BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor yang membeli suatu saham di pasar modal dan. mengorbankan konsumsinya pada masa kini mempunyai harapan agar supaya

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

PENGARUH CR, DER, ROA, DAN EPS TERHADAP DPR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR A R T I K E L I L M I A H

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity set, total assets turn over dan sales growth terhadap dividend payout ratio pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tergabung dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 37 perusahaan periode 2010-2014. Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ini adalah invesment opportunity set berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap dividend payout ratio pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia 2010-2014. Total asset turn over berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Sales growth berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kebijakan 10

11 dividen pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Persamaan : 1. Menggunakan variabel dividend payout ratio. 2. Menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda. 3. Menggunakan jenis penelitian yang sama kuantitatif. 4. Memiliki objek penelitian yang sama perusahaan manufaktur. Perbedaan : 1. Penelitian sekarang menggunakan variabel curent ratio, debt to equity, return on assets, dan earning per share. Sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan struktur modal. 2. Penelitian sekarang menggunakan perusahaan manufaktur periode 2011-2014, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur periode 2010-2014. 2. Komang dan luh (2015) Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh likuiditas, leverage pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas terhadap kebijakan deviden. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.

12 Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitan ini adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel likuiditas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur dibursa efek indonesia dan variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia. Persamaan : 1. Menggunakan variabel profitabilitas,likuiditas, dan leverage. 2. Menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda 3. Memiliki objek penelitian yang sama yaitu perusahaan manufaktur. 4. Menggunakan jenis penelitian yang sama, yaitu kuantitatif. Perbedaan : 1. Penelitian terdahulu menggunakan variabel pertumbuhan perusahaan, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan variabel current ratio, debt to equity, return on assets, dan earning per share. 2. Penelitian terdahulu menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013, sedangkan penelitian sekarang menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. 3. Pujiati (2015) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kesempatan investasi terhadap kebijakan deviden dengan menggunakan likuiditas sebagai variabel

13 pemoderasi pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik diskriptif, uji asumsi klasik serta uji hipotesis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, kesempatan investasi bepengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Likuiditas mampu memoderasi kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen, likuiditas mampu memoderasi kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen, sedangkan pada kesempatan investasi likuiditas tidak mampu memoderasi terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kesempatan investasi berpengaruh bersama-sama terhadap kebijakan dividen. Persamaan : 1. Memiliki objek penelitian yang sama yaitu perusahaan manufaktur. 2. Menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif, asumsi uji klasik, uji regresi linier berganda.

14 Perbedaan : 1. Penelitian terdahulu menggunakan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kesempatan investasi, dan likuiditas sebagai variabel pemoderasi, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan variabel likuiditas, leverage, dan profitabilitas. 2. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi periode 2008-2013, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan seluruh perusahaan manufaktur periode 2011-2014. 4. Fillya (2014) Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh CR, DER, ROI, SIZE, dan GROWTH terhadap dividend payout ratio. penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Sampel pada penelitian ini adalah 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan hasil penelitian secara parsial variabel CR, DER, SIZE, tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, namun pada variabel ROI, dan GROWTH secara parsial berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Persamaan : 1. Menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling.

15 2. Menggunakan teknik analisis regresi berganda. 3. Memiliki variabel dependen yang sama, yaitu dividend payout ratio. 4. Menggunakan metode penelitian kuantitatif. 5. Menggunakan variabel independen yang sama, yaitu CR, dan DER. 6. Menggunakan objek penelitian yang sama, yaitu perusahaan manufaktur. Perbedaan : 1. Penelitian terdahulu selain menggunakan variabel CR, dan DER sebagai variabel independen, juga menggunakan variabel SIZE, ROI, GROWTH sebagai variabel independen, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan variabel CR, DER, ROA, dan EPS sebagai variabel independennya. 2. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan manufaktur periode 2011-2013, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan manufaktur periode 2011-2014. 5. Muhammad (2014) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profitabilitas, leverage, growth, dan free cash flow terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur dengan mempertimbangkan corporate governance sebagai variabel intevening. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Sampel pada penelitian ini adalah 81 perusahaan yang dipilih dengan purposive sampling, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

16 Hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, leverage, berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio, growth berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio, free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. tidak ada pengaruh positif profitabilitas terhadap corporate governance, leverage positif berpengaruh terhadap corporate governance, growth tidak berpengaruh terhadap corporate governance, dan free cash flow tidak berpengaruh terhadap corporate governance. Corporate governance tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, dan corporate governance diterima untuk ditambahkan dalam model sebagai variabel moderating. Persamaan : 1. Menggunakan variabel independen yang sama, yaitu profitabilitas, dan leverage. 2. Menggunakan teknik analisis data statistik, uji asumsi klasik, uji hipotesis. 3. Menggunakan variabel dependen yang sama, yaitu dividend payout ratio. 4. Merupakan penelitian kuantitatif. 5. Menggunakan teknik pengambilan sampel yang sama, yaitu purposive sampling. 6. Menggunakan objek penelitian yang sama, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

17 Perbedaan : 1. Penelitian terdahulu juga menggunakan growth, dan free cash flow sebagai variabel independennya, sedangkan penelitian sekarang menggunakan current ratio sebagai variabel independennya. 2. Penelitian terdahulu meggunakan corporate governance sebagai variabel intervening, sedangkan penelitian sekarang tidak menggunakan variabel intervening. 6. Lisa dan Clara (2009) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahui CP, DER, ROA, secara signifikan terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun secara parsial. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode 2004-2007, yaitu sebanyak 142 perusahaan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap dividend payout ratio, dan hasil penelitian secara parsial variabel CP dan ROA mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio, sedangkan pada variabel DER tidak mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio. Persamaan : 1. menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling.

18 2. Menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. 3. Memiliki variabel dependen yang sama, yaitu dividend payout ratio. 4. Menggunakan metode penelitian yang sama kuantitatif. 5. Menggunakan variabel independen yang sama, yaitu ROA dan DER. 6. Menggunakan objek pennelitian yang sama, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perbedaan : 1. Penelitian terdahulu juga menggunakan CP sebagai variabel independennya, sedangkan penelitian sekarang menggunakan CR, dan EPS sebagai variabel independennya. 2. Penelitian terdahulu menggunakan periode 2004-2007, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode 2011-2014. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Signal atau Signalling Theory Salah satu teori yang digunakan sebagai acuan dalam kebijakan dividen adalah signalling theory. Teori signalling menjelaskan bahwa orang dalam (insider) suatu perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi tentang keuangan yang lebih baik tentang kondisi terbaru dari perusahaan (Yessa 2011). Dorongan yang diberikan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara manajer dan investor. Asimetri informasi ini merupakan suatu kondisi dimana suatu pihak mempunyai informasi lebih banyak dibandingkan dengan pihak lain.

19 Bukti empiris menunjukkan bahwa jika ada kenaikkan dividen sering diikuti dengan kenaikkan harga saham, sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gain, tetapi Modigliani dan Merton berpendapat bahwa suatu kenaikkan dividend payout ratio terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Kenaikkan dividend payout ratio juga merupakan sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik bagi perusahaan di masa yang akan datang (Kamaludin dan Rini, 2012:335). 2.2.2 Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) Menurut Home dan Wachowicz (2007: 270), rasio pembayaran dividen merupakan dividen tunai tahunan yang dibagi dengan laba tahunan, atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai. Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dividend payout ratio merupakan rasio yang membagi dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham. Dividen juga merupakan arus kas keluar sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Menurut Raharjaputra (2009: 199-207), ada lima pokok inti dari rasio keuangan yaitu :

20 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo. Rasio likuiditas sering diukur dengan menggunakan Current ratio. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi aset lancar (current assets) dengan utang lancar (current liabilitas). 2. Rasio Leverage Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh atau besarnya perusahaan telah didanai atau dibiayai oleh utang. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage paling rendah akan memiliki risiko kecil apabila kondisi perekonomian menurun, sebaliknya apabila kondisi perekonomian sedang naik maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang relatif besar. Alat ukur rasio leverage yang sering digunakan adalah Debt To Equity (DER). Rasio DER ini mengukur jumlah utang atau dana yang didapat dari luar perusahaan terhadap modal sendiri perusahaan. 3. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur seberapa besar efektif atau hasil guna perusahaan menggunakan sumber daya. Rasio aktivitas merupakan perbandingan penjualan dengan jumlah aktiva. 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas ini digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas manajemen perusahaan yang dibuktikan dengan kemampuan

21 mendapatkan keuntungan atau mampu mendapatkan nilai tambah ekonomis perusahaan. Rasio ini banyak diminati oleh para investor dan para manajemen perusahaan sebagai salah satu alat untuk mengambil keputusan berinvestasi. Apakah investasi tersebut akan dikembangkan, atau dipertahankan. Rasio profitabilitas sering diukur dengan menggunakan Return On Assets (ROA)dan Earning Per Share (EPS). 5. Rasio Valuasi Rasio Valuasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan melalui para eksekutif agar mampu menciptakan nilai pasar (market value) yang lebih besar atas investasi yang ditanamkan. Menurut Baridwan (2008: 430), rasio dividend payout ratio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : DPR = dividen per lembar saham laba per lembar saham 100% Dividen per lembar saham merupakan pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki.laba per lembar saham merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan dividen, serta sebagai pedoman investasi dalam pengambilan keputusan investasi.

22 2.2.3 Current Ratio Menurut Kasmir (2010:111) current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang akan jatuh tempo. Berdasarkan teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas baik akan membagikan dividen kepada pemegang saham dalam bentuk tunai, semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. berikut : Current Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai CR = Assets Lancar Kewajiban Lancar 100 % Aset lancar perusahaan digunakan untuk memenuhi atau membayar hutang lancar perusahaan, sehingga jika terjadi penumpukkan persediaan yang dibiayai dari pinjaman jangka pendek maka current ratio akan mengalami penurunan. 2.2.4 Debt To Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio hutang terhadap modal sendiri. Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dibanding dengan modal sendiri. DER merupakan aspek leverage atau utang perusahaan, dimana utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Darmadji dan Fakhrudin (2006: 200), rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)

23 merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh model sendiri. Debt To Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : DER = Total Hutang Total Modal Sendiri Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar perlindungan bagi investor jika terjadi penyusutan nilai asset atau kerugian besar. 2.2.5 Return On Assets Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:200), ROA mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas aset yang dimiliki. ROA dalam analisis manajemen keuangan, mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat komprehensif atau menyeluruh. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Perusahaan mampu memberikan laba yang yang besar bagi perusahaan dan juga dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. ROA dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ROA = Laba bersi h setela h pajak Total Aktiva

24 Semakin besar nilai ROA suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang dimiliki. 2.2.6 Earning Per Share Earning Per Share menurut Baridwan (2008:443), merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode untuk setiap jumlah saham yang beredar, sedangkan menurut Darmadji dan Fakhrudin (2009:195) EPS merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh investor. Earning per share disebut juga sebagai rasio nilai buku, yang merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi maka kesejahteraan pemegang saham meningkat atau tingkat pengembaliannya tinggi (Kasmir, 2010:115-116). Menurut Kasmir (2010: 139) Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : EPS = Laba Bersi h Setela h Pajak Jumla h lembar saham yang beredar Laba setelah pajak menurut Smith Skousen (2009:240), merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan selama periode tertentu dan jumlah biaya termasuk pajak yang dapat diaplikasikan kepeda pendapatan. Jumlah lembar saham yang beredar merupakan jumlah

25 rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode mencerminkan fakta bahwa modal saham dapat bervariasi selama periode yang bersangkutan sejalan dengan naik dan turunnya jumlah modal saham beredar. Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau turun dengan adanya pembelian kembali saham (treasury stock). 2.2.7 Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Kasmir (2012 : 110) menjelaskan bahwa rasio likuiditas atau sering disebut juga dengan modal kerja adalah rasio yang sering digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Current ratio merupakan rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan menggunakan asetlancar yang dimiliki maupun dalam membayar dividen. Pernyataan diatas didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2014), yang menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Posisi likuiditas perusahaan pada kemampuan pembagian dividend payout ratio sangat berpengaruh, karena dividen dibayarkan dengan kas dan tidak dengan laba ditahan, sehingga perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. 2.2.8 Pengaruh Debt To Equity terhadap Dividend Payout Ratio Peningkatan hutang yang dimiliki oleh perusahaan, akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih perusahaan yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk akan mempengaruhi pembagian dividend

26 payout rationya. Teori diatas didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Clara (2009), menyatakan bahwa DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio, sehingga untuk melakukan pembayaran dividen selama penggunaan hutang harus selalu diiringi dengan peningkatan laba perusahaan. 2.2.9 Pengaruh Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Semakin tinggi ROA, maka kemungkinan pembagian dividend payout ratio juga semakin banyak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Clara (2009), menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini menunjukkan bahwa, perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividend payout ratio dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham. 2.2.10 Pengaruh Earning Per Share terhadap Dividend Payout Ratio Sutrisno (2008: 267) menjelaskan jika tingkat Earning Per Share (EPS) atau keuntungan yang diperoleh perusahaan tinggi, maka informasi ini dapat dijadikan suatu sinyal bagi pemegang saham bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga tingkat dividen yang akan diterima pemegang saham akan mengalami peningkatan, sehingga dapat di interprestasikan bahwa semakin tinggi nilai

27 Earning Per Share perusahaan maka semakin tinggi dividend payout ratio perusahaan karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham mengalami peningkatan.teori diatas didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shinta (2012), yang menunjukkan bahwa EPS memiliki pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. 2.3 Kerangka Pemikiran Seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai landasan teori dari masing-masing variabel, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah : Current ratio Debt to equity Return on assets Dividend payout ratio Earning per share Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

28 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan serta landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian ini adalah : H1 H2 H3 H4 : Current Ratio berpengaruh terhadap Dividend payout ratio. : Debt to Equity berpengaruh terhadap Dividend payout ratio. : Return on assets berpengaruh terhadap Dividend payout ratio. : Earning per share berpengaruh terhadap Dividend payout ratio.