BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari Kabupaten Bantul, Kabupaten

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi aliran ekspor Surakarta ke Negara tujuan utama ekspor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tenggara Barat dengan menggunakan data variabel kemiskinan digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung. Periode penelitian dipilih dari tahun 2011 sampai 2015 dan meliputi 5

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Belanja fiskal, Belanja modal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara sensus dengan data sekunder berbentuk time series dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2015, dan data cross section yang terdiri atas 6 provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, sehingga merupakan polled the data yaitu gabungan antara data time series (tahun 2008-2015: 8 tahun) dengan data cross section 6 provinsi. Kasus analisisnya memenuhi persyaratan dari model yang digunakan yaitu metode OLS (Ordinary Least Square) dengan data PLS (Panel Least Square). Pengumpulan data dilakukan melalui kumpulan data resmi Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan (DPJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) baik melalui web maupun dari buku terbitan Kementrian Keuangan dan BPS, perpustakaan yang berupa referensi statistik, terbitan berkala, buku, dokumen, maupun koleksi-koleksi khusus serta jurnaljurnal penelitian dan media internet. B. Jenis Data Data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, diantaranya data dari Badan Pusat Statistik Nasional RI, baik melalui web maupun dari buku referenesi data milik BPS Provinsi DI Yogyakarta. Data yang digunakan

adalah data time series dari enam provinsi di Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Data yang akan diteliti mencakup data PDRB Provinsi, Jumlah Penduduk, Pendapatan asli daerah (PAD), Total Pendapatan Daerah, Belanja Tidak Lansung, Belanja Langsung, Inflasi, dan Tenaga kerja selama delapan tahun yaitu dari Tahun 2008 sampai Tahun 2015. C. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan media cetak berupa buku katalog data BPS dan media elektronik yang bersumber dari website Badan Pusat Statistik yaitu www.bps.go.id yang berbentuk e-book katalog data. Data dikumpulkan secara berkala dalam kurun waktu selama penelitin ini dilakukan. Data diolah menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan E-Views 7.0. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan di Wilayah Pulau Jawa Tahun 2008-2015 adalah dengan variabel Terikat Ketimpangan Wilayah Provinsi-Provinsi di wilayah Pulau Jwa dan variabel bebas terdiri atas derajat desentralisasi fiskal, belanja tidak langsung, belanja langsung, Inflasi dan tenaga kerja. Definisi variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Ketimpangan (Y) Ketimpangan antar daerah merupakan kesenjangan ekonomi antar wilayah keenam provinsi di Pulau Jawa, yang diproksi dengan

nilai Indeks Williamson masing-masing provinsi dalam satuan desimal. Rumus Indeks Williamson adalah (Syafrizal,2012) : IW =...(1) Keterangan Y i Y f i n = PDRB per Kapita di Provinsi i = PDRB per Kapita rata-rata Nasional = Jumlah penduduk di Provinsi i = Jumlah Penduduk Nasional 2. Desentralisasi Fiskal Desentralisasi Fiskal digambarkan sebagai seberapa besar angka ketergantungan setiap provinsi di Pulau Jawa terhadap pemerintah pusat dalam pembiayaan anggaran pembangunan. Derajat desentralisasi dinyatakan dengan bentuk persen. Berikut rumus pengolah derajat desentralisasi fiskal: = x 100%... (2) Dimana : DF it PAD it TPD it = derajat desentralisasi fiskal Provinsi i, pada tahun t = Pendapatan asli daerah Provinsi i, pada tahun t = Total Penerimaan daerah Provinsi i, pada tahun t Semakin besar nilai DF semakin tinggi derajat desentralisasi fiskal di wilayah tersebut, begitu juga sebaliknya semakin tinggi angka maka akan semakin tinggi kemampuan daerah tersebut dalam

pengelolan keuangan daerah dan semakin rendah ketergantungan daerah tersebut dari pemerintah Pusat. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam Buku Keuangan Daerah Menurut Provinsi selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2015. 3. Pengeluaran Belanja Pemerintah Data Pengeluaran belanja Pemerintah dibagi menjadi dua yaitu Belanja tidak langsung dan Belanja Langsung. Data diperoleh dari buku terbitan Badan Pusat Statistik pusat dan Kementrian Keuangan RI (www.djpk.kemenkeu.go.id) selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 dan dinyatakan dalam ribu Rupiah atau dalam kondisi sebenarnya. 4. Inflasi Inflasi dalam penelitian ini menggunakan angka inflasi yang terjadi pada kota-kota besar pada provinsi dan dilakukan penghitungan rata-rata pada provinsi yang memiliki kota dengan angka inflasi. Satuan dari inflasi adalah persen. 5. Tenaga Kerja Tenaga kerja digunakan dalam mewakili resource yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan dapat mempengaruhi ketimpangan. Tenaga kerja dalam penelitian ini diukur dengan jumlah angkatan kerja per tahun per wilayah yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Satuan dari tenaga kerja adalah jiwa.

E. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk menjawab Permasalahan atau hipotesis dalam penelitan ini adalah analisis regersi Data Panel. Dengan menguji secara statistik terhadap variabel-variabel yang dikumpulkan dengan menggunakan EViews 7,0. Dari hasil analisis nanti digunakan untuk mengetahui besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. F. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitaif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisa hasil informasi kuantitatif, yaitu estimasi model regresi dengan penggunaan data panel. Dengan menggunakan model ekonometrika, analisa deskriptif kuantitatif dilakukan. Sedangkan dekriptif kualitatif digunakan untuk mendekripsikan feomena-fenomena yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Data diolah menggunakan Ms. Excel 2010 dan Eviews Portable 7.1. Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Dalam penelitian ini digunakan data terdiri atas 6 Provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, sehingga merupakan polled the data yaitu gabungan antara data time series (tahun 2008-2015: 8 tahun) dengan data cross section 6 Provinsi. Kasus analisisnya memenuhi persyaratan dari model yang digunakan yaitu metode OLS (Ordinary

Least Square) dengan data PLS (Panel Least Square). Bentuk model dasarnya adalah sebagai berikut ini : KTti = β0 + β1dfti + β2btlti + β3blti + β4infti +β5tkti + di mana : KT = Ketimpangan wilayah DF = Derajat Desentralisasi Fiskal BTL = Belanja Tidak Langsung BL = Belanja Langsung INF = Inflasi TK = Tenaga Kerja μ = error terms t = menunjukkan periode waktu t di mana periode waktunya adalah tahun 2008 2015 i = menunjukkan subjek di mana subjeknya adalah Provinsi yang berada di wilayah Pulau Jawa G. Estimasi Model Regresi Panel Berikut ini merupakan beberapa alat analisis yang digunakan untuk menguji kualitas data di dalam penelitian ini. Model teknik regresi panel data dapat menggunakan tiga alternatif pendekatan dalam metode pengolahannya, diantaranya adalah: 1. Pooled Least Square (PLS) / Common Effect Model (CEM) Pendekatan paling sederhana ini menggabungkan seluruh data time series dan cross section. Dalam CEM, parameter penelitian diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Model data dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut :

Dimana : i = menunjukan cross section (individu) t = menunjukan periode waktunya 2. Fixed Effect Model (FEM) Pendekatan ini merupakan pendekatan regresi dengan dummy variable sebagai variabel bebas. FEM menghitung kemungkinan peneliti menghadapi masalah ommited variable yang dapat membawa perubahan pada intercept time series atau cross-section. 3. Random Effect Model (REM) Pendekatan ini dapat memungkinkan melihat perbedaan antar individu atau waktu lewat error. Pada REM, error diasumsikan sebagai random dan diestimasikan dengan metode Generalized Least Square (GLS). REM memperhitungkan error mungkin terkolerasi sepanjang time series dan cross-section. Model panel dalam penekatan ini adalah : H. Pemilihan Model Estimasi Data Panel Dalam pemilihan model yang akan digunakan dalam penellitian ini, harus dilakukan pengujian terhadap masing-masing model. Penggunaan metode fixed effects dengan metode pooled least square dapat diuji dengan F-Test, sedangkan The Hausman specification test dilakukakan dengan perbandingan antara metode fixed effect dan metode random

effect. Setelah itu dilakukan pengujian metode random effects dengan metode pooled least suare dengan Langrange Multiplier (LM) test. 1. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih antara model pooled least square atau fixed effect yang akan dipilih untuk estimasi data. Uji ini dilakukan dengan uji restricted F-test, dalam uji ini hipotesa penelitiannya sebagai berikut: H 0 : Model PLS (Restricted) H 1 : Model Fixed Effect (Unrestricted) Sebagai dasar penolakan hipotesa ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Dimana, = Restricted Residual Sam Square (merupakan Sum Square Residual dari estimasi panel dengan metode common effect atau PLS) = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum Square Residual dari estimasi panel dengan metode fixed effect) N T K = jumlah sampel cross section = jumlah sampel time series = total jumlah variabel regresi (termasuk konstanta)

Jika F-hitung > F-tabel (n-1, nt-n-k) maka tolak H0, OLS model invalid sehingga model yang akan digunakan adlah model Fixed effect. 2. Haussman test Haussman Test adalah pengujian untuk memilih antara model random effects dan fixed effects maka digunakan model statistik Chi- Square. Haussman Test menggunakan hipotesis : H0 : metode random effects H1 : metode fixed effects Tingkat α 10% artinya hipotesis nol (null hypothesis) akan ditolak jika probability cross-section random pada pengujian lebih kecil dari 10%. Jika hipotesis nol ditolak maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fixed effect, tetapi jika gagal menolak hipotesis nol maka digunakan model pendekatan random effect. I. Uji Hipotesis Uji hipotesis ini dilakukakn sebagai uji yang memiliki tujuan untuk memeriksa apakah koefisien regresi yang diadapat signifikan atau tidak. Untuk melakukan uji tersebut, maka semua koefisien harus diuji. Terdapata tiga jenis pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi, yaitu uji-f, uji-t, dan uji goodnes of fit (R2). 1. Uji-F (Uji Signifikansi Simultan) Uji-F menguji keseluruhan semua koefisien regresi untuk melihat hubungannya apakah 0 dimana artinya model diterima atau

=0 dimana artinya model tidak diterima. Selain itu uji-f dapat dilakukakn dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, bila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan dapat diambil kesimpulan bahwa minimal ada satu slope regresi yang signifikan secara statistik. Terdapat cara lain yaitu dengan membandingkan α dengan p-value pada tabel outpus aplikasi stratistika, jika niali p-value < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 2. Uji-T (Uji Signifikansi Individual) Uji-F dilakukan untuk menghitung koefisien regresi secara individual, dari uji dapat diketahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh signfikan statistik atau tidak terhadap variabel terikat. Dengan cara sama dengan Uji-F, apabila t hitung > t tabel atau p-value < α, maka H0 ditolak dengan kesimpulan variabel bebas tersebut memiliki hubungan signifikan statistik dengan variabel terikat. 3. Uji Goodness of Fit (R 2 ) Goodness of fit atau koefisien determinasi (R 2 ) ialah ukuran baik atau tidaknya model regresi yang akan diestimasi. Uji ini menggambarkan seberapa besar variasi variabel terikat dapat diterangkan dengan variabel bebas. Apabila nilai R 2 = 0, berarti variasi variabel terikat sama sekali tidak dapat diterangkan oleh variabel bebas. Namun sebaliknya jika nial R 2 = 1, berarti variasi variabel terikat dapat sempurna diterangkan oleh variabel bebas. Dalam kondisi ini, titik pengamatan berada tepat di garis regresi.

J. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas memiliki tujuan untuk menguji, apakah model regresi menemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi harusnya tidak terjadi korelasi tinggi antara masing-masing variabel bebas. Bila terjadi hubungan linear yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas dari suatu model regresi maka dapat dikatakan bahwa terdapat masalah multikolinieritas dalam model tersebut. Masalah multikolinieritas mengakibatkan adanya kesulitan melihat pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi parsial (examination of partial correlation). Metode ini ditemukan oleh Farrar dan Glaubel, cara kerja metode ini adalah dengan melihat nilai R 2 dari model utama yang diestimasi dan nilai R 2 dari regresi antar variabel bebasnya. Bila R 2 model utama lebih tinggi dibandingkan R 2 dari regresi antar variabelvariabel bebasnya, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah multikolenieritas. Cara mendeteksi adanya multikoleniaritas salah satunya adalah dengan melihat koefisien korelasi hasil output komputer. Jika terdapat korelasi yang lebih besar dari 0,9 maka terdapat gejala multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah uji untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi ini akan memenuhi persyaratan dimana adanya kesamaan varians dari residual satu ke pengamatan lain yanng tetap atau disebut homoskedastistas. Deteksi terhadap Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memposisikan polt nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapt jika tidak ada pola tertentu pada grafik seperti kumpulan ditengah, menyempit lalu melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji yang dapat digunakan ntara lain adalah uji Glejser, uji Park atau uji White. Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Park atau uji White. Park menyarankan suatu bentuk fungsi spesifik di antara dan variabel bebas untuk menyelidiki ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas. Bentuk fungsi yang disarankan oleh Park ialah : = e v i karena nilai idak dapat diamati, maka nilai dapat digantikan dengan (residual), sehingga persamaannya dapat ditulis menjadi: ln = ln u 2 + β ln X i + v i = α + β ln X i + v i

Hipotesanya adalah: H0 : Data dari model empiris tidak terdapat heterokedastisitas atau asumsi homokedastisitas terpenuhi H1 : Data dari model empiris terdapat heterokedastisitas atau asumsi homokedastisitas tidak terpenuhi Kriteria pengujiannya adalah apabila koefisien parameter β dari persamaan diatas signifikan secara statistik, hal ini berarti data dari model empiris yang diestimasi terdapat heterokedastisitas atau H0 ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya apabila koefisien parameter β dari persamaan tidak signifikan secara statistik, maka H0 diterima dan H1 ditolak atau asumsi homokedastisitas diterima yang artinya tidak terdapat heterokedastisitas.