BAB IV PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan hasil pembahasan dari permasalahan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROVINSI DIY NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS (Studi di Pemerintahan Kabupaten Bantul)

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

RABU, 20 JANUARI 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR TA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III PENUTUP. formal maupun non formal diantaranya: a. Faktor dalam diri penyandang cacat. b. Keterbatasan lapangan pekerjaan

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 9 - No. Permasalahan Tujuan Tantangan Indikator Keberhasilan Fokus

DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BERBAGI PENGALAMAN: MEMBANGUN RINTISAN DESA INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. ada kecacatan. Setiap manusia juga ingin memiliki tubuh dan alat indera yang

BAB III UPAYA CIQAL DALAM PROSES ADVOKASI KAUM DIFABEL DI YOGYAKARTA

SEMINAR PELAKSANAAN PERDA NOMOR 3 TAHUN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS di KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia Hal 4

Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat Solo (PPRBM Solo) HP. :

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PENEGAKKAN HUKUM DAN PENYANDANG DISABILITAS

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berkebutuhan khusus. Permasalahan pendidikan sebenarnya sudah lama

2017, No d. bahwa upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. persepsi negatif dan mengarah pada diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2016 Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Nahar, SH, M.Si NIP

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MEMPERKUAT HAK-HAK MELALUI TERWUJUDNYA PERATURAN DAERAH UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA YOGYAKARTA

LESSON LEARNED PENGIMPLEMENTASIAN UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2016 DI TINGKAT PROPINSI

BAB V PENUTUP. bantuan. Bantuan tersebut diwujudkan melalui bantuan tunai bersyarat yang diberik an

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI PENYANDANG CACAT MISKIN DAN PENYANDANG CACAT TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

POLICY BRIEF. Sasana Integrasi dan Advokasi difabel (SIGAB)

BAB I PENDAHULUAN. penyandang disabilitas. Namun data dari The World Health Organization (WHO)

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

BAB I PENDAHULUAN. isu kemanusiaan dapat diangkat menjadi cerita film. dokumenter yang menarik. Dalam karya tugas akhir ini, penulis memproduksi

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2017

PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2017 DAN RENCANA PROGRAM TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS

PENANGANAN TERHADAP anak dengan disabilitas (anak berkebutuhan khusus) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH 1

Penerapan Manajemen Pelayanan Inklusif Abstrak

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG BERPIHAK KEPADA PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA BANDUNG. Disusun oleh: Tim STKS Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan dan analisis, maka dapat ditarik. simpulan :

DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Transportasi ini dikenal dengan nama Transjogja. Perencanaan

Kata Kunci : Pendidikan Inklusi, Sekolah Inklusi, Anak Berkebutuhan Khusus.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN KESADARAN GENDER DI 4 KABUPATEN (PURWOREJO, WONOSOBO, PEMALANG DAN REMBANG)

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

ANALISIS ANGGARAN ANAK DENGAN DISABILITAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

KERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PUG TINGKAT OPD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang terkait dengan pekerjaan, aktivitas sosialnya, dan lain-lain. 1

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.11,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pemenuhan hak, penyandang disabilitas.

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

MAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (penyandang cacat). Pusat rehabilitasi yang diciptakan pun menjadikan

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

MAKALAH. Mengenal Tuli dan Komunikasinya

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari permasalahan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 di Kabupaten Bantul sudah dilaksanakan. Akan tetapi dalam pelaksanaanya belum optimal Karena masih adanya keterbatasan akses dalam segala bidang baik di bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang kesehatan, bidang pekerjaan, maupun bidang-bidang lain. Selain itu, penyandang disabilitas masih dipandang belum setara dengan orang lain, hal itu timbul karena tidak diberikan ruang atau peluang untuk disetarakan dengan orang lain. Stigma negatif masih melekat pada para penyandang disabilitas karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap disabilitas. Istilah penyandang cacat yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 menjadikan citra penyandang cacat menjadi buruk, UN CRPD menghaluskan istilah penyandang cacat menjadi penyandang disabilitas, dan warga Yogyakarta sering menggunakan istilah kaum difabel untuk memanusiakan mereka. Pemerintah Kabupaten Bantul dalam menindaklanjuti Peraturan

Daerah Provinsi Yogyakarta tersebut, sudah berkomitmen dengan melakukan penyusunan peraturan daerah yang

berkaitan dengan penyandang disabilitas yang bertujuan untuk memperjelas ketika peraturan yang terdapat pada peraturan daerah provinsi cakupannya masih secara umum. Proses sosialisasi sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul, akan tetapi tidak semua masyarakat maupun SKPD mendapatkan penyuluhan tersebut secara merata dan pemahaman-pemahaman masyarakat dan SKPD di Pemerintah Kabupaten Bantul masih kurang. Peran pejabat Pemerintah Kabupaten Bantul yang kurang memahami perspektif mengenai penyandang disabilitas dan tidak semua SKPD mengetahui dan meng-cover berbagai hak yang harus dipenuhi pejabat terkait sesuai dengan porsi dan kewenangannya. 2. Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya menjalankan mandat yang diberikan oleh Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 melakukan berbagai hal seperti sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tokoh agama, perbankan, serta organisasi-organisasi sosial yang ada di Kabupaten Bantul. Pemerintah Kabupaten Bantul juga telah mendorong berbagai program-program pemerintah untuk melakukan pengarusutamaan disabilitas serta diadakannya family gathering yaitu pertemuan antara para orangtua penyandang disabilitas, Pemerintah Bantul selaku pemilik wilayah, dan TKSK selaku pendamping di lapangan. Pemerintah Kabupaten Bantul telah melakukan upaya penyamaan persepsi seputar isu disabilitas dan tersusunnya ketentuan peraturan terkait dengan hak penyandang disabilitas. Dinas sosial Kabupaten Bantul untuk melakukan tugas dan fungsinya yaitu memberikan pemberdayaan sosial, memberikan perlindungan sosial, memberikan jaminan sosial, serta rehabilitasi sosial terhadap para penyandang disabilitas. Fasilitas-fasilitas umum di Pemerintah Kabupaten Bantul dinilai masih belum aksesibel dan walaupun mengalami perubahan namun perubahannya belum secara signifikan. 3. Faktor yang menjadi Pendukung dan Penghambat Implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 adalah sebagai berikut : Faktor Pendukung a) Pengadaan sosialisasi di Pemkab Bantul terhadap perspektif seputar isu disabilitas seringkali dilakukan

b) Adanya komite yang senantiasa mendorong SKPD untuk melakukan pengarusutamaan disabilitas. c) Tuntutan UN CRPD (konvensi hak-hak penyandang disabilitas) menjadi salah satu faktor implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 d) Inisiasi organisasi-organisasi sosial yang terus mendorong pemerintah untuk melakukan implementasi Faktor Penghambat a) Seluruh elemen masyarakat beserta seluruh SKPD yang ada belum semua mempunyai perspektif mengenai disabilitas dan belum sensitif terhadap isu disabilitas b) Tidak semua SKPD mengetahui konten atau substansi yang diatur pada ketentuan perda tersebut sehingga mereka cenderung merasa kurang memiliki kewajiban terhadap pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. c) Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 membutuhkan ketersediaan anggaran yang cukup besar. d) Kurangnya komitmen dari para penentu kebijakan. e) Fasilitas yang belum aksesibel, artinya semua informasi baik fisik maupun non fisik yang diberikan belum aksesibel. f) Keluarga yang kurang merespon program dari pemerintah dan kurang mendukung anak atau keluarganya yang dilatih melalui program pemerintah. g) Ketidakmampuan keluarga secara ekonomi juga menjadikan para penyandang disabilitas kesulitan dalam mengakses pendidikan. h) Produktifitas sumber daya manusia penyandang disabilitas rendah karena belum banyak kesempatan mendapatkan pelatihan-pelatihan. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintah Kabupaten Bantul hendaknya melakukan penyamaan perspektif tentang disabilitas, untuk di desa dengan aparat desa, di kecamatan dengan aparat kecamatan, dan di kabupaten dengan SKPD-nya. Membangun persepsi seputar isu disabilitas sangatlah penting, mengingat hak asasi para penyandang disabilitas juga sama dengan hak asasi orang lain. 2. Kepada Pemerintah Kabupaten Bantul hendaknya meningkatkan pelayanan bagi para penyandang disabilitas. Fasilitas dan aksesibilitas juga tidak kalah penting agar dapat membantu para penyandang disabilitas untuk memperoleh hak-haknya. 3. Kepada Pemerintah Kabupaten Bantul hendaknya berkomitmen secara penuh terutama terhadap masalah penganggaran agar dapat tercipta pengarusutamaan terhadap disabilitas. 4. Kepada Pemerintah Kabupaten Bantul diharapkan dapat mengawal terlaksananya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 supaya seluruh SKPD di wilayah Kabupaten Bantul melaksanakan dan merealisasikan tujuan dari perda tersebut. 5. Kepada para penyandang disabilitas diharapkan untuk selalu menunjukkan rasa percaya diri, berkemauan dan berkemampuan untuk hidup mandiri. 6. Kepada semua Lembaga Swadaya Masyarakat untuk selalu meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia penyandang disabilitas, agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan hidup. 7. Kepada keluarga penyandang disabilitas hendaknya selalu memberikan dukungan terhadap program-program yang diberikan pemerintah dan selalu memotivasi para penyandang disabilitas agar tercipta semangat untuk maju dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.