BAB I PENDAHULUAN. Dalam Q.S. Al Baqoroh ayat Allah SWT berfirman:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu, itu

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren dan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam b. Semester : I c. Kompetensi Dasar :

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB I PENDAHULUAN. suatu masalah. Menurut Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang mereka miliki. Selain agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

Golongan yang Dicintai Allah di Dalam Al-Qur an Oleh: Ahmad Pranggono

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Anak Yatim Status Anak Yatim Berbapak Tiri dan Santunannya

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

Sebuah hadis mengatakan bahwa shalat

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan diri murid secara optimal. Pendidikan adalah proses merubah. pengajaran dan pelatihan (Suryani, 2012: 8).

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

PENGANTAR EDISI PRAKTIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbicara tentang belajar dan pembelajaran tidak akan terlepas dari adanya metode, karakteristik dan model pembelajaran. Dalam proses belajar siswa juga memiliki karakteristik cara belajar yang berbeda-beda. Dalam Q.S. Al Baqoroh ayat 31-33 Allah SWT berfirman: و ع ل م آ د م اأ ل أ سم اء ك ل ه ا ث م ع ر ض ه أ م ع ل ى الأم ل ئ ك ة ف ق ال أ نأب ئ ون ي )13( ق ال وا س أ بح ان ك ل ع ألم ل ن ا إ ل م ا ب أ أ سم اء ه ؤ ل ء إ أن ك أنت أ م ص اد ق ين )13( ق ال ي ا آ د م أ نأب أئه أ م ب أ أ سم ائ ه أ م ع ل أ مت ن ا إ ن ك أ نأت الأع ل يم الأح ك يم ف ل م ا أ نأب أ ه أ م ب أ أ سم ائ ه أ م ق ال أ ل أ م أ ق أ ل ل ك أ م إ ن ي أ أعل م غ أ يب الس م او ات و اأ ل أ رض و أ أعل م م ا ت أ بد ون و م ا ك أنت أ م ت أكت م ون )11( Artinya : 31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"(al Baqarah : 31-33). 1

2 Dari tiga ayat dari surat al Al Baqoroh ini Allah memberikan sebuah pelajaran kepada Manusia bahwa dalam proses belajar mengajar haruslah menggunakan sebuah metode atau model pembelajaran yang tepat agar tujuan dalam pendidikan dapat tercapai dengan baik sebagaimana Allah SWT memberikan contoh salah satu metode dalam mengajar, yaitu metode takror (pengulangan) dalam bentuk presentasi. Selain metode dalam pembelajaran, guru juga harus dapat mengetahui kriteria cara belajar siswa supaya apa yang akan guru ajarkan lebih dapat dengan mudah diterima oleh siswa karena itu sesuai dengan cara belajar mereka. Berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh otak dalam menyerap, mengelola, dan mneyampaikan informasi, cara belajar individual dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu cara belajar visual, auditorial, dan kinestetik yang ditandai ciri-ciri perilaku tertentu. 1 Pengkategorian tersebut bukan berarti bahwa individu hanya memiliki salah satu karakteristik cara belajar tertentu dan tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya sebagai pedoman bahwa siswa yang memiliki karakteristik yang lebih menonjol dari salah satu karakteristik tersebut maka akan lebih mudah dalam belajar dengan pemberian stimulus yang sesuai. Dengan kata lain jika siswa menemukan metode belajar yang sesuai maka siswa akan lebih mudah dalam proses belajarnya. Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal, melainkan juga memahami. Karena banyak hal yang kita hafal mudah kita lupakan dan hilang 1 Enung Fatimah, Psikologi perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet ke-3, h. 37

3 dalam beberapa jam. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan oleh guru, siswa harus mengolahnya telebih dahulu untuk dapat memahaminya. Apa yang telah diberikan guru tidak semuanya harus ditelan oleh siswa, siswa harus menata apa yang mereka dengar dan mereka lihat untuk di cerna terlebih dahulu dan dipahami dengan bahasa mereka sendiri. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah memahami maksud dari pelajaran yang telah diberikan oleh seorang guru. Dalam hal ini penulis mengacu pada teori pembelajaran konstruktivisme milik slavin yang terdapat dalam buku model pembelajaran terpadu bahwa teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, bekerja dengan susah payah dengan ide. 2 Dalam teori slavin tersebut siswa dituntut untuk memecahkan suatu masalah secara mandiri dengan kata lain bahwa siswa harus aktif dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Untuk mengajak siswa katif guru perlu menumbuhkan karakter kreatif pada diri siswa. Menurut salman rusydie, ada beberapa hal yang penting dilakukan oleh guru agar siswanya memiliki karakter kreatif, yaitu: (1) mempelajari sesuatu melebihi 2 Trianto, Model pembelajaran terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet ke-5, h. 74

4 fakta (2) belajar bagaimana berpikir (3) belajar menemukan dan merekonstruksi fakta baru. 3 Dari pendapat salman rusydie tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran untuk mengajak siswa aktif dapat mengajak siswa untuk belajar berpikir tentang suatu masalah untuk mencari jalan keluarnya. Jadi siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan pembelajaran guru tapi siswa juga ikut bersosialisasi sesama teman untuk memecahkan suatu permasalahan. Untuk mencapai hasil belajar yang baik dan maksimal, selain faktor belajar dari siswa juga ada faktor lain yang mendukung dalam tercapainya hasil belajar tersebut yakni proses pembelajaran dalam kelas. Di mana guru juga harus kreatif dalam mengembangan model-model pembelajaran yang baru untuk memotivasi siswa dalam belajarnya supaya siswa tidak bosan dengan materi yang kita ajarkan. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik dan mudah dalam memahami suatu materi pelajaran. Salah satu tolak ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa dengan baik. 4 Mengingat begitu pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran maka penulis ingin menganalisis terkait model pembelajaran matching card dalam mata pelajaran al qur an hadits. Untuk pembelajaran al qur an terkadang siswa sulit untuk menghafalkan arti dari tiap-tiap potongan ayat ataupun hadits, jadi hal yang harus 3 Salman rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), h. 135 4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-2, h. 17

5 dilakukan seorang guru ialah mencari jalan keluar supaya siswa mudah menghafalkan potongan-potongan ayat ataupun hadits tersebut. Terkadang guru meminta siswa untuk menghafalkan ayat-ayat beserta artinya dengan cara diberikan waktu beberapa menit atau jam, hal tersebut mungkin bisa mendapatkan hasil bahwa siswa bisa menghafalkannya namun belum tentu apa yang dihafal siswa akan terus terkenang dalam benaknya. Cara yang baik supaya siswa dapat mengingat hafalan tersebut guru dapat membuatkan syair atau nyanyian, guru juga dapat memberikan peraga dari masing-masing arti dari potongan ayat. Terkait hal tersebut penulis terpikirkan untuk meneliti model pembelajaran apa yang dapat efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran al qur an hadits, yang mana materi tersebut menurut sebagian besar siswa merupakan materi yang membosankan dengan begitu banyak ayat dan hadits untuk dihafalkan. Penulis memilih model pembelajaran Matching Card untuk diterapkan dalam materi al qur an ini bukan semata-mata hanya untuk mengajak siswa aktif dalam kelas, melainkan penulis mengharapkan dengan model pembelajaran ini siswa dapat dengan mudah menghafal dan memahami pelajaran terkait mata pelajaran al qur an hadits tersebut. Dengan adanya model pembelajaran tersebut penulis berharap nantinya hasil belajar siswa akan lebih meningkat dari pada sebelumnya. Hasil belajar yang dimaksud penulis di sini bukan hanya dalam bentuk format nilai saja namun penulis juga melihat pada hasil belajar berupa pemahaman siswa dalam menelaah materi al qur an itu sendiri. Karena menurut peneliti proses pemahaman jauh lebih penting dari

6 hasil belajar berupa nilai dalam bentuk angka-angka semata. Karena pemahaman dari materi pembelajaran merupakan suatu hasil belajar yang akan terus melekat pada diri siswa sebagai ilmu. Dengan beberapa alasan yang telah dikemukakan penulis pada latar belakang di atas, hal ini memotivasi penulis untuk mengambil judul skripsi EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN MATCHING CARD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL QUR AN HADITS SISWA KELAS VII MTsN SIDOARJO. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Matching Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sidoarjo? 2. Bagaimana Hasil Belajar yang Diterapkan Model Pembelajaran Matching Card dengan yang Tidak Diterapkan Model Pembelajaran Matching Card pada Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sidoarjo? 3. Bagaimana Efektifitas Model Pembelajaran Matching Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sidoarjo?

7 C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: 1. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Matching Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sidoarjo. 2. Untuk Mengetahui Adakah Perbedaan Hasil Belajar yang Diterapkan Model Pembelajaran Matching Card dan yang Tidak Diterapkan Model Pembelajaran Matching Card pada Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sidoarjo. 3. Untuk Mengetahui Adanya Efektifitas Model Pembelajaran Matching Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Siswa Kelas VII MTsN Sidoarjo. D. KEGUNAAN PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dalam pengembangan teori pendidikan maupun bagi penyelenggaraan pengajaran di MTsN Siodarjo. Secara rincian dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memberikan konstribusi ilmiah mengenai Implementasi Model Pembelajaran Matching Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

8 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Siswa Model pembelajaran Matching Card ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar untuk memudahkan siswa memahami materi dari mata pelajaran al qur an b. Guru Sebagai tambahan masukan dalam proses belajar mengajar bagi guru, dengan adanya model pembelajaran Matching Card ini semakin beragam pula model pembelajaran yang akan guru berikan bagi siswa. c. Peneliti Semoga dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang banyak terkait model pembelajaran dan dapat menerapkannya dalam masa mendatang sebagai upaya untuk mengajak siswa aktif dalam kelas. d. Umum Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para peneliti untuk penelitian yang lebih lanjut.

9 E. HIPOTESIS PENELITIAN Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. 5 Berdasarkan anggapan dasar tersebut, hipotesis itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Hipotesis Awal (Hipotesis Nol) Hipotesis awal merupakan hipotesis yang mengandung pernyataan menyangkal dan biasanya dilambangkan dengan (Ho). 2. Hipotesis Alternatif (Hipotesis Kerja) Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang mengandung pernyataan tidak menyangkal. Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis awal yaitu tidak adanya efektifitas model pembelajaran matching card dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al qur an siswa kelas VII MTsN Sidoarjo. b. Hipotesis alternatif yaitu adanya efektifitas model pembelajaran matching card dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al qur an siswa kelas VII MTsN Sidoarjo. 5 Sugiyono, statistika untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet ke-23, h. 84

10 F. RUANG LINGKUP DAN KETERBATASAN Berdasarkan judul yang peneliti angkat, agar peneliti lebih terfokus, terarah, dan tidak akan melebar pada pembahasan yang tidak ada kaitannya dengan dengan pembahasan, maka peneliti menganggap perlu untuk membatasinya sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya berkisar pada efektifitas model pembelajaran matching card dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al qur an hadits siswa kelas VII MTsN Sidoarjo. b. Penelitian ini hanya difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTsN Sidoarjo setelah adanya penerapan model pembelajaran matching card. G. DEFINISI OPERASIONAL Supaya tidak terjadi salah pemahaman dalam mengkaji skripsi ini, maka dirasa perlu memberi penjelasan dan penegasan dari beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini. Adapun istilah yang perlu dijelasankan ialah sebagai berikut: 1. Efektifitas Pengertian Efektifitas dalah keadaan berpengaruh; hal berkesan; keberhasilan (tt usaha, tindakan). 6 Jadi dapat dikatakan bahwa efektifitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. 6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), h.375

11 2. Model pembelajaran matching card Model pembelajaran matching card atau yang biasanya sering disebut dengan model pembelajaran make a match merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. 7 Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada sesama temannya 8. Dapat dikatakan bahwa model pembelajaran matching card ini ialah model pembelajaran berpasangan antar teman yang mana sebagian dari kelas memegang kartu berisikan soal-soal dan sebagian yang lain berisikan jawaban untuk ditukarkan atau dipasangkan satu sama lain. Dengan model pembelajaran seperti ini siswa akan lebih bersikap aktif dari sebelumnya karena siswa tidak hanya duduk diam tetapi siswa beraktifitas untuk mencari tahu apa yang belum diketahui dengan cara mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya. 3. Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dari dua suku kata yang memiliki arti berbeda yakni Hasil dan Belajar. Hasil adalah tingkat perkembangan atau dikenal dengan istilah achievement (pencapaian) dari usaha yang dilakukan sebelumnya. Hasil berarti 7 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru, (Yogyakarta: Kata Pena, 2015), h.55 8 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), cet ke-3, h. 250

12 juga sesuatu yang telah dicapai yang telah dilakukan atau dikerjakan 9. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman 10. Hasil belajar adalah tingkat perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan dengan saat sebelum belajar. Jadi yang dimaksud dari hasil belajar di sini adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari usaha belajarnya yakni belajar mata pelajaran al qur an hadits, yang nantinya akan dinyatakan dalam bentuk angka berupa nilai pre-tes dan post-test. 4. Mata Pelajaran Al Qur an Hadits Mata Pelajaran Al Qur an Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai Al Qur an dan Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Siswa Siswa adalah subjek yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII MTsN Sidoarjo. 9 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 675 10 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 218

13 H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam laporan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipótesis penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II Landasan teori yang terdiri dari tiga sub bab, yakni bagian pertama mencakup kajian tentang model pembelajaran matching card yang didalamnya membahas tentang pengertian model pembelajaran matching card, dan langkahlangkah model pembelajaran matching card. Sub bab kedua mencakup tinjauan tentang hasil belajar yang didalamnya membahas tentang pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dan jenis-jenis hasil belajar. Sub bab ketiga mencakup efektifitas model pembelajaran matching card dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al qur an hadits siswa kelas VII MTsN Sidoarjo. BAB III Metode Penelitian terdiri satu sub bab yakni metodologi penelitian yang di dalamnya termasuk jenis penelitian, variabel dan indikator penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode dan instrumen pengumpulan data, analisis data.

14 BAB IV Laporan hasil penelitian, dalam bab ini menguraikan tentang laporan hasil penelitian yang meliputi sub bab pertama, yaitu: gambaran umum obyek penelitian yang meliputi letak geografis, sejarah singkat MTsN Sidoarjo, Visi Misi MTsN Sidoarjo, Keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, dan keadaan sarana dan prasarana. Sub bab kedua berisi penyajian data, dan sub bab ketiga berisi tentang analisis data. BAB V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Setelah pembahasan dari kelima bab tersebut maka pada bagian akhir dari penelitian ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan rujukan dari inti pembahasan dalam penelitian.