BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk hidup manusia, bahkan hampir 70% tubuh manusia berupa air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air sebesar 5% dari berat badan (pada anak besar atau orang dewasa), maka keadaan ini telah membahayakan kehidupan orang tersebut (Dieter, 2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum bertujuan agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilaksanakan kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan secara terus menerus dan berkesinambungan agar air yang digunakan oleh penduduk dari penyediaan air minum yang ada terjamin kualitasnya. Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang terdiri dari parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan yaitu parameter mikrobiologi dan kimia anorganik. Adapun untuk parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan yaitu parameter fisik dan kimiawi (Anonim, 2010b). Bakteri Coliform merupakan mikroorganisme yang paling umum digunakan sebagai indikator sanitasi lingkungan. Bakteri Coliform adalah kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang, mampu membentuk gas dalam waktu 24-48 jam pada suhu 37ºC-44,5ºC (Bs et al., 2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 menyatakan dalam 100 ml sampel air minum yang diperiksa tidak boleh mengandung bakteri Coliformi. Jumlah bakteri dalam air yang diperiksa harus 0/100 ml sampel. 1
2 Perusahaan Daerah Air Minum () merupakan institusi milik daerah yang mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan air bagi masyarakat. Sebagai perusahaan yang menyediakan air, perlu melaksanakan pengawasan kualitas yang meliputi fisik, kimia dan bakteriologi untuk memberi rasa aman bagi para konsumennya Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5,59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7032 dan 8015 Lintang Selatan (LS) dan 110041 dan 111018 Bujur Timur (BT). Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25 kecamatan atau 294 kelurahan dan desa dengan jumlah penduduk 938.939 jiwa. Kabupaten Wonogiri mempunyai 5 (lima) buah instalasi pengolahan air, 15 buah mata air dan 23 buah sumur pompa dalam (SPT) sebagai sumber air minum. Jumlah air minum yang terus meningkat sekitar 9,2 % per tahun, dari 28.636 pada tahun 2013 menjadi 31.190 / sambungan rumah pada tahun 2014. Dari hasil pemeriksaan kualitas air oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri untuk jenis sarana air minum / selama 4 (empat) tahun terakhir belum memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturam Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Hasil kualitas air secara bakteriologis pada sarana sambungan rumah penduduk tahun 2011 didapat 52,29 % tidak memenuhi standar, tahun 2012 sebesar 60,63 % tidak memenuhi standar, tahun 2013 didapat hasil 59,17% tidak memenuhi standar dan tahun 2014 sebesar 60,30% tidak memenuhi standar. Sampel yang tidak memenuhi standar tersebut paling tinggi mengandung bakteri Coliform dan E. coli sebanyak 240 per 100 ml sampel. Sesuai standar baku mutu parameter mikrobiologi yang ditetapkan untuk air minum adalah 0 (nol) per 100 ml sampel atau tidak mengandung bakteri. yang tidak memenuhi syarat di Kabupaten Wonogiri belum diketahui penyebabnya apakah di sumber air baku, di proses produksi ataupun pada saat distribusi sampai di rumah penduduk.
3 Air yang tidak sesuai dengan standar baku mutu akan berdampak bagi kesehatan. Pencemaran air sendiri dapat membahayakan kesehatan manusia, bahaya yang ditimbulkan adalah berupa penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh air yang tidak memenuhi standar dibagi menjadi dua macam yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular seperti : diare, hepatitis A, kholera, typus, dermatitis, scabies, ascariasis dan masih banyak lagi. Adapun untuk penyakit tidak menular seperti : keracunan kadmium, timbal, kobalt, merkuri dan pestisida. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap sistem pelayanan di Kabupaten Wonogiri, dengan mengidentifikasi faktorfaktor yang berhubungan pada kualitas air di Kabupaten Wonogiri. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : " Apakah faktor-faktor yang berhubungan pada kualitas air di Kabupaten Wonogiri? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis kualitas air minum Kabupaten Wonogiri dan faktor faktor yang mempengaruhinya. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis kualitas air baku Kabupaten Wonogiri. b. Menganalisis kualitas air minum hasil olahan Kabupaten Wonogiri. c. Menganalisis kualitas air minum pada sambungan rumah /konsumen Kabupaten Wonogiri. d. Menganalisis perbedaan kualitas air (Coliform, besi (Fe), kesadahan total) pada air baku, air olahan dan air sambungan rumah e. Menaganalisis hubungan jarak dan sisa klor pada kualitas air pada sambungan rumah
4 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum () Sebagai bahan informasi bagi instansi pengelola air minum khususnya Perusahaan Daerah Air Minum () dalam hal penyediaan air dan menjaga kuanititas dan kualitasnya. 2. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan untuk kegiatan pengawasan kualitas air pada proses pengelolaan air minum 3. Bagi Peniliti Dapat menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan kualitas bakteriologi air. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis penelitian tentang identifikasi faktor-faktor yang berhubungan pada kualitas air Kabupaten Wonogiri belum pernah dilakukan, namun penelitian dengan tema ini sudah pernah dilakukan sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 1.1 :
5 Tabel 1.1 Hasil Penelitian tentang Kualitas Air Minum Peneliti Judul Tujuan Perbedaan (tahun) Hamidah Studi Pengendalian Mengetahui kualitas Metode : Harahap Kualitas Air air pada Deskriptif, (2007) Tirtanadi pada reserv dan Kualitas Reserv Tuasan dan sambungan rumah air baku Sambungan rumah Pelanggan Dwi Analisis Kuantitas Mengetahui tingkat Metode : Setiawan dan Kualitas Air kebutuhan dan Deskriptif (2009) Bersih Kota kualitas air analitik, Surakarta Kota Surakarta kuantitas air Sukoso Hubungan kualitas - Mengetahui kualitas Metode : (2009) dan kuantitas air dan kuantitas air Survey dengan kejadian analitik, diare dan minat - Mengetahui kejadian kuantitas diare air air Bantul kejadian Yogyakarta diare Persamaan pada reservoir dan SR yg diteliti : kualitas pada air baku, reservoir dan SR Irawan WW, Muh Arif B, Scylla Adesti (2013) Ikas (2013) Kajian Penyediaan Air Bersih Sub Sistem Kab. Gunung Kidul Studi Jaringan di Kecamatan Pontianak Tenggara Mengidentifikasi masalah yang ada pada sistem penyediaan air bersih di sub sistem Bribin Mengetahui sistem pelayanan jaringan air bersih di Kec. Pontianak Tenggara yang diteliti air hasil olahan di reservoir yang diteliti: Air baku dan air hasil olahan, sisa klor, metode penelitian sama