengendapan yang terjadi di laut. Pengendapan dilaut menhsalikan delta, endapan kapur, dan endapan pasir silicon. Bentuk endapan yang paling banyak adalah delta. (1) Delta Delta terjadi dimuara sungai yang lautnya dangkal dan sungainya membawa banyak endapan. Bentuk delta dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu : - Delta Lobben Bentuk delta lobben menyerupai kaki burung. Biasanya tumbuh (membesar) dengan cepat, karena sungai membawa banyak endapan. Contoh : delta Missisippi Gambar 12. Delta Missisippi - Delta Tumpul Bentuk delta tumpul seperti busur. Keadaannya cenderung tetap (tidak bertambah besar). Contoh : delta Tiger dan Nil Gambar 13.Delta Nil - Delta Runcing Delta runcing berbentuk runcing kearah laut menyerupai kerucut. Semakin lama delta ini semakin sempit. - Estuaria Estuaria merupakan bagian yang rendah dan luas dari mulu sungai. Hal 7 dari 8

a. Delta Lobben b. Delta Tumpul c. Delta Runcing d. Eustaria Gambar 14. Bentuk-bentuk Delta (2) Endapan Kapur Endapan kapur terdiri dari sisa binatang karang, lokan, atau rangka ikan. Endapan kapur biasa terjadi di laut dangkal (3) Endapan Pasir Silikon Endapan pasir silicon. Dihasilkan dari bangkai plankton yang berangka silicon. Endapan pasir silicon terjadi di dasar laut yang dalam. Batuan endapan yang berasal dari hasil penghancuran adakalanya mengalami penyatuan kembali menjadi gumpalan besar karena terikat oleh zat kapur atau oksida silikon. Jika yang diikatnya terdiri dari kerikil runcing, tajam dan menghasilkan bongkahan, maka pengendapan ini disebut breksi. Namun apabila bongkahan itu terdiri dari batu-batu bulat akan menghasilkan konglomerat. Sedimentasi atau pengendapan yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat mengubah permukaan bumi menjadi dataran yang lebih tinggi. Pengikisan oleh tenaga air atau mungkin angin di daerah pegunungan mengakibatkan adanya pengendapan di daerah yang agak rendah, sehingga lama kelamaan berubah menjadi dataran tinggi. Misalnya Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Gayo. Di daerah sekitar pantai yang lautnya dangkal sedimentasi dapat menghasilkan dataran rendah. Sungai yang secara terus menerus membawa bahan endapan akan mengendap di laut sehingga menjadikan sebuah daratan. Misalnya dataran rendah Pulau Jawa, atau pantai Timur Sumatera merupakan daratan hasil sedimentasi. Hal 8 dari 8