BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB III PERHITUNGAN. Tugas Akhir

Universitas Mercu Buana 49

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

Perhitungan Ulang Beban Pendinginan Pada Ruang Auditorium Gedung Manggala Wanabakti Blok III Kementerian Kehutanan Jakarta

Pengantar Sistem Tata Udara

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum

DAFTAR PUSTAKA. W. Arismunandar, Heizo Saito, 1991, Penyegaran Udara, Cetakan ke-4, PT. Pradnya Paramita, Jakarta

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Perhitungan beban pendinginan office PT. XX yang berlokasi di Jakarta

BAB III METODOLOGI PENGAMBILAN

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Ruangan (Air Conditioning) Di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

SOFTWARE PERHITUNGAN KAPASITAS SISTEM PENYEJUK UDARA DALAM RANGKA KONSERVASI ENERGI TATA UDARA PADA BANGUNAN GEDUNG

RANCANG BANGUN INSTALASI TATA UDARA RUANG AUDITORIUM DIREKTORAT JENDRAL AHU KEMENKUMHAM

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

LAMPIRAN I. Universitas Sumatera Utara

PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN PADA LANTAI 2 GEDUNG SENTRA BISNIS & DISTRIBUSI PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG (CNI)

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

BAB IV PERHITUNGAN PENDINGIN GEDUNG

PENGHITUNGAN BEBAN KALOR PADA GEDUNG AULA UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK

BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

BAB III DATA GEDUNG DAN LINGKUNGAN

BAB III PERANCANGAN.

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

PERHITUNGAN DAN METODE KONSTRUKSI SISTEM PENDINGINAN TERHADAP AUDITORIUM

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN KALOR PADA RUANGAN SERVER SEBUAH GEDUNG PERKANTORAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN BEBAN PENDINGIN 4.1 PERHITUNGAN SECARA MANUAL DAN TEORISTIS

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Dan Letak Ruangan Server. Lampiran Kondisi ruang server

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas)

ANALISA BEBAN KALOR SEBAGAI PARAMETER PENENTUAN PEMILIHAN MESIN PENYEGAR UDARA UNTUK DI APLIKASI PADA GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Hotel Sapadia Siantar. Hotel Danau Toba International Medan. Rumah Sakit Columbia Asia Medan

TUGAS AKHIR ANALISIS KEMAMPUAN MESIN PENYEGAR UDARA TERPASANG TERHADAP BEBAN PANAS RUANG AIR TRAFIC CONTROL DI BANDAR UDARA BUDIARTO

ANALISA PEMBEBANAN PADA COLD STORAGE ROOM 33 DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERANT R 12 DI PT

PERHITUNGAN ULANG SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA GERBONG KERETA API PENUMPANG EKSEKUTIF MALAM (KA. GAJAYANA)

Jurnal Kajian Teknik Mesin Vol. 2 No. 1 April

STUDI EVALUASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KAMPUS BUKIT JIMBARAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang

Kajian Termis pada Beberapa Material Dinding untuk Ruang Bawah Tanah. I G B Wijaya Kusuma 1)

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN INSTALASI AIR CONDITIONING DI RUANG PENGAJARAN UMUM PSD III TEKNIK MESIN

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

TUGAS AKHIR. Perancangan Ulang Sistem Pengondisian Udara Untuk Ruangan Pelapisan Krispi Di PT. XYZ

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KERETA REL LISTRIK

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

OPTIMASI RANCANGAN TERMAL SISTEM PENGKONDISIAN UDARA RUANGAN PASCA SARJANA UNISMA BEKASI

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

PERANCANGAN TATA UDARA UNTUK RUANGAN BELAJAR DI GOETHE INSTITUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA. II.1 Definisi Dari Sistem Pengkondisian Udara

PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN

Perencanaan Ulang Sistem Pengkondisian Udara Pada lantai 1 dan 2 Gedung Surabaya Suite Hotel Di Surabaya

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB IV. ducting pada gedung yang menjadi obyek penelitian. psikometri untuk menentukan kapasitas aliran udara yang diperlukan untuk

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi

PENELITIAN. ANALISA TERHADAP SISTEM PENDINGIN RUANGAN (AC) TERPASANG PADA RUANGAN PROSES PENENUNAN (Weaving Proces) DI PABRIK TEKSTIL OLEH :

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERENCANAAN BEBAN PENDINGINAN DAN PEMASANGAN INSTALASI AIR CONDITIONIG DI RUANG PENGAJARAN UMUM PSD III TEKNIK MESIN

Audit Energi Pada Gedung IV Kantor PT PLN (PERSERO) Wilayah Kalimantan Barat

Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi Energi Pada Bioskop XYZ Di Jakarta

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

TUGAS AKHIR. ANALISA BEBAN PENDINGIN PADA KERETA API ARGO BROMO DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22 di PT.KERETA API INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

Teknik Pendingin BAB VI ESTIMASI BEBAN PENDINGIN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

Analisa Beban Kalor pada Ruang Bagian Kepegawaian Rektorat Universitas Nusa Cendana

PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI COLD STORAGE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN Dalam perhitungan beban pendingin gedung yang akan dikondisikan oleh mesin pendingin didapat data-data dari gedung tersebut, sebagai berikut : IV.1 Nama Gedung 1. Nama : Gedung Nusantara II Sekretariat Jenderal DPR RI 2. Fungsi : Ruang Rapat Paripurna lantai 3 3. Lokasi : Jakarta Barat 4. Posisi : Menghadap ke Barat 5. Letak Geografis : 6 LS dan 107 BT IV.2 Data Gedung 1. Luas lantai : 1632 m 2. Volume ruangan : 8160 m 3. Nama bulan Perancangan : Juni 2010 IV.3 Kondisi Perancangan Waktu pukul Di dalam ruangan Di luar ruangan Perbandingan Perubahan kelembaban Temperatur Temperatur Kelembaban temperatur rata-rata bola kering bola basah relatif harian sepanjang hari 26 C - - 55% 0,0116 kg/kg 32 C 8 C - - 0,020 kg/kg 50

IV.4 Temperatur Udara Luar dan Jumlah Radiasi Matahari Sepanjang Hari Waktu\Pukul 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Temperatur luar ( C) Radiasi matahari (Kcal/M h) 31.5 C 744 Temperatur udara luar sesaat 28 :, Δt Δt to = to rancangan + cos15( τ ) 2 2 γ = 32 4 + 4 cos 15 (0-2) = 31,5 C (untuk pukul 12.00 wib) dimana : to = temperatur udara luar sesaat, ( o C) to rancangan = temperatur udara luar untuk perancangan, ( o C) Δt = perubahan temperatur harian, ( o C) 15 = perubahan waktu sudut ( 360 0 ) 24 jam τ = waktu penyinaran matahari γ = saat terjadinya temperatur maksimum ( + 2 ) Untuk τ (waktu penyinaran matahari ), pukul 12.00 siang adalah 0, pagi hari (A.M) adalah negatif (-) dan siang hari (P.M) adalah positif, dengan besarnya 28 Yuriadi, Kusuma, Sistem Mekanikal Gedung, Jakarta, [s.n.], hal. 4. 51

dinyatakan sampai satu angka desimal, misalnya pukul setengah sepuluh pagi dinyatakan dengan -2.5. IV.5 Beban Kalor Sensibel Daerah Parimeter (Tepi) IV.5.1 Tambahan Kalor Oleh Transmisi Radiasi Matahari Melalui Jendela Luas jendela (m²) x Jumlah Radiasi Matahasi (Kcal/m²Jam) x Faktor Transmisi Jendela x Faktor bayangan = Kcal/h 29 = 23,14 m² x 744 Kcal/m²jam x 0,95 x 0,8 = 13.084,282 Kcal/h IV.5.2 Beban Transmisi Kalor Melalui Jendela Dapat dirumuskan : Luas Jendela (m²) x Koefisien Transmisi Kalor Melalui Jendela, K (Kcal/m²Jam C) x t Ruangan ( C) = Kcal/h 30 = 23,14 m² x 5,5 Kcal/m²Jam C x 5,5 C = 699,985 Kcal/h IV.5.3 Infiltrasi Beban Kalor Sensibel Dapat dirumuskan : {(Volume Ruangan (m³) x Jumlah Penggantian Ventilasi Alamiah, Nn + Jumlah Udara Luar x, V Sf x t Ruangan ( = Kcal/h31 29 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 30 30 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 30. 31 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 52

= {(8160 m³ x 2 kal/h) + 298,5)} x, x 5,5, = 12.421,26 Kcal/h IV.6 Beban Transmisi Kalor Melalui Dinding dan Atap IV.6.1 Beban Kalor Transmisi Melalui Dinding Untuk dinding menggunakan bahan : Marmer dalam dan luar R = 0,741 m jam C/kcal Beton (biasa) R = 0,714 m jam C/kcal x 0,2 = 0,143 m² jam C/kcal Adukan semen R = 1,07 m jam C/kcal x 0,02 = 0,021 m jam C/kcal Lapisan bagian luar R = 0,05l m jam C/kcal Lapisan bagian dalam R = 0,125 m jam C/kcal Sehingga tahanan perpindahan kalor total 32 : R = R + R + R + R `+ R R = 2,339 m jam C/kcal Maka : K = = R, = 0,4275 Kcal/m²Jam Sehingga beban transmisi kalor melalui dinding : (Luas dinding, m³) x (Koefisien Mission Transmisi Kalor dari dinding K, Kcal/m²Jam ) x (ETD Matahari + ETD Udara, Kcal/h 33 = 160 m³ x 0,4275 Kcal/m²Jam x (26,04 + 5,109) = 2130,59 Kcal/ IV.6.2 Beban Kalor Transmisi Melalui Atap 32 America Society of Heating Refrigerant and Air Conditioning Engineers, ASHRAE Handbook Fundamental, Atlanta, 2001, hal. 23.8. 33 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 53

Mencari Nilai ETD matahari 34 : ETD matahari = Dimana = Beban Perpindahan kalor, Kcal/m²Jam K = Koefisien Perpindahan kalor, Kcal/m²Jam Mencari beban Perpindahan kalor = K ( 1 e t ) Dimana : K = Koefisien Perpindahan kalor, Kcal/m²Jam K = R C = Kapasitas Kalor atap, Kcal/m²Jam t = waktu (Kcal/m²Jam ) Rt = Rso +Rsi + R1 +R2+ R3 +R4 Terdiri dari dari 3 lapisan dan satu kerangka atap : Water Frooping R = 0,06 m jam C/kcal Beton ( biasa) R = 0,714 m jam C/kcal Langit-langit Udara R = 0,170 m jam C/kcal Tembaga R = 0,0030 m jam C/kcal Lapisan bagian luar R = 0,05l m jam C/kcal Lapisan bagian dalam R = 0,125 m jam C/kcal R = R + R + R + R `+ R + R 35 34 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 57 54

R = 1,123 m jam C/kcal Harga K = = = K ( 1 e t ) = 26,04 x 0,89 ( 1 e = 23,21 kcal/m jam Maka : ETD matahari =,, Mencari nilai ETD udara 36 :, = 0,89 kcal/m jam,, x 6 ) = 26,08 ETD udara = t rancangan - - tr rancangan + k Dimana : to rancangan = temperatur luar untuk rancangan Perbedaaan temperatur harian cos 15 ( Tr rancangan = temperatur udara ruang untuk perancangan K = Faktor amplitudo = lama waktu matahari bersinar dinyatakan dalam jam ( saat Terjadinya kulminasi adalah 0;AM dinyatakan negatif dihitung Dalam berapa jam sebelum kulminasi dan PM dinyatakan dalam Tanda Positif = selisih waktu antara terjadinya kulminasi dan saat dimana terjadi 35 America Society of Heating Refrigerant and Air Conditioning Engineers, ASHRAE Handbook Fundamental, Atlanta, 2001, hal. 23.8 36 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 61. 55

Terjadi temperatur maksimum (-2) = waktu keterlambatan 15 = kecepatan sudut Maka ETD udara = 32 - -26 + 0,98 cos 15 (0-2-0,5) = 5,109 Maka beban transmisi kalor melalui atap : (luas atap,m²) x( koefisien mission transmisi kalor dari atap K,m²kcal/m²h ETDmatahari ETDudara, ) 37 = 1632 m² x 0,666 x (26,08 + 5,109 ) =28.351,774 kcal/h IV.6.3 Sub Total : Beban Kalor Transmisi Melalui Dinding Ditambah Beban Kalor Transmisi Melalui Atap = 2130,592 Kcal/h + 28.351,774 kcal/h = 30.482,366 kcal/h IV.7 Beban Kalor Tersimpan dari Ruangan dengan Penyegaran Udara (Pendinginan) Terputus-putus Untuk keadaan dimana penyegaran udara dimulai 2 atau 3 jam waktu terjadi beban maksimum = sub total IV.2.1 + sub total IV.2.2 + IV.2.3 + sub total IV.3.3 x (faktor beban kalor tersimpan, 10 %) = 13.084,282 + 699,985 + 12.421,26 + 30482,366 x 10% = 56.687,89 kcal/h Total jumlah kalor sensibel daerah parimeter (tepi) : 37 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 61. 56

= sub total IV.2.1 + sub total IV.2.2 + sub total IV.2.3 + sub total IV.3.3 + sub total IV.4 = 13.084,282 + 699,985 + 12.421,26 + 30.482,266 + 56.687,89 = 113.375,786 kcal/h IV.8 Beban Kalor Laten Daerah Parimeter (Tepi) IV.8.1. Beban kalor laten oleh infiltrasi beban kalor laten oleh infiltrasi dapat dirumuskan 38 : Vol ruang (m 3 ) x jml ventilasi alamiah,nn x 597,3 kcal / kg vol spesifik x Δw (kg/kg ) 3 (m /kg' ) = 8160 m³ x 2 x 597,3 kcal / kg x (0,020 0.0116) 3 0.898 (m /kg') = 91.179,84 kcal/h IV.9 Beban Kalor Sensibel Daerah Interior IV.9.1 Beban Kalor dari Partisi, Langit-Langit dan Lantai IV.9.1.a Beban kalor dari partisi Dapat dirumuskan 39 : Luas kompartemen (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari kompartemen, K (kcal/ m 2 jam. o C) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( o C) Mencari tahanan perpindahan kalor dinding partisi : 38 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002 hal. 31. 39 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31 57

Adukan semen Batu bata Adukan semen Lapisan bagian luar Lapisan bagian dalam R = 1,07 x 0,02 = 0,021 m jam C/kcal R = 0,4 m jam C/kcal R = 1,07 x 0,02 = 0,021 m jam C/kcal R = 0,05l m jam C/kcal R = 0,125 m jam C/kcal Sehingga tahanan perpindahan kalor total 40 : R = R + R + R + R `+ R R = 0,618 m jam C/kcal Maka : K = R =, = 1,618 Kcal/m²Jam Sehingga beban transmisi kalor melalui dinding 41 : Luas kompartemen (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari kompartemen, K (kcal/ m 2 jam. o C) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( o C) = kcal/h = 23,14 m³ x 1,618 Kcal/m²Jam x (32-26) = 224,64 Kcal/h 40 America Society of Heating Refrigerant and Air Conditioning Engineers, ASHRAE Handbook Fundamental, Atlanta, 2001, hal. 23.8. 41 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002. 58

IV.9.1.b Beban kalor dari langit-langit Dapat dirumuskan 42 : Luas langit-langit (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari langit-langit, K (kcal/ m 2 jam. o C) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( o C) (Penyegaran udara, 31) Mencari tahanan perpindahan kalor dinding partisi : Adukan beton Lapisan bagian luar Lapisan bagian dalam R = 0,714 x 0,015 = 0,01 m jam C/kcal R = 0,05l m jam C/kcal R = 0,125 m jam C/kcal Sehingga tahanan perpindahan kalor total 43 : Maka : R = R + R + R R = 0,186 m jam C/kcal K = R =, = 5,376 Kcal/m²Jam Sehingga beban transmisi kalor melalui dinding 44 : Luas langit-langit (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari langit-langit, K (kcal/ m 2 jam. o C) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( o C) = kcal/h = 326,4 m³ x 5,376 Kcal/m²Jam x (32-26) = 10.528,36 Kcal/h 42 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31 43 America Society of Heating Refrigerant and Air Conditioning Engineers, ASHRAE Handbook Fundamental, Atlanta, 2001, hal. 23.8. 44 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002. 59

IV.9.1.c Beban kalor dari lantai Dapat dirumuskan 45 : Luas lantai (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari lantai, K (kcal/ m 2 jam. o C) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( o C) Mencari tahanan perpindahan kalor dinding partisi : Adukan semen plester R = 5,46 x 0,01 = 0,0546 m jam C/kcal Lapisan bagian luar R = 0,05l m jam C/kcal Lapisan bagian dalam R = 0,125 m jam C/kcal Sehingga tahanan perpindahan kalor total 46 : Maka : R = R + R + R R = 0,23 m jam C/kcal K = = R, = 4,336 Kcal/m²Jam Sehingga beban transmisi kalor melalui dinding 47 : Luas kompartemen (m 2 ) x koefisien transmisi kalor dari kompartemen, K (kcal/ m 2 jam. o C) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( o C) = kcal/h = 326,4 m³ x 4,336 Kcal/m²Jam x (32-26) = 8.491,62 Kcal/h 45 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 46 America Society of Heating Refrigerant and Air Conditioning Engineers, ASHRAE Handbook Fundamental, Atlanta, 2001, hal. 23.8 47 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002. 60

Sub total : = 224,64 Kcal/h + 10.528,358 Kcal/h + 8.491,623 Kcal/h = 19.244,62 kcal/h IV.9.2 Beban Kalor Sensibel Karena Adanya Sumber Kalor Interior IV.9.2.a Beban kalor sensibel dari penghuni Dapat dirumuskan 48 : Jml orang x kalor sensibel manusia (kcal/ jam.orang ) x faktor kelompok = kcal/h = 356 x 0,82 kcal/jam org x 0,947 = 276,45 kcal/h IV.9.2.b Beban kalor sensibel dari peralatan Dapat dirumuskan 49 : Peralatan,Kw x kalor sensibel peralatan, kcal / Kw x faktor penggunaan peralatan = (0,15 Kw x 8 unit ) x 0,86 kcal/kw x 0,75 = 0,774 kcal/h Jenis Peralatan Jumlah (unit) Qr (Kw) Qs (kcal/h) Komputer 8 0,150 0,774 Proyektor 2 0,560 0,7224 Kamera CCTV 6 0,070 0,2709 Microphone 561 0,015 5,427675 48 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 49 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 61

TV Lcd 46 2 0,120 0,15 Escalator 2 8 10,32 Lift 1 1 6,4 4,128 Lift 2 1 18,5 11,9325 AC split 2 pk 3 0,98 1,8963 AC split 5 pk 1 2,1 1,3545 Jumlah kalor sensibel dari peralatan : 36,966775 kcal/h IV.9.2.c Beban kalor sensibel dari lampu Penerangan Dapat dirumuskan 50 : (Lampu, Kw/h x Unit ) x ( kalor sensibel peralatan,0,85 kcal/h) DAYA JENIS LAMPU JUMLAH TERPAKAI CLTD Q (KW) (KW) TL 56 0,018 0,85 0,8568 TL 56 0,036 0,85 1,7136 Halogen 186 0,050 0,85 7,905 PLC 9 59 0,01 0,85 0,5015 PLC 7 60 0,01 0,85 0,51 Mercuri 167 0,125 0,85 17,74375 Jumlah kalor sensibel dari lampu penerangan = 29,23065 kcal/h 50 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 62

Sub total : IV.9.2.a + IV.9.2.b + IV.9.2.c = 276,448 kcal/h + 36,966775 kcal/h + 29,23065 kcal/h = 342,646 kcal/h IV.9.2.d Total beban kalor sensibel sumber kalor intrerior = IV.9 + ( IV.9.2.a + IV.9.2.b + IV.9.2.c) = 19.224,62 + 342,645 kcal/h = 19.567,266 kcal/h IV.10 Beban Kalor Laten Daerah Interior IV.10.1 Beban kalor laten dari penghuni (Sumber Penguapan Interior) Dapat dirumuskan 51 : Jml orang x kalor laten manusia (kcal/ jam.orang ) x faktor kelompok = 356 x 51 x 0,947 = 12.64 Kcal/h IV.11 Beban Kalor Sensibel Mesin IV.11.1 Beban Kalor Sensibel Oleh Udara Luar Masuk Dapat dirumuskan 52 : (Jml udara (m ³ /jam) : Volume spesifik udara luar (m ³ /kg) x 0,24 x (selisih temperatur didalam dan diluar interior ( o C)) = ( 30m ³ x 356 orang ) x, K/K, ³/K x 6 o C = 8259,86kcal/h 51 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 32. 52 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 31. 63

IV.11.2 Sub Total Beban Kalor Sensibel Ruangan = sub total IV.7 + IV.9 = 56.687 kcal/h + 342,646 kcal/h = 57.029,646 kcal/h IV.11.3 Kenaikan Beban Oleh Kebocoran Saluran Udara = IV.11.1 + IV.11.2 x ( faktor koreksi) 8.259 kcal/h + 57.029,646 kcal/h x 10 % = 13.962,83 kcal/h IV.11.4 Total kalor sensibel = IV.11.1 + IV.1.2 + IV.11.3 = 8.259,86 kcal/h + 57.029,646 kcal/h + 13.962,825 kcal/h = 79.252,3 kcal/h IV.12 Beban Kalor Laten Mesin IV.12.1 Beban Kalor Laten udara Oleh Udara luar Masuk Dapat dirumuskan 53 : Jumlah Udara Luar Masuk, m³/h) : volume spesifik udara luar, m³/kg) x ( 24 kcal/kg) x ( Selisih faktor pencampuran uap di dalam dan di luar ruangan, kg/kg) = ( 30 m³ x 356 orang) : 0,898 x 24 x 0.0089 = 2540,37 kcal/h IV.12.2 Sub Total Beban Kalor Laten Ruangan = IV.8 + IV.10 = 91.179 kcal/h + 276,448 Kcal/h 53 Arismunandar, Wiranto dan Heizo Saito, Penyegaran Udara, Cet. 6, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 2002, hal. 32. 64

= 91.455,446 kcal/h IV.12.3 Kenaikan Beban Oleh Kebocoran Saluran Udara = IV.12 + IV.12.2 = 2540,37 kcal/h + 91.455,446 kcal/h x 10 % = 11.685,9 kcal/h IV.12.4 Total Kalor laten = 2540,37 kcal/h + 91.455,446 kcal/h + 11.685,9 kcal/h = 105.681,73 kcal/h 65

Dari keseluruhan perhitungan beban kalor dapat ditabelkan sbb : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Beban Perhitungan Beban Kalor Sensibel Daerah Parimeter IV.5.1 Tambahan kalor oleh transmisi radiasi 13.084,282 kcal/jam matahari melalui jendela IV.5.2 Beban transmisi kalor melalui jendela 699,985 kcal/jam IV.5.3 Infiltrasi beban kalor sensibel 12.421,26 kcal/jam IV.6.1 Beban transmisi kalor melalui dinding 2130,59 kcal/jam IV.6.2 Beban transmisi kalor melalui atap 28.351,774 kcal/jam IV.7 Beban kalor tersimpan dari ruangan dengan 56.687,89 kcal/jam penyegaran udara (pendinginan) terputusputus SUB TOTAL 113.357,78 kcal/jam Beban Kalor Laten Daerah Parimeter IV.8.1 Beban kalor laten oleh infiltrasi 91.179,84 kcal/jam Beban Kalor Sensibel Daerah Interior IV.9.1a Beban kalor dari partisi IV.9.1b Beban kalor dari langit-langit IV.9.1c Beban kalor dari lantai SUB TOTAL 224,64 kcal/jam 10.528,36 kcal/jam 8.491,62 kcal/jam 19.244,62 kcal/jam Beban kalor sensibel karena adanya sumber kalor interior IV.9.2a Beban kalor sensibel dari penghuni IV.9.2b Beban kalor sensibel dari peralatan IV.9.2c Beban kalor sensibel dari lampu penerangan SUB TOTAL 276,45 kcal/jam 36,967 kcal/jam 29,231 kcal/jam 342,65 kcal/jam Beban Kalor Laten Daerah Interior IV.10.1 Beban kalor laten dari penghuni (sumber penguapan interior) 12.364 kcal/jam 66

Beban Kalor Sensibel Mesin IV.11.1 Tambahan kalor (heat gain) sensibel oleh udara luar masuk IV.11.3 Kenaikan beban oleh kebocoran saluran udara SUB TOTAL 8.259,86 kcal/jam 13.962,83 kcal/jam 22.222,69 kcal/jam Beban Kalor Laten Mesin IV.12.1 Beban Kalor Laten Mesin oleh Udara Luar Masuk IV.12.3 Kenaikan Beban Oleh Kebocoran Saluran Udara SUB TOTAL TOTAL PERHITUNGAN BEBAN 2540,37 kcal/jam 11.685,9 kcal/jam 14.226,27 kcal/jam 272.937,85 kcal/jam IV.13 Total Beban Pendinginan Pada Ruang Rapat Paripurna Lantai 3 Gedung Nusantara II yang didapat adalah Kalor beban : 272.937,85 kcal/jam Safety factor : 272.937,85 kcal/jam x 5 % = 136.468,925 kcal/jam Perhitungan beban = 136.468,925 kcal/jam x = 541.578,983 Btu/jam Kompresor yang dibutuhkan sebesar = B, /, B/ B/ = 60,175 PK Daya listrik yang dihasilkan = 60,17 x 746 = 44.890,88 Watt atau 44,89 kw 67

Beban pendinginan pada ruang rapat paripurna lantai 3 adalah 44.890,88 Watt atau 44,89 KW atau 0,04 MW atau 0,04 MW. IV.14 Perbandingan Total Kapasitas Pendingin Terhadap Kapasitas Beban Yang Terpasang Beban pendinginan pada ruang rapat paripurna lantai 3 adalah 44.890,88 Watt atau 44,89 KW atau 0,04 MW sedangkan Kapasitas beban mesin terpasang pada gedung Nusantara II ruang rapat Paripurna lantai 3 yang terdiri dari tiga unit AHU (air handling unit) dengan beban 105.900 Watt. Sehingga dari perhitungan beban diatas dapat diketahui selisih kapasitas beban yang terpasang dengan beban pendingin seabagai berikut : = Kapasitas beban terpasang Kapasitas beban pendinginan = 105.900 W - 44.890,88 W = 61.009,12 Watt atau 0,06 MW Kesimpulan dari hasil positif dari perhitungan beban pendingin diatas dengan kapasitas mesin AHU (air handling unit) yang terpasang sangat mencukupi kebutuhan yang ada. 68