BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

BAB II LANDASAN TEORI

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. A. Prosedur Transaksi Ekspor dan Impor dengan Mekanisme L/C pada Citi

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Nilai Impor (CIF+Bea Masuk) /Harga Jual (Rp)

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian prosedur menurut para ahli adalah :

PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN EKSPOR BARANG

STANDARD DAN PEDOMAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA IUIPHHK DAN IUI LANJUTAN. Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian

Lampiran V; 5. Sebagai Pengusaha Kena Pajak, importir wajib menyampaikan laporan PPN yang dibebaskan melalui SPT Masa PPN.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.04/2007 TENTANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

BAB II LANDASAN TEORI. peraturan perudang-undangan yang berlaku (Tandjung, 2011: 379).

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

II. PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH SKB PPN ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 124/PMK.04/2007 TENTANG REGISTRASI IMPORTIR MENTERI KEUANGAN, 2. Keputusan Presiden Nomor 20 /P Tahun 2005;

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

STANDAR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) PADA TDI. Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada Bab-bab sebelumnya dapat diambil

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berjalan lancar dan terkoodinir sehingga dapat mencapai hasil yang

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang

Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12;

Kewajiban Pabean Atas Impor- Ekspor Tenaga Listrik

RESUME HASIL VERIFIKASI LK

STANDAR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA EKSPORTIR NON-PRODUSEN. Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian

A. PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENARIKAN JAMINAN CUSTOM BOND 1. PENGAJUAN JAMINAN CUSTOM BOND

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

sesuai dengan jenis permohonan. 8. BAPETEN melakukan penilaian dokumen elektronik permohonan persetujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : Mengingat :

STANDAR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) PADA PEMEGANG IUIPHHK KAPASITAS > 6000 M3/Tahun DAN IUI DENGAN NILAI INVESTASI > 500 JUTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar

Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/ BC / 2003

2. PENGEPAKAN, KEMASAN,

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Oprasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Oprasional Manajemen Oprasional adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi input menjadi output. Aktivitas merupakan proses atau sekumpulan kegiatan yang memerlukan satu atau lebih dari input,merubah dan menambah nilai pada input tersebut, sehingga dapat memberikan satu atau lebih output bagi pelanggan. Input terdiri atas sumber daya manusia (tenaga kerja), modal (peralatan dan fasilitas), pembelian bahan baku dan jasa, tanah dan energi. Sedangkan outputnya adalah barang dan jasa. Operations Management merupakan salah satu fungsi utama dalam setiap perusahaan,oleh karena itu ada 10 keputusan strategis Operations Management yang terdiri: Service and product design, Quality management,process and capacity design, Location, Layout design, Human resources and job design,supply Chain Management, Inventory, material requirements planning, and JIT, Intermediate, short term, and project scheduling, Maintenance.(Haizer & Render, 2004). 2.1.2 Tanggung Jawab Manajer Operasi - Menghasilkan barang dan jasa. - Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi. - Mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. 2.1.3 Fungsi Produksi dan Operasi 6

- Proses produksi dan operasi. - Jasa-jasa penunjang pelayanan produksi. - Perencanaan. - Pengendalian dan pengawasan. 2.2 Import Eksport 2.2.1 Pengertian Import Eksport Import adalah proses memasukan barang dari luar negri kedalam wilayah pabean dalam negri dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. (Ruddy, 1994:54) Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain yang dilakukan secara legal, yakni dengan melakukan pengeluaran barang yang berasal dari dalam negri untuk dikirim ke negara lain. Proses pemasukan barang Import Ekspor itu sendiri dapat melalui, darat, udara, dan laut yang semuanya harus meyertakan dokumen Import Ekspor lengkap dan jelas dari Negara barang tersebut dimasukan. Dokumen dokumen Import Ekspor yang biasanya disertakan proses pemasukan barang tersebut adalah : 1. Bill of lading atau air way Bill a. Bill Of Lading Bill Of lading merupakan suatu tanda terima penyerahan barang yang di keluarkan oleh perusahaan pelayaran sebagai tanda bukti pemilikan atas 7

barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh eksportir atau diserahkan kepada importir. B/L juga merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. B/L juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara shipper dengan perusahaan pelayaran. (Amir, 1993:218) b. Packing List atau Invoice Packing List atau daftar pengepakan adalah daftar yang berisi pengekapan lengkap menegenai jenis dan jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap peti atau total keseluruhannya sama dengan jenis atau jumlah yang tercantum dalam faktur perdagangan. Packing List sangat penting sekali untuk barang barang yang tidak sejenis maupun tidak seragam seperti mesin mesin, tekstil, barang barang klontong, dan barang lainnya. Dengan adanya packing List setiap peti, maka tidak mudah terjadi kekeliruan dalam melakukan penyerahan barang. (Amir, 1993:219) c. PIB (Pemberitahuan Import Barang) P.I.B merupakan dokumen utama yang dipakai untuk pencatatan Import barang. 2.2.2 Hak dan kewajiban Importir dan Eksportir Setiap transaksi selalu menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing masing pihak. Pihak Penjualan berkewajiban melakukan penyerahan barang dan berhak menerima pembayaran. Sebaliknya pembeli berkewajiban melunasi harga dan berhak menuntut barang yang dibelinya. 8

Pihak penjual akan berusaha memenuhi kewajibannya untuk mengirimkan dan melakukan penyerahan barang kepada pembeli dan menerima haknya atas pembayaran dari barang yang diserahkan itu. Sebaliknya, pembeli memikirkan pula untuk dapat melakukan kewajiban melunasi pembayaran barang yang akan dibelinya dan menerima barang tersebut dengan sebaik baiknya. Kedua belah pihak akan mencari jalan mengehindari dan menekan resiko menjadi sekecil kecilnya. 2.2.3 Syarat syarat Importir Untuk menjadi Importir, perusahaan harus memenuhi syarat syarat tertentu yang dikeluarkan oleh BPKM ( Badan Koordinator Penanaman Modal ), maupun departemen perdagangan melalui kantor wiliyah masing masing atas nama menteri perdagangan. Salah satu syarat tersebut Angka Pengenal Import. Angka pengenal Import ini harus dimiliki oleh nasabah sebelum melakukan import barang. Angka pengenal Import di Indonesia terbagi atas : a. APIS Umum dan API Umum Angka pengenal Import Sementara dan Angka Pengenal Import Umum dibelikan kepada perusahaan yang hanya melakukan perdagangan umum. b. APIS produsen API Produsen Angka Pengenal Import Sementara Produsen atau Angka Pengenal Import Produsen diberikan kepada perusahaan yang selain melakukan kegiatan produksi dan industri juga boleh mengimport bahan baku untuk proses produksi industrinya sendiri. c. APIT 9

Angka pengenal Import Terbatas diberikan Khusus kepada perusahaan perusahaan PMA dan PMDN yang melakukan import barang bahan baku produksi pada proyek proyek penanaman yang telah disetujui oleh pemerintah dikeluarkan oleh BKPM ( Badan Koordinator Penanaman Modal ) atas nama Mentri perdagang untuk jangka waktu 2 tahun dan setelah itu dapat diperpanjang lagi. 2.2.4 Prosedur Import Importir harus memenuhi persyaratan persyaratan yang telah disepakati, seperti : a. API (Angka Pengenal Importir ) b. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak ) c. SIUP (Surat Izin Usaha Perseroan ) d. Susunan pengurus perusahaan e. Mempunyai rekening giro di Bank Jika semua persyaratan dan kelengkapan dokumen importir tersebut telah terpenuhi dengan benar, maka Importir sebelum melakukan penebusan barang kepelabuahan maka perlu untuk melakukan pembayaran pajak yang meliputi, Pajak Bea Masuk, PPn, PPh, dan pajak pajak yang lainnya di bank devisa tempat rekening kita buka. 2.2.5 Pelaksanaan Pembayaran Luar Negeri Cara cara pembayaran yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan pembayaran dalam perdagangan luar negeri antara lain : 10

a. Secara Tunai ( Cash Payment ) b. Secara Rekening (Open Account ) c. Secara penaikan wesel atas suatu letter of credit. Sekiranya Importir memiliki dan menguasai sendiri dan menguasai sendiri sejumlah alat pembayaran luar negri (devisi ), maka importir dapat melakukan pembayaran pembayaran kepada eksportir sebelum barangnya dikirim. Hal ini disebut pembayaran tunai dimuka oleh importir kepada eksportir. Bagi importir pembayaran terlebih dahulu lebih besar resikonya. Eksportir tidak dapat dilakukan sepenuhnya oleh importir. Oleh karena itu pembayaran tunai jarang sekali dapat dilakuakan. Bila mana Importir telah terkenal baik oleh eksportir atau pensuplai karena Importir adalah agen dari pensuplai luar negeri. Dalam hal ini Eksportir hanya membuka suatu rekening tersendiri untuk Importir. Bilamana barang barang tersebut telah terjual, barulah pembayaran dilakukan. 11