BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang lebih spesifik agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar merupakan cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Gaya belajar dibedakan menjadi tiga kelompok, pertama area pengumpulan informasi merupakan cara yang digunakan siswa dalam memperoleh informasi, terdiri dari gaya belajar visual bahasa, visual angka, auditori bahasa, auditori angka dan visual-auditori-kinestetik. Kedua area kondisi belajar merupakan kondisi yang dianggap nyaman oleh siswa pada saat belajar, tebagi menjadi gaya belajar sosial individual dan sosial kelompok. Ketiga area pemilihan ekspresi merupakan cara siswa menuangkan ide, gagasan atau pendapatnya, terbagi ke dalam gaya belajar ekspresi lisan atau ekspresi tertulis. Gaya belajar siswa dievaluasi dengan cara menganalisis kuisioner gaya belajar yang telah diisi oleh siswa. 2. Kemampuan berkomunikasi siswa yang di ukur adalah kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Kemampuan berkomunikasi secara lisan merupakan kemampuan siswa saat menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain ketika berdiskusi atau melakukan presentasi. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi keterampilan menyajikan ide, gagasan atau informasi yang didapatkan ke 25

26 dalam grafik, tabel, bagan dan gambar atau keterampilan membaca informasi dari grafik tabel, bagan dan gambar. Keterampilan berkomunikasi tulisan pada siswa di ukur melalui tes tertulis berupa soal uraian. Sedangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan dinilai pada saat melakukan diskusi kelompok. Data hasil tes tertulis dan data komunikasi lisan dipersentasekan dan dikategorikan menurut kriteria yang telah ditentukan. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif karena penelitian ini hanya menjelaskan dan menerangkan suatu karakteristik atau peristiwa yang terjadi (Arikunto, 2006: 35). Penelitian ini dilakukan terhadap satu kelas (tanpa adanya kelas eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan) dan hasilnya hanya memberikan gambaran mengenai profil kemampuan berkomunikasi dan gaya belajar pada kelas penelitian. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2009/2010. Penelitian dilaksanakan pada satu kelas. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-6 semester 2 SMA Negeri 6 Bandung yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah siswa 35 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

27 D. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2009/2010 yang berlokasi di Jalan Pasirkaliki no. 51 Bandung. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juni 2010. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tes Kemampuan berkomunikasi Tes kemampuan berkomunikasi tulisan ini berupa soal uraian yang berjumlah 10 soal dan mengacu pada indikator keterampilan komunikasi yang mencakup kemampuan komunikasi melalui gambar, grafik, tabel, dan bagan. Sebelum tes ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan judgement soal kepada beberapa dosen ahli Jurusan Pendidikan Biologi. Kemudian soal diujicobakan pada kelas X yang lain untuk mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan. 2. Kuisioner gaya belajar Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, siswa tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan, dan merupakan kuisioner langsung karena siswa menjawab tentang dirinya sendiri (Arikunto, 2006: 152). Kuisioner gaya belajar ini menggunakan C.I.T.E. Learning Styles Instrument. Kuisioner ini berisi 45 soal untuk menjaring 9 gaya belajar diantaranya Visual-bahasa (Visual-Language), Visual-angka (Visual-Numerical), Auditori-bahasa (Auditory-Language), Auditori-angka (Auditory-

28 Numerical), Auditori-Visual-Kinestetik, Sosial-individual (Social- Individual), Sosial kelompok (Social-Group), Ekpsresi lisan (Expressive Oral), Ekpsresi tertulis (Expressiveness-Written). Masing-masing gaya belajar akan tergambarkan dalam 5 soal. 3. Penilaian kemampuan berkomunikasi Lisan Kemampuan komunikasi secara lisan dinilai dengan menggunakan lembar observasi. Penilaian mengacu pada indikator-indikator komunikasi lisan. Dalam penelitian ini, digunakan 15 kriteria penilaian komunikasi lisan. Penilaian dilakukan oleh satu orang observer untuk setiap kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang siswa. 4. Angket siswa Angket digunakan sebagai data penunjang untuk mengetahui respon siswa terhadap komunikasi lisan dan tulisan serta gaya belajar masing-masing siswa. 5. Wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru. Wawancara ini digunakan sebagai data penunjang. Pedoman wawancara untuk guru terdiri dari 10 butir soal. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari : 1. Pengisian angket oleh siswa untuk mendapatkan informasi mengenai kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa.

29 2. Pengisisan format penilaian kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada saat melakukan diskusi kelompok. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi lembar penilaian yang telah berisi indikator-indikator penilaian. Data komunikasi lisan dijaring oleh observer pada masing-masing kelompok. 3. Pengisian soal uraian oleh siswa untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan berkomunikasi siswa secara tertulis. Soal uraian berjumlah 12 soal yang memuat empat indikator komunikasi tertulis yaitu gambar, tabel, grafik dan bagan. 4. Pengisian angket di akhir pembelajaran oleh siswa. Angket respon siswa ini berjumlah 11 soal. 5. Pengisian format wawancara untuk guru mata pelajaran. G. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Hasil Uji Coba Soal Instrumen terlebih dahulu dijudge oleh beberapa dosen ahli dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang telah dibuat memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai alat pengumpul data. Kemudian tes diujicobakan dan hasilnya di analisis. Pada penelitian ini, analisis butir soal uji coba diolah dengan menggunakan program Anates. Sedangkan setiap butir soal yang di analisis dengan cara manual menggunakan rumus sebagai berikut : a. Validitas Tes Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yang digunakan. Sebuah tes dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuai dengan

30 kriteria yang diinginkan dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Dalam menentukan validitas soal, digunakan rumus sebagai berikut: r xy = N Σ Xy ( ΣX )( Σ Y ) 2 2 2 { N ΣX ( Σ X ) 2 }{ N ΣY ( ΣX ) } Keterangan : r xy X Y N = koefisien korelasi antara variabel X dan Y = skor tiap butir soal = skor rata-rata pembanding = jumlah sampel Tabel 3.1 Klasifikasi Validitas soal Rentang Keterangan 0,00-0,200 Sangat rendah 0,200 0,400 Rendah 0,400-0,600 Sedang 0,600-0,800 Tinggi 0,800 1,00 Sangat tinggi b. Reliabilitas Tes (Arikunto, 2006:170) Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui terpercaya atau tidaknya soal yang digunakan. Reliabilitas instrumen dicari dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut: Keterangan: r 11 = ( k ) (1 - ơ b 2 ) (k-1) ơ 2 t r 11 k 2 ơ b ơ 2 t = reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal = jumlah varians butir = varians total

31 Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas Rentang Keterangan 0,80 < r 11 1,00 Sangat tinggi 0,60 < r 11 0,80 Tinggi 0,40 < r 11 0,60 Sedang 0,20 < r 11 0,40 Rendah 0,00 < r 11 0,02 Sangat rendah (Arikunto, 2005:109) c. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda ditentukan dengan rumus: Keterangan: B A B B D = J A - J B = P A - P B B A B B J A J B P A P B = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar = Jumlah peserta kelompok atas = Jumlah peserta kelompok bawah = Proporsi peserta kelompok atas = Proporsi peserta kelompok bawah Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Keterangan 0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik sekali (-) Negatif (dibuang) (Arikunto, 2005: 204)

32 d. Tingkat Kesukaran Pengujian tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui soal yang baik, yaitu soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus yang digunakan dalam menilai tingkat kesukaran yaitu: Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Keterangan 0,00 0,30 Sukar 0,30 0,70 Sedang 0,70 1,00 Mudah Berdasarkan analisis data hasil uji coba instrumen, diperoleh hasil seperti yang terangkum dalam Tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.5 Rekapitulasi analisis data hasil uji coba soal Kategori Uji coba Validitas Tingkat Kesukaran P = B J (Arikunto, 2008: 210) Kriteria Nomor Soal Jumlah soal Sangat rendah 2, 15 2 Rendah 7, 10 2 Sedang 6 1 Tinggi 1, 3, 5, 8, 11, 12, 13, 14, 16 9 Sangat tinggi 4, 9 2 Sukar - - Sedang 1, 3, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16 11 Mudah 2, 4, 7, 10, 15 5

33 Kategori Uji coba Daya Pembeda Kriteria Nomor Soal Jumlah soal Jelek 2, 7, 10, 15 4 Cukup 1, 4, 9, 14 4 Baik 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 16 8 Baik sekali - - Negatif - - Reliabilitas tes yang didapatkan yaitu sebersar 0,89 dengan kriteria tinggi. Dari 16 soal kemampuan berkomunikasi tulisan yang diujicobakan, empat soal tidak digunakan yaitu nomor 2, 7, 10 sdan 15, satu soal direvisi yaitu soal nomor 4, serta 11 soal digunakan kembali. Maka soal yang digunakan dalam penelitian berjumlah 12 soal. 2. Pengolahan Data Hasil Tes Kemampuan Berkomunikasi Data hasil tes kemampuan berkomunikasi tulisan dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: NP = R SM x 100 Keterangan: NP R SM : Nilai persen yang dicari dalam skala seratus : Skor mentah yang diperoleh seluruh siswa : Skor maksimal ideal dari seluruh siswa

34 Tabel 3.6 Kriteria tingkat penguasaan kemampuan berkomunikasi tulisan Tingkat Penguasaan Kategori 86% - 100% Sangat baik 76% - 85% Baik 60% - 75% Cukup 55% - 59% Kurang < 54% Sangat kurang (Purwanto 2008:102) 3. Pengolahan Data Gaya Belajar Kuisioner gaya belajar berjumlah 45 soal. Masing-masing gaya belajar diwakili oleh 5 soal. Berikut analisis gaya belajar: Visual-bahasa 5 = 13 = 21 = 29 = 37 = + Auditori-angka 7 = 15 = 23 = 31 = 39 = + Sosial-kelompok 8 = 16 = 24 = 32 = 40 = + Visual-angka 9 = 17 = 25 = 33 = 41 = + Sosial-individual 4 = 12 = 20 = 28 = 45 = + Ekspresi lisan 6 = 14 = 22 = 30 = 38 = + Auditori-bahasa 3 = 11 = 19 = 36 = 44 = + Auditori-Visual-Kinestetik 1 = 18 = 26 = 34 = 42 = + Ekspresi tertulis 2 = 10 = 27 = 35 = 43 = +

35 Nilai pada setiap soal dalam kuisioner ini berada pada rentang 1-4. Nilai dari soal-soal pada setiap gaya belajar dijumlahkan, kemudian nilai total dikalikan dua untuk memperoleh skor akhir. Skor yang didapatkan menunjukkan kriteria dari gaya belajar yang dimiliki siswa. Tabel 3.7 Kriteria Gaya Belajar Skor Kriteria 34 40 Gaya belajar mayor 20 32 Gaya belajar minor 10 18 Gaya belajar yang diabaikan 4. Pengolahan Data Kemampuan Komunikasi Lisan Format penilaian yang berisi indikator kemampuan berkomunikasi terlebih dahulu di judgement oleh beberapa dosen ahli. Format penilaian yang telah berisi nilai kemampuan berkomunikasi siswa di analisis untuk mengetahui tingkat kemampuan berkomunikasi siswa. Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dihitung nilai frekuensi kemunculan untuk setiap aspek komunikasi. Pengolahan data menggunakan rumus sebagai berikut: NP = R SM x 100 Keterangan: NP R SM : Nilai persen yang dicari dalam skala seratus : Skor mentah yang diperoleh seluruh siswa : Skor maksimal ideal dari seluruh siswa

36 Tabel 3.8 Kriteria tingkat penguasaan kemampuan berkomunikasi lisan Tingkat Penguasaan Kategori 86% - 100% Sangat baik 76% - 85% Baik 60% - 75% Cukup 55% - 59% Kurang < 54% Sangat kurang (Purwanto 2008:102) 5. Pengolahan Angket Data hasil angket tanggapan siswa terhadap gaya belajar dan kemampuan komunikasi dianalisis secara kualitatif dan dideskripsikan. 6. Pengolahan Wawancara Data hasil wawancara terhadap guru dianalisis secara kualitatif dan dideskripsikan. H. Prosedur Pengambilan Data 1. Tahap Persiapan a. Penyusunan proposal b. Pembuatan instrumen penelitian c. Seminar proposal d. Judgement instrumen penelitian e. Revisi instrumen penelitian f. Melakukan uji coba instrumen penelitian (tes kemampuan komunikasi tertulis). g. Menganalisis butir soal uji coba.

37 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksaan kegiatan pembelajaran materi ekosistem menggunakan metode diskusi dan dilakukan penilaian komunikasi lisan dengan menggunakan lembar observasi. b. Melaksanakan tes tertulis untuk menjaring kemampuan komunikasi tertulis. c. Pengisian kuisioner gaya belajar dan angket tanggapan siswa, format wawancara guru. 3. Tahap Penyusunan a. Pengolahan data penelitian b. Penarikan kesimpulan c. Penyusunan skripsi

38 I. Alur Penelitian Perumusan masalah Studi pendahuluan dan kajian literatur Pembuatan RPP Pembuatan instrumen Angket Lembar observasi Tes Tertulis Judgement instrumen Revisi instrumen Pelaksanaan pembelajaran Presentasi & Penilaian presentasi menggunakan lembar observasi Uji coba instrumen tes Pengisian angket Pengisian Kuisioner Pelaksanaan tes Pengumpulan data Analisis dan pengolahan data Kesimpulan Penyusunan laporan Gambar 3.1 Alur penelitian