Relationship between Gestational Age and Incident of Macrosomia

dokumen-dokumen yang mirip
Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Analisis Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Tugurejo Semarang

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Diabetes Melitus Gestasional. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

PERNYATAAN. diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

Latviya Rahmani Husein Putri 1, Supriyatiningsih 2. Yogyakarta ABSTRACT

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Karakteristik pasien dengan preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked.

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

Senam Hamil Mempengaruhi Lama Persalinan Normal pada Primigravida. Pregnant Exercise Influence Vaginal Term Labor On Primigravid

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Prevalensi Derajat Asfiksia Neonatorum pada Berat Badan Bayi Lahir Rendah. The Prevalence of Asphyxia Neonatorum Severity In Low Birth Weight Infants

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB III METODE PENELITIAN

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

INDUKSI PERSALINAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR LABOR INDUCTION WITH THE INCIDENT OF ASPHYXIA NEWBORN

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

LUARAN IBU BERSALIN MENOPOUSE. Outcome Maternal Labor In Menopousal Age

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD Dr.H.Moch.ANSARI SALEH BANJARMASIN

KAITAN MAKROSOMIA DENGAN DIABETES MELITUS GESTASIONAL DI BAGIAN OBSGIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE SEPTEMBER 2012-SEPTEMBER 2013

Faktor Resiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan. The Risk Factors Of Hypertension in Pregnancy PENDAHULUAN

HAMIL GANDA PENYEBAB BERMAKNA BERAT BAYI LAHIR RENDAH

Hubungan Usia dan Paritas Dengan Kejadian Partus Prematurus Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2010

Penyebab Terjadinya Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN SKOR APGAR JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Mulyanti

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK PERSALINAN PREMATUR DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

PERBEDAAN BERAT BADAN LAHIR DAN NILAI APGAR BAYI PADA IBU PARITAS TINGGI DAN PARITAS RENDAH DI RSUD CILACAP TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

PROFIL PERSALINAN KEHAMILAN KEMBAR DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2011

Jurnal Sehat Mandiri Jilid 7 Nomor 1 Tahun 2013 Hal 13-22

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

Hubungan Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, dan Kehamilan Ganda dengan Kejadian Preeklampsi pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum Sumedang

Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Lahir di Puskesmas Puter Periode 1 Maret Maret 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

Pengaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD M.A Sentot Patrol Indramayu

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA PERSALINAN PERVAGINAM PASCA BEDAH SESAR DI RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA DENGAN VBAC (VAGINAL BIRTH AFTER CAESAREA) DI RSUD ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Transkripsi:

Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Makrosomia Diana Handaria 1, Ika Dyah Kurniati 1, Azmi Yunita 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar Belakang: Salah satu komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada persalinan dan pada bayi lahir adalah makrosomia. Bayi makrosomia umumnya dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes melitus, kehamilan lewat bulan (postterm) dan pada grande multipara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan kejadian makrosomia. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data rekam medis 100 ibu yang melahirkan di RSUD Tugurejo Semarang periode Januari-Desember 2014. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square, dengan batas kemaknaan adalah p < 0,05 dan interval kepercayaan 95%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel penelitian, 71 (71%) bayi dengan berat lahir normal dan 29 (29%) bayi dengan berat lahir makrosomia. Dari 29 sampel bayi makrosomia, 26 (89,7%) dilahirkan dari ibu dengan usia kehamilan postterm dan 3 (10,3%) dilahirkan ibu dengan usia kehamilan aterm. Hasil analisis bivariat antara usia kehamilan dengan kejadian makrosomia diperoleh nilai p=0,017 (<0,05) dan nilai OR = 4,426, artinya wanita dengan kehamilan postterm mempunyai peluang 4,426 kali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan dengan kehamilan aterm. Simpulan: Ada hubungan antara kehamilan lewat bulan (postterm) dengan kejadian makrosomia. Ibu dengan usia kehamilan lewat bulan (postterm) akan beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir besar (makrosomia). Kata kunci : Usia kehamilan, postterm, berat bayi lahir, makrosomia. Relationship between Gestational Age and Incident of Macrosomia ABSTRACT Background: One of the complication in pregnancy which have a negative impact on labor and the baby born is macrosomia. Macrosomia generally found in pregnant women with diabetes mellitus, postterm pregnancy and grande multipara. This study aims to determine the relationship between gestational age and incident of macrosomia. Method: This study is an observational with cross sectional design. This research used the medical records of 100 patients who gave birth at RSUD Tugurejo in period of January to December 2014. The data analysis using Chi-square test, and the limit of significances was p <0.05 with 95% confidence interval. Result: The results showed that from 100 samples, 71 (71%) were normal birth weight and 29 (29%) were macrosomia. From 29 samples of macrosomia, 26 (89.7%) were postterm and 3 (10.3%) were aterm. The results of the bivariate analysis between gestation with the incidence of macrosomia obtained value of p = 0.017 (<0.05) and the value of OR = 4.426, meaning that postterm have a chance of having a macrosomia baby 4.426 times compared with aterm. Conclusion: There was a relationship between postterm and the incidence of macrosomia. Postterm pregnancy will be at risk of having a baby with macrosomia. Keywords: Gestational age, postterm, infant birth weight, macrosomia Korespondensi : Diana Handaria, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. 2A. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, telepon/faks (024) 8415764. Email : fk.unimus@gmail.com PENDAHULUAN Janin dengan berat badan yang lebih untuk usia kehamilannya atau makrosomia mempunyai risiko yang tinggi untuk mengalami distosia bahu, asfiksia pada saat persalinan, trauma persalinan, kematian janin dan non insulin diabetes melitus. Selain itu janin yang besar juga memberikan risiko untuk ibunya. (Behrman dkk,2000) Frekuensi bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%. Makrosomia merupakan salah satu komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada persalinan dan pada saat bayi lahir apabila komplikasi tersebut tidak dideteksi secara dini dan segera ditangani. (Alatas dkk, 1997) 1

Persalinan dengan penyulit makrosomia umumnya dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes melitus, kehamilan lewat waktu (postterm) dan pada grande multipara. Kehamilan postterm merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu sebelum terjadi persalinan. (Pernoll et al, 2001) Kejadian kehamilan lewat waktu berkisar antara 10% dengan variasi 4% sampai 15%. Jika dibandingkan dengan kehamilan yang berusia 40 minggu, angka kematian perinatalnya 2 kali lebih besar pada usia kehamilan 42 minggu dan 5-7 kali lebih besar pada usia kehamilan 43 dan 44 minggu. Sekitar 30% kematian perinatalnya terjadi sebelum persalinan, 55% terjadi saat persalinan dan 15% terjadi setelah persalinan. (Saifuddin dkk, 2009, Cunningham et al, 2012) Kehamilan postterm mempunyai hubungan yang erat dengan mortalitas, morbiditas, perinatal, ataupun makrosomia. Sementara itu resiko pada ibu pada kehamilan postterm dapat berupa perdarahan pascapersalinan maupun tindakan obstetrik yang meningkat. Berbeda dengan angka kematian ibu yang cenderung menurun, kematian perinatal nampaknya masih menunjukkan angka yang cukup tinggi, sehingga pemahaman dan penatalaksanaan yang tepat terhadap kehamilan postterm akan memberikan sumbangan yang besar dalam menurunkan angka kematian, terutama angka kematian perinatal. (Saifuddin dkk, 2009, Cunningham et al, 2012, Galal et al, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan kejadian makrosomia. METODE Penelitan ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian retrospektif dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah adalah seluruh ibu melahirkan di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian ini menggunakan sampel minimal sebanyak 100 rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu ibu melahirkan dengan usia kehamilan 37 minggu di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2014, catatan medik lengkap, BBL 2500 gram. Sedangkan kriteria ekslusinya yaitu rekam medik yang tidak lengkap, kehamilan dengan ketuban pecah dini, hidramnion, lilitan tali pusat, kehamilan dengan penyakit sistemik seperti penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal, hipertensi, diabetes melitus dan keganasan serta riwayat melahirkan bayi > 4000 gram. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia kehamilan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah berat bayi lahir. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti. Analisis 2

bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Teknik analisis bivariat yang digunakan adalah uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan α 0,05 (95%). HASIL Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi frekuensi sampel menurut usia kehamilan dan berat bayi lahir di RSUD Tugurejo Semarang. Variabel Kategori Jumlah Persen (%) Usia Kehamilan Postterm 73 73 Aterm 27 27 Berat bayi lahir Makrosomia 29 29 Tidak makrosomia 71 71 Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 100 sampel penelitian, diperoleh hasil mayoritas sampel golongan hamil postterm sebesar 73 (73%), sedangkan aterm sebesar 27 (27%). Mayoritas sampel melahirkan bayi dengan berat lahir normal sebesar 71 (71%), sedangkan bayi dengan berat lahir makrosomia sebesar 29 (29%). Dari 29 sampel bayi makrosomia, 26 (89,7%) dilahirkan dari ibu dengan usia kehamilan postterm dan 3 (10,3%) dilahirkan i bu dengan usia kehamilan aterm. Analisis Bivariat Analisis bivariat dengan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (α =0,05), jika p 0,05 maka dinyatakan terdapat hubungan. Tabel 2 Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Makrosomia di RSUD Tugurejo Semarang. Makrosomia Variabel Ya Tidak Jumlah P OR N % N % N % Usia Kehamilan postterm 26 89,7 47 66,2 73 100 0,017 * 4,426 aterm 3 10,3 24 19,2 27 100 Jumlah 29 100 71 100 100 100 Hasil analisis hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian makrosomia diperoleh bahwa dari 29 sampel bayi makrosomia, 26 (89,7%) dilahirkan ibu dengan usia kehamilan postterm dan 3 (10,3%) dilahirkan ibu dengan usia kehamilan aterm. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,017 (<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kehamilan postterm dengan kejadian makrosomia di RSUD Tugurejo Semarang. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,426 artinya wanita dengan kehamilan postterm 3

mempunyai peluang 4,426 kali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan dengan kehamilan aterm. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini sesuai dengan teori, bahwa kehamilan postterm mempunyai hubungan yang erat dengan mortalitas, morbiditas, perinatal, ataupun makrosomia. Karena perubahan mendasar yang terjadi pada kehamilan postterm bersumber dari kemampuan plasenta untuk memberikan nutrisi dan O 2 serta kemampuan fungsi lainnya. Jika fungsi plasenta masih cukup baik dapat menyebabkan tumbuh kembang janin berlangsung terus, sehingga berat badan terus bertambah sekalipun lambat, dapat mencapai lebih dari 4000 gram yang disebut bayi makrosomia. (Cunningham et al, 2012, Manuaba et al, 2007) Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan dengan demikian menjadi bayi besar yang abormal (makrosomia) pada saat lahir, atau bertambahnya berat postterm serta berukuran besar menurut usia gestasinya. Kenyataan bahwa janin postterm terus bertambah merupakan indikasi tidak terganggunya fungsi plasenta dengan implikasi bahwa janin seharusnya mampu menanggung semua beban persalinan normal tanpa masalah. Akan tetapi pada kenyataan yang terjadi tidak demikian, pertumbuhan yang terus berlangsung dapat menimbulkan disporposi sefalopelvik dengan derajat yang mengkahawatirkan dan akibatnya persalinan secara seksio sesarea. (Crowley, 2002) SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diambil kesimpulan bahwa : 1. Usia kehamilan dari 100 sampel dalam penelitian ini, kehamilan postterm sejumlah 73 sampel (73%) dan kehamilan 27 sampel (27%). 2. Berat bayi lahir dari 100 sampel dalam penelitian ini, berat bayi lahir makrosomia berjumlah 29 (29%) dan tidak makrosomia 71 (71%). 3. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,017 (<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kehamilan postterm dengan kejadian makrosomia. 4. Nilai OR = 4,426 artinya wanita dengan kehamilan postterm mempunyai peluang 4,426 kali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan dengan kehamilan aterm. DAFTAR PUSTAKA Alatas, Dr. Husein. 1997. Ilmu Kesehatan Ana, edisi ke 7. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal 573-761 4

Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2 Prof. Dr. Dr. A. Samik Wahab, SpA(K) (ed). Jakarta : EGC., hal 1028-1042 Crowley P. 2002. Prolonged pregnancy in. Chamberlain G, Steer P. Editors. Turnbull s Obstetrics. New York. Churchill Livingstone. P. 521-32. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY, Pendit BU, Setia R. 2012. Obsteri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC; hal: 150-51, 522-33, 877-87. Galal M, Symonds I, Murray H, Petraglia F, Smith R. 2012. Post term pregnancy. FVV in Obgyn [serial online] 2012; 4 (3): 175-187 Available from: http://www.fvvo.be/assets/294/04-galal_et_al.pdf. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; hal: 450-55, 800-9. Pernoll Ml. Benson. 2001. Pernoll s handbook of Obstetrics and Gynecology 10th Edition. New York : Mc Gray Hill, pg: 219-21 Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi 4 Cetakan 2. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. hal: 620-28, 685-95, 774-99 5