BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol jaringan komputer yaitu protokol Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF) dalam melakukan pengelolaan paket data di dalam sebuah jaringan komputer umumnya. Hal ini disebabkan pengiriman paket data di dalam protokol OSPF akan memperhitungkan semua aspek yang terbaik dalam melakukan transmisi paket data untuk mencapai tujuannya dibandingkan dengan protokol RIP. Berdasarkan hasil uji coba, didapat paket drop dari OSPF lebih sedikit dibandingkan dengan RIP, Throughput OSPF tidak jauh berbeda dengan RIP dikarenakan dalam implementasinya menggunakan sebuah router sehingga paket-paket yang di route-kan terlihat tak jauh berbeda. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh R Rarry Donna. R. Rumani dan Asep Mulyana (2011), yaitu setiap router mengetahui semua sumber daya yang tersedia. Pertukaran informasi tentang ketersediaan 11
jaringan dilakukan oleh routing protocol yang dijalankan setiap router. Routing protocol merupakan metode untuk mengumpulkan semua rute yang valid dalam jaringan dan melakukan pemilihan rute optimal menuju network tujuan, pada saat inilah jaringan berada dalam keadaan konvergen. Fungsi routing protocol sangat fundamental bagi jaringan karena dengan cara ini router mengetahui kemana data harus kirim. Sebuah autonomous system memerlukan Interior Gateway Protocol (IGP) yang dapat berkonvergensi dengan cepat dan efisien sehingga membuat penurunan performansi jaringan seminimal mungkin. Perbedaan dengan dua penelitian di atas maka di penelitian ini diharapkan menghasilkan sesuatu yang bisa membangun dan menentukan jalur terpendek dengan parameter cost dengan penghubung Open Shortest Path First (OSPF) di Kementerian dalam Negeri Timor Leste khususnya di Human Resource Department di mana selama ini penulis mengabdi. 12
2.2. Teori Terkait OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protokol routing link state dan digunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini termasuk juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). Autonomous System itu sendiri merupakan kumpulan router router yang berada di bawah kendali administrasi dan strategi routing yang sama. Karakteristik OSPF: 1. Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki gambaran topologi jaringan. 2. Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan router tetangga (neighbour router). 3. Routing update hanya dikirim bila terjadi perubahan dalam jaringan dan dikirim secara multicast. 4. Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep area. 5. Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi metric terbaik. 13
6. Tidak memiliki keterbatasan hop count, tidak seperti RIP yang hanya bisa menjangkau 15 hop count. Perangkat jaringan merupakan konektor fisik (physical connection) sebagai penghubung antara adapter card (Modem, NIC) dari komputer ke dalam suatu jaringan. Transfer data yang mengalir dalam koneksi fisik menggunakan transfer sinyal melalui media (kabel atau gelombang) perangkat keras komputer dan perangkat jaringan. Perangkat jaringan yang diperlukan dalam jaringan LAN komputer antara lain: a. Kabel Crossover Jenis kabel ini digunakan untuk menghubungkan antara PC (Personal Computer) dengan PC, Router dengan Router atau Router dengan PC. Kabel ini memiliki 4 pairs (8 wire) Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung dua. Maksudnya, bila salah satu ujung memakai standart T568-A maka ujung satunya harus berbeda dengan ujungnya memakai T568-B. 14
Tabel 2.1 Standart pengkabelan T-568A Gambar 2.1 Struktur T-568A Tabel 2.2 Standart pengkabelan T-568B 15
Gambar 2.2 Struktur T-568B b. Router Router merupakan sebuah device atau alat dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan komputer yang berbeda. Secara umum router adalah sebuah alat pada suatu jaringan komputer yang bekerja di network layer. Dalam router terdapat routing table yaitu tabel berisi alamatalamat jaringan yang dibutuhkan untuk menentukan tujuan dari paker-paket data yang akan dilewatkan pada suatu jaringan tersebut. Jenis router secara umum terdiri dari 2 (dua) macam yaitu Statis Router (router statis) dan Dynamic Router (router dinamis). Statis Router adalah sebuah 16
router yang memiliki tabel routing statis yang di-setting secara manual oleh para administrator jaringan, sedangkan Dynamic Router adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. Gambar 2.3 Router RB 951Ui-2HnD c. Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Topologi Jaringan dibagi menjadi dua yaitu topologi fisik dan topologi logis. Topologi fisik menjelaskan 17
susunan jaringan komputer secara fisik. Topologi fisik menguraikan bagaimana komputer, media jaringan, dan letak-letak dari komponen jaringan komputer ditempatkan. Untuk pengembangan jaringan LAN ruang kerja, menggunakan topologi mesh untuk menyusun setiap komponen pembentuk jaringan LAN agar sesuai dengan bentuk ruang kerja itu sendiri. Pada topologi jenis mesh ini, setiap komputer langsung dihubungkan menggunakan router, di mana fungsi dari router ini adalah sebagai pengatur lalu lintas seluruh komputer yang terhubung. Kelebihan topologi Mesh: 1. Deteksi kesalahan mudah dilakukan. 2. Perubahan stasiun mudah dilakukan dan tidak mengganggu jaringan lain. 3. Mudah melakukan kontrol. 4. Tingkat keamanan tinggi. 18
Kekurangan topologi Mesh: 1. Menggunakan banyak kabel. 2. Ada kemungkinan akan terjadi tabrakan data sehingga dapat menyebabkan jaringan lambat. 3. Jaringan memakan biaya tinggi. 4. Karena setiap router harus terkoneksi secara langsung dengan router lainnya maka instalasi dan konfigurasi menjadi lebih sulit. Gambar 2.4 Topologi Mesh 19
d. IP Address dan Subnetting IPv4 yang memiliki 32 bit menggunakan angka biner dalam penggunaannya. Terbagi ke dalam 4 oktet yang dipisahkan oleh tanda. (titik), yang direpresentasikan dengan notasi desimal. Gambar 2.5 Representasi IP Address Pengalamatan dalam IPv4 memiliki 5 jenis kelas yaitu kelas A,B,C,D dan E. Tetapi hanya kelas A, B dan C yang digunakan secara umum. Alamat IP terdiri dari 2 bagian yaitu alamat jaringan dan alamat host, dalam hubungannya dengan alamat IP subnet mask digunakan untuk menentukan bagian manakah yang merupakan alamat host. 20
Tabel 2.3 Class IP e. TCP/IP TCP (Transmission Control Protocol) adalah suatu protocol atau perantara yang dapat mentransmisikan data per segmen, artinya paket data dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran paket, kemudian dikirim satu persatu hingga selesai. Selain itu TCP bertugas menagani pengiriman message ukuran sembarang yang andal dan juga mendefiniskan suatu mekanisme pengiriman dari semua jenis data pada suatu jaringan. IP (Internet Protocol) adalah protocol yang mengatur routing dari pentrasisian melewati jaringan antara pengirim dan penerima, termasuk isu yang terkait dengan pengalamatan jaringan dan komputer, sehingga dapat dikatakan bahwa IP merupakan perantaran komunikasi 21
antara komputer dengan menggunakan IP- Address sebagai suatu identitas dari jaringan maupun komputer. Arsitektur pada TCP/IP tidak berdasarkan model 7 lapis layer OSI (Open System Interconnection), tapi menggunakan referensi dari DARPA. Berikut ini sedikit gambaran tentang perbedaan model refensi OSI dan TCP/IP 1. Lapisan Netrwork Interface Lapisan ini bertanggung jawab meletakan frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport seperti di dalam LAN, MAN, WAN. 2. Lapisan Internet Lapisan yang melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data yang ada di jaringan menjadi paket-paket IP. Beberapa protokol yang bertanggung jawab adalah; IP, ARP, ICMP dan IGMP. 22
3. Lapisan Transport Lapisan yang bertugas menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan, yaitu memastikan bahwa pesan disampaikan bebas kesalahan, ada kontrol terhadap alur data, berurutan atau ada segmentasi, dan bebas kesalahan. Yang berkerja pada lapisan ini adalah; TCP dan UDP. 4. Lapisan Application Lapisan yang menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan. Protokol yang berada pada lapisan ini atara lain; DHCP, DNS, HTTP, FTP, TELNET, dan STMP. Gambar 2.6 Model OSI dan TCP/IP 23