GAMBARAN TIPE KEPRIBADIAN PENDERITA HIPERTENSI DI POLI DALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

GAMBARAN TIPE KEPRIBADIAN PENDERITA HIPERTENSI DI POLI DALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Efek Kecemasan terhadap Peningkatan Tekanan Darah Penderita Pre OP ORIF. The Effect Anxiety to Increased Blood Pressure in Patients with Pre Op ORIF

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

Jurnal Kesehatan Kartika 7

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. serangkaian situasi dan digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap


HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

*Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA TAHUN DI DESA TURI KEC. TURI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangga di Indonesia pada tahun 2004 prevalensi hipertensi di pulau jawa mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI POLIKLINIK DALAM RS RAJAWALI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

GAMBARAN FAKTOR DOMINAN PERILAKU PRA LANSIA (USIA TAHUN) DALAM MENCEGAH HIPERTENSI DI DESA PAGERWOJO KECAMATAN PERAK KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

KETERKAITAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

Transkripsi:

GAMBARAN TIPE KEPRIBADIAN PENDERITA HIPERTENSI DI POLI DALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI NORMA RISNASARI Dosen FIK Universitas Nusantara PGRI Kediri normarisnasari@gmail.com Abstract Hypertensionisadisorderin the circulatory system, that caused of the human health. Generally, it was happened to the middle-age (in age over40years). There arevarious factorsthatlead ofhypertension. For example, age, gender, family history of hypertension, DiabetesMellitus,Obesity, consumption offoodswithhigh salt content, habits(stressful lifestyle). The purposeofthis researchwas to determine thepersonalitytype of descriptionpolyinpatients with hypertensioninhospitalsgambirankediri. The research designused wasdescriptive, withthe entirepopulationof hypertensive patientsat Poli DalamRSUD Gambiran Kediri. The technique is purposive sampling. Samples obtainedwere26respondents, and collection data usedquestionnaires. Results of the study, of26respondentsalmosthalfof respondentsie 10(39%) of respondentshave apersonality typesanguinanda minority of respondents, a littleresponden has 3(12%) of respondentshaveassertivepersonality type. Thus, the writer expected to the patient of hipertention can change the type of sanguin individuality become assertive individuality. In give statement and the opinion, idea and arguement with explicit, critical but have smooth feeling till it do not make others people broken heart. To strunggle for endure their patent right, but it not threaten others right too, it can be able to express their feeling by themselves with manner. Tiil it can not cause upgrading of blood pressure. Keywords: Personality, Hypertension Pendahuluan Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmhg (Brunner and Sunddart, 2001). Hipertensi dapat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yaitu tipe sanguin, tipe flegmatik, tipe melankolik, tipe kolerik, dan tipe asertif (Dadang Hawari, 2003). Hampir satu milyar orang atau satu dari empat orang dewasa di dunia menderita tekanan darah tinggi. Setiap tahun tekanan darah tinggi menjadi penyebab satu dari setiap tujuh kematian (tujuh juta pertahun) disamping menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, ginjal. Berdasarkan data WHO dalam Qoiriyah (2009) dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Di indonesia, kasus hipertensi mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Departeman Kesehatan (Depkes) tingkat prevalensi hipertensi di Tanah Air mencapai 31,7% dari total jumlah penduduk, dimana jawa timur 171 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

menempati posisi pertama untuk provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi yaitu sebesar 37,4% (Depkes RI, 2009). Kejadian Hipertensi di Kota Kediri pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 66401 orang, tahun 2010 dilaporkan sebanyak 53732 orang dan tahun 2011 sebanyak 68648 orang (DinKes Kota Kediri, 2011). Dari data yang diperoleh di poli Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri pada tahun 2009 penderita hipertensi sejumlah 704 orang, pada tahun 2010 sejumlah 748 orang sedangkan pada tahun 2011 penderita hipertensi sejumlah 1255 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 21 Maret 2012 di Poli Dalam RSUD Gambiran Kediri melalui 10 orang penderita hipertensi terdapat 1 orang perempuan dan 3 laki-laki memiliki tipe sanguin, 2 orang perempuan memiliki tipe flegmatik, 1 orang laki-laki memiliki tipe melankolik, 2 orang laki-laki memiliki tipe kolerik dan 1 orang perempuan memiliki tipe asertif. Tiap tipe kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Stres dan aktivasinya pada system saraf simpatis, salah satu bagian dari sistem saraf otonom (tidak disadari), yang mendominasi saat stres memegang peran penting dalam menciptakan tekanan darah tinggi, telah menjadi semakin jelas bahwa perubahan gaya hidup bisa menurunkan kelebihan kadar katekolamin, bahan kimia yang berpotensi negatif yang meningkatkan kecemasan dan stres (Eric Braverman, 2004). Jika tekanan stres terlampau besar hingga melampaui daya tahan individu, maka akan timbul gejalagejala seperti sakit kepala, mudah marah, tidak bisa tidur. Ketegangan jiwa itu akan merangsang kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah naik dan aliran darah ke otak, paru-paru, dan otot perifer meningkat. Jika stresberlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis (General Adaption Syndrome, Dr Hans, Selye, 1957). Gejala-gejala patologis yang muncul dapat berupa hipertensi, serangan jantung, borok lambung, asma,kanker, dan sebagainya. Jika sudah timbul hipertensi, stres berlangsung, sehingga bertambahlah resiko komplikasi serangan jantung (infark) atau stroke otak yang dapat berakibat fatal atau kelumpuhan bahkan dapat meninggal dunia(hartono, 2007). Berdasarkan dari kelemahan tipe kepribadian sanguin yang dapat merusak kesehatan dan mengurangi usia hidup maka sewajarnya setiap orang mengubah cara hidup dan mengganti kebiasaan tingkah laku atau sifat kepribadian tipe sanguin dengan demikian diharapkan kualitas hidup meningkat, hidup lebih sehat, terhindar dari serangan jantung dan stroke otak (Hartono, 2007). Perawat mempunyai peran yang penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi, agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik, salah satunya dengan menganjurkan agar penderita hipertensi bisa mengontrol stres. Antara lain dengan bersikap disiplin dan tekun dalam menjalani aturan hidup sehat, sabar dan ikhlas dalam mengendalikan perasaan, keinginan serta ambisi. Disamping itu juga berusaha selalu sadar atau mawas diri untuk ikhlas menerima kegagalan atau kesulitan (Gunawan, 2001). Relaksasi atau meditasi dan berusaha untuk membina hidup yang positif serta merubah pola persepsi untuk bisa melihat masalah dengan lebih tenang dan bijak adalah cara yang bisa digunakan untuk mengelola stress (Sustrani, 2002). Pengenalan pasien terhadap faktor resiko hipertensi juga memegang peranan penting karena dengan 172 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

mengenali faktor resiko yang ada pada dirinya, maka pasien hipertensi dapat melakukan upaya-upaya pencegahan dan perubahan gaya hidup sesuai faktor resiko yang ada.pendidikan kepribadian diharapkan bisa membantu membentuk sikap perilaku dan pandangan hidup yang positif, dalam kehidupan sehari-hari, kepribadian yang positif sangat berguna dalam dua segi yaitu dapat mudah mengurangi stres jika menemui kesulitan dan meningkatkan kemampuan menangkal stres (Hartono, 2007). Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Tipe Kepribadian Penderita Hipertensi di Poli Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu, suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang periksa di Poli Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri tahun 2012 sejumlah 105 orang / bulan. Dalam penelitian ini sampelnya adalah penderita hipertensi primer yang periksa di poli dalam RSUD Gambiran Kota Kediri tahun 2012 yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun jumlah sampel yang akan di ambil menurut Suharsini Arikunto, 2006, apabila subyek kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semuanya, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi. Jika subyeknya lebih dari 100 dapat di ambil 10-15% atau 20-25%. Pada penelitian ini di ambil 25% dari jumlah populasi. Rumus standar minimal penentuan sampel : 25 x 105 = 26,25 orang. Teknik Sampling dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, pada sampling ini penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dengan cara wawancara (Interview). Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan kelengkapan data, skoring dan tabulasi data Hasil Penelitian Tabel 1 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia No Usia Frekuensi Prosentase (%) 1 43 50 tahun 7 27 % 2 51 58 tahun 6 22 % 3 59 66 tahun 7 27 % 4 67 74 tahun 3 12 % 5 75 82 tahun 3 12 % Berdasarkan hasil dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden hampir setengahnya yaitu 7 (27%) responden berusia 43-50 tahun dan sebagian kecil responden yaitu 3 (12%) responden berusia 75-82 tahun. 173 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Tabel 2 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) 1 Perempuan 10 38 % 2 Laki-laki 16 62% Total 26 100% Berdasarkan hasil dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden sebagian besar responden yaitu 16 (62%) responden berjenis kelamin laki-laki dan hampir setengahnya responden yaitu 10 (38%) responden berjenis kelamin perempuan. Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1 SD 7 27 % 2 SMP 3 12 % 3 SMA 10 38 % 4 Sarjana 6 23 % Berdasarkan hasil dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden hampir setengahnya responden yaitu 10 (38%) responden memiliki tingkat pendidikan SMA dan sebagian kecil responden yaitu 3 (12%) responden memiliki tingkat pendidikan SMP. Tabel 4 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 Buruh 3 11 % 2 Ibu Rumah Tangga 8 31 % 3 Guru 4 23 % 4 Tidak Bekerja 6 15 % 5 TNI 1 4 % 6 Petani 1 4 % 7 Swasta 2 8 % 8 Wiraswasta 1 4% Berdasarkan hasil dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden hampir setengahnya responden yaitu 8 (31%) responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan sebagian kecil responden yaitu 1 (4%) responden mempunyai pekerjaan TNI, petani dan wiraswasta. 174 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Tabel 5 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor yang mempengaruhi tipe kepribadian No Faktor yang mempengaruhi Frekuensi Prosentase (%) tipe kepribadian 1 Genetik 11 42 2 Lingkungan 15 58 Berdasarkan hasil dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden hampir setengahnya responden yaitu 11 (42%) responden memiliki tipe kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan sebagian besar 15 (58%) responden memiliki tipe kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Tabel 6 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan tipe kepribadian Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase (%) No 1 Sanguin 10 39 % 2 Flegmatik 4 15 % 3 Melankolik 5 19 % 4 Kolerik 4 15 % 5 Asertif 3 12 % Hasil dari tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari 26 responden hampir setengahnya responden yaitu 10 (39%) responden memiliki tipe kepribadian sanguin dan sebagian kecil responden yaitu 3 (12%) responden memiliki tipe kepribadian asertif. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada penderita hipertensi di Poli Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri menunjukkan bahwa dari 26 responden didapatkan hampir setengahnya responden yaitu 10 (39%) responden memiliki tipe kepribadian sanguin dan sebagian kecil responden yaitu 3 (12%) responden memiliki tipe kepribadian asertif. Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Sjarkawi, 2008). Seseorang yang memiliki tipe sanguin memiliki ciri antara lain: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkunganyan gembira dan senang. Akan tetapi, tipe ini memiliki kelemahan, antara lain: cenderung impulsive, bertindak sesuai emosi dan keinginannya. Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruh ioleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah, cenderung mudah jatuh kedalam percobaan karena godaan dari luar dapat dengan mudah memikatnya (Sjarkawi, 2008). 175 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Hampir setengahnya populasi penderita hipertensi yang memiliki kepribadian sanguin dapat dilihat pada tabel 6yang menunjukan bahwa hampir setengahnya responden memiliki tipe kepribadiansanguin (39%) dapat disebabkan karena, tipe sanguinsebagian besar berjenis kelamin laki-laki dengan hipertensi primer stadium sedang,serta kepribadian dapat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan, dimana seorang laki-laki cenderung impulsive, bertindak sesuai emosi dan keinginannya, mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan rangsangan dariluar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah, sehingga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Faktor lain yang dapat menyebabkan tingginya populasi responden yang memilikitipe kepribadian sanguin di Poli Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri yaitu berdasarkan dari kelemahan tipe kepribadian sanguin yang dapat merusak kesehatan dan mengurangi usia hidup maka sewajarnya setiap orang mengubah cara hidup dan mengganti kebiasaan tingkah laku, dengan demikian diharapkan kualitas hidup meningkat, hidup lebih sehat, terhindar dari hipertensi, serangan jantung dan stroke serta komplikasi lainnya. Seseorang yang memiliki tipe asertif memiki ciri antara lain :mampu menyatakan pendapat, ide, dan gagasannya secara tegas, kritis, tetapi perasaanya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain. Perilaku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka, mengekspresikan perasaan dan diri sendiri dengan caraterbuka, langsung, jujurdan tepat (Sjarkawi, 2008). Sebagian kecil populasi penderita hipertensi yang memiliki kepribadian asertif dapat dilihat pada tabel yang menunjukan bahwa sebagian kecil responden tipe kepribadianasertif(12%) dapat disebabkan karena, tipe asertif sebagian besar berjenis kelamin perempuandengan hipertensi primer stadium ringan, dimana seorang perempuan memiliki perasaan halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain, perilaku mereka adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain, melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka, mengekspresikan perasaan dan diri sendiri dengan cara terbuka. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian terhadap 26 responden di Poli Dalam RSUD Gambiran Kota Kediri dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya yaitu 10 (39%) responden memiliki tipe kepribadian sanguin dan sebagian kecil yaitu 3 (12%) responden memiliki tipe kepribadian asertif. Dilihat dari hasil penelitian di atas diharapkan penderita hipertensi dapat merubah tipe kepribadian sanguin menjadi tipe kepribadian asertif. Dengan cara mampumenyatakanpendapat, ide, dangagasannyasecarategas, kritis, tetapiperasaanyahalussehinggatidakmenyakiti perasaan orang lain, berjuangmempertahankanhaksendiri, tetapi tidaksampaimengabaikanataumengancam hak orang lain, melibatkanperasaandankepercayaan orang lain sebagaibagiandariinteraksidengan mereka, 176 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

mengekspresikanperasaandandirisendiridengancara terbuka, sehingga tidak menyebabkan terjadinya peningkatkan tekanan darah. Daftar Pustaka Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press Arief, Mansjoer, dkk. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi. 3. Jakarta : Penerbit Media Aesculapius FKUI. Arikunto, Suharsini, (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Aziz Alimul, (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarata : Salemba Medika. Aziz Alimul, (2006). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. A, Price Sylvia, (2003). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Gaya Baru Gunawan, Lanny, (2004). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius. Hawari, Dadang, (2011). Manajemen Stres Depresi Dan Depresi. Jakarta : FKUI Hippocrates, (2002) pengukuran-kepribadian, http://atpsikologi.blogspot.com. diunduh tanggal 05 Juli 2012, Jam 18:25 WIB. Joewono, Boedi Soesetyo, (2003). Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya : Airlangga University Press. Nadesul,Handrawan, (2009). Tetap Sehat. Jakarta : Kompas Media Nusantara. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam, (2005). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Sjarkawi, (2005). Pembentukan Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara. Jakarta : EGC. Suryabrata, Sumadi, (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Press. Yusuf, Syamsu, (2008). Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya offset. 177 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015