BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada Bab-bab sebelumnya dapat diambil

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

MANAJEMEN KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori

BAB I PENDAHULUAN. Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak. kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja,

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

Pendanaan Ekspor dan Impor

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

Surat Kredit (LC) dan SKBDN

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. dan cara yang berbeda-beda (Roselyne Hutabarat, 1996: 1).

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

BAB II LANDASAN TEORI

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

M E M U T U S K A N :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 207/PMK.05/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 9 /PBI/2014 TENTANG

LKS PERDAGANGAN INTERNASIONAL VERSI MS. WORD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, mereka sebagai tenaga penggerak jalannya organisasi dengan tujuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

No.16/5/DPM Jakarta, 8 April Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

BAB II PERJANJIAN EKSPOR IMPOR DAN SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL. A. Pengertian dan Pengaturan Hukum dalam Transaksi Ekspor Impor

MENYIMAK KASUS LC FIKTIF BNI KEBAYORAN BARU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETERKAITAN PERBANKAN DALAM TRANSAKSI WAREHOUSE RECEIPT 1. Oleh: Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012 TENTANG PENERIMAAN DEVISA HASIL EKSPOR DAN PENARIKAN DEVISA UTANG LUAR NEGERI

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten

Module Asuransi Kredit

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L

Welcome to PT Tridaya Utama Indonesia

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016

- 1 - PENJELASAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

MANAJEMEN JASA-JASA BANK. /

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

Skema SBLC & Bank Garansi

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

No.16/9/DSta Jakarta, 26 Mei 2014

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab-bab sebelumnya dapat diambil keseimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Perusahaan Anggun Rotan cenderung memilih Advance Payment dengan Telegraphic Transfer sebagai cara pembayaran dalam perjanjian ekspor impor antara lain karena alasan-alasan sebagai berikut: a. Pertama, yakni minimnya resiko yang mungkin ditanggung Perusahaan Anggun Rotan selaku eksportir karena pengiriman barang oleh eksportir baru dilakukan setelah importir membayar lunas seluruh kewajibannya. Kepastian pelunasan pembayaran dalam Advance Payment adalah yang tercepat disbanding cara pembayaran yang lain seperti Open Account, Konsinyasi, Documentary Collection, maupun Documentary Credit. b. Alasan yang kedua, pembayaran melalui Bank yang dipercaya membuat para pihak terutama eksportir merasa aman bahwa uang yang dibayarkan oleh importir pasti diterima masuk ke rekening eksportir dan dapat dicairkan. c. Alasan ketiga, eksportir mendapat modal untuk membeli bahan baku dan memulai produksi. Modal diperlukan karena barang pesanan importir itu tidak ready stock 100% melainkan dibuat berdasar pesanan khusus dari importir. Di Perusahaan Anggun Rotan tersebut umumnya pembayaran dilakukan oleh

79 importir dalam beberapa tahap hingga lunas, yang pasti pelunasan pembayaran oleh importir adalah sebelum tanggal pengiriman barang (shipping date). d. Keempat, pelaksanaan prosedurnya mudah dan cepat. Perusahaan Anggun Rotan selaku eksportir hanya perlu memiliki akun pada bank lokal dan menerima transfer uang dari importir melalui sistem perbankan Telegraphic Transfer. Lalu tanpa perlu persyaratan panjang seperti dokumen ekspor yang kompleks, eksportir dapat langsung menarik uang dari bank lokal tersebut. e. Alasan kelima, Advance Payment dengan Telegraphic Transfer dipandang tidak terlalu ketat dan kaku sebab membuat perubahan klausula perjanjian lebih fleksibel dan mudah dilakukan sepanjang disepakati para pihak. Tidak seperti cara pembayaran Letter of Credit yang biasanya menuntut komitmen yang tinggi akan ketepatan waktu pengiriman barang dan menerapkan sanksi denda oleh bank selaku pihak ketiga akan keterlambatan sekalipun para pihak dalam perjanjian yakni eksportir dan importir telah sanggup untuk memaklumi hal tersebut. 2. Kendala-kendala yang dihadapi Perusahaan Anggun Rotan dalam transaksi ekspor impor menggunakan Advance Payment dengan Telegraphic Transfer diantaranya adalah a. Kendala pertama adalah importir membatalkan perjanjian baik setelah pembayaran tahap pertama dilakukan atau bahkan belum membayar sama sekali.

80 b. Kendala yang kedua adalah importir terlambat membayarkan uang melewati tanggal pembayaran jatuh tempo yang disepakati dalam perjanjian. 3. Penyelesaian yang dilakukan oleh Perusahaan Anggun Rotan dalam mengatasi kendala yang terjadi adalah sebagai berikut: a. Dalam hal importir membatalkan perjanjian, maka eksportir mengupayakan negosiasi. Namun jika importir bersikeras, maka terhadap importir yang sudah membayar sebagian uang muka uang tersebut hangus sebagai ganti rugi biaya, kompensasi pembatalan dan hilangnya keuntungan yang diharapkan eksportir. Barang yang terlanjur diproduksi tetap menjadi hak eksportir dan dijual secara lokal dengan harga murah. Terhadap importir yang belum membayar sama sekali, eksportir hanya pasrah dan memblack list yang bersangkutan. b. Terhadap keterlambatan pembayaran oleh importir biasanya akan dibicarakan lebih dulu dan bila terpaksa diadakan pengunduran deadline pembayaran. Bila dimungkinkan eksportir juga mengupayakan adanya denda keterlambatan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan hukum ini, Penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk meminimalisir risiko pembatalan atau pelanggaran perjanjian oleh importir, sebaiknya dalam setiap pembuatan kontrak ekspor impor dinyatakan secara tegas bahwa pengakhiran perjanjian hanya dapat dilakukan secara tertulis berdasar kesepakatan para pihak dan tidak dapat dilakukan dengan

81 tidak tertulis. Selain itu perjanjian perlu dilengkapi klausula yang lengkap dan jelas tentang berakhirnya perjanjian dan ketentuan tentang sanksi seperti nilai denda bila terjadi keterlambatan pembayaran. Ini supaya ada kepastian hukum dan meminimalisir terjadinya pembatalan atau pelanggaran perjanjian. 2. Untuk transaksi ekspor impor yang nilainya tidak terlalu besar nampaknya cara pembayaran di muka (Advance Payment) dengan Telegraphic Transfer memang masih menjadi pilihan cara pembayaran yang menarik. Namun bagi para pengusaha yang ingin melakukan transaksi ekspor impor dengan nilai yang tinggi atau keamanan yang lebih tak perlu segan menggunakan cara pembayaran Letter of Credit karena tingkat keamanan bagi para pihak lebih seimbang. Bagi eksportir yang membutuhkan modal awal untuk produksi dapat menggunakan Red Clause L/C, atau dengan L/C jenis lain kemudian menjadikannya sebagai jaminan untuk mengambil kredit pada bank yang bersangkutan. Bagi eksportir yang menginginkan kepraktisan dapat menggunakan Clean L/C yang memungkinkan pencairan dana dengan penyerahan wesel atau hanya kuitansi biasa. Dengan L/C yang notabene melibatkan pihak bank sebagai pihak ketiga sekaligus penjamin, niscaya akan meningkatkan animo masyarakat asing untuk menjadi pembeli/importir. Sebagaimana pendapat Bapak Panut selaku Direktur Perusahaan Anggun Rotan bahwa belajar ekspor adalah belajar berkomitmen, maka L/C merupakan sarana yang baik untuk melatih komitmen dan ketepatan waktu.

82 3. Para pengusaha perlu lebih rajin dan aktif dalam mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pemerintah misalnya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan baik di kabupaten maupun provinsi untuk meningkatkan pemahaman yang cukup tentang tata cara ekspor impor, cara pembayaran luar negeri yang dapat digunakan, bea cukai, dsb. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai upaya penyelesaian sengketa dagang, pengusaha dapat juga menghubungi KADIN yang ada di kabupaten atau provinsi. 4. Sebaiknya Pemerintah pusat maupun daerah meningkatkan kualitas kinerja, pelatihan dan pembekalan bagi para pengusaha sehingga materi yang disampaikan semakin kaya dan mendalam. Selain pelatihan dan sosialisasi tentang cara pembayaran dengan Letter of Credit, bea cukai dalam ekspor impor, dan tata cara ekspor impor, perlu juga diadakan sosialisasi tentang cara pembayaran internasional jenis lain dan juga tentang mekanisme penyelesaian sengketa serta bantuan hukum. Untuk keperluan ini alangkah baik bila diadakan kerjasama dengan lembaga terkait seperti KADIN. Dengan bekal pengetahuan yang cukup niscaya semakin mendorong transaksi ekspor impor yang pada akhirnya meningkatkan devisa guna mencapai tujuan nasional.