BAB V PENUTUP. pertama, suatu aktivitas dalam ber-mu āmalah (berinteraksi) tidak lepas dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN ETIKA PROFESI PEDAGANG ALUMNI STAIN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. baik berdampak pada terbangunnya muamalah atau kerjasama ekonomi yang baik.

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia jejak langkah hidup manusia selalu membutuhkan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. telah menyerukan urgensi etika bagi aktivitas bisnis Islam sebagai sumber nilai. dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

PENGELOLAAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL AMAL BLORA TESIS

PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA HAFLAH ATTASYAKUR WAL IKHTITAM DAN HAUL PONDOK PESANTREN AL-MASYKUR

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN BISNIS ISLAMI DALAM KEBERLANGSUNGAN BISNIS WIRAUSAHA MUSLIMAH ETNIS ARAB

BENGKALIS, 25 JULI 2017

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia

SAMBUTAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG DALAM ACARA HALAL BI HALAL PENGADILAN AGAMA KARISIDENAN SURAKARTA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. muslim yang memenuhi syarat isti tha ah sekali seumur hidupnya. Rukun Islam kelima

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

BAB VI PENUTUP. 2. Keikutsertaan anggota dalam pengambilan keputusan (decision making). pemegang kekuasaan tertinggi yang ada di Kopontren Sidogiri.

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Figur Kyai dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Secara. 10,629 dengan = 1,649. Jadi > dengan tingkat

Adab Makan dan Minum. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Islam di antara agama-agama lain yang ada di dunia adalah satu-satunya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Kajian Internalisasi Nilai-nilai Ibadah Şaum di Pondok Pesantren

BAB V PENUTUP. maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)diri sendiri, yang meliputi aspekfisik dan psikis berupa aspek

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana etika itu dipraktikkan. Sebagaimana halnya aspek-aspek lain dalam

BAB III WANPRESTASI DALAM ASURANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Pola Asuh Orang Tua Anak Usia Dini Di Kampung Adat Benda Kerep

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

TOTAL QUALITY CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

Pendidikan Agama Islam Akhlak Islam

ANGKET DATA CALON SANTRI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

Persiapan Menuju Hari Akhir

Nilai Harta Seorang Muslim

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB IV ANALISIS. A. Perbedaan Karakteristik Wirausaha Etnik Cina dengan Wirausahawan Pribumi di Pasar Sumber Rejo Tanggamus.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

TUGAS SOFTSKILL PENGERTIAN ETIKA DAN PROFESIONALISME DALAM BIDANG IT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan diuraikan Kesimpulan, Implikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Hambatan Pendidikan Pesantren di Masa Depan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 25.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan isinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI PADA PENGUKUHAN PENGURUS IKATAN WANITA MINANG RIAU (IWMR) KECAMATAN BUKIT BATU PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

MANAJEMEN BISNIS KAUM SANTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

MENANGKAP PELUANG BISNIS BERDASARKAN KISAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

BAB IV ANALISIS DATA. Budi Berlian Motor Natar Lampung Selatan sebagai berikut : A. Analisis Strategi Bisnis Terhadap Keunggulan Bersaing pada PT Budi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

Ramah adalah sesuatu yang berhubungan dengan senyum dan sapaan hangat.

Transkripsi:

BAB V A. Kesimpulan PENUTUP 1. Makna etika bisnis menurut komunitas kiai pesantren di Malang adalah: pertama, suatu aktivitas dalam ber-mu āmalah (berinteraksi) tidak lepas dari kualitas etika yang mengendalikan kegiatan hidupnya. Berbisnis yang sesuai dengan nilai-nilai akhlak, akan membuat pebisnisnya konsisten memperhatikan hak dan kewajiban dalam ber-mu āmalah. Businessman merupakan deskripsi sesesorang yang kalau berbisnis apapun harus berlandaskan etika atau akhlak. Kalau tidak dijalankan sesuai dengan etika ini, maka tidak akan bisa mengendalikan perjalanan hidupnya, seperti selalu mengikuti kemauan hawa nafsunya sehingga berakibat fatal dan merugikan dirinya baik di dunia maupun di akhirat. Kedua, bisnis yang sesuai dengan shari ah. Sehebat apapun konsep bisnis seseorang kalau tidak sesuai dengan aturan Allah (sharī at), maka bisnis tersebut disebut bisnis liar yang kebanyakan tidak untuk kemashlahatan, dan sebaliknya untuk mewujudkan kemaksiatan. Berbisnis apapun kalau tidak sesuai dengan aturan Allah Swt (sharī at) pasti ujung-ujungnya pada kemaksiatan, sehingga tidak bermanfaat, atau menimbulkan kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Di pesantren Malang, makna bisnis adalah aktifitas ekonomi yang dijalankan dengan memadukan antara akhlak, ilmu dan ekonomi. Ketiga, bisnis yang membawa keuntungan pada pelakunya dalam dua fase kehidupan manusia yang fana dan 229

terbatas, yakni dunia, dan yang abadi serta tak terbatas, yakni akhirat. Intinya suatu aktivitas bisnis harus bertujuan fī al dun-ya hasanah wa fī al ākhirati hasanah. Orang-orang yang berbisnis (businessman) yang ingin di dunia beruntung/bahagia atau tidak merugi/tidak bersedih dan demikian juga di akhirat kelak( fī al dun-ya ḥasanah wa fī al ākhirati ḥasanah ), maka wajib beretika. Etika bisnis ini menjadi suatu aktivitas yang bermanfaat, menjunjung tinggi nilai kejujuran, kedisiplinan dan menghargai kolega (tahu porsi). Tujuan hidup adalah ibadah kepada Allah, termasuk kegiatan bisnis. Dalam berbisnis, bukan sebatas mencari keuntungan duniawi, tetapi juga kepentingan di akhirat. 2. Makna praktik bisnis komunitas kiai pesantren di Malang adalah: a) memegang prinsip Jujur dalam timbangan (quantity), dan mengajarkan santrisantrinya bagaimana cara berbisnis yang Islami, b) menjual barang-barang yang berkualitas (quality), c) tidak asal bersumpah, apalagi sampai sering bersumpah dalam berbisnis, karena sering bersumpah, padahal sumpahnya ini dilatarbelakangi ketidakjujuran, maka kerugian yang akan sering diperolehnya, d) murah hati ( tarāhum) dalam berbisnis. Fakta di masyarakat menunjukkan, bahwa banyak konsumen yang senang membeli bisnisnya komunitas kiai pesantren bukan semata-mata karena malu dan ingin mendapatkan keberkahan, tetapi juga karena sosok kiai dinilai betul-betul professional. Seandainya para pebisnis itu dalam melayani konsumen tidak 230

ramah dan tidak prima, apalagi kasar tidak beretika (tidak berakhlāq), maka mereka tidak akan lagi mempercayakan pengelolaan kepadanya, e) mempraktikkan interrelationship untuk membangun hubungan baik antar kolega, f) tertib administrasi dalam menjalankan bisnisnya. Tertib administrasi ini dibantu oleh para santri atau alumni yang diangkat sebagai pengurus atau tangan kanannya kiai dalam berbisnis, seperti pengurus koperasi pesantren, ketua-ketua unit bisnis yang ditunjuk kiai langsung, g) dalam mempraktikkan bisnisnya selalu transparan, seperti dalam menetapkan harga, tidak ada yang ditutup- tutupi, kecuali sesuatu yang menyangkut kehormatan agama. Harga yang tidak transparan bisa mengandung penipuan. Oleh karena itu menetapkan harga dengan terbuka dan wajar sangat dihormati dalam Islam agar tidak terjerumus dalam riba. Meskipun dalam dunia bisnis, ada keharusan mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk menjaga hak konsumen harus tetap dihormati, h) makna etika bisnis bagi komunitas kiai pesantren di Malang adalah etika Islam atau yang dikenal dalam bahasa agama dengan istilah al akhlāq al Islāmī. B. Implikasi Teoritik Penelitian ini merupakan penelitian yang melanjutkankan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu tentang etika bisnis (business ethics), antara lain: Muhammad Djakfar (2006), dalam penelitiannya dengan judul; Agama, Etos Kerja Dan Prilaku Bisnis Studi Kasus Makna Etika Bisnis Pedagang Buah Etnis Madura Di Kota Malang yang meneliti tentang makna etika bisnis bagi mereka 231

yang memahami bisnis sebagai bagian dari ibadah. Karena itu menurut mereka apa yang dijual, dan bagaimana cara menjual perlu mendapat perhatian agar tidak merugikan orang lain (konsumen). Oleh mereka yang jujur, melakukan bisnis dianggap sebagai aktivitas yang mengandung nilai transenden atau keilahian (divine), sehingga pertanggungjawabannya tidak saja kepada sesama manusia (horizontal), namun juga kepada Tuhan (vertical). Dalam berbisnis seseorang harus mengedepankan nilai-nilai etika agar hasil yang diperoleh halal dan berkah (bermanfaat). Bagi mereka yang jujur, etika mempunyai makna yang harus dijunjung tinggi yang tidak bisa dipisahkan dari segala aktivitas bisnis. Artinya, kejujuran merupakan etika yang harus diaplikasikan dalam aktifitas berbisnis. Penulis melanjutkan penelitian Djakfar yang meneliti makna etika bisnis secara umum pada para pedagang buah di kota Malang, yang pelakunya adalah orangorang awam (orang-orang biasa) dengan penelitian tentang etika bisnis secara khusus yakni etika bisnis komunitas kiai pesantren di Malang, berbeda dengan yang penulis teliti, dalam hal ini pelakunya adalah ulama yakni para pengasuh pondok pesantren di Malang. Etika bisnis menurut orang awam adalah aktivitas jual beli yang penting untung tidak memperhatikan nilai-nilai etika, sedangkan etika bisnis menurut kiai pesantren adalah suatu aktivitas dalam bermu malah (berinteraksi) tidak lepas dari kualitas etika dan bisnis yang sesuai dengan syari'ah serta bisnis yang membawa keuntungan dan keselamatan pada pelakunya di dunia dan di akhirat. 232

C. Rekomendasi Setelah melakukan penelitian tentang etika bisnis kyai pesantren di Malang ini, peneliti mengajukan rekomendasi: a. Hendaknya setiap muslim yang berbisnis selalu memperhatikan nilai-nilai etika seperti yang telah dicontohkan oleh komunitas kiai pesantren di Malang, b. Konsep bisnis kiai pesantren yang sudah sukses diaplikasikan, hendaknya oleh kyai ini diajarkan kepada masyarakat, khususnya kepada santri-santrinya agar mereka terbentuk menjadi subyek ekonom yang mandiri, c. Para santri seharusnya menulis atau membukukan keberhasilan bisnis kyainya supaya bisa dijadikan buku rujukan bagi masyarakat muslim dalam membangun keberdayaan ekonomi umat. 233

234