BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak di teliti,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat sebanyak 12 orang atlet.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian membahas alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Menurut Arikunto Suharsimi (2010:203) metode penelitian adalah

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang

BAB III METODE PENELITIAN

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan cara atau langkah-langkah yang dapat memecahkan suatu permasalahan penelitian. Dalam memecahkan masalah tersebut diperlukan metode penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini ditujukan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data penelitian. Cara tersebut disebut dengan metode penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2). Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti.berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan (research and development). Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, deskriptif, dan naturalistic. (Sugiyono,2012:14). 57

58 Penggunaan metode dalam suatu penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surakhmad (2004:139) menjelaskan bahwa Penyelidikan deskriptif tertuju pada masalah yang ada pada masa sekarang.hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2006:309) bahwa, penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surakhmad (2004:139) mengatakan...tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Selanjutnya Surakhmad (2004:140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai berikut: 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data, sebab

59 dengan menggunakan metode penlitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut, penulis dapat kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya data. Data yang dimaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2006:130) menjelaskan sebagai berikut: Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Selanjutnya menurut Lutan dkk (1991:82) menjelaskan bahwa...populasi itu adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya.dari kedua pendapat diatas di ambil kesimpulan bahwa populasi merupakan subjek/objek penelitian secara umum atau keseluruhan.berdasarkan pernyataan diatas maka ditetapkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet anggar kadet dan junior team Jawa Barat. 2. Sampel Penelitian

60 Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Menurut Arikunto (2006:174), dijelaskan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:118) menjelaskan bahwa: Sampel adalah sebagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:119) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: Probability Sampling dan Nonprobability. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,dan snowball sampling. Seperti dipaparkan di atas, bahwa dalam teknik sampling tersebut tidak memungkinkan unsur lain diluar populasi digunakan sebagai sampel. Sampel sudah ditentukan dimana disesuaikan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu penulis akan menggunakan teknik purposive sampling. Dikemukakan Sugiyono (2012:218), Purposif sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan diantaranya kesesuaian karakter sampel dengan tujuan penelitian. Pengambilan sampel secara purposive dikarenakan sampel bisa dijadikan gambaran maupun acuan untuk

61 pencapaian prestasi dinasional berikutnya. Lebih lanjut Sukmadinata (2010:254) menjelaskan, Pengambilan sampel berdasarkan tujuan atau purposive sampling, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun ciri-ciri khusus sampel purposive menurut Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, (2012;219), yaitu : 1) Emergent sampling desain/sementara, 2) Serial selection of sample unit/menggelinding seperti bola salju (snowball), 3) Continuous adjustment orfocusing of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan, 4) Selection to the point of redundancy/dipilih sampai jenuh. Dalam penelitian ini, meskipun penelitian berkenaan dengan gambaran kondisi fisik atlet anggar, namun tujuannya lebih diarahkan pada gambaran kondisi fisik atlet anggar kadet dan junior maka sampelnya difokuskan pada atlet anggar kadet dan junior team Jawa Barat yang pengambilan sampel secara purposive dikarenakan sampel bisa dijadikan gambaran maupun acuan untuk pencapaian prestasi di nasional berikutnya. 3. Alur Penelitian Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Alur penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dalam rangka melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

62 desain penelitian yang digunakan adalah seperti yang tertera pada halaman 62 OBSERVASI DATA POPULASI DAN TES KONDISI FISIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

63 KESIMPULAN Gambar 3.1 Desain Penelitian 4. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, sehingga dibutuhkan alat ukur yang baik. Instrumen merupakan suatu alat yang diperlukan dalam suatu penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2012:102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Alat ini merupakan agar dapat data yang dapat digunakan pada suatu penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument dengan metode observasi. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata,2010:220). Penulis melakukan data dengan cara mengamati kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dengan cara tes. Arikunto dalam Nurhasan dan Cholil (2007:3), tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

64 sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Hasil dari tes tersebut berupa tes kondisi fisik.tes ini mengacu pada jenis tes fisik secara umum yang diperlukan pada cabang olahraga anggar. Terdapat beberapa factor yang penting untuk mengukur tes kondisi fisik secara umum pada cabang olahraga anggar, kekuatan power otot lengan dan tungkai kaki, daya tahan otot lokal lengan, otot local tungkai kaki, dan otot local perut, kemampuan anaerobic dan aerobic, serta kemampuan teknik. Dari beberapa factor kondisi fisik secara umum tersebut akan mempengaruhi hasil dan prestasi olahraga anggar khususnya di Jawa Barat, adapun klasifikasi tes kondisi fisik secara umum yang peneliti gunakan dan penjelasan dari instrumen-instrumen tersebut adalah seperti yang tertera pada halaman 64 1. Kekuatan a. Power otot lengan 1) Two hand medicine ball put a) Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan otot lengan dan bahu. b) Alat/fasilitas I. Kursi/tempat duduk

65 II. Bola medicine III. Meteran IV. Kamera/handycam c) Pelaksanaan Orang coba duduk tegak dikursi, sambil kedua tangan memegang bola medicine. Sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin.sebelum orang mencoba mendorang bola medicine, seutas tali dilingkaran pada dada orang coba dan ditarik ke belakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 kali percobaan. d) Skor Jarak tolakan yang terjauh dari 3 kali percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine tersebut jatuh.jarak diukur dengan cm. b. Power otot tungkai kaki 1) Standing broad jump a) Tujuan

66 Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kekuatan otot tungkai kaki. b) Alat/fasilitas I. Pita ukuran/meteran II. Matras/lantai yang datar c) Pelaksanaan Orang coba berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk sampai membentuk sudut kurang lebih 45 derajat, kedua lengan lurus ke belakang.kemudian orang coba menolak kedepan dengan kedua kaki.orang coba diberi kesempatan 3 kali percobaan. d) Skor Jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari tepi dalam papan tolak sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak, dari 3 kali percobaan. 2. Kemampuan aerobic a. Bleep test 1) Tujuan Untuk mengetahui dan mengukur kapasitas oksigen/daya tahan aerob 2) Alat/fasilitas

67 I. Lapangan/ruangan luas dan sepanjang 22 meter atau lebih II. Sound/Pita kaset III. Meteran untuk lintasan IV. Stopwatch 3) Pelaksanaan Tested harus berlari dan menyentuh/menginjak salah satu kaki pada garis akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah bunyi terdengar (tunggu sampai bunyi bleep terdengar).lari bolak balik terdir dari beberapa tingkatan, setiap tingkatan terdiri dari beberapa balikan.setiap tingkatan ditandai dengan bunyi bleep sebanyak tiga kali, sedangkan setiap balikan ditandai dengan bunyi bleep. Tested dianggap todak mampu apabila dua kali berturut turut tidak dapat menyentuhkan/menginjakkan kakinya pada garis. 4) Skor Dihitung dari besarnya VO2 Max ditentukan dahulu pada tingkatan dan balikan paling akhir yang dapat dilakukan tested/peserta. 3. Kemampuan anaerobic

68 a. Lari 20 meter 1) Tujuan Untuk mengetahui dan mengukur kapasitas oksigen anaerob 2) Alat/fasilitas I. Stopwatch II. Meteran III. Lintasan IV. Peluit 3) Pelaksanaan Orang coba berdiri di belakang pada start, dengan sikap start melayang.pada aba-aba ya lalu peserta berusaha lari secepat mungkin mencapai finish.tiap orang coba diberikan kesempatan 2 kali percobaan. 4) Skor Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari 2 kali kesempatan. 4. Daya tahan otot a. Otot local lengan 1) Push up a) Tujuan Mengukur komponen daya tahan local otot lengan (ekstensor) b) Alat/fasilitas Bidang yang datar

69 c) Pelaksanaan Orang cobang berbaringdengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, Sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah ini turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerak tersebut secara berulang-ulang dan kontinyu sampai orang coba tak dapat mengangkat badannya lagi. d) Skor Jumlah gerakan sit up yang benar yang dapat dilakukan oleh orang coba tersebut. b. Otot local Perut 1) Sit up a) Tujuan Mengukur komponen daya tahan local otot perut b) Alat/fasilitas Matras c) Pelaksanaan Orang coba tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan dibelakang kepala, kedua kaki dilipat sehingga lutut membentuk sudut 90 derajat. Seorang pembantu memegang

70 erat-erat kedua pergelangan kaki orang coba dan menekannya pada saat orang coba bangun.orang coba berusaha bangun sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku dikenakan pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang, sampai orang coba tak mampu mengangkat badannya lagi. Perhatikan agar sikap tungkai selalu membentuk sudut 90 derajat, pada waktu melakukan sit up. d) Skor Jumlah gerakan sit up yang betul, yang dapat dilakukan oleh orang coba. 5. Kemampuan teknik anggar a.kuhadja fencing test 1) Tujuan Untuk mengukur dan mengetahui kemampuan teknik serangan olahraga anggar 2) Alat/fasilitas I. Senjata anggar II. Sasaran/popi anggar III. Stopwatch IV. Ruangan V. Kamera

71 3) Pelaksanaan Target sasaran serangan yang berbentuk lingkaran dengan garis jari-jari 30 cm, target ini dibagi menjadi 5 daerah yang dimulai pada titik tengah garis jari-jari 6 cm. dengan tusukan nilai 5.Lingkaran kedua dengan garis jari-jari 12 cm, dengan tusukan nilai 4.Lingkaran ketiga dengan garis jari-jari 18 cm, dengan tusukan nilai 3.Lingkaran keempat dengan garis jari-jari 24 cm, dengan tusukan nilai. 2. Lingkaran kelima dengan garis jari-jari 30 cm, dengan tusukan nilai 1. Tusukan yang jatuh tepat pada garis batas lingkaran diberi nilai sesuai dengan lingkaran diatasnya dan tusukan yang jatuh diluar target tidak diberi nilai. Tested berdiri dalam keadaan on guard menghadap ke arah sasaran yang telah disiapkan.setelah aba-aba ya testee melakukan serangan ke arah sasaran sebanyak mungkin dalam waktu 15 detik. 4) Skor Jumlah nilai yang diperoleh selama melakukan serangan dalam waktu 15 detik. Berikut contoh gambar kuhadja fencing tes pada halaman 72

72 Gambar 3.2 Kuhadja Fencing Test 5. Prosedur pengolahan data Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun rumus-rumus yang digunakan, dikutip dari Nurhasan dan Cholil (2007:24). penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes.

73 Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut: 1. Menghitung rata-rata nilai dengan menggunakan rumus : X = Arti tanda-tanda rumus diatas adalah: X = nilai rata-rata yang dicari x = skor mentah n = jumlah sampel = jumlah dari 2. Menghitung Simpangan Baku Untuk menghitung simpangan bakunya penulis menggunakan rumus sebagai berikut : Arti tanda-tanda rumus di atas adalah : S = simpangan baku yang dicari = jumlah dari = nilai data mentah = nilai rata-rata yang dicari jumlah sampel 3. Penentuan kategori Penentuan kategori yang penulis gunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan norma penilaian komponen fisik secara umum berdasarkan pengolahan pada data komponen fisik dari setiap tes yang

74 dilakukan. Adapaun kriteria penilaian atau norma untuk putra maupun putri dilakukan secara terpisah, seperti yang tertera pada halaman 73 a. Kriteria Bleep Test Putra dan Putri Tabel 3.1 Kategori test data Normal untuk Bleep test Putra Umur Sempurna Baik Cukup Tidak Cukup Kurang 14-16 L12 S7 L11 S2 L8 S9 L7 S1 < L6 S6 17-20 L12 S12 L11 S 6 L9 S2 L7 S6 < L7 S3 Putri Umur Sempurna Baik Cukup Tidak Cukup Kurang 14-16 L10 S9 L9 S1 L6 S7 L5 S 1 < L4 S7 17-21 L10 S11 L9 S3 L6 S9 L5 S3 < L4 S9 Sumber : Normative Data For Multi Stage Fitness Test Jumlah hasil di atas merupakan jumlah maksimal yang diharapkan dari setiap tes yang dilakukan. Untuk memudahkan klasifikasi hasil tes, penulis membagi kategori hasil sebagai berikut : b. Kriteria Lari Sprint 20 yard Tabel 3.2 Kategori Test Normal Lari Sprint 20yard Putra dan Putri Umur Putra (detik) Putri (detik) 14-16 3,05 3,35 17-20 2,93 3,27

75 c. Kriteria Medicine Ball Tabel 3.3 Kategori Skor Tes Medicine Ball Putra dan Putri Umur Putra (Meter) Putri (Meter) 14-16 5 4 17-20 5,3 4,4 d. Kriteria Push up Tabel 3.4 Kategori Skor TesPush Up 1menit Putra dan Putri Umur Putra Putri dengan lutut 14-16 32 28 17-20 40 32 e. Kriteria Sit Ups Tabel 3.5 Kategori Skor Tes Sit Ups 1menit putra dan Putri Umur Putra Putri 14-16 35 30 17-20 45 40 Sumber : Kumpulan Materi Ilmu Kepelatihan Olahraga 4. Penentuan Konversi

76 Penentuan Konversi nilai dari setiap komponen tes kondisi fisik adalah seperti yang tertera pada halaman 75 Tabel 3.6 Tabel Konversi Nilai Kategori Sempurna Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sumber : Modul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga Konversi Nilai 10 8 6 4 2 5. Penentuan nilai kondisi fisik atlet Rumus : skor = 6. Penentuan kategori kondisi fisik secara umum (Untuk mengetahui status kondisi fisik individual atlet) Penentuan kategori kondisi fisik atlet secara umum adalah sebegai berikut : Tabel 3.7 Tabel Kategori Status Kondisi Fisik Rentang Skor Kategori Kemampuan 9,6 10 Sempurna 8,0 9,5 Baik Sekali 6,0 7,9 Baik 4,0 5,9 Cukup 2,0 3,9 Kurang

77 Sumber : Modul Tes Kemampuan komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga