SIFAT RHEOLOGY SEMEN PASTA DITINJAU DARI CAMPURAN MATERIAL PENYUSUNNYA DAN PENGGUNAAN SUPERPLASTICIZER

dokumen-dokumen yang mirip
KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

PENGARUH KOMBINASI SEMEN-FLY ASH DAN VARIASI WATER CONTENT DENGAN PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KEPADATAN PASTA

KOMPATIBILITAS ANTARA SUPERPLASTICIZER TIPE POLYCARBOXYLATE DAN NAPHTHALENE DENGAN SEMEN LOKAL

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI VISCOSITY MODIFYING ADMIXTURES DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP RHEOLOGI MORTAR DAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE

KAJIAN INTERVAL RASIO AIR-POWDER BETON SELF-COMPACTING TERKAIT KINERJA KEKUATAN DAN FLOW (009M)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SLAG BESI TERHADAP KEKUATAN TEKAN DAN FLOWABILITY PADA SELF COMPACTING CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENELITIAN MENGENAI PENINGKATAN KEKUATAN AWAL BETON PADA SELF COMPACTING CONCRETE

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS

Perlu adanya suatu alternatif bahan yang bisa mengurangi kadar semen, tetapi tidak mengurangi kekuatan (strength) beton itu sendiri dan sifat-sifat

KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta November 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

SIKA VISCOCRETE SEBAGAI DISPERSAN UNTUK SELF COMPACTING CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PENGGUNAAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

STUDI PENGEMBANGAN BETON 100% FLY ASH TIPE C: PENGARUH W/FA, SUPERPLASTICIZER, DAN KALSIUM TERHADAP KUAT TEKAN PASTA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN ULTRA HIGH STRENGTH CONCRETE DENGAN MATERIAL LOKAL

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA MORTAR HVFA

PENGGUNAAN FLY ASH DAN VISCOCRETE PADA SELF COMPACTING CONCRETE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE)

PENGGUNAAN BOTTOM ASH YANG TELAH DIOLAH UNTUK PEMBUATAN BETON HVFA MUTU MENENGAH

BAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture). Beton akan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO PADA PEMBUATAN BATA RINGAN NON STRUKTURAL DENGAN METODE CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE (CLC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP FLOWABILITY DAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KEBUTUHAN AIR DAN KUAT TEKAN HIGH VOLUME FLY ASH - SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA SCC)

UJI KARAKTERISTIK BETON SEGAR AKIBAT PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE DALAM ADUKAN SELF-CONSOLIDATING CONCRETE ABSTRAK

MUHAMMAD TAIB MIRZA ADITYA NIM I

BAB II DASAR TEORI. Umur Beton (hari) Koefisien 0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara

STUDI EKSPERIMENTAL MENGENAI SIFAT SEGAR DARI BETON MEMADAT MANDIRI YANG MENYERTAKAN FLY ASH DALAM VOLUME TINGGI (226M)


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB IV METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERTAS DAN ABU SEKAM PADI PADA CAMPURAN POWDER TERHADAP PERKEMBANGAN KUAT TEKAN SELF-COMPACTING CONCRETE ABSTRAK

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BETON RINGAN SELF-COMPACTING DENGAN AGREGAT DAN POWDER LIMBAH PECAHAN GENTING MERAH

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Umum

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

MIX DESIGN METODE SKSNI MENGGUNAKAN MATERIAL AGREGAT KASAR DAN HALUS DENGAN BERAT JENIS RENDAH

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penggunaan Kaca Dalam Bidang Konstruksi. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

PENGARUH KADAR SEMEN TERHADAP SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO - SURABAYA

PEMANFAATAN SPENT CATALYST RCC-15 SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PCC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beton merupakan material konstruksi yang sangat handal, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

Pemanfaatan Mikrobakteri Terhadap Beton Mutu Tinggi dengan Tambahan Silica Fume

PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH PADA SOIL CEMENT

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SILICA FUME TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DENGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

Transkripsi:

SIFAT RHEOLOGY SEMEN PASTA DITINJAU DARI CAMPURAN MATERIAL PENYUSUNNYA DAN PENGGUNAAN SUPERPLASTICIZER Ignatius Kevin Wibowoputra 1, Christian Wanandi, Antoni 3, Effendy Tanojo 4 ABSTRAK : Rheology merupakan salah satu tolak ukur yang baik untuk menentukan sifat dari beton segar seperti kelecakan, kepadatan, dan sifat air dalam beton. Rheology suatu campuran sangat dipengaruhi oleh ratio volume air dan powder (Vw/Vp), jumlah air dan jumlah powder serta jenis dan jumlah superplasticizer yang digunakan dalam campuran. Pada penelitian ini, beberapa material yang akan diteliti antara lain semen, fly ash, calcium carbonate, silica fume dan kombinasinya. Penggunaan material cementitious berujuan untuk mengurangi banyaknya penggunaan semen karena hal ini menyebabkan temperatur pengecoran tinggi dan penyusutan jangka panjang yang lebih tinggi. Selain itu, penggunaan semen yang berlebihan juga boros dalam biaya. Material seperti silica fume dan calcium carbonate berguna sebagai partikel pengisi antara rongga-rongga semen agar didapatkan suatu campuran yang lebih padat. Dalam penelitian ini, variasi dari vw/vp dan penggunaan superplasticizer dalam skala kecil akan lebih diperhatikan. Pada penelitian ini didapat bahwa fly ash menunjukkan kebutuhan air yang paling sedikit jika dibandingkan material lain. Selain itu, penambahan fly ash ke dalam pasta semen mampu meningkatkan flowability jika dibandingkan dengan semen saja. Campuran semen dan silica fume menunjukkan kebutuhan superplasticizer yang menurun drastis jika dibandingkan dengan silica fume secara individu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tiap material membutuhkan air dan superplasticiser yang berbeda-beda dan tiap material juga memiliki sifat yang berbeda. KATA KUNCI : rheology, flow diameter, viskositas, semen, fly ash, calcium cabronate, silica fume, superplasticizer. 1. PENDAHULUAN Portland Cement (PC) merupakan bahan utama dalam pembuatan beton yang sering digunakan dalam dunia konstruksi. Namun, lama kelamaan bahan dasar pembuatan Portland Cement tersebut akan habis dan harganya akan bertambah mahal. Di lain pihak, ada beberapa bahan yang diketahui dapat menjadi bahan tambahan / pengganti ke dalam campuran semen yang disebut cementitious materials. Penggunaan cementitious materials ke dalam campuran semen memiliki bebrapa kelebihan antara lain karena penggunaan semen yang terlalu banyak juga tidak bagus karena akan menyebabkan temperatur pengecoran yang tinggi dan penyusutan dalam jangka panjang. Dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa cementitious materials seperti fly ash (FA), ground granulated blast furnace slag (BFS) dan silica fume (SF) mampu meningkatkan sifat rheology yang berkaitan dengan flowability mortar. (Park, Noh, & Park, 4) 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, kevinkmang@hotmail.com Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, christianwanandi@yahoo.co.id 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Krsiten Petra, antoni@petra.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra effendy@petra.ac.id 1

Penelitian sebelumnya mendasari untuk diteliti lebih lanjut bagaimana sifat rheology dari bahan-bahan cementitious secara individual dan juga kombinasinya dilihat dari kebutuhan air dan penggunaan superplasticizer dari bahan-bahan tersebut dengan variasi dan metode yang berbeda.. STUDI LITERATUR.1. Studi tentang Rheology Rheology berasal dari bahasa yunani yaitu rheo dan logos dimana rheo adalah mengalir dan logos adalah ilmu. Oleh karena itu Rheology dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai pergerakan material baik dari zat cair dan deformasi zat padat. Rheology biasanya ditentukan dengan melihat dua parameter yaitu yield stress dan viskositas. Dalam penelitian ini, keterbatasan alat yaitu rheometer menjadi kendala untuk mendapatkan dua parameter yaitu yield stress dan viskositas. Oleh karena itu, untuk menguji rheology digunakan dengan metode konvensional yaitu flow test dan v- funnel test yang nantinya digunakan segabai indikator untuk menentukan sifat rheology. Penelitian yang dilakukan oleh (Park et al., 4) dengan judul Rheological properties of cementitious materials containing mineral admixtures menggunakan komposisi material yang berbeda-beda untuk dikombinasikan menjadi multi komponen. Dari mix design tersebut didapatkan bahwa pada sistem satu komponen yaitu campuran pasta semen yang ditambah dengan air dan superplasticizer menunjukkan penurunan yield stress dan viscosity seiring dengan bertambahnya dosis superplasticizer. Hal ini terjadi karena superplasticizer memiliki muatan negatif dan bila bercampur dengan air dan semen maka akan menghasilkan gaya tolak menolak (dispersion) sehiingga flowability campuran tersebut meningkat. Sedangkan, pada sistem dua komponen akan digunakan dua material yang berbeda seperti semen dan fly ash (PC-FA), semen dan silica fume (PC-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield stress dan viscosity meningkat pada kombinasi PC-FA dan meningkat tajam pada kombinasi PC-SF. Jika dilihat dari parameter rheology antara kombinasi PC-FA dan PC-SF, keduanya memberikan hasil yang begitu berbeda. Yield stress dan viskositas kombinasi PC-SF meningkat tajam meskipun presentase penggantian PC dengan SF tidak begitu besar. Sedangkan, presentase penggantian PC dengan FA menunjukkan sedikit penurunan jika dibandingkan dengan PC saja. Kemudian, pada sistem tiga komponen menunjukkan bahwa SF berfungsi sebagai material antisegregasi. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil pada sistem dua komponen dimana penggunaan SF mampu meningkatkan viskositas secara signifikan sehingga akan mencegah segregasi. Maka dari itu, kombinasi tiga komponen pada penelitian ini selalu menggunakan SF sebagai salah satu komposisinya.. Studi tentang Particle Packing Konsep dari particle packing bisa meluas sampai ke dalam aplikasi cementitious materials, dimana bisa termasuk semen maupun bahan cementitious material lainnya seperti pulverized fuel ash (PFA), ground granulated blast furnaceslag (BFS) dan condensed silica fume (CSF). Penggambaran secara analogi teori particle packing diyakini memiliki efek yang sama terhadap kebutuhan air dan flowability dari pasta semen. Pencampuran beberapa bahan cementitious dengan ukuran yang berbeda akan membuat material dengan ukuran yang sedang akan mengisi ruang yang ditinggalkan antara material berukuran besar dan yang berkuran kecil, begitu seterusanya. Material dengan ukuran kecil seringkali disebut filler karena akan mengisi ruang antara material yang lebih kecil. Oleh karena itu, dengan ruang yang telah terisi oleh gradasi ukuran material tersebut maka akan didapatkan peningkatkan kepadatan suatu campuran yang nantinya bisa mengurangi penggunaan air dan dapat meningkatkan durabilitas serta sifat rheology campuran.(long, Wang, & Xie, ) Particle packing pada cementitious materials memberikan dampak yang signifikan terhadap kekuatan campuran beton. Pertama-tama hal ini disebabkan oleh pengurangan kebutuhan air. Dengan w/c ratio yang lebih rendah maka didapat campuran dengan kekuatan yang lebih tinggi. Yang kedua, dengan adanya particle packing yang baik akan mengurangi permeabilitas dari bahan-bahan cementitious dan

juga bleeding pada cement paste. Selain itu, packing yang baik juga dapat mengurangi porositas pada zona transisi karena rongga-rongga yang kosong terisi oleh partikel yang lebih halus. (Wong et al.,.) 3. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian ini diawali dengan mempersiapkan bahan-bahan dan material yang akan digunakan. Kemudian, dilakukan pengujian material yang akan digunakan untuk mengetahui GS masing-masing. Selanjutnya, dilakukan perhitungan mix design untuk setiap material dengan beberapa macam Vw/Vp (perbandingan volume air dan volume. Setelah mix design selesai dilakukan, bahan-bahan yang diperlukan dalam suatu campuran ditimbang. Kemudian air dan superplasticizer dimasukkan ke dalam campuran lalu diaduk secara manual tanpa menggunakan alat bantu seperti bor maupun vibrator. Campuran pasta segar diaduk sesuai waktu yang ditentukan lalu dilakukan dua pengujian yaitu Mortar Flow Table Test dan V-Funnel Test. Sedangkan, campuran pasta keras diuji kuat tekannya pada umur 8 hari. Hasil yang diperoleh dicatat dan dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dimana t artinya campuran diuji menit setelah air dan superplasticizer dimasukkan. Tabel 1. Variabel dalam Penelitian Material Semen (PC) Fly Ash (FA) Calcium Carbonate (CC) Silica Fume (SF) PC + FA (:) PC + SF (9:) PC + SF (9:1) Variabel Vw/Vp t slump % SP,6,6,7 t dan t1 -,8,4,4, tidak ada -,,6,6,6,7 tidak ada -,7 1, 1,7 tidak ada -1,493 t1 dan,94 t - 1,87 1,117 t dan t1-1,87 1,117 t dan t1-4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian dan Analisa Mortar Flow Test Pengujian Mortar Flow ini bertujuan untuk melihat deformability campuran.(okamura & Ouchi, 3) Pengujian ini dilakukan terhadap semua material yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana pertama-tama, diuji terhadap setiap material secara individu yang akan digunakan antara lain semen, fly ash, calcium carbonate dan silica fume. Kemudian, 3

bagaimana jika dua material yang ada digabungkan. Nantinya, setiap material akan diuji dengan beberapa variasi nilai Vw/Vp (perbandingan volume air terhadap volume dan diamati juga bagaimana flowability pasta setiap penambahan dosis superplasticizer. Setiap material diuji dengan nilai Vw/Vp yang berbeda-beda karena kebutuhan air untuk tiap campuran tidaklah sama. Flow diameter campuran mungkin akan diperoleh dua nilai yaitu D1 dan D. Dimana D1 adalah flow diameter campuran tanpa ketukan. Sedangkan D adalah flow diameter campuran dengan ketukan sebanyak kali. Beberapa hasil flow diameter setiap campuran dapat dilihat pada gambar-gambar berikut. 4 3 3 1 1 4 3 3 1 1 Vw/Vp.6 t= D.. 1. 1.. Cement).. 1. 1.. Cement) Gambar 1. Perubahan Flow diameter Campuran PC dengan Vw/Vp,6 dan,6 4 3 3 1 1 Vw/Vp.7 1 t= D 1 Vw/Vp.8 t= D. 1 1. Cement). 1 1. Cement) Gambar. Perubahan Flow diameter Campuran PC dengan Vw/Vp,7 dan,8 Dari Gambar 1 dan Gambar ini menunjukkan bahwa setiap campuran PC membutuhkan air dan superplasticizer yang berbeda-beda. Dalam campuran ini, Vw/Vp,6 menunjukkan batas kebutuhan air minimum yang dibutuhkan PC untuk bisa mengalir. Setiap penambahan superplasticizer pada skala kecil sudah mampu meningkatkan flow diameter campuran. Selain itu, pengaruh waktu setelah air dan superplasticizer dimasukkan ternyata mampu meningkatkan flowability campuran. 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 1 1 1.. 1. 1.... 1. 1. Gambar 3. Perubahan Flow diameter Campuran FA dengan Vw/Vp,4 dan,4 4

4 3 3 1 1. 1 1.. 1 1. Gambar 4. Perubahan Flow diameter Campuran FA dengan Vw/Vp, dan, 4 3 3 1 1. 1 1. Gambar. Perubahan Flow diameter Campuran FA dengan Vw/Vp,6 Gambar 3, Gambar 4 dan Gambar diatas menunjukkan grafik peningkatan flow diameter campuran FA dengan nilai Vw/Vp yang berbeda-beda. Jika campuran FA dibandingkan dan campuran lain, dapat dilihat bahwa water demand FA adalah yang terkecil. Meskipun begitu, FA menunjukkan bahwa terjadi peningkatan flow diameter yang cukup besar pada awal-awal penggunaan superplasticizer tetapi menjadi konstan pada akhirnya. 4 3 3 1 1. 1 1.. 1 1. Gambar 7. Perubahan Flow diameter Campuran CC dengan Vw/Vp,7 dan,7 Perubahan flow diameter campuran CC ditunjukkan oleh Gambar 6 dan Gambar 7 diatas. Jika diperhatikan dan dibandingkan dengan hasil campuran PC sebelumnya, campuran CC membutuhkan air dengan jumlah yang sama dengan PC. Hal ini ditunjukkan dengan Vw/Vp terendah untuk bisa 4 3 3 1 1 4 3 3 1 1. 1 1. powder. 1 1. Gambar 6. Perubahan Flow diameter Campuran CC dengan Vw/Vp,6 dan,6 4 4 3 3 3 3 1 1 1 1

mengalir yaitu,6 ternyata sama dengan PC. Yang menjadi pembeda antara CC dan PC adalah sifatnya, dimana CC yang bereaksi dengan air dan superplasticizer cenderung lengket seperti lem. 4 4 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 4 6 7 8 9 1 11..1.1...3.3.4.4.. Gambar 8. Perubahan Flow diameter Campuran SF dengan Vw/Vp 1, dan 1,7 Gambar 8 menunjukkan bahwa campuran SF memiliki kebutuhan air yang sangat banyak dengan Vw/Vp 1,87. Tidak hanya kebutuhan airnya saja, kebutuhan superplasticizer untuk membuat campuran SF bisa mengalir mencapai lebih dari %. Bandingkan dengan campuran lain yang rata-rata membutuhkan superplasticizer kurang dari %. Pada pengujian campuran kombinasi PC-FA dilakukan dengan perbandingan volume sebesar 1 : 1. Campuran PC-FA menunjukkan kecenderungan yang sama dengan FA secara individu. Dimana, penggunaan superplasticizer pada titik awal sangat berpengaruh dan membuat flow diameter meningkat tajam seperti ditunjukkan pada Gambar 9 berikut. 4 3 3 1 1 Vw/Vp.493 t=1 D. 1. 1....1..3.4..6.7.8 Gambar 9. Perubahan Flow diameter Campuran PC-FA dengan Vw/Vp,493 dan,94 Sedangkan, untuk pengujian campuran PC-SF dilakukan dengan dua macam perbandingan volume yaitu 9:1 dan 19:1. (Gambar 1 dan Gambar 11) Hal ini disebabkan karena penggantian PC dengan SF hanya efektif dalam range -1%. Lebih dari itu sudah tidak lagi memberikan pengaruh ditambah lagi harga material SF yang sangat mahal jika dibandingkan dengan PC. 4 3 3 1 1 Vw/Vp 1.87 t= D.1..3.4..6.7.8.1..3.4..6.7.8 Gambar 1. Perubahan Flow diameter Campuran PC-SF (9:1) dengan Vw/Vp 1,87 dan 1,117 4 3 3 1 1 4 3 3 1 1 Vw/Vp.94 t=1 D Vw/Vp 1.117 t= D 6

4 3 3 1 1.1..3.4..6.7.8.1..3.4..6.7.8 Gambar 11. Perubahan Flow diameter Campuran PC-SF (19:1) dengan Vw/Vp 1,87 dan 1,,117 4.. Pengujian dan Analisa V-Funnel Test Pengujian V-Funnel ini bertujuan untuk melihat viskositas campuran.(okamura & Ouchi, 3) Pada penelitian ini, diamati viskositas pada dua campuran yaitu PC dan FA. Jika melihat Gambar 1 berikut, peningkatann superplasticizer pada setiap campuran diikuti dengan berkurangnya waktu yang diperlukan campuran untuk bisa keluar dari V-Funnel sampai habis. Hal inii disebabkan karena, penambahan superplasticizer membuat campuran menjadi lecak dan mengurangi viskositasnya. 1 1 1 8 1 6 Vw/V 4 Vw/V.. 1. 1.. Cement).. 1. 1.. Powder) Gambar 1.Grafik Perubahan Waktu Campuran PC dan FA terhadap Waktu ( s) 4.3. Analisa Hasil Compression Test Vw/Vp 1.87 t= D Pada penelitian ini juga dilakukan analisa terhadap pastaa dalam keadaan keras dilihat dari kepadatan dan kuat tekannya. Pasta yang mengandung semen yang mampu mengeras sehingga dilakukan analisa terhadap campuran PC. Gambar 13 menunjukkan bahwa peningkatan superplasticizer diikuti dengan peningkatan kepadatan campuran PC secara fluktuatif. Dari hasil ini, Vw/Vp,7 menunjukkan kepadatan yang paling baik. Namun, kuat tekan yang lebih baik ditunjukkan padaa Vw/Vp,6 karena titik-titikk Vw/Vp,6 berkumpul di satu areaa sedangkan yang lain menyebar di berbagai titik. Korelasi antara kepadatan dan kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 14. Waktu ( s) 3 3 1 1 4 Vw/Vp 1.117 t= D Gambar 13. Grafik Korelasi Kepadatan dan Kuat Tekan terhadap Campuran PC 7

Gambar 14. Grafik Korelasi Kuat Tekan dan Kepadatan Campuran PC. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai rheologi pasta, sebagai berikut: 1. Rheology pasta dari setiap material menunjukkan banyak perbedaan, tetapi juga ada kesamaan dilihat dari dataa kebutuhan air, nilai flow diameter, viskositas, dan hasil upper-lower kebutuhan superplasticizer.. Semen dipengaruhi oleh variable waktu dalam reaksinya dengan air dan superplasticizer. Bertambahnya waktu menyebabkan semen lebih flowable. Bahan cementitious lain seperti fly ash, calcium carbonate, dan silica fume, tidak dipengaruhi oleh variabel waktu bila tidak dicampurkan dengan semen. 3. Semakin besar dosis superplasticizer yang digunakan maka waktu yang diperlukan campuran, baik pada semen dan fly ash, untuk keluar dari V-Funnel akan semakin kecil karena campuran akan semakin lecak. 4. Penambahan superplasticizer pada calcium carbonate menyebabkan air keluar pada bagian bawah campuran. Sementara itu, bila dibandingkann dengan semen dan fly ash, superplasticizer menyebabkan air muncul pada permukaan campuran.. Penambahan fly ash pada rheology cement paste sangat berpengaruh karena sifat dari fly ash lebih dominan bila dibandingkann dengan semen. Rheology cement paste pada campuran fly ash dan semen menunjukkan hasil flow diameter meningkat di awal seperti rheology individu dari fly ash. Fly ash juga mengurangi kebutuhan air dari campuran. 6. Penambahan silica fume pada rheology cement paste menyebabkan kebutuhan air pada campuran meningkat seperti sifat individu silica fume yang membutuhkan air sangat banyak tetapi berbanding terbalik dengan kebutuhan superplasticizer yang menjadi menurun drastis. 7. Rheology calcium carbonate kurang lebih sama dengan semen, baik dari kebutuhan airnya dan nilai flow diameter, tetapi pasta dari calcium carbonate bersifat lengket seperti lem yang tidak dijumpai pada sifat rheology cement paste. Penambahan superplasticizer juga menyebabkan air mengendap pada bagian bawah campuran. 6. DAFTAR REFERENSI Long, Guangcheng, Xinyou Wang, and Youjun Xie. (). Very-High-Performance Concrete with Ultrafine Powders. Cement and Concrete Research 3: 61. Park, C K, M H Noh, and T H Park. (4). Rheological Properties of Cementitious Materials Containing Mineral Admixtures. Cement and Concrete Research: 8 1. Wong, Henry H C, Albert K H Kwan, and Hong Kong. (). Packing Density: A Key Concept for Mix Design of High Performance Concrete. Okamura, Hajime, and Masahiro Ouchi. (3). Self-Compacting Concrete. Advanced Concrete Technology 1(1): 1. 8