BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai teori-teori sebagai landasan yang dibutuhkan untuk merancang jaringan pada CV Dwi Naga Mas. Pembahasan dibagi menjadi 2 bagian antara lain teori umum dan teori khusus. Teori umum akan membahas mengenai teori jaringan pada umumnya dan teori khusus akan membahas mengenai teori jaringan yang digunakan secara spesifik Teori Umum Menurut Tanenbaum (1997), jaringan komputer adalah sekumpulan komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program-program dan menggunakan perangkat keras secara bersamaan Tipe Jaringan Berdasarkan luas wilayah, jaringan komputer dapat dibagi menjadi tiga bagian: LAN (Local Area Network) Local Area Network biasa disingkat LAN merupakan jaringan komputer yang hanya mencakup wilayah kecil seperti kampus, gedung, kantor, rumah dan sekolah. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE Ethernet yang mempunyai kecepatan transfer data dari 10, 100 sampai dengan 1000 Mbit/s. MAN (Metropolitan Area Network) MAN merupakan jaringan komputer yang meliputi wilayah yang lebih besar dari LAN seperti antar wilayah dalam satu provinsi. MAN menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar. Wilayah cakupan MAN berjarak antara 10 sampai dengan 50 kilometer. 5

2 6 WAN (Wide Area Network) WAN merupakan jaringan komputer yang dapat mencakup wilayah besar seperti sebuah negara atau benua. Dalam jaringan komputer WAN, dibutuhkan router sebagai media saluran komunikasi dan berinteraksi dengan jaringan lain OSI Layer OSI (Open System Interconnection) layer adalah model referensi interface standar terbuka yang mulai digunakan sejak tahun 1977 oleh organisasi standar internasional. OSI layer berfungsi sebagai protokol yang mengatur berbagai aspek dari jaringan komputer. Model OSI layer terbagi atas tujuh lapisan : Gambar 2.1. OSI Layer Sumber (

3 7 Physical Layer OSI layer pertama, lapisan fisik (physical layer) adalah lapisan paling dasar model referensi OSI. Lapisan ini menangani tentang data mentah (streaming bit) yang ditransmisikan ke media komunikasi dan bertanggung jawab atas aspek-aspek mekanis seperti kabel atau konekor. Data-link Layer OSI layer kedua, lapisan data-link (data-link layer) menangani transmisi data melalui media komunikasi yang dikelompokan ke dalam enkapsulasi logis. Enkapsulasi ini disebut frame dimana data yang diangkut berada di dalam frame. Network Layer OSI layer ketiga, lapisan jaringan (network layer). Enkapsulasi pada lapisan ini disebut packet dimana pada lapisan ini menangani skema addressing dan memastikan setiap paket data yang dikirim dari sumber akan sampai ke tujuan. Transport Layer OSI layer keempat, lapisan transportasi (transport layer) memastikan kualitas dan keandalan komunikasi. Segmentasi dan packet switching sepenuhnya ditangani oleh lapisan ini. Pada dasarnya ada dua jenis packet switching yaitu connectionless packet switching dan connection oriented packet switching, data paket diijinkan untuk memilih rute dimana data paket akan mencapai tujuan. Session Layer OSI layer kelima, lapisan sesi (session layer) bertanggung jawab untuk membuat, memelihara dan memutuskan koneksi antara sumber dan tujuan. Terdapat PDU (protocol data unit) yang harus ditetapkan selama koneksi berjalan.

4 8 Presentation Layer OSI layer keenam, lapisan presentasi (presentation layer) bertanggung jawab dalam kompresi data yang digunakan untuk mengirim dan menerima data. Teknik enkripsi dan dekripsi digunakan untuk menggagalkan malicious attacks pada data juga di tangani oleh lapisan ini. Application Layer OSI layer ketujuh, lapisan aplikasi (application layer) adalah lapisan paling atas dari model referensi OSI yang bertanggung jawab atas penghubung aplikasi dengan fungsionalitas jaringan agar pertukaran informasi antar program komputer dapat berjalan TCP/IP TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet. TCP/IP dikembangkan pada tahun 1970-an sampai awal tahun 1980-an sebagai protokol standar untuk menghubungkan komputer dan jaringan untuk membentuk jaringan yang luas. TCP/IP mendefinisikan tiga protokol : TCP (Transmission Control Protocol), UDP (User Datagram Protocol) dan SCTP (Stream Control Transmission Protocol). Protokol ini menggunakan ip address sebagai skema pengalamatan yang sederhana untuk menghubungkan banyak komputer di internet. TCP/IP terbagi atas empat lapisan : Gambar 2.2. TCP/IP Layer Sumber (

5 9 Network Access Layer TCP/IP layer pertama, lapisan ini berfungsi mendefinisikan protokol dan hardware yang digunakan dalam pengiriman data. Pada layer ini terdapat protokol seperti ethernet pada LAN dan PPP pada WAN. Internet Layer TCP/IP layer kedua, lapisan ini berfungsi sebagai penyedia fungsi IP addressing, routing dan menentukan path terbaik. Internet layer memiliki 1 protokol yaitu TCP/IP. Transport Layer TCP/IP layer ketiga, lapisan ini berfungsi menyediakan service yang akan digunakan oleh application layer. Mempunyai dua protokol utama yaitu TCP dan UDP. Application Layer TCP/IP layer keempat, lapisan yang berfungsi menyediakan service terhadap software yang berjalan pada komputer. Beberapa protokol yang beroperasi pada application layer : HTTP, FTP dan SMTP Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah aturan yang menghubungkan komputer satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara komponen-komponen yang berkomunikasi melalui media perantara jaringan seperti server, workstation, hub atau switch dan media transmisi data. Menurut Dede Sopandi (2010:27), topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan interkoneksi antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis (virtual). Topologi jaringan yang digunakan : Topologi Star Topologi star adalah topologi yang mempunyai bentuk jaringan seperti bintang, setiap node tersambung secara terpusat pada sebuah perangkat keras hub atau switch yang digunakan untuk menghubungkan setiap node dalam jaringan. Topologi star menggunakan kabel UTP dengan konektor

6 10 RJ-45. Sistem yang digunakan dalam topologi star bersifat kontrol terpusat dimana seluruh link harus melalui pusat yang menyalurkan data tersebut ke semua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasiun primer atau server sedangkan yang lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client. Keuntungan menggunakan topologi star adalah pengembangan jaringan komputer lebih mudah, kontrol terpusat dan jika terjadi kerusakan pada suatu node tidak mempengaruhi node lainnya. Sedangkan kekurangan menggunakan topologi star adalah boros kabel, membutuhkan penanganan khusus dan kontrol pusat merupakan elemen kritis dalam topologi ini. Gambar 2.3. Topologi Star Sumber (

7 Perangkat Keras Jaringan Perangkat keras jaringan komputer (hardware) adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih komputer dalam jaringan komputer agar setiap komputer yang terhubung dapat saling berbagi data, informasi dan sumber daya lain dalam jaringan Media Transmisi Media Transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi. Dalam proses pengiriman data, media digunakan untuk mentransmisikan data antara sumber ke tujuan, salah satu cara adalah dengan menggunakan kabel. Jenis-jenis kabel yang digunakan yaitu : Twisted Pair Cable Twisted pair cable terdiri atas dua jenis yaitu shielded twisted pair cable biasa disebut STP dan unshielded twisted pair cable (tidak memiliki pelindung) biasa disebut UTP. Umumnya UTP lebih rentan rusak karena gangguan luar seperti gelombang elektromagnetik sedangkan STP lebih bertahan lama. Gambar 2.4. Kabel UTP dan STP Sumber (

8 12 Berikut adalah contoh kabel unshielded twisted pair (UTP) : Gambar 2.5. Kabel Cat5e dan Cat6 Sumber ( Coaxial Cable Coaxial cable terdiri atas konduktor silindris melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga inti. Coaxial cable biasa digunakan di jaringan rumah, kampus dan perusahaan.

9 13 Gambar 2.6. Kabel Coaxial Sumber ( Fiber Optic Fiber optic adalah jenis kabel yang terbuat dari serat kaca. Jika dibandingkan dengan kabel lain, fiber optic memiliki harga lebih mahal tetapi tahan terhadap berbagai gangguan elektromagnetik dan mampu beroperasi dengan kecepatan serta kapasitas data yang tinggi. Gambar 2.7. Kabel Fiber Optic Sumber ( content/uploads/2011/10/fibre-optic-cable-national- Broadband-Network jpg)

10 Intermediary Device Intermediary device atau perangkat perantara jaringan adalah perangkat yang berfungsi memberikan hubungan atau koneksi setiap komputer dan pemberi jalur serta pengatur lalu lintas data di dalam jaringan komputer. Jenis-jenis perangkat perantara yang umum digunakan yaitu : Hub Hub adalah perangkat perantara jaringan yang beroperasi pada layer 1 (physical layer). Fungsi hub adalah mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh seluruh komputer yang berhubungan dengan hub tersebut. Gambar 2.8. Hub Sumber ( C116T-R-unit.jpg) Switch Switch adalah perangkat perantara jaringan yang beroperasi pada layer 2 (data-link layer). Pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama seperti hub tetapi switch memiliki keunggulan yaitu dapat mengenali alamat data

11 yang harus ditransmisikan dan mampu mengatur lalu lintas data dalam jaringan lebih baik dibandingkan dengan hub. 15 Gambar 2.9. Switch Sumber ( 626/prod_large_photo0900aecd800ad949.jpg) Bridge Bridge juga merupakan perangkat perantara jaringan yang beroperasi pada layer 2 (data-link layer). Bridge mempunyai fungsi yaitu mengenali MAC address dan menghubungkan jaringan yang menggunakan teknologi yang sama. Gambar Bridge Sumber ( ps5861/prod_large_photo0900aecd800f3d48.jpg)

12 16 Router Router adalah perangkat yang menghubungkan dua atau lebih jaringan dengan mengirimkan paket data melalui sebuah proses yang disebut sebagai routing. Proses routing terjadi pada layer 3 (network layer). Gambar Router Sumber ( Photo01.jpg) Routing Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan. Routing merupakan proses memindahkan data dari satu network ke network lain dengan cara mem-forward paket data via gateway. Routing menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing yaitu: Alamat tujuan / destination address Mengenal sumber informasi Menemukan rute Pemilihan rute Menjaga informasi routing Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan

13 17 berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (not directly connected) di badan router Protokol Routing Routing protokol adalah komunikasi antar router. Routing protokol mengijinkan router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routing. Ada 2 macam routing protocol yaitu: Static Routing dan Dynamic Routing Static Routing Static routing yaitu suatu routing dimana informasi table routing di entry atau dibentuk secara manual oleh Administrator, dan harus memperbarui rute statis ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Berikut ini merupakan keuntungan dari static route : Static route lebih aman dibanding dynamic route. Static route kebal dari segala usaha hacker melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic. Processor lebih ringan. Menghemat bandwith yang dipakai karena tidak ada pertukaran data tabel antar router. Akan tetapi, terdapat pula beberapa kerugian antara lain: Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing jika terdiri dari banyak

14 18 router yang perlu dikonfigurasi secara manual. Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual. Jika jaringan besar, maka mekanisme ini akan sangat tidak efisien karena harus dilakukan pada setiap router. Apabila ada perubahan atau penambahan sumber daya di dalam jaringan maka tabel routing juga harus segera diubah secara manual. Informasi dari tiap router harus diketahui oleh administrator Dynamic Routing Dynamic routing adalah proses pengisian data routing pada tabel routing secara otomatis. Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Sehingga router-router dapat mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram. Untuk mempresentasikan arah dynamic routing mengunakan nilai metric yang didalamnya terdapat parameter-parameter untuk menghasilkan nilai metric tersebut. Parameter yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuh nilai metric adalah : Hop count berdasarkan banyaknya router yang dilewati.

15 19 Ticks berdasarkan waktu yang diperlukan. Cost berdasarkan perbandingan sebuah nilai standar dengan bandwith yang tersedia Composite metric berdasarkan hasil perhitungan dari parameter-parameter yaitu bandwith, delay, load dan reliability. Keuntungan Routing dinamis, yaitu : Lebih mudah dikelola karena tidak banyak memerlukan konfigurasi manual. Dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi internetwork. Route ditentukan berdasarkan informasi dari router lain Distance Vector Algoritma routing Distance vector adalah secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan tabel routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma Distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung Link State Routing Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma Distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka interkoneksi. Link-state Advertisement (LSA) adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. Topological database adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA. Routing table adalah daftar rute

16 20 dan interface. Ada beberapa titik berat yang berhubungan dengan protokol link-state antara lain : Processor overhead Kebutuhan memori Konsumsi bandwidth Router yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memori lebih dan proses data yang lebih daripada router yang menggunakan protokol Distance vector. Router linkstate juga membutuhkan memori yang cukup untuk menangani semua informasi dari database, pohon topologi dan table routing. Gambar Dynamic Routing Sumber ( one&chapter=intro)

17 Teori Khusus VLAN (Virtual Local Area Network) Menurut Tanenbaum (2003:329) VLAN adalah switched network yang secara logical tersegmen pada sebuah basis organisasi, fungsi atau aplikasi dibanding basis fisikal atau geografis. Misalnya semua workstation dan server yang digunakan pada workgroup tertentu dapat terhubung, walaupun secara fisik koneksi mereka terhubung dengan jaringan lain. VLAN telah distandarisasi oleh komite 802 dan telah digunakan di banyak organisasi. Untuk membuat jaringan yang berbasis VLAN, network administrator menentukan jumlah VLAN yang akan dibuat, menentukan komputer mana saja yang akan berada di VLAN, dan sebutan untuk VLAN tersebut. Dengan menggunakan VLAN, rekonfigurasi pada jaringan dapat dilakukan melalui software tanpa harus mencabut kabel atau memindahkan perangkat atau kabel. Menurut Bagaddan Dhotre (2009:23), keuntungan menggunakan VLAN antara lain : Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemindahan,penambaan dan perubahan pada jaringan. VLAN dapat mengurangi biaya administrasi saat user berganti lokasi. Keamanan jaringan yang lebih ketat dengan dibentuknya grup user yang aman. Management dan kontrol aktivitas broadcast yang lebih baik. Kompatibel dengan system LAN yang sudah digunakan sebelumnya. Solusi management jaringan yang memungkinkan kontrol yang terpusat, konfigurasi dan fungsi traffic management Tipe-Tipe VLAN Data VLAN VLAN yang membawa traffic dari user. Default VLAN

18 22 Semua port pada switch berada pada default VLAN setelah bootup pada switch. Hal ini bertujuan supaya semua device yang terhubung ke switchsecara defaultsaling berkomunikasi satu sama lain. Native VLAN Di konfigurasi pada porttrunk 802.1Q. Port trunk 802.1Q menerima traffic yang untagged. Mode ini memungkinkan switch yang unmanageable dapat terhubung dengan switch yang manageable. Management VLAN VLAN yang digunakan untuk mengkonfigurasi perangkat jaringan. Secara default VLAN 1 merupakan management VLAN. Voice VLAN VLAN yang membawa traffic voice. Link VLAN Access Satu port hanya dapat menggunakan satu VLAN. Digunakan pada port yang akan di hubungkan ke end-device. Trunk Satu port bisa melewatkan banyak traffic VLAN. Berfungsi untuk menghubungkan VLAN ke switch lain atau ke layer 3 device Inter-VLAN Routing Inter-VLAN Routing bertugas menghubungkan antar network VLAN. Diperlukan router atau multi layer switch. Adapun cara Inter-VLAN Routing sebagai berikut : Tradisional Setiap interface VLAN hanya dapat digunakan oleh satu VLAN.

19 23 Router-on-a-stick Menggunakan sub-interface untuk membedakan tiap VLAN pada router. Multi Layer Switch Menggunakan perangkat multi layer switch Native VLAN & 802.1Q Trunking Beberapa perangkat yang mendukung trunking tag native VLAN digunakan sebagai aturan standar dalam lalu lintas data. Trunk adalah link point-to-point diantara satu atau lebih interface ethernet device jaringan seperti router atau switch. Trunk Ethernet membawa lalu lintas dari banyak VLAN melalui link tunggal. Sebuah VLAN trunk mengijinkan kita untuk memperluas VLAN melalui seluruh jaringan. Jadi link Trunk digunakan untuk menghubungkan antar device intermediate. Dengan menggunakan port trunk, dapat digunakan sebuah link fisik untuk menghubungkan banyak VLAN. Sebuah port pada Switch Cisco Catalyst mempunyai beberapa mode trunk. Mode trunking tersebut didefinisikan untuk negosiasi antar port yang saling berhubungan dengan menggunakan Dynamic Trunking Protocol (DTP). DTP merupakan sebuah protokol keluaran Cisco. Switch dari vendor lain tidak mendukung DTP. DTP mengatur negosiasi mode trunk hanya jika port switch dikonfigurasi dalam mode trunk yang mendukung DTP. DTP mendukung baik ISL maupun 802.1Q Q mendefinisikan satu VLAN untuk setiap trunk sebagai native VLAN, sedangkan ISL tidak. Default 802.1Q native VLAN adalah VLAN 1. Singkatnya 802.1Q tidak menambahkan header pada frame yang berada dalam native VLAN. Saat switch diujung yang lain menerima frame yang tidak memiliki header 802.1Q, maka switch tersebut menganggap bahwa frame tersebut adalah termasuk frame dari native VLAN. Karena itu, kedua switch yang

20 24 berhubungan harus menyepakati VLAN mana yang diperlakukan sebagai native VLAN Open Shortest Path First (OSPF) Menurut Rendra Towidjojo (2012:231) Open Shortest Path First (OSPF) merupakan protokol routing link state dan digunakan untuk menghubungkan router yang berada dalam satu Autonomous System (AS), sehingga protokol routing ini termasuk juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). OSPF dikembangkan untuk menutupi kekurangan yang dimiliki oleh RIP, terutama pengimplementasian di jaringan berskala besar. Link state merupakan routing protokol yang digunakan pada OSPF, link state routing protokol mampu mengenali topologi dari jaringan. Router yang menjalankan protokol routing link state bahkan mampu mengetahui status (state) dari setiap jalur (link) antar router yang ada dalam jaringan. Routing protokol link state melakukan serangkaian proses yang kompleks untuk menyusun tabel-tabel routing. Router yang menjalankan protokol routing link state akan menggunakan hello packet untuk mengetahui keberadaan dan status dari router tetangga, menyusun link state advertisement (LSA), saling mengirimkan LSA keseluruh router dalam jaringan, membangun link state database dan barulah kemudian menyusun tabel routing. Protokol routing link state menggunakan algoritma routing yang disusun oleh Edsger Dijkstra. Oleh sebab itu protokol routing ini sering disebut juga protokol routing yang menggunakan algoritma Dijkstra atau Shortest Path First (SPF). Disebut shortest path first karena protokol routing ini selalu mencari jalur (path) yang terpendek untuk mencapai suatu remote network. Dalam mencari path terpendek, algoritma OSPF tidak menggunakan jumlah lompatan (hop count). Algoritma OSPF menggunakan cost kumulatif dari setiap link antar router untuk mencapai suatu remote network. Algoritma OSPF akan memilih path dengan cost terendah sebagai best path, walaupun path tersebut akan memiliki hop count yang lebih banyak dibanding dengan path lain dan juga OSPF memiliki beberapa keunggulan yaitu informasi

21 25 akan di update jika ada perubahan topologi jaringan, lebih cepat untuk konvergen, tidak rentan terhadap routing loop dan lebih sedikit menghabiskan bandwidth dibanding distance vector. OSPF pertama kali dikembangkan pada tahun 1987 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan yang pertama kali dipublikasikan adalah OSPFv1. OSPFv1 ini tidak pernah diimplementasikan dan selalu disempurnakan. Pada tahun 1991, OSPFv2 dipublikasikan oleh John Moy dan juga selalu mengalami penyempurnaan. OSPFv2 ditujukan untuk jaringan IPv4. Saat ini juga telah ada OSPFv3 yang ditunjukan untuk implementasi jaringan yang menggunakan IP address versi 6 (IPv6). Untuk dapat menangani jaringan yang berskala besar, maka OSPF menerapkan konsep area dalam implementasinya. Sehingga pengimplementasian OSPF dikenal dengan dua cara, yaitu Single Area OSPF dan Multi Area OSPF. Untuk jaringan yang masih berskala kecil, dapat diterapkan Single Area OSPF, namun untuk jaringan yang berskala besar maka harus diterapkan Multi Area OSPF. OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut : Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki gambaran topologi jaringan. Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan neighbor router. Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan dikirimkan secara multicast. Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep area. Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi metric terbaik. Tidak memiliki keterbatasan hop count, tidak seperti RIP yang hanya menjangkau 15 hop count. Merupakan classless routing protocol. Secara default nilai Administrative Distance 110.

22 26 Memiliki fitur authentication pada saat pengiriman routimg update. OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dalam penerapan OSPF, area dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Backbone Area, area ini memiliki Area-ID dan merupakan area yang diharapkan dapat melakukan forward paket data secepat-cepatnya. Area ini wajib ada jika ternyata hanya akan ada satu area dalam suatu jaringan. Jika ternyata dalam jaringan tersebut akan dibuat beberapa area, maka Backbone wajib ada karena berfungsi menghubungkan area yang lain. Regular Area, area ini adalah area selain backbone dan berfungsi menghubungkan enduser. Jika dalam satu jaringan ada dua regular area, maka kedua area tersebut harus melewati backbone area untuk berkomunikasi. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini, sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu protokol routing yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh protokol routing ini adalah teknologi link state yang memang di desain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Cara OSPF membentuk hubungan dengan router lain adalah dengan membentuk komunikasi dengan router lain. Kemudian membentuk hubungan dengan router neighbor router. Router OSPF memiliki sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router yang lain dan dapat membentuk suatu hubungan. Mekanisme itu disebut dengan istilah hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan router lain OSPF akan mengirimkan sebuah paket yang memiliki ukuran yang

23 27 kecil dengan mengirimkan secara berkala ke dalam jaringan yang terhubung langsung dengan OSPF. Hello packet merupakan sebutan untuk paket kecil yang dikirim oleh OSPF dan di dalam paket tersebut berisikan informasi yang ada pada router pengirim. Pada kondisi yang standar hello packet akan dikirim 10 detik sekali di dalam media broadcast multi-access dan 30 detik sekali dalam media point to point. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF. Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet secara berkala Hasil Penelitian Terdahulu Keputusan untuk menerapkan jaringan OSPF dan VLAN ini diambil setelah terlebih dahulu melakukan research tentang jaringan OSPF dan VLAN itu sendiri, dimana hal tersebut didasarkan kepada 3 buah jurnal yang berjudul : 1. "Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Routing Open Shortest Path First (OSPF)" 2. "Virtual Local Area Network (VLAN)" 3. "Performance Comparison of Two Dynamic Routing Protocols : RIP and OSPF" 1. (Lady, S. M., Suhardi. (2011). Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Routing Open Shortest Path First (OSPF)) Routing merupakan proses mengirim data dari satu network ke network lain. Dengan dynamic routing, maka mekanisme routing dilakukan secara dinamis dengan menentukan jarak terpendek secara cepat dan akurat antara peralatan pengirim dan penerima. Open Shortest Path First (OSPF) merupakan salah satu protokol dynamic routing yang menggunakan algoritma link-state untuk membangun dan menghitung jalur terpendek ke semua tujuan yang diketahui. OSPF mendistribusikan informasi routing antara router-router autonomous system (AS). OSPF

24 28 memiliki titik berat pada kinerja processor, kebutuhan memori dan konsumsi bandwidth. Oleh karena itu, perlu untuk mengoptimalkan kinerja protokol routing OSPF terutama masalah pengaruh bandwidth dengan menentukan model dan area jaringan routing OSPF. Routing protokol adalah komunikasi antara router-router. Routing protokol mengijinkan router-router untuk berbagi informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routing-nya. Berikut ini merupakan keuntungan dari static route : a. Static route lebih aman dibanding dynamic route. b. Static route kebal dari segala usaha hacker melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic. c. Processor lebih ringan. d. Menghemat bandwitdh yang dipakai karena tidak ada pertukaran data table antar router. Akan tetapi, terdapat pula beberapa kerugian, antara lain: a. Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual. b. Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual. c. Jika jaringan besar, maka mekanisme ini akan sangat tidak efisien karena harus dilakukan pada setiap router. d. Apabila ada perubahan atau penambahan sumber daya di dalam jaringan, maka table routing juga harus segera diubah secara manual. e. Informasi dari tiap router harus diketahui oleh administrator. Dynamic routing adalah proses pengisian data routing pada routing table secara otomatis. Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama, maka perlu digunakan dynamic routing. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding

25 29 table, tergantung keadaan jaringannya. Sehingga router-router dapat mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram. Untuk mempresentasikan arah, dynamic routing mengunakan nilai metric yang didalamnya terdapat parameter-parameter untuk menghasilkan nilai metric tersebut. Parameter yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah nilai metric adalah: a. Hop count, berdasarkan banyaknya router yang dilewati. b. Ticks, berdasarkan waktu yang diperlukan. c. Cost, berdasarkan perbandingan sebuah nilai standar dengan banwidth yang tersedia composite metric, berdasarkan hasil perhitungan dari parameter-parameter yaitu bandwidth, delay, load, reliability. Keuntungan Routing dinamis yaitu (Sofana, 2008) : a. Lebih mudah dikelola, karena tidak banyak memerlukan konfigurasi manual. b. Dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi internetwork. c. Route ditentukan berdasarkan informasi dari router lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak area pada jaringan OSPF dan pengelompokan area yang tepat, maka semakin optimal pula model routing OSPF. Dengan semakin optimal kinerja routing, maka dapat menekan kinerja Processor, kebutuhan memori dan konsumsi bandwidth. Oleh karena itu yang terpenting pada jaringan OSPF adalah perancangan topologi jaringan dan konfigurasi routing OSPF yang tepat. Perancangan topologi jaringan yang baik dapat mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan. 2. (Gyan, P. M., Sadhana, P. (2013). Virtual Local Area Network (VLAN)) Sebuah jaringan area lokal virtual (VLAN) didefinisikan sebagai jaringan area lokal yang dikonfigurasi oleh perangkat lunak, bukan oleh kabel fisik. Virtual LAN (VLAN) baru-baru ini berkembang menjadi suatu fitur integral dari solusi switched LAN dari setiap LAN peralatan vendor besar. Satu alasan untuk menempatkan VLAN pada fungsionalitas sekarang adalah

26 30 penyebaran cepat LAN switching yang dimulai pada tahun 1994/1995. Dengan cepatnya penurunan harga switch Ethernet dan Token Ring pada per-port basis, banyak organisasi yang memilih untuk bergerak cepat menuju jaringan yang menampilkan private port (single user / port) arsitektur LAN switching. VLAN merupakan solusi alternatif untuk router untuk menahan broadcast, karena VLAN memungkinkan switch untuk juga memiliki broadcast traffic. Dengan penerapan switch dalam hubungannya dengan VLAN, setiap segmen jaringan dapat berisi sedikitnya satu pengguna (mendekati private port LAN switching), sedangkan broadcast domain dapat menjadi sebesar pengguna atau bahkan mungkin lebih. VLAN menyederhanakan manajemen jaringan dengan cara : 1. Perubahan jaringan, penambahan jaringan, dan pergerakan jaringan yang ada dapat dicapai dengan mudah, hanya dengan mengkonfigurasi port ke VLAN yang sesuai. 2. Sekelompok pengguna yang membutuhkan keamanan tingkat tinggi dapat dimasukkan ke dalam VLAN sendiri sehingga pengguna di luar VLAN tidak dapat berkomunikasi dengan mereka. 3. Sebagai pengelompokan logis dari pengguna dengan fungsi, VLAN dapat dianggap independen dari lokasi fisik atau geografis mereka. 4. VLAN sangat meningkatkan keamanan jaringan. 5. VLAN meningkatkan jumlah broadcast domain sekaligus mengurangi ukuran mereka. Kesimpulan yang didapat dari penggunaan VLAN pada jaringan adalah VLAN dapat mengurangi biaya migrasi stasiun dari satu kelompok ke kelompok lain. Konfigurasi physical ulang membutuhkan waktu dan mahal. Daripada secara fisik bergerak dari satu stasiun ke segmen lain atau bahkan ke switch lain, jauh lebih mudah dan lebih cepat untuk memindahkannya dengan menggunakan software. VLAN juga dapat digunakan untuk membuat kelompok kerja virtual. Misalnya, di lingkungan kampus, profesor yang bekerja pada proyek yang sama dapat mengirim broadcast pesan satu sama lain tanpa perlu memiliki departemen yang sama. Hal ini dapat mengurangi lalu lintas jika

27 31 kemampuan multicasting IP digunakan sebelumnya. Selain itu, VLAN memberikan keamanan ekstra. Orang-orang di kelompok yang sama dapat mengirim broadcast pesan dengan jaminan bahwa pengguna di kelompok lain tidak akan menerima pesan tersebut. 3. (Hamza, F.A., Mohamed, A. M. (2011). Performance Comparison of Two Dynamic Routing Protocols : RIP and OSPF) Ada dua kelas utama routing protokol yang adaptif dalam internet: distance vector dan link state. Makalah ini menyajikan perbandingan antara distance vector dan link state. Disini juga dijelaskan tentang pro dan kontra dari RIP dan protokol OSPF serta analisis kinerja dengan beberapa tambahan yang mungkin untuk disajikan. Network Simulator (NS2) digunakan untuk memperoleh hasil kinerja dari dua kelas yang menggunakan metrik yang berbeda seperti throughput, delay dan packet loss. Hasil simulasi menunjukkan bahwa OSPF memiliki kinerja yang lebih baik daripada RIP dalam hal rata-rata throughput dan delay dalam ukuran jaringan yang berbeda, sementara RIP lebih baik daripada OSPF dalam hal jumlah packet loss di jaringan yang besar. Berikut adalah beberapa keuntungan RIP : 1. Simple. 2. Mudah untuk dikonfigurasi. Namun, RIP juga memiliki kelemahan : 1. Dalam jaringan heterogen, RIP tidak terukur dan tidak efisien untuk digunakan dalam jaringan dengan lebih dari satu protokol LAN, karena RIP didasarkan pada jumlah hop untuk mencapai tujuan. 2. Routing table yang diperbaharui secara periodik/berkala mengkonsumsi bandwidth karena RIP juga menyebar routing table ke router tetangga. 3. Memiliki konvergensi yang lambat. 4. RIP tidak cocok untuk jaringan besar karena jumlahnya terbatas, hanya 15.

28 32 Sedangkan keuntungan dari penggunaan OSPF adalah : 1. OSPF cepat menyesuaikan untuk menghubungkan jaringan yang putus. 2. OSPF tidak menyebarkan seluruh routing protokol tetapi mengirimkan informasi hanya tentang link-nya. 3. OSPF cocok untuk jaringan yang besar. 4. OSPF mempertahankan jalur routing terpendek dan cepat untuk menemukan kesalahan dan re-routing. Tetapi, OSPF juga memiliki kekurangan, yaitu : 1. Konfigurasi OSPF rumit dan membutuhkan desain jaringan serta perencanaan. 2. OSPF mengkonsumsi bandwidth yang lebih besar karena melakukan flooding pada initial link-state packet. 3. OSPF memerlukan processor dan memori yang lebih besar jika dibandingkan dengan RIP. Kesimpulannya, OSPF melebihi RIP dalam hal rata-rata throughput dan instant delay packet dalam ukuran jaringan yang berbeda. Dalam hal jumlah paket yang hilang, OSPF lebih baik dibandingkan dengan RIP dalam jaringan kecil tapi RIP lebih baik dalam jaringan yang besar. OSPF lebih baik daripada RIP karena berbagai alasan: OSPF menggunakan baik bandwidth atau delay sebagai metric untuk jalur terpendek dan tidak menggunakan jumlah hop seperti pada RIP. OSPF dapat menyesuaikan link dan jaringan cakupan OSPF lebih cepat daripada RIP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state.

DYNAMIC ROUTING. Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost. Contohnya adalah algoritma link state. DYNAMIC ROUTING Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Routing adalah mekanisme yang dilaksanakan pada perangkat router dijaringan (yang bekerja pada lapis 3 network) untuk mencari dan menentukan jalur yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori umum 2.1.1 Jenis Jaringan A. Berdasarkan Area Berdasarkan luas area, jaringan dibagi lagi menjadi 4 bagian yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall, 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dari jaringan komputer, klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Jaringan Komputer Wendell Odom (2004, hal: 5) menyatakan bahwa jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan

Lebih terperinci

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PROTOKOL ROUTING. Budhi Irawan, S.Si, M.T PROTOKOL ROUTING Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Protokol Routing secara umum diartikan sebagai suatu aturan untuk mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah tabel routing sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Routing Protokol OLSR (Optimized Link State Routing) dan Grp (Geographic Routing Protocol)

Lebih terperinci

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Routing Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs. Email : izzudin@uny.uny.ac.id Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan

Lebih terperinci

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si

STATIC & DYNAMIC ROUTING. Rijal Fadilah, S.Si STATIC & DYNAMIC ROUTING Rijal Fadilah, S.Si Dasar Teori Static route : suatu mekanisme routing yg tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yg terdiri dari 2 atau 3 router,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja

Lebih terperinci

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM

ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM ANILISIS JARINGAN DENGAN ROUTING PROTOKOL BERBASIS SPF (SHORTEST PATH FIRST) DJIKSTRA ALGORITHM Oris Krianto Sulaiman, Khairuddin Nasution Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik UISU oris.ks@ft.uisu.ac.id;

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jaringan telekomunikasi yang sedang berkembang adalah jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang sangat banyak digunakan baik

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan seperti VLAN, VTP dan STP. komputer yang satu dengan komputer yang lain Klarifikasi Jaringan Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan seperti VLAN, VTP dan STP. komputer yang satu dengan komputer yang lain Klarifikasi Jaringan Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pembuatan skripsi ini. Bahasan dibagi menjadi 2 jenis yaitu teori umum dimana yang akan dibahas disini adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ROUTING PROTOCOL OPEN SHORTEST PATH FIRST(OSPF) PADA MODEL TOPOLOGY RING

IMPLEMENTASI ROUTING PROTOCOL OPEN SHORTEST PATH FIRST(OSPF) PADA MODEL TOPOLOGY RING IMPLEMENTASI ROUTING PROTOCOL OPEN SHORTEST PATH FIRST(OSPF) PADA MODEL TOPOLOGY RING ACHMAD achmad972@gmail.com Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) secara umum adalah jaringan privat yang menghubungkan perkantoran, gedung atau kampus.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer diartikan sebagai koneksi dua atau lebih komputer yang dihubungkan dengan menggunakan sebuah sistem komunikasi.

Lebih terperinci

BAB III PEDOMAN PEDOMAN

BAB III PEDOMAN PEDOMAN BAB III PEDOMAN PEDOMAN 3.1. Alur Pembelajaran Pedoman yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu bagi praktikan dan bagi pengajar. Pada dasarnya, pedoman bagi praktikan dan bagi pengajar memiliki konten

Lebih terperinci

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University

Switching & Routing Rev 0.0. Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University Switching & Routing Rev 0.0 Nyoman Suryadipta Computer Science Faculty Narotama University 1. Deskripsi 2. Jenis Perangkat 3. Proses Switching 4. Dasar Routing 5. Routing Statis & Dinamis Switching = Memindahkan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH LATAR BELAKANG DAN SEJARAH RIP (Routing Information Protocol) ini lahir dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktik yang telah di kerjakan. 3.1 PACKET TRACER Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI

DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI Ada 3 elemen dasar dalam komunikasi : 1. Sumber Pesan (Message Source) 2. Saluran/Media Perantara (Channel) 3. Tujuan Pesan (Message Destination) Gambar 1.

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan perangkat switch yang lebih banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan perangkat switch yang lebih banyak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer pada saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat dan menyentuh hampir segala aspek kehidupan manusia. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang diperlukan untuk mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Teori-teori yang dituliskan pada bab ini yaitu mengenai jaringan komputer,

Lebih terperinci

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc.

Protokol Routing. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Protokol Routing 1 Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Jaringan adalah sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisahpisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. 2.1.1 Jenis Jaringan Berdasarkan

Lebih terperinci

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP/IP adalah protokol komunikasi untuk komunikasi antara komputer di Internet. TCP/IP singkatan Transmission Control Protocol / Internet

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

Lapisan Jaringan (Network Layer)

Lapisan Jaringan (Network Layer) Materi: Lapisan Jaringan (Network Layer) Nama Kelompok: 1. Achmad Maulana (10110078) 2. Erlina (12110403) 3. Gina Majesta (13110009) 4. Vera Indah Septiyani (18110354) Kelas: 3KA35 Lapisan Jaringan (Network

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada jaringan [2]. Proses routing

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data Jenis Perangkat Keras dan Lunak Contoh Konfigurasi Arsitektur Protokol Sistem Operasi Jaringam Definisi Jaringan komputer

Lebih terperinci

Static Routing & Dynamic Routing

Static Routing & Dynamic Routing Modul 20: Overview Routing tak lain adalah untuk menentukan arah paket data dari satu jaringan ke jaringan lain. Penentuan arah ini disebut juga sebagai route, routing dapat diberikan secara dinamis (dynamic

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori dasar Bagian ini akan digunakan untuk membahas jenis jaringan komputer, topologi jaringan serta OSI (Open System Interconnection) Layer maupun pengertian VLAN (Virtual

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat Trainner: Adian Fatchur Rochim, ST, MT Email: adian@undip.ac.id 24 Oktober 2009 Digunakan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices 1 Networking Devices Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices Device ini terbagi menjadi dua yaitu: end user device: komputer, printer, scanner dan device yang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya: BGP, sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jaringan komputer adalah kumpulan dari end device yang saling terhubung

BAB III LANDASAN TEORI. Jaringan komputer adalah kumpulan dari end device yang saling terhubung BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan dari end device yang saling terhubung satu dengan yang lain. Kumpulan dari end device saling terhubung satu dengan yang lain

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt

file:///c /Documents%20and%20Settings/Administrator/My%20Documents/My%20Web%20Sites/mysite3/ebook/pc/konsep%20router.txt Ref: uus-bte KONSEP ROUTERKONSEP ROUTER Oleh: yerianto@yahoo.com Mengapa perlu router Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana mengkonfigurasi router cisco, kita perlu memahami lebih baik lagi

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer

JARINGAN KOMPUTER. A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer BAB II JARINGAN KOMPUTER A. PENGERTIAN Apa itu Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui perantara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B

LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS. Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B LAPORAN PRAKTIKUM IV MANAGEMENT INTERNETWORKING & ROUTER ROUTING ROUTING DINAMIS Disusun oleh: Oktavia Indriani IK 3B 3.34.13.1.13 PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014 Dynamic Routing Prodi D3 Teknik Telekomunikasi 2014 TOPIK BAHASAN Dynamic routing protocols and network design Classifying routing protocols Metrics Administrative distance Routing tables Subnetting Static

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer SOAL 1. Jelaskan perbedaan antara dua model jaringan computer: OSI model dan TCP/IP model! 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud dengan protocol?

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 0 Tanggal Berlaku : September 2013 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A22.53110/ Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer 2. Program Studi : Teknik Informatika-D3 3. Fakultas

Lebih terperinci

Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet. Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012

Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet. Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012 Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet O L E H : N O V R I Y A N T O, S T., M. S C Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012 DEFINISI JARINGANKOMPUTER

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing B. DASAR TEORI 1. Routing

Lebih terperinci

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP 1 Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP Modification by Melwin S Daulay, S.Kom., M.Eng 2 Protokol Arsitektur komunikasi data Protokol komunikasi komputer : Aturan-aturan dan perjanjian yang

Lebih terperinci

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan dapat diartikan sebagai interkoneksi dari beberapa komputer. Komputer-komputer ini dapat dihubungkan secara bersama-sama

Lebih terperinci

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Routing. Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya Routing Politeknik ik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Pendahuluan Dengan menggunakan pengalamatan IP, memungkinkan kita membangun beberapa jaringan pada suatu

Lebih terperinci

Administrasi Jaringan 3. Bambang Pujiarto, S.Kom

Administrasi Jaringan 3. Bambang Pujiarto, S.Kom Administrasi Jaringan 3 Bambang Pujiarto, S.Kom BRIDGING - SWITCHING Lapisan Data-Link (OSI ke 2) Mengatur aliran data Memeriksa kegagalan transmisi Menyediakan pengalamatan fisik (MAC Address) dan mengatur

Lebih terperinci

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang

OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi. link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang OSPF (Open Shortest Path First) 1. Pengertian OSPF (Open Shortest Path First) OSPF (Open Shortest Path First) ini merupakan protocol link-state. Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan

Lebih terperinci

IP Routing. Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA

IP Routing. Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA IP Routing Olivia Kembuan, M.Eng PTIK -UNIMA Routing? Routing Routing adalah proses meneruskan suatu paket data dari suatu jaringan ke jaringan lain yang dituju. Router alat jaringan komputer yang melakukan

Lebih terperinci

Pertemuan I. Pengenalan Jaringan Komputer. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Pertemuan I. Pengenalan Jaringan Komputer. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA Pertemuan I Pengenalan Jaringan Komputer Prinsip dasar jaringan komputer Jaringan komputer : Sekelompok komputer otonom yang dihubungkan satu dengan yang lainnya melalui media transmisi atau media komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab 2 ini akan dituliskan tentang teori teori pendukung yang menjadi dasar untuk melakukan analisis dalam rangka pengembangan topologi jaringan yang menjadi topik skripsi penulis.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Jaringan Donahue (2011:1) lebih spesifik mengatakan bahwa, "Jaringan komputer merupakan dua atau lebih komputer yang terhubung dengan beberapa cara

Lebih terperinci

KOMPARASI KINERJA ROUTING PROTOKOL RIPNG DENGAN OSPFV3 UNTUK JARINGAN IPV6

KOMPARASI KINERJA ROUTING PROTOKOL RIPNG DENGAN OSPFV3 UNTUK JARINGAN IPV6 KOMPARASI KINERJA ROUTING PROTOKOL RIPNG DENGAN OSPFV3 UNTUK JARINGAN IPV6 TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER

SILABUS PENGANTAR SISTEM OPERASI DAN JARINGAN KOMPUTER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A22.53110 / Pengantar Sistem Operasi dan Jaringan Komputer Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : Agustus

Lebih terperinci

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang RIJAL FADILAH S.Si Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

Modul 6 Routing dan protokol routing

Modul 6 Routing dan protokol routing Modul 6 Routing dan protokol routing Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara

Lebih terperinci

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan. BAB 6 KONSEP ROUTING Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan. 1.1. Pengertian Routing Routing adalah

Lebih terperinci

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router

Networking BAB 5 ROUTER. 5.1 Router Networking BAB 5 ROUTER 5.1 Router Router merupakan perangkat jaringan yang berada di layer 3 dari OSI Layer. Fungsi dari router adalah untuk memisahkan atau men-segmentasi satu jaringan ke jaringan lainnya.

Lebih terperinci

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Routing Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Pendahuluan Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing Pengalamatan telah kita bicarakan sebelumnya. Routing merupakan fungsi yang bertanggung

Lebih terperinci

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1.

keadaan 0 atau 1. Data digital dikirimkan dengan diwakili dua kondisi saja yaitu 0 dan 1. JARINGAN KOMPUTER Pengantar Komunikasi awalnya bergantung pada transportasi: jalan antar kota, antar provinsi/negara bagian kemudian antar negara/benua. Kemudian komunikasi dapat terjadi jarak jauh melalui

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer. Memahami Konsep VLAN Pada Cisco Switch

Tugas Jaringan Komputer. Memahami Konsep VLAN Pada Cisco Switch Nama : Muhammad Satrio Pinandito NIM : 14111045 Pengertian Tugas Jaringan Komputer Memahami Konsep VLAN Pada Cisco Switch Virtual LAN (VLAN) merupakan pengembangan dari konsep dasar LAN, sehingga penerapan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 8 Router Protocol Routing TCP/IP

Lebih terperinci

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6 Gambaran Umum Referensi OSI LAYERED MODEL Pertemuan 6 Sebuah badan multinasional yang didirikan tahun 1947 yang bernama International Standards Organization (ISO) sebagai badan yang melahirkan standar-standar

Lebih terperinci

a. Local Area Network (LAN)

a. Local Area Network (LAN) Konfigurasi VLAN Untuk Instansi Pendidikan Perguruan Tinggi Ardhiyan Akhsa (15111113) Saat ini penggunaan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data semakin meningkat. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

NETWORK LAYER : Routing

NETWORK LAYER : Routing NETWORK LAYER : Routing Fungsi network layer Membawa paket dari host pengirim ke penerima Protokol network layer ada di setiap host dan router Tiga fungsi utama: path determination: menentukan rute yang

Lebih terperinci

Pertemuan V. Local Area Network

Pertemuan V. Local Area Network Pertemuan V Local Area Network Sasaran Pertemuan 5 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan mengenai port sebagai suatu konektor yang menghubungkan komputer dengan piranti lainnya dan karakteristik penting

Lebih terperinci

PENGENALAN DASAR JARINGAN KOMPUTER

PENGENALAN DASAR JARINGAN KOMPUTER PENGENALAN DASAR JARINGAN KOMPUTER Komunikasi Data Jenis Perangkat Keras dan Lunak Contoh Konfigurasi Arsitektur Protokol Sistem Operasi Jaringan Definisi Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan

Lebih terperinci

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved.

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved. Layer Network OSI Network Fundamentals Chapter 5 1 Tujuan Mengidentifikasi peran Layer Network, seperti menggambarkan komunikasi dari satu perangkat ke perangkat lain Memahami protokol Network Layer yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Jaringan komputer menurut Andrew S. Tanenbaum (1997, p1) adalah sekumpulan computer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam

Lebih terperinci

SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Diajuka Oleh : GIGA PRADIKTA NPM. 0634015041 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut Rangkuman Bab I Konsep Jaringan Nama : Akhmad Fariiqun Awwaluddin NRP : 2110165019 Kelas : 1 D4 LJ Teknik Informatika Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) TEKNOLOGI, VOL. 1, NO. 2, JULI 2011 PENGARUH MODEL JARINGAN TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) Lady Silk M 1, Suhardi 2 1 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya Jl.

Lebih terperinci

Muhamad Irawan Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Muhamad Irawan Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak DESAIN DAN IMPLEMENTASI PC ROUTER MENGGUNAKAN PROTOCOL DYNAMIC ROUTING OSPF ( OPEN SHORTEST PATH FIRST ) UNTUK JARINGAN MAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SUB DIVISI REGIONAL III.1 KERTAPATI Muhamad

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG Firdaus Aditya (L2F 007 031) Jurusan Teknik Elektro,Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci