Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Bilingual Pada Bali Ni Made Ayu Apti Ismayuri¹, Richard Togaranta Ginting², Ni Putu Premierita Haryanti³ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana madeayuapti@yahoo.com¹,richardtogaranta@yahoo.com²,premierita@yahoo.com³ ABSTRACT This research aims to know how the utilization of the bilingual collection at the HighScope Indonesia Bali s library. The population in this research is all students who are the members of the school s library of the HighScope Indonesia Bali, the total is 355 students. Using the Slovin formula, the total of the sample is obtained for as much as 188 students, with the total number of error is 5%. The research is using questionnaire, observation, and literature study as data collection method. The outcome obtained is the utilization of bilingual collection at the HighScope Indonesia Bali s library has been well. Based on the result of the questionnaires, it came into the knowledge that almost all respondents (93,61%) stated that the most favorable bilingual collection was the Bahasa Indonesia- English and most of the respondents ( 62,23%) agreed that the biligual collections are very useful to improve languange skill. Keywords: Library s Collections, Bilingual Collection, School Library 1. PENDAHULUAN Dewasa ini menguasai lebih dari satu bahasa adalah suatu yang wajar. Anggapan masyarakat yang semakin positif terhadap penguasaan bahasa asing sebagai bahasa internasional adalah dampak dari globalisasi. Menurut Ginting (2010) Sebuah pengetahuan dapat tercipta melalui perubahan dan perkembangan bertahap dari pengetahuan yang sudah ada. Pengetahuan juga bisa terbentuk melalui perubahan yang lebih radikal, dalam bentuk inovasi. Berdasarkan teori di atas dapat dilihat bahwa inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan perubahan bacaan, dalam hal ini disebut sebagai bahan baca bilingual. Meruapakan suatu hal yang wajar bila kemudian para orang tua belomba menyekolahkan buah hati mereka ke sekolah yang menawarkan program pendidikan bilingual dengan harapan anak tersebut dapat mengikuti perkembangan jaman. Bilingualisme memiliki arti sebagai penggunaan dua bahasa oleh orang maupun suatu masyarakat. Sedangkan bilingual merupakan seseorang atau masyarakat yang mampu menggunakan dua bahasa. Sekolah bertaraf internasional telah dan terus bermunculan di Indonesia. Sekolah tersebut menggunakan pembelajaran dwi bahasa atau pembelajaran bilingual. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi mutu belajar adalah bahan ajar bilingual. Bahan ajar bilingual ialah salah satu contoh alat pendidikan yang memberi keuntungan di antaranya, membantu siswa dalam belajar bahasa asing. Sekolah HighScope Indonesia Bali sebagai sekolah bertaraf internasional harus memiliki koleksi perpustakaan atau bahan ajar bilingual. Koleksi bilingual penting untuk mendukung proses belajar mengajar yang pada kesehariannya menggunakan lebih dari 1(satu) bahasa. Berdasarkan manfaat koleksi bilingual tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan 1
sebagai judul penelitian tugas akhir dengan judul: Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Bilingual Pada Perpustakaan HighScope Indonesia Bali. Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui jenis koleksi bilingual perpustakaan sekolah dan mengetahui pemanfaatan koleksi bilingual pada perpustakaan sekolah HighScope Indonesia Bali. Manfaat penelitian antara lain: 1. Manfaat akademik Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai manfaat koleksi bilingual di sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, khususnya bagi siswa di sekolah HighScope Indonesia Bali. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi Guru Diharapkan dapat menjadi pedoman terhadap pelaksana pendidikan seperti kepala sekolah, guru maupun pustakawan dalam memilih koleksi bilingual sebagai bahan ajar. 2. Bagi Siswa Mendorong siswa Sekolah HighScope Indonesia Bali untuk meningkatkan minat belajar dengan menggunakan koleksi bilingual. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah Bafadal (2001), Perpustakaan sekolah merupakan sekumpulan bahan pustaka, berupa buku ataupun bukan buku yang diorganisasikan secara sistematis dalam sebuah ruangan dengan tujuan membantu siswa maupun guru dalam menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Darmono (2007:1), Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang dapat menunjang kegiatan belajar siswa yang mempunyai perana yang sangat penting guna tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. 2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah Menurut Kohar (2003:6), Koleksi perpustakaan ialah bahan yang mencakup bermacam format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pemustaka terhadap media rekam informasi. Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku, yang dikelola guna kepentingan proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan (Yusuf dan Suhendar, 2005:9). 2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah Terdapat 4 jenis koleksi perpustakaan menurut Yulia (1993:3), yaitu: 1. Karya Cetak Karya cetak ialah bahan pustaka dalam bentuk cetak, seperti: 1. Buku Buku merupakan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Seperti buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan. 2. Terbitan berseri Bahan pustaka yang terbit setiap hari, setiap minggu, setiap bulan 2
dan setiap tahun. Seperti surat kabar, majalah, laporan tahunan, dan sebagainya. 2. Karya non cetak Karya non cetak adalah bahan pustaka tidak dalam bentuk cetak. Contoh bahan pustaka ini adalah: 1. Rekaman suara Merupakan bahan pustaka berbentuk pita kaset dan piringan hitam. 2. Gambar hidup dan rekaman video. Berupa film dan kaset video. 3. Bahan Grafika Tipe bahan grafika: 1. Pustaka yang dapat dilihat langsung oleh mata seperti lukisan, foto, gambar, dan sebagainya 2. Pustaka yang hanya dapat dilihat dengan bantuan alat seperti slid, transpasi, dan filmstrip. 4. Bahan Kartografi Contohnya peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya. 5. Bentuk mikro Merupakan bahan pustaka yang menggunakan micro reader untuk membacanya. Macam bahan grafika: 1. Mikrofilm, berbentuk mikro berupa gulungan film. 2. Mikrofis, berbentuk mikro dalam lembaran film. 3. Microopaque, berbentuk mikro informasi berbentuk cetak dalam kertas mengkilat tidak tembus cahaya. 6. Karya bentuk elektronik Merupakan karya yang berbentuk media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Membutuhkan komputer untuk membacanya. 2.4 Koleksi Bilingual Perpustakaan Sekolah Koleksi bilingual yang diadakan oleh sekolah umumnya adalah jenis buku pelajaran dan buku cerita agara siswa tertarik untuk memanfaatkan koleksi bilingual. Sesuai dengan pengertian bilingual, jenis koleksi bilingual perpustakaan sama dengan jenis koleksi perpustakaan pada umumnya. Hanya saja dalam satu buku terdapat dua bahasa yang berbeda. Sehingga memungkinkan para pembaca untuk mengasah kemampuan bahasa asing yang dimilikinya. Koleksi bilingual umumnya dalam bahasa asing seperti bahasa Indonesia-Inggris, Indonesia- Perancis, Indonesia-Mandarin, tetapi tidak menutup kemungkinan terdapat koleksi bilingual dalam bahasa daerah seperti bahasa Indonesia-Bali. 3. METODELOGI PENELITIAN Metodelogi dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penulis melaksanakan penelitian di Perpustakaan HighScope Indonesia Bali yang beralamat di Jalan Muding Indah X, No. 9 Kel. Kerobokan Kaja, Kec. Kuta Utara Badung, Bali. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 1 bulan dan penyebaran kuesioner berlangsung selama satu minggu terhitung dari hari Selasa, 16 Mei 2017 sampai dengan hari Jumat, 19 Mei 2017. Dalam penelitian ini, digunakan satu variabel 3
yaitu koleksi bilingual sebagai variabel bebas. Populasi penelitian ini adalah siswa anggota Bali. Metode untuk menentukan jumlah sampel adalah rumus Slovin (Prasetyo, 2006:136) sebagai berikut: = = = (. ) (, ²) = =, = = 188 Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 188 orang. Pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling dengan cara membuat lapisan (strata) (Sugiyono, 2009). Strata yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu siswa anggota perpustakaan Sekolah HighScope Indonesia Bali (S D dan SMP). Jadi, jumlah sampel yang didapatkan berdasarkan bagian tersebut ditentukan kembali menggunakan rumus: =. SD =. 188 = 142 SMP =. 188 = 46 Dari perhitungan tersebut diketahui penyebaran kuesioner pada siswa anggota Bali, 142 siswa pada jenjang pendidikan SD, dan 46 siswa pada jenjang pendidikan SMP. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner, observasi, dan studi pustaka. Data yang disajikan penulis dalam penelitian berupa diagram, dimana data yang disajikan dalam bentuk diagram juga akan di narasikan untuk memudahkan pemahaman. Penulis menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif yaitu analisis data dengan menggunakan statistik dan data yang telah terkumpul dijabarkan kembali sebagaimana adanya. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa setengah dari responden (50%) bilingual sangat penting untuk diadakan di perpustakaan. 7,44% 0% 42,55% Terdapat berbagai alasan yang mendasari pernyataan tersebut sebagian besar responden (54,25%) menjawab karena menarik untuk dibaca. 50% 11,17% 1,59% 32,97% 54,25% (94 Setuju (80 Menarik untuk di baca (102 Hampir keseluruhan responden (93,61%) menyatakan koleksi bilingual yang paling di minati adalah bahasa Indonesia-Inggris. 4
Berdasarkan hasil penelitian, hampir setengah responden (38,29%) menyatakan alasan memilih koleksi dalam bahasa tersebut dikarenakan bahasa tersebut lebih menarik. Koleksi bilingual rupanya dianggap memiliki banyak manfaat oleh responden pada Bali, pernyataan ini dibuktikan dari sebagian besar responden (62,23%) menyatakan sangat setuju bahwa koleksi bilingual sangat berperan dalam mengasah kemampuan bahasa, 3,19% 1,59% 1,59% 93,61% 17,55% 38,29% 28,19% 15,95% Indonesia-Inggris (176 Indonesia-Mandarin (6 Indonesia-Bali (3 Lain-lain (3 Bahasa tersebut lebih menarik (72 Koleksi tersebut banyak terdapat di perpustakaan (30 0% 0% (117 Setuju (71 37,76% 62,23% Tidak Setuju (0 Setuju (0 Sebagian besar responden (52,65%) juga menyatakan setuju bahwa koleksi bilingual menambah minat untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan. Hampir setengah responden (38,29%) bilingual bahasa. 26,06% lebih menarik dari koleksi satu Sebagian besar responden (56,38%) bilingual dapat menambah wawasan dalam suatu bahasa. 3,19% 0% 52,65% 34,57% 44,14% 38,29% Dan sebagian besar responden (48,93%) bilingual menambah minat baca. (83 Setuju (99 Tidak Setuju (6 Setuju (0 1,06% (72 Setuju (65 Tidak Setuju (49 Setuju (2 7,97% 1,59% (106 Setuju (64 34,04% 56,38% Tidak Setuju (15 Setuju (3 5
10,10% 0% 40,95% Mengenai peranan pustakawan di perpustakaan sekolah HighScope Indonesia Bali, sebagian besar responden (59,04%) menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan membantu pemustaka dalam mendapatkan koleksi bilingual di perpustakaan. 1,06% 39,89% 48,93% 0% 59,04% Hasil uji instrumen penelitian menggunakan uji validitas dengan bantuan program Statitical Package of Social Science (SPSS 20) dan hasilnya menyatakan semua valid. 5. KESIMPULAN (92 Setuju (77 Tidak Setuju (19 Setuju (0 (111 Setuju (75 Tidak Setuju (2 Setuju (0 Berdasarkan penelitian mengenai evaluasi pemanfaatan koleksibilingual pada Bali, diperoleh hasil bahwa Perpustakaan Sekolah HighScope Indonesia Bali telah memanfaatkan koleksi bilingual dengan baik. Hampir keseluruhan responden (93,61%) menyatakan koleksi bilingual yang paling di minati adalah bahasa Indonesia- Inggris.Koleksi bilingual rupanya dianggap memiliki banyak manfaat oleh responden pada Perpustakaan Sekolah HighScope Indonesia Bali, pernyataan ini dibuktikan dari sebagian besar responden (62,23%) bilingual sangat berperan dalam mengasah kemampuan bahasa, Sebagian besar responden (52,65%) juga menyatakan setuju bahwa koleksi bilingual menambah minat untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan. 6. DAFTAR PUSTAKA Ginting, R. T. (2010). Kajian Budaya Informasi dengan Pendekatan Manajemen Pengetahuan. Medan: Universitas Sumatera Utara Ibrahim Bafadal (2001). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Kohar, Ade (2003). Teknik Penyusunan Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan: Suatu Implementasi Studi retrospektif. Jakarta: Darmono (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia Widia. Prasetyo, Bambang (2006). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono (2 009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yusuf, Pawit M dan Yaya Suhendar (2005). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana Prenada Group. Yuyu, Yulia. (1993). Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka 6