BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan lembar fakta World Health Organization (WHO) tahun 2013, setiap hari terjadi sekitar 800 kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara memadai.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya keluarga yang berkualitas, berfokus pada pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

POLICY PAPER Rencana Aksi Daerah Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu(RAD PPAKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU/BAYI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu masih merupakan tantangan di Indonesia dan Dunia. Estimasi angka kematian ibu di dunia pada tahun 2013 adalah 210/100.000 kelahiran hidup(world Health Organization, 2014). Penurunan angka kematian ibu di dunia tidak diikuti dengan penurunan kematian ibu di Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia meningkat dari 220/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013, sementara cakupan pemeriksaan kehamilan K4 meningkat dari 82% pada tahun 2005-2012 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Secara nasional K4 belum mencapai target rencana strategi menteri kesehatan namun terdapat 4 provinsi yang telah mencapai target rencana yaitu DKI Jakarta 95,7%, Jambi 93,6%, Sumatra selatan 93,2%, dan Bali 93 % (BAPPENAS, 2010; WHO, 2013 ; Kemenkes, 2014). Kematian ibu di dunia 72.5% disebabkan oleh penyebab langsung dan 27.5% oleh penyebab tidak langsung. Penyebab kematian langsung diantaranya perdarahan 27,3%, hipertensi 14,0%, pada kehamilan dan sepsis 10,7%, aborsi 7,9%, emboli 3,2 % dan penyebab kematian langsung lainnya 9,6% (Say et al., 2014). Di Indonesia penyebab utama kematian ibu diantaranya perdarahan, penyakit hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi meskipun persentase ibu hamil yang menerima penjelasan mengenai komplikasi selama kehamilan meningkat dari 39% pada tahun 2007 menjadi 53% pada tahun 2012 (SDKI, 2013; Kemenkes, 2014). Upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan pada maternal yaitu dengan cara meningkatkan pelayanan atenatal untuk mendeteksi dan menangani kasus resiko tinggi, pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan, pelayanan terampil pasca persalinan dan kelahiran, serta pelayanan emergency obstetric dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau (Kemenkes, 2013). Ibu yang mendapatkan empat kali atau 1

2 lebih pemeriksaan antenatal terbukti secara signifikan menurunkan resiko kematian neonatal (Singh et al., 2013). Intervensi prenatal terbukti efektif dalam mendeteksi dini kondisi yang dapat menyebabkan kematiann ibu (Carroli et al., 2001). Pelayanan prenatal merupakan upaya mendeteksi dini ibu hamil yang memiliki risiko tinggi komplikasi kehamilan, elemen penting dalam pelaksanaan antenatal care diantaranya organisasi, aturan pelayanan kesehatan di pemerintah maupun swasta, dan tenaga kesehatan (Bergsjo, 2001). Di Indonesia pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh tenaga medis profesional yakni dokter umum, dokter ahli kebidanan dan kandungan, perawat dan Bidan (Depkes, 2013). Pelayanan pemeriksaan kesehatan di Indonesia terdiri dari 27,3% Bidan (Kemenkes RI, 2014). Di Eropa dan USA Pasien membuat keputusan dan memilih fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya menilai pada outcome, tetapi juga pada jenis karakteristik tenaga pelayanan kesehatan (Victoor et al., 2012). Di United State ibu hamil melaporkan adanya tantangan untuk memanfaatkan pelayanan prenatal yakni pada dimensi struktural seperti sikap tenaga kesehatan dalam memberi pelayanan prenatal, tantangan ini dapat di atasi dengan mengubah kebijakan klinik dan format pelayanan prenatal. (Phillippi, 2009). Pemanfaatan pelayanan antenatal sudah baik oleh ibu hamil tetapi kualitas pelayanan antenatal masih sangat bervariasi sehingga ibu hamil akan memilih fasilitas yang memberikan pelayanan baik (Tann et al., 2007). Dimensi utama pada aspek struktural dalam pelayanan prenatal yakni kualitas pemeriksaan prenatal, proses perawatan klinis dan hubungan interpersonal seperti menunjukkan sikap yang baik, memberi dukungan emosional, gaya dalam berinteraksi, dan penggunaan waktu yang tepat merupakan hal yang penting untuk membangun hubungan saling percaya antara ibu hamil dan petugas pelayanan prenatal (Sword et al., 2012). Di puskemas Singkulang kualitas tenaga Bidan yang memberikan pelayanan prenatal belum optimal disebabkan masih adanya perbedaan definisi operational, kemampuan klinis yang bervariasi, dan kesenjangan atau pemahaman yang belum lengkap pada petugas terkait pelayanan prenatal (Andriani et al., 2014). Status

3 kesehatan ibu hamil mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil yang diterima (Duong et al., 2004). Outcome yang di terima pasien dipengaruhi oleh karakteristik pasien seperti masalah kesehatan, struktur organisasi kesehatan, dan penerimaan intervensi kesehatan sehingga outcome pasien secara signifikan mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan dan pembuat formulasi kebijakan pelayanan kesehatan. (Liu et al., 2014). Pedoman praktek ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mengurangi perbedaan dalam implemantasi dan hasil pada perawatan medis serta menutup celah antara perawatan yang sebenarnya dan perawatan tergantung pada perspektif individu yang sangat luas (Curtis et al., 2004). Secara tegas pedoman dapat memperbaiki praktek klinik ketika diperkenalkan dalam konteks evaluasi yang sesungguhnya dan sebagai ukuran dalam memperbaiki pelaksanaan yang bervariasi (Jeremy et al., 1993). Terdapat perbedaan pelayanan antenatal antara puskesmas dan swasta, serta kualifikasi tenaga kesehatan. Ibu hamil mendapatkan prosedur antenatal lebih baik di puskesmas (80.7%) di bandingkan swasta (60%)(Barber, 2006). Antara tenaga kesehatan di puskesmas dan swasta memiliki kualitas pelayanan yang baik pada struktur dan aspek interpersonal, akan tetapi kualitas tenaga kesehatan swasta lebih baik di bandingkan dengan puskesmas pada aspek teknik/ praktek (Boller et al., 2003). Persentase penggunaan puskesmas menurun pada penggunaan layanan antenatal sebaliknya ibu hamil lebih banyak menggunakan Bidan praktek sebagai sumber layanan antenatal (Hasanbasri, 2015). Pada sektor puskesmas maupun swasta memberikan 16 standar pelayanan antenatal, tetapi ibu hamil lebih banyak mendapatkan procedure antenatal di fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas di bandingkan dengan pelayanan kesehatan di swasta. (Li et al., 2013). Faktor yang mempengaruhi Perfomance dokter dalam bekerja salah satunya lama seseorang dalam praktek (Rhee, 1976). Kinerja Bidan desa dalam melaksanakan pelayanan ibu hamil sangat berhubungan dengan pengalaman kerja (Quayyum, 2008).

4 Adanya perbedaan kualitas seseorang dapat disebabkan oleh tidak adanya kesempatan mendapatkan pelatihan dan pendidikan lanjutan (Brian et al., 2001). Keikutsertaan pelatihan berhubungan dengan kinerja Bidan desa dalam memberikan pelayanan kehamilan, prosedur prenatal lebih dilakukan oleh Bidan yang mengikuti pelatihan dibandingkan Bidan yang tidak mengikuti pelatihan (Saman, 2006). Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien pada dimensi tangible, responsiveness,dan assurance di daerah perkotaan, pedesaan dan daerah terpencil (Maniagasi et al., 2013). Hasil penelitian Irwandy et al. (2013) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan responden pada dimensi reliability antara wilayah kota dan pesisir,pada dimensi responsiveness antara wialayah pedalaman dengan pesisir, dan dimensi tangible antara wilayah kota dengan wilayah pesisir. Upaya untuk mencapai tujuan kesehatan nasional tergantung pada kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan salah satunya dengan meningkatkan akses pada standar prosedur operasional (Rao, 2012). Dengan meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal. (Duysburgh et al., 2013) Penelitian ini, kualtias prenatal care diukur berdasarkasn vignettes dengan menggunakan data IFLS (Indonesia Family Life Survey) tahun 2007. Vignettes (sketsa) salah satu alat yang valid untuk mengukur kualitas praktek klinis yang murah dan mudah digunakan. Vignettes terutama berfungsi untuk membandingkan antar kualitas dan sangat berguna untuk evaluasi longitudinal pada pelaksanaan bermaksud untuk mengubah praktek klinik. (Peabody et al., 2004). Vignettes merupakan alat sederhana dan ekonomis untuk mengukur produktivitas dan kualitas tenaga kesehatan (Kaptanoğlu et al., 2013). Kualitas pelayanan kesehatan dapat diukur menggunakan vignettes klinik. Vignettes metode yang valid dan komprehenship dan secara langsung fokus pada proses yang dilakukan tenaga kesehatan pada saat praktek (Peabody et al., 2007). Dengan menggunakan vignettes dapat mengukur dan memprediksi pelaksanaan praktik dengan cara yang lebih murah (Dresselhaus et al., 2004).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan di Indonesia? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan di Indonesia. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentfikasi perbedaan implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan di Puskesmas dan Praktek Swasta di Indonesia. b. Mengidentifikasi hubungan implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan dengan lama kerja b. Mengidentifikasi hubungan ipmlemetasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan dengan keikutsertaan pelatihan c. Mengidentfikasi perbedaan iplementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan di perkotaan dan perdesaan d. Mengidentfikasi perbedaan implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan di wilayah tertinggal dan tidak tertinggal D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi positif dan bermanfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis Sebagai informasi kepada pemerintah mengenai implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan dan dapat menjadi bahan masukan dalam perumusan kebijakan terkait implementasi pemeriksaan prenatal oleh Bidan di Indonesia.

E. Keaslian Penelitian Berikut terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan topik dengan penelitian ini diantara : Peneliti Judul Hasil temuan Persamaan Perbedaan (Li et al., 2013) A comparison between antenatal care quality in public and private sector in rural Hebei, China Mengukur kualitas pelayanan ibu hamil di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta. Kualitas antenatal care pada pemerintah dan swasta di Hebei China tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Penggunaan dan kualitas antenatal care bervariasi dan ibu hamil lebih sering menggunakan fasilitas kesehatan yang levelnya lebih tinggi misalnya rumah sakit Lie et al, melakukan survey terhadap 1079 ibu hamil dan mengevaluasi kualitas pelayanan ibu hamil menggunakan aspek jumlah kunjungan antenatal pada ibu hamil, 16 prosedur antenatal care, dan tipe pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. peneliti menggunakan data sekunder IFLS 2007 dan mengevaluasi pelaksanaan standar prosedur oper asional pelyanan prenatal oleh Bidan dan perawat di pemerintah dan swasta. (Boller et al., 2003) Quality and comparison of antenatal care in public and private providers in the united republic of Tanzania Kualitas antenatal care dinilai dari aspek infrastruktur, hubungan interpersonal dan standar pelayanan antenatal care. Pada pemerintah dan swasta memiliki kualitas yang baik pada aspek infrastruktur dan hubungan interpersonal tapi tidak pada aspek standar pelayanan antenatal care Ada persamaan pada variable penelitian yaitu pelaksanaan standar antenatal care Boller et al, menilai perfoma kualitas fasilitas kesehatan sedangkan peneliti menilai kualitas pelayanan prenatal care yang diberikan oleh Bidan dan perawat di puskesmas dan praktek swasta (Basu, et al., 2012) Comparative Performance of Private and Public Healthcare Systems in Low and Middle Income Countries; A systemic Review Melalui systemic review, menemukan bahwa pelayanan pada fasilitas kesehatan swasta di negara dengan income rendah-sedang lebih sering tidak memenuhi standard sehingga berdampak pada outcome yang buruk tetapi lebih ramah dan tepat waktu. Penelitian ini tidak Membandingkan kualitas pelayanan pemerintah dan swasta di negara memiliki pendapatan rendah hingga sedang. Basu et al, melakukan systematic review pada 102 article untuk membandingkan kualitas ditinjau dari aspek kepatuhan terhadap standar pelayanan medis, hubungan interpersonal dan waktu pelayanan. Peneliti menggunakan data IFLS 2007 untuk 6

mendukung anggapan bahwa sector swasta selalu lebih bagus pada aspek kualitas.tetapi ditemukan bahwa pada pemerintah sering tidak tepat waktu dalam memberikan pelayanan dan kurang ramah terhadap pasien. mengukur kualitas pelayanan prenatal oleh Bidan dan perawat. (Meng et al.., 2000) Comparing the services and quality of private and public clinics in rural china Tidak ada perbedaan kualitas pelayanan antara pemerintah dan di swasta di pedesaan Cina. Kualitas infarastruktur dan pendidikan tenaga kesehatan buruk, dan pembiayaan besar karena over treatment baik di fasilitas pemerintah maupun swasta. Mebandingkan kualitas pelayanan kesehatan di pemerintah dan swasta. Meng, et al menilai kualitas pelayanan kesehatan dari aspek infrasrtruktur pendidikan, tenaga kesehatan dan pembiayaan sedangkan peneliti menilai pada aspek kualitas pelaksanaan SPO prenatal care