PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS RME BERORIENTASI TERCIPTANYA BERFIKIR TINGKAT TINGGI MATERI PERBANDINGAN KELAS VII

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

Maharani Gita K. 4, Dinawati Trapsilasiwi 5, Arika Indah K. 6

Yudy Tri Utami 3, Susanto 4, Arif 5

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERDASARKAN WHOLE BRAIN TEACHING POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG KELAS IX SMP

Azi Nugraha. mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku terjadi. Tingkah laku yang tergantung pada insight (pengamatan atau

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan masalah yang harus dipikirkan dan direncanakan

Key Words: Whole Brain Teaching, Quantum Learning, Lesson Plan, Student Book, Worksheet and Final Test.

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Miftahul Ayu et al., Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP...

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Adapun. dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

Mubashiroh et al., Penerapan...

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BRAILLE SUBPOKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMPLB-A (TUNANETRA)

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMPN 24 PADANG ABSTRACT

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

ABSTRACT. Keywords: Cognitive Learning Outcomes, Outdoor Study, Physics, On Light

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Matematika Realistik, komunikasi matematika.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

Alvian Agung K 22, Suharto 23, Dinawati Trapsilasiwi 24

OLEH : ERDINA SEPTIA NPM:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIC PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII SMP SEMEN PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

Efektivitas Model Pembelajaran POGIL Menggunakan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Inferensi Logika Siswa

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Siti Mufidah)11

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICSMATHEMATICS EDUCATION

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

Keywords : Worksheet, Problem Solving, Circles. PENDAHULUAN

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Mayangku Serungke S.

Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**

Ferina Widya Wiyanti et al., : Pengembangan Tes Matematika Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi...

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII-A SMP KARTIKA XII-1

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

Unnes Journal of Mathematics Education PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS RME BERORIENTASI TERCIPTANYA BERFIKIR TINGKAT TINGGI MATERI PERBANDINGAN KELAS VII Tasrip Rudiono 5, Dafik 6, Endang Wahyuningrum 7 Abstrak. This research aims to know the effectiveness of mathematics learning devices based on RME (Realistic Mathematics Education) oriented to high level thinking establishment in Proportion main topic in junior high school. There are three results gotten from this research. Firstly, the category of teacher s ability in managing learning is good. Secondly, more than 94% students like to every learning components and more than 9% students say that they just have gotten mathematics learning based on RME. From language understanding side in student book, student worksheet, and learning outcome test, more than 93% students can understand it. Besides that, more than 9% students interest to the book performance, student worksheet, and learning outcome test. Thirdly, student s learning outcome in experiment class which is given a treatment shows the average is 81,15 with completeness percentage is 87,50%, so classically it can be said as complete. But, in convensional class the average is 74,00 with completeness percentage is 71,85%, so classically it can be said as not complete. Keywords : RME Learning, high level thinking. PENDAHULUAN Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit bagi para siswa. Dalam belajar matematika diperlukan kesiapan intelektual dan kemampuan kognitif yang memadai. Siswa tidak hanya sekedar menghafal teori atau rumus saja, tetapi juga lebih menekankan pada terbentuknya proses pengetahuan dan penguasaan konsep. Siswa dituntut dapat membangun dan menggali pengetahuan sendiri dan tidak hanya bergantung dengan cara yang diberikan oleh guru saja. Jerume Bruner (dalam Hudoyo, 1990:48) berpendapat bahwa belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan strukturstruktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur suatu materi sehingga menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif. Objek kajian matematika bersifat abstrak. Keabstrakan ini terletak pada bahasa matematika, yakni bahasa yang dipenuhi dengan banyak lambang atau simbol. Sifat abstrak ini mengakibatkan siswa menemukan kesulitan dalam belajar matematika. 5 Guru SMPN Gumukmas Jember 6 Dosen FKIP Pendidikan Matematika Universitas Jember 7 Dosen Universitas Terbuka

46 Pancaran, Vol. 4, No. 1, hal 45-54, Februari 015 Bahkan banyak siswa yang cenderung menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang kurang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Kenyataanya, penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika belakangan masih tampak rendah. Rendahnya kualitas dan hasil pembelajaran matematika siswa, juga terjadi di SMPN Gumukmas tempat peneliti bertugas. Dalam tiga tahun terakhir rata-rata perolehan nilai matematika tahun pelajaran 010/011 sebesar 5,00, tahun pelajaran 011/01 sebesar 4,81 dan tahun pelajaran 01/013 sebesar 4,85. Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan bagaimana cara penyajian dan suasana pembelajaran matematika yang membuat siswa terlibat aktif dan merasa senang dalam belajar matematika. Salah satunya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang menggunakan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari yaitu pendekatan pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education), yang dipadukan dengan ketrampilan berfikir tingkat tinggi yang diharapkan dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar yang berpangkal pada meningkatnya hasil belajar matematika. Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah proses pengembangan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi materi perbandingan di kelas VII?; () bagaimana hasil pengembangan perangkat pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi materi perbandingan di kelas VII yang telah dikembangkan tersebut?; (3) apakah perangkat pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi materi perbandingan di kelas VII yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?. Tujuan diadakan penelitian ini adalah: (1) mendiskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Realistic Mathematic Education (RME) berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi pokok bahasan perbandingan di kelas VII SMP; () menganalisis pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Realistic Mathematic Education (RME) berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi pada pokok bahasan perbandingan yang telah diujikan di SMPN Gumukmas; (3) mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi lebih baik dibanding

Tasrip: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis RME 47 dengan hasil belajar siswa yang memngikuti pembelajaran matematika konvensional materi pokok perbandingan di SMPN Gumukmas. Pembelajaran RME Pembelajaran Realistic Mathematika Education (RME) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan masalah kontekstual untuk mengarahkan siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Soedjadi (001: ) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realita dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika yang lebih baik daripada masa yang telah lalu. Yang dimaksud dengan realitas yaitu halhal yang nyata atau konkret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan ini disebut lingkungan sehari-hari. Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) di Indonesia dikenal Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal, selanjutnya siswa diberi kesempatan mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah di bidang lain, (Rifka Nurulislamidiana, 013). Menurut Subandar (dalam Darsono, 010) menyatakan bahwa Untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan perubahan tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan matematika, diperlukan suatu pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada proses pembelajaran tidak hanya berupa tes pada akhir pembelajaran. Perubahan paradigma pembelajaran saat ini dari pandangan mengajar ke pandangan belajar atau pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajaran yang berpusat pada siswa membawa konsekuensi perubahan yang mendasar dalam proses

48 Pancaran, Vol. 4, No. 1, hal 45-54, Februari 015 pembelajaran di kelas. Perubahan tersebut menuntut agar guru tidak lagi sebagai sumber informasi, melainkan sebagai teman belajar. Guru sebagai fasilitator dan bukan satusatunya sumber belajar di kelas. Siswa dipandang sebagai makhluk yang aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui suatu proses berfikir yang tinggi. Berfikir Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom dianggap merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi Pemikiran ini didasarkan bahwa beberapa jenis pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih daripada yang lain, tetapi memiliki manfaat- manfaat lebih umum. Dalam Taksonomi Bloom sebagai contoh, kemampuan melibatkan analisis, evaluasi dan mengkreasi dianggap berpikir tingkat tinggi. Ketrampilan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) sangat diperlukan dalam perkembangan belajar matematika sekarang ini. Berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban yang mungkin dalam situasi membingungkan. Tran Vui (dalam Rosnawati: 3) mendefinisikan kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai berikut: Higher order thinking occurs when a person takes new information and information stored in memory and interrelates and/or rearranges and extends this information to achieve a purpose or find possible answers in perplexing situations. Dengan demikian, kemampuan berpikir tingkat tinggi akan terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya dan menghubung-hubungkannya dan/atau menata ulang serta mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan ataupun menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Tasrip: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis RME 49 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang di akhiri dengan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengungkap secara mendalam ketercapaian perangkat pembelajarn berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi pada pokok bahasan perbandingan di SMP Negeri Gumukmas. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini dipilih dua kelas dari seluruh siswa kelas VII SMPN Gumukmas Jember tahun pelajaran 014/015 yang terdiri dari 4 kelas paralel. Subjek penelitian dalam penelitian ini dipilih dua kelas secara acak dari 3 kelas yang ada, karena satu kelas telah digunakan sebagai kelas uji coba. Dari dua kelas tersebut, satu kelas (kelas VIID) untuk kelas eksperimen dan satu kelas (kelas VII C) untuk kelas control Instrumen Penelitian Intrumen penelitian adalah lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran, lembar observasi akvitas siswa dan angket respon siswa. Analisis data untuk mengungkap keterlaksanaan pembelajaran, yaitu menganalisis hasil observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa dan respon siswa. Tehnik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan melalui penelaahan untuk mengetahui validitas isi yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran buku guru, buku siswa, lembar kegiatan siswa dan soal tes. Analisis secara kuantitatif dilakukan perhitungan statistika. Beberapa aspek yang dianalisis secara kuantitatif yaitu validitas tes, reliabilitas, pengaruh perangkat pembelajaran dengan hasil belajar. Uji Validitas Suatu alat ukur dikatakan valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. rxy = ( N X N XY ( X )( Y ) ( X ) ) ( N Y ( Y ) ) (Arikunto, 001: 109).

50 Pancaran, Vol. 4, No. 1, hal 45-54, Februari 015 Uji Reliabilitas Suatu instrumen tes dikatakan reliabel dan dapat dipercaya apabila selalu memberikan hasil yang sama jika diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. K = [ ] S α. K - 1 1 Si i Nur dan Wikandari (000: 17) Uji t Uji-t merupakan jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil perhitungan statistika. Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. t = x S 1 n 1 x 1 S n (Nasrul Setiawan, 010) HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil uji kevalidan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah 4,1. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria kevalidan telah tercapai dengan kategori baik, rerata skor validitas untuk buku guru mencapai 4,4, sehingga buku guru dapat dikatakan valid dan layak untuk digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan pembelajaran di kelas dan membantu guru dalam melaksanakan RPP. Rrerata skor validitas buku siswa mencapai 4,46. Dengan demikian, buku siswa dapat dikatakan valid dan layak digunakan oleh siswa sebagai pedoman materi tentang materi pokok perbandingan berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi, rerata skor validitas Lembar Kerja Siswa (LKS) mencapai 4,8. Dengan demikian, Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dikatakan valid dan layak digunakan oleh siswa sebagai pendamping materi untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Tes hasil belajar telah mencapai kriteria kevalidan dengan kategori baik. Dengan demikian, alat evaluasi (tes hasil belajar) dapat dikatakan valid dan layak digunakan oleh guru sebagai salah satu tolok ukur untuk menetukan

Tasrip: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis RME 51 keberhasilan belajar yang telah dilaksanakan dengan berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi. Hasil uji kepraktisan perangkat pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi didasarkan pada aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran perangkat pembelajaran dinilai praktis, jika tingkat pencapaian aktivitas guru dalam pembelajaran minimal mencapai kategori baik (lebih dari 80%). Dari hasil analisis, diperoleh persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh bahwa persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama mencapai 80% dengan kategori baik, pada pertemuan kedua mencapai mencapai 79% dengan kategori baik, pada pertemuan ketiga mencapai 8% dengan kategori baik, pada pertemuan keempat mencapai 83% dengan kategori baik dan pada pertemuan kelima mencapai 86% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi, telah memenuhi kriteria kepraktisan dan guru mampu mengelola pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi dengan baik. Dari hasil uji efektifitas, perangkat pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi pada materi pokok perbadingan, diperoleh persentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 77% dengan kategori baik, pada pertemuan kedua dan ketiga mencapai 81% dengan kategori baik, pada pertemuan keempat mencapai 83% dengan kategori baik dan pertemuan kelima mencapai 85% dengan kategori baik, hal ini menunjukkan sebagian besar siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi. Penerapan pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi merupakan hal yang baru bagi siswa. Sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pembelajaran berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi ini, pembelajaran metematika yang dilaksanakan secara sistematis, menggunakan tehnik yang menyenangkan sehingga membuat siswa merasa tidak bosan terhadap pembelajaran matematika menjadikan siswa terbimbing dalam pembelajaran sehingga proses pemahaman siswa jadi lebih cepat. Dari analisis tes hasil belajar diperoleh bahwa 87,50% (8 siswa dari 3 siswa) siswa mencapai skor lebih dari 75 dengan kategori ketuntasan secara klasikal adalah tuntas, hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu memahami materi yang disampaikan

5 Pancaran, Vol. 4, No. 1, hal 45-54, Februari 015 guru dengan menggunakan pendekatan RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi. Dari perhitungan uji t, diperoleh nilai t hitung,486 dengan tingkat signifikan 0,05 nilai t tabel,045, hal ini berarti nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar karena pengaruh pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi. Dan dari analisis angket respon siswa diperoleh bahwa lebih dari 94,06% siswa memberikan respon positif terhadap tiap-tiap indikator yang ditanyakan dalam angket respon siswa, hal ini berarti siswa dapat menerima tindakan yang diberikan. Dengan adanya buk siswa dan LKS, dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pokok perbandingan. Siswa setuju dengan penerapan pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi. Siswa merasa senang dan berharap bisa diterapkan pada kegiatan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa, tes hasil belajar, dan angket respon siswa membuktikan bahwa uji keefektifan perangkat pembelajaran telah berhasil, artinya perangkat pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi memenuhi kriteria keefektifan. Berdasarkan kriteria-kriteria kualitas perangkat pembelajaran yang telah terpenuhi, dihasilkan perangkat pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi pada materi pokok perbandingan untuk siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang layak dan dapat digunakan oleh guru tingkat SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika berbasis RME berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku guru, buku siswa, lembar kerja siswa (LKS), dan tes hasil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Proses pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan, (4D) yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Namun dalam penelitian ini, tahapan pengembangan hanya sampai pada tahap pengembangan (develop). Hasil pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah Rencana

Tasrip: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis RME 53 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Guru (BG), Buku Siswa (BS), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Tes Hasil Belajar. Ketercapaian keefektifan pembelajaran matematika realistik didasarkan pada: (1) kemampuan guru mengelola pembelajaran; () aktivitas siswa; (3) respon siswa terhadap pembelajaran; (4) ketuntasan belajar. Jika paling sedikit tiga aspek dari empat aspek tersebut terpenuhi, dengan syarat aspek ketuntasan belajar dipenuhi maka pembelajaran tersebut dinyatakan efektif. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa pembelajaran matematika realistik efektif untuk mengajarkan materi pokok perbandingan. Syarat-syarat keefektifan pembelajaran matematika realistik telah terpenuhi, yaitu antara lain: (1) Ketuntasan belajar secara klasikal: tuntas, yaitu sebanyak 81,15% siswa memperoleh nilai 75 dari skor total hasil tes; () Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran: efektif; (3) Aktivitas Siswa: Efektif; dan (4) Respon siswa: positif. Berdasarkan analisis uji t diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika berbasis RME Berorientasi terciptanya berfikir tingkat tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika konvensional untuk materi pokok perbandingan di kelas VII SMP Negeri Gumukmas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Darsono. 010. PMRI (Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia Suatu Inovasi Dalam Pendidikan Matematika Di Indonesia. Diambil 0 maret 014) http://nazwandi.wordpress.com/010/06//jurnalpmri-pembelajaran-matematikarealistik-indonesia-suatu-inovasi-dalam-pendidikan-matematika-di-indonesia/ Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Nasrul, S. 010. Statistik Ceria. Diambil 19 Nopember 014, dari situs http://statistik ceria.blogspot.com/p/blog-page_5.html Nur, M. dan Wikandari, Retno, P. 000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran. Pusat Studi MIPA Unesa

54 Pancaran, Vol. 4, No. 1, hal 45-54, Februari 015 Rifka Nurulislamidiana. 013. Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME). Diambil 7 Desember 014, dari situs http://proposal matematika3.blogspot.com/013/05/pendekatan-pembelajaran-realistic.html Rosnawati. R. 009. Enam Tahapan Aktivitas Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Mendayagunakan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa. Diambil 31 Maret 014, dari situs http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/penelitian/r. pdf Soedjadi. R. 001. Pembelajaran Matematika Berjiwa RME.Suatu Rintisan ke Arah Upaya Baru. UNESA: Surabaya.