BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran IPA mengutamakan pendekatan proses dengan langkah-langkah. akurat tentang lingkungannya. Sumiharto (2007: 7).

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit dan membosankan. Padahal tidak semua anggapan mereka itu benar.

BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Jika guru dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PENDEKATAN CTL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga pembelajaran di SD haruslah

BAB I PENDAHULUAN. intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem nilai dan budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. menjadi kader-kader pembangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap, kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Masalah ini sudah lama dicoba di atasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang pesat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara sadar. dan sengaja, oleh kerena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

: ICE DAHNIAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Biologi. Oleh: FARIDA HIKMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU, PEMUAIAN DAN KALOR.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Reska Nur aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan teori kurikulum berbasis kompetensi (Kunandar, 2013,h.33). Kurikulum. berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup dan terampil dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas/mutu kehidupan manusia. Pendidikan ini terjadi melalui serentetan

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia bisa menggapai cita-citanya. Untuk menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai induvidu- individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. pembentukan karakter anak. Sangatlah penting sebagai seorang guru untuk. mendidik dan membimbing anak untuk mengembangkannya sehingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin maju suatu Negara, mendorong setiap warga negaranya untuk ikut mengembangkan diri dalam berbagai pengetahuan dan kemampuan seoptimal mungkin. Bagi yang kurang mampu menghadapi tuntutan tersebut akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan sarana dalam usaha memajukan dan mencerdaskan bangsa. Dengan semakin maju dan cerdasnya masyarakat, maka cita-cita pembangunan dapat segera tercapai. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup, yang menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan demikian akan menimbulkan perubahan dalam diri siswa yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007). Setiap manusia mutlak perlu mendapatkan pendidikan, sebab pendidikan akan berpengaruh besar terhadap eksistensi dari manusia itu sendiri. Karena pendidikan akan dapat membudayakan manusia dengan norma, moral dan tidak bertingkah laku secara liar. Pendidikan merupakan 1

2 salah satu usaha yang terencana sehingga diharapkan dapat membentuk perkembangan dan potensi serta kemampuan anak agar bermanfaat bagi kehidupan sebagai makhluk dan warga negara. Usaha tersebut ditujukan agar ia mampu untuk mengenal, menerima, menghayati dan mengamalkan sesuatu yang telah diajarkan dan mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialami setiap periode perkembangan. Dimana anak mampu mengembangkan sikap, pikiran, pengetahuan dan tingkah laku dalam masyarakat secara optimal dan menghasilkan perubahan yang bermanfaat dalam hidupnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kesiapan mental dan kemampuan berpartisipasi mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai konsekuensi dari tuntutan itu, maka penyelanggaraan dunia pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan kualitasnya melalui perubahan sistem pendidikan dan penyempurnaan kurikulum. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menuntut materi, metode dan media pembelajaran serta sistem pengajaran yang tepat. Ketepatan dalam menggunakan metode mengajar yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi siswa dan hasil belajar terhadap materi yang diberikan. Guru dituntut untuk dapat mengatur, memilih dan menerapkan pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan

3 disampaikan, sehingga dapat tercipta kondisi pembelajaran yang baik dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Kegiatan belajar mengajar tidak harus berada dalam situasi kelas (in door), karena pada dasarnya anak juga membutuhkan ruang gerak untuk bebas berekspresi. Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di luar kelas (Out door). Pembelajaran Out door merupakan pembelajaran dengan mengajak siswa berada di luar ruangan kelas selama dalam lingkungan sekolah dan mengerjakan tugasnya sambil melihat lingkungan alam sekitar. Di luar ruangan siswa dapat merasakan langsung dan menikmati kebebasan belajar di ruangan terbuka. Pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan motivasi dalam melakukan berbagai aktivitas belajar yang lebih baik serta tercapainya hasil belajar yang optimal dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Siswa diharapkan memiliki ketertarikan alami serta rasa ingin tahu ketika menikmati suasana out door. Melalui aktivitas out door diharapkan semua aspek perkembangan siswa dapat ditingkatkan. Hal ini terjadi karena aktivitas out door melibatkan multi aspek perkembangan anak. Aktivitas out door lebih berperan dalam mengintegrasikan berbagai potensi yang dimiliki siswa. Hal ini termasuk perkembangan fisik, keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, serta perkembangan emosional dan intelektual (Mariyana, 2010). Penerapan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran. Penerapan pembelajaran bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menerima

4 pelajaran sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Apabila siswa merasa cocok dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajar maka mereka akan merasa senang sehingga semangat dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Baki bersama dengan guru biologi, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa selama ini masih kurang. Dari data nilai siswa dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 42,5% dari 40 siswa, dengan batas ketuntasan 63. Dan selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. Hal ini dapat diketahui dari masih adanya siswa yang bicara sendiri dengan temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung, ada pula yang tiduran dan asik main sendiri. Proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Baki pun masih menggunakan metode konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Pada kegiatan pembelajaran tersebut siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru, sedangkan guru ditempatkan sebagai pusat pengajaran karena guru lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Hanya pada materi tertentu saja siswa diajak untuk melakukan praktikum di laboratorium. Metode konvensional apabila digunakan dalam situasi belajar akan menghambat kreativitas siswa dan mengabaikan potensi yang ada pada diri siswa, sehingga pembelajaran kurang efisien. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu metode yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Metode kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang

5 mampu membantu guru mengaitkan isi materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan kehidupan nyata. Hasil pembelajaran dengan metode kontekstual diharapkan menjadi lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam kelas kontekstual tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Senduk (2003), menyatakan bahwa melihat proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya mata pelajaran biologi yang selama ini berlangsung, bahwa pada proses pembelajaran yang terjadi masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa). Ternyata hal ini merupakan salah satu kelemahan proses pembelajaran di sekolah-sekolah, artinya pembelajaran yang dilakukan oleh para guru kurang adanya usaha dalam melibatkan kelima proses jenjang berfikir lainnya (pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian), siswa didorong agar dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran dan kemampuan yang dimiliki siswa pada akhirnya mampu mengingat faktorfaktor dalam jangka pendek.

6 Sehingga dalam pembelajarannya sangat diperlukan pengamatan yang dilakukan secara langsung, sehingga pembelajaran akan lebih jelas dan mudah untuk dipahami oleh siswa. Di dalam mata pelajaran biologi terdapat materi ekosistem. Untuk mempermudah dalam mempelajari materi tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai untuk digunakan. Untuk itu pembelajarannya dapat dilakukan dengan metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya adalah metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Adanya pencapaian hasil belajar dan motivasi yang belum optimal karena metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai. 2. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran biologi kurang bervariasi.

7 3. Motivasi belajar siswa yang satu dengan yang lainnya tidak sama, perbedaan motivasi belajar ini dapat menyebabkan perbedaan hasil belajar biologi. C. Pembatasan Masalah Agar dapat mengkaji dan menjawab suatu permasalahan secara mendalam serta lebih terarah, efektif dan efisien, maka dalam penelitian ini perlu dibatasi pada: 1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Parameter yang digunakan adalah hasil belajar dan motivasi siswa. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu: 1. Apakah terdapat peningkatan antara metode Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar siswa? 2. Apakah terdapat peningkatan antara metode Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi belajar siswa? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan:

8 1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). F. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat terutama kepada pembelajaran biologi, peningkatan mutu, proses, dan hasil belajar biologi. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran biologi melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL), dan sebagai alternatif untuk mengembangkan penelitian lain yang menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain: a. Bagi Siswa Memberikan masukan kepada siswa bahwa pencapaian hasil belajar yang baik dan bermakna memerlukan motivasi siswa yang tinggi dan peran siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.

9 b. Bagi Guru Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk materi pelajaran biologi yang lain. c. Bagi Sekolah Memberi informasi peningkatan efektifitas dalam penggunaan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). d. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah, serta sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan, sekaligus dapat menambah wawasan, pengalaman dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik. Dan sebagai bahan pertimbangan, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.