BAB I PENDAHULUAN. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, suatu produk barang atau jasa yang dibuat pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. produk barang maupun jasa yang ditemukan di pasaran. Barang dan jasa yang

PELANGGARAN TERHADAP HAK MEREK TERKAIT PENGGUNAAN LOGO GRUP BAND PADA BARANG DAGANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 28 A Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa, Setiap

BAB I PENDAHULUAN. informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

Tindakan Parodi terhadap Merek Terdaftar Ditinjau dari Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. seorang wiraswasta. Dengan program Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

BAB III KASUS KEMIRIPAN MEREK PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan UUDTLST yang menjadi payung hukum DTLST di Indonesia,

BAB III UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA. A. Profil Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang

kata kunci: Hak Kekayaan Intelektual ; Merek

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha atau produsen untuk menggunakan unsur-unsur seperti nama, logo

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang mempunyai jumlah kendaraan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dan kepercayaan terhadap merek tersebut. untuk memperoleh/meraih pasar yang lebih besar. Berdasarkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. produk barang/jasa satu dengan yang lainnya. Dengan merek konsumen lebih mudah

PENDAFTARAN MEREK : I

DESAIN INDUSTRI. Pendesain: seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri.

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu?

AKIBAT HUKUM HAK CIPTA ATAS LOGO YANG MENYERUPAI MEREK ORANG LAIN LEGAL MEMORANDUM

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan mencakup berbagai macam jenis dan cara. Pembajakan sudah. dianggap menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

HAK DESAIN INDUSTRI SAKLAR PUTAR (SWITCH GEAR) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN MEREK TERKENAL ASING

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK MEREK TERDAFTAR TERHADAP PELANGGARAN MEREK. Oleh : Meli Hertati Gultom. Abstrak

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013 Online di

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Bahwa tinjauan yuridis atas sengketa kasus ini ditinjau dari Undang-undang Nomor 5 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di masa yang akan datang adalah semakin meluasnya arus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. baik yang berskala besar maupun yang berskala kecil, mereka berlomba-lomba untuk

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Herlina Ratna SN. Dosen Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung Jl. ZA Pagar Alam No 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN [LN 1999/42, TLN 3821]

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1967, merek merupakan karya intelektual yang memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUK UMKM MELALUI HAK MEREK SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING BERBASIS KREATIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. Merk merupakan bagian dari Hak Milik Intelektual. yang dalam dunia perdagangan di negara berkembang, seperti

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG MEREK DONA PRAWISUDA, SH KANTOR WILAYAH JAWA BARAT KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, kebutuhan adanya perlindungan hukum atas merk

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan bisnis antar para pelaku usaha, tentu saja tiap-tiap pihak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MEREK TERHADAP PELANGGARAN MEREK MENURUT UU MEREK INDONESIA. R. Eddy Haryadi ABSTRACT

Bab XII : Pemalsuan Surat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GATT DALAM PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL DI INDONESIA. Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH. (Ketua sentra HKI UPS)

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual, selanjutnya disingkat sebagai HKI timbul

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

MENGURAI BENANG KUSUT PEMBAJAKAN HAK CIPTA MELALUI 5 (LIMA) LANGKAH STRATEGIS DI BIDANG HKI. Oleh : Eddhie Praptono,SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNGJAWAB PRODUK TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

Desain Tata Letak dan Sirkuit Terpadu(DTLST) Rony Arifian ndy, S.Si HAKI-13

PENUNJUK UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia modern saat ini, hak kekayaan intelektual, atau yang disingkat

PELANGGARAN MEREK TERKENAL MELALUI JUAL-BELI BARANG DI MEDIA JEJARING SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut atau memberikan izin pada pihak lain untuk menggunakannya. 3 Dengan

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. 1 Terdapat berbagai macam tanda pengenal sebagai pembeda dengan barang lainnya, tergantung dari tujuannya. Tujuan terpenting adalah tanda pengenal tersebut dimaksudkan untuk membedakan atau mengenalkan sesuatu pada masyarakat atau pihak lain. Manusia bebas menciptakan hasil kreasinya untuk dituangkan dalam bentuk usaha yang bermanfaat bagi kehidupan dimasyarakat. Merek di era jaman seperti ini sangatlah penting karena dengan didaftarkan merek dikantor merek, anda mempunyai hak atas merek tersebut. Adapun fungsi dengan adanya merek sebagai berikut, merek berfungsi sebagai pembeda dari produk barang atau jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum tersebut merupakan barang atau jasa yang sejenis, sehingga perlu diberi tanda pengenal untuk membedakannya. Sejenis yang dimaksud yaitu barang atau jasa yang diperdagangkan tersebut harus termasuk dalam kelas barang atau jasa yang sama pula. Dari pihak produsen, merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khusunya mengenai kualitas, kemudahan pemakaiannya. Sedangkan bagi pedagang, merek digunakan untuk promosi barang dagangannya guna mencari dan 1 meluaskan pasaran. Dari pihak konsumen, merek diperlukan untuk mengadakan pilihan barang yang dibeli. 1 Ahmadi Miru, 2005, Hukum Merek : Cara Mudah Mempelajari Undang-Undang Merek, Jakarta,PT Rajagrafindo Persada. hlm. 7

Merek juga dapat berfungsi merangsang pertumbuhan industri dan perdagangan yang sehat dan menguntungkan semua pihak. 2 Merek termasuk salah satu dalam Hak Kekayaan Intelektual yang mendapatkan perlindungan hukum yang sudah diatur dalam Undangundang HKI. HKI dapat diartikan sebagai hak atas kepemilikan terhadap karya-karya. Dengan adanya perlindungan hukum tersebut tujuannya adalah untuk menghindari tindakan-tindakan dari pihak lain yang dapat merugikan atau melakukan perbuatan melawan hukum. Apabila ada perbuatan melawan hukum maka orang tersebut atau pelaku dapat dikenai sanksi yang sesuai atas tindakan yang telah dilakukan. Demi untuk memberikan rasa aman kepada pemilik merek yang terdaftar maka dibuatlah Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek. Sebuah merek dapat disebut sebagai merek bila memenuhi syarat mutlak berupa adanya daya pembeda yang cukup. Maksudnya, tanda yang dipakai tersebut mempunyai kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi suatu perusahaan dari perusahaan lainnya. Tidak semua tanda yang memenuhi daya pembeda dapat didaftar sebagai sebuah merek. Permohonan pendaftaran merek yang diajukan pemohon yang beritikad tidak baik tidak dapat didaftarkan dikantor Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual. Siapa yang telah memakai pertama dan mendaftarkan merek di Indonesia adalah orang yang berhak atas merek tersebut. Hal ini berarti bahwa orang yang mendaftarkan mereknya mempunyai hak yang khusus untuk memakai merek itu. 3 Hal ini membuat orang lain tidak diperbolehkan untuk memakai merek yang sudah terdaftar atau serupa dengan sudah terdaftar supaya dapat membedakan barang-barangnya. 2 Rachmadi Usman, 2003, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia, Bandung, P.T. Alumni, hlm. 323 3 Sudargo Gautama, 1989, Hukum Merek Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 77

Pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek menyatakan bahwa Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Disamping itu perlindungan juga meliputi barang-barang lain yang sama jenisnya dengan barang yang bersangkutan. Hak ekslusif atau hak khusus tersebut menjadikan orang lain dilarang untuk menggunakan merek yang terdaftar untuk barang atau jasa yang sejenis, kecuali sebelumnya sudah mendapatkan izin dari pemilik merek terdaftar. Bila hal ini dilanggar, orang yang mempunyai merek sah dapat menuntut secara perdata maupun pidana. Belakangan ini pelanggaran hak merek Adidas original semakin merajalela, dengan memanfaatkan nama besar Adidas original para pelaku pelanggar memproduksi dan menperdagangkan produk-produk yang tidak sah, produk tersebut dipasarkan keseluruh Indonesia termasuk daerah Yogyakarta. Pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku pelanggaran hak merek Adidas original merugikan pemilik sah merek Adidas original. Pelanggaran yang dilakukan yaitu diantaranya menjual produk Adidas palsu. Palsu yang berarti produk tiruan, produk palsu tersebut bukan hasil produksi dari perusahaan yang mengeluarkan barang original tetapi dibuat oleh perusahaan yang sama sekali berbeda. Mereka bisa memalsukan produk, produk yang dipalsukan sangat mirip dengan produk barang asli. Tetapi jika dilihat sepintas fisik produk palsu tidak kalah dengan produk asli, namun jika diperhatikan secara teliti maka akan jauh berbeda dari sisi bentuk fisiknya apalagi kualitasnya. Beredarnya produk palsu di pasaran dan diperjual belikan oleh pedagang, hampir semua produk yang diluncurkan Adidas original tersedia dalam bursa Adidas palsu berupa t-shirt, jacket, topi, sepatu olahraga, dan sepatu fashion lengkap. Alasan

maraknya pelanggaran hak merek Adidas original adalah ketersediaan pembeli yang sangat besar yang didorong oleh motif klasik industri barang tiruan. Harga yang ditawarkan produk Adidas palsu berbeda dibandingkan dengan produk Adidas original, Sebagai contoh sepatu fashion Adidas original yang dijual di toko resmi berkisar Rp 500.000 (Lima ratus ribu rupiah) s/d Rp 2.000.000 (duu juta rupiah), sedangkan Adidas palsu yang dijual di pasar dibawah harga Rp 300.000 (Tiga ratus ribu rupiah). Harga tersebut jelas membuktikan bahwa barang yang diperjual belikan oleh produk Adidas palsu lebih murah dibandingkan harga Adidas original. Kerugian yang ditimbulkan dari adanya pelanggaran hak merek berupa kerugian materil dan immateril. Kerugian materil meliputi pemasukan, penurunan harga pasar, dan omzet penjualan. Sedangkan kerugian immaterial meliputi kualitas yang berimbas ke nama baik pemilik merek terdaftar, kualitas tersebut merupakan jaminan nilai produksi merek. Dengan adanya penjualan produk Adidas palsu yang mirip dengan produk Adidas original banyak pembeli atau konsumen terkecoh dan akan merugikan perusahaan produk Adidas original. Jika hak atas merek sebagai hak ekslusif sebagaimana dikemukakan diatas maka dalam kaitanya dengan pelanggaran hak atas merek merek Adidas original, jelas pihak Adidas original sebagai pemegang merek yang sah, mereka telah memiliki hak ekslusif atas merek Adidas. Maka pihak Adidas original berhak untuk mendapat perlindungan hukum karena pihak Adidas original adalah pemegang merek yang sah. Dikarenakan pihak Adidas original merasa bahwa hak eksklusifnya dipakai orang lain tanpa seizinnya. Kasus pelanggaran terhadap merek original Adidas ternyata banyak terjadi penjualan produk palsu yang teratas nama merek Adidas original dikalangan pedagang. Oleh karena hal tersebut maka penulis mencoba untuk menyusun sebuah tulisan ilmiah

berbentuk skripsi dengan judul PERLINDUNGAN HAK ATAS MEREK PRODUK ADIDAS ORIGINAL". B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini untuk dijadikan pedoman bagi penulis. Dengan perumusan masalah, diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraianya terarah pada hal-hal yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yangakan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perlindungan hukum yang diberikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 kepada pemegang hak merek Adidas original? 2. Bagaimana penyelesaian hukum yang diberikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 untuk mengatasi pelanggaran merek Adidas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan diatas, ada beberapa tujuan yang melandasi penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 kepada pemegang hak merek Adidas original. 2. Untuk mengetahui penyelesaian hukum yang diberikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 untuk mengatasi pelanggaran merek Adidas.

D. Manfaat Penelitian Penulis berharap kegiatan penelitian dalam penulisan hukum ini akan memberikan banyak manfaat bagi penulis, dan bagi pembaca maupun pihak-pihak lain. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penulisan hukum ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk memberikan sumber pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum hak merek pada khususnya. b. Sebagai bahan referensi dalam hal pendalaman ilmu hukum hak merek khususnya dalam perlindungan hak atas merekadidas. c. Sebagai landasan untuk penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemerintah diharapkan dapat dijadikan sebagai masukkan kaitannya dalam perlindungan hak merek. b. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. c. Bagi pelaku pelanggaran hak merek dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan pentingnya kesadaran dalam memahami dan menjalankan peraturan hukum merek.