BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Di Sumatera Utara khususnya dikota medan dapat kita lihat dari pentas seni

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Timur. Secara internasional suku Maluku lebih di kenal dengan nama Molucan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penyambutan. Pada dasarnya di lingkungan masyarakat zaman dulu, menganggap

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

Manfaat Keberagaman Budaya yang Ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Mane e adalah tradisi lisan yang spesifik yang telah berlangsung berabadabad

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya musik sangat berkaitan penting dengan keberadaan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam agama. Ada

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mahluk hidup memiliki hak hidup yang perlu menghargai dan memandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

UPACARA ADAT LEGU DOU GAM DJAI DI TIDORE. Pembimbing : Drs. Joni Apriyanto M.Hum*, H. Lukman D. KATILI S.Ag.,M.ThI* Oleh: Sofyan S.A.

BAB I PENDAHULUAN. belakang budaya yang sama dan. beraneka ragam seni tradisi banyak yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

KEARIFAN LOKAL NELAYAN DI PULAU WEH. Agung Wibowo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbukti dari ujung barat sampai ujung timur terdiri dari kepulauan besar dan kecil dan lebih banyak kawasan perairan, maka dari itu Indonesia disebut sebagai negara maritim. Masyarakat yang berada dalam negara maritim terdiri atas pedagang, pelautpelaut dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang berkaitan dengan laut dikenal sebagai masyarakat nelayan yang berada di desa-desa pantai atau dalam ruang lingkup yang lebih besar dapat disebut masyarakat pesisir. Salah satu wilayah pesisir di Sumatera Utara adalah Belawan, yang adalah bagian dari Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut, dengan temperatur suhu antara 32 C, iklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dengan rata-rata 2600 mm pertahun. Umumnya penduduk daerah ini adalah suku asli melayu dan bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat nelayan di Belawan berdasarkan teknologi penangkapan ikan dapat dibagi dua yaitu nelayan dengan memakai sampan (tenaga motor tempel) dan nelayan dengan sampan (tanpa motor tempel). Berdasarkan kepemilikannya nelayan dapat dibagi dua yaitu nelayan yang memiliki sampan sendiri dan nelayan yang menyewa sampan/sistem bagi hasil dengan pemiliknya 1

2 Penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan sangat tergantung pada keadaan musim sehingga terkenal dua musim yaitu musim angin barat dan musim angin timur. Dalam 1 tahun ada 2 musim yaitu musim timur dari akhir bulan Maret sampai awal bulan Agustus keadaan pasang tidak terlampau tinggi, arus tidak terlampau deras dan gelombang tidak terlampau besar jadi biasa-biasa saja. Pada musim inilah nelayan banyak mendapat ikan, sedangkan pada Musim Barat, dari( bulan Agustus sampai awal bulan Maret), umumnya gelombang besar, pasang tinggi, arus deras, curah hujan selalu terjadi. Pada puncaknya disebut dengan pasang Perdani, yaitu pasang paling besar atau tinggi yang terjadi satu kali setahun. Keadaan ini umumnya nelayan sangat jarang ke laut karena takut bahaya, jadi produksi ikan pada bulan ini sedikit. Selain kedua musim dalam satu kali setahun tadi maka terdapat lagi pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan purnama dan pada bulan gelap. Pada bulan purnama atau bulan terang arus laut akan deras dan pasang akan tinggi. Sebaliknya pada bulan gelap, gelombang akan kecil, arus tidak bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati. Pada kedua sifat ini nelayan akan kurang mendapatkan hasil tangkapannya, karena umumnya nelayan tidak turun melaut, kalaupun mereka melaut hanya di bahagian pingir-pinggir pantai saja. Oleh karena itu, nelayan yang turun ke laut dan memperoleh hasil tangkapan ikan yang banyak yaitu pada keadaan laut normal berada pada waktu pasang tidak terlampau besar. Jika laut dirasa sudah tidak aman lagi contohnya seperti : banyaknya nelayan yang mengalami kecelakaan dilaut, maka hasil tangkapan ikan sangat

3 berkurang maka biasanya masyarakat melayu diperairan melaksanakan upacara jamu laut. Saat ini sudah sangat jarang masyarakat pesisir yang melaksanakannya bahkan ritual ini hampir punah keberadaanya. Itu dikarenakan karena faktor masalah ekonomi dan kepercayaan agama yang menganggap ritual ini tidak sesuai dengan hukum agama. Upacara Jamu Laut, suatu penyelenggaraan upacara selamatan yang berhubungan dengan kehidupan di laut. Dengan kata lain, dalam upacara Jamu Laut juga terkandung suatu perjamuan makan yang ditujukan kepada para makhluk halus, penghuni dan penguasa laut, sehingga akan memperoleh imbalan keselamatan dan berkah darinya. Upacara Jamu Laut terdiri dari lima tahapan, masing-masing tahapan merupakan pokok utama dari seluruh rangkaian penyelenggaraan upacara yang mereka adakan. Kelima tahapan tersebut tersusun secara berurutan sedemikian rupa. Pertama, upacara pemancangan panji-panji (bendera). Kedua, setelah seminggu upacara pertama dilakukan upacara penyembelihan hewan berupa seekor kerbau jantan jika tidak ada bisa digantikan dengan kambing jantan atau ayam ingkung yang diiringi shalawat nabi. Ketiga, pada hari yang bersamaan dengan upacara penyembelihan dilanjutkan dengan upacara mengantar dan menenggelamkan sesajen dan kepala binatang yang disembelih ke tengah laut. Keempat, penetapan pantangan-pantangan atau nasihat-nasihat atau aturanaturan yang dibacakan oleh panglima laut. Kelima, atau yang terakhir merupakan acara makan bersama.

4 Selain kelima tahapan di atas yang menjadi pokok ritual menjamu laut dalam pelaksanaanya diselingi dengan kesenian daerah setempat, kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan, dan kata-kata arahan dari tokoh setempat. Dari lima tahapan di atas penulis akan meneliti semua tahapan yaitu pada acara ucapan syukur setelah pemberian sesajen kepada penghuni laut selesai dilaksanakan.yang memegang berperan penting dalam pelaksanaan ritual upacara menjamu laut adalah pawang laut karena pawang laut yang paling tahu waktu penyelenggaraan ritual menjamu laut ini. Tujuan upacara Jamu Laut juga tersirat hubungan menciptakan harmonis demi menjamin hubungan solidaritas sosial dalam sistem organisasi sosial masyarakat nelayan setempat, baik antara individu sebagai anggota warga kelompok masyarakat dengan komunitas tempat hidupnya maupun antara berbagai generasi. Secara ekologis, upacara Jamu Laut mencipta kembali kesadaran manusia yang selama ini berusaha memonopoli sumberdaya alam semaksimal mungkin perlu diistirahatkan, sehingga masa tenggang tersebut merupakan peluang pula bagi alam. Masyarakat Melayu memiliki corak musik tradisional khususnya pada ritual menjamu laut. Mantera penjamuan laut berupa senandung melayu seperti pemanggilan arwah-arwah penunggu laut. Beberapa lagu yang biasa dimainkan sewaktu syukuran penjamuan laut yaitu pada tahapan ke lima diantaranya, lancang kuning, tanjung katung, selendang delima. Menjadi hal yang menarik untuk dapat diselidiki bagaimana senandung ini bisa menjadi lagu syukuran ritual upacara menjamu laut dan lagu-lagu syukuran jamuan laut tersebut didendangkan. Masyarakat nelayan memaknai ritual ini sebagai wujud rasa

5 syukur kepada penguasa laut karena telah diberikan rizki berlimpah dari hasil laut untu menghidupi anak cucu mereka. Disini penulis juga tidak hanya mencari apa makna syair lagu yang dinyanyikan namun juga mencari makna musik yang yang terkandung dalam ritual upacara menjamu laut. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menjadikannya sebagai topik untuk itu penulis mengambil judul Bentuk Penyajian dan Makna Musik Pada Ritual Menjamu Laut di Belawan Sumatera Utara B. Identifikasi Masalah Dari berbagai asumsi serta uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasikan menjadi beberapa pokok pikiran permasalahan dari penelitian ini Ali dalam Fidya (2012:5) mengatakan bahwa : Kepentingan karya ilmiah sesuatu masalah, yang perlu diperhatikan masalah penulisan sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas dan mendalam Dengan adanya suatu identifikasi masalah, penulis akan mencapai sasaran yang tepat. Untuk itu dari uraian latar belakang yang ada diatas, penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Bentuk penyajian dari Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara? 2. Bagaimana Makna dari lagu Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara? 3. Bagaimana Makna musik dari Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara?

6 4. Alat musik apa saja yang digunakan pada dari Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara? 5. Siapa saja yang berperan penting pada dari Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa : Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti.oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas. Berdasarkan pendapat diatas dan pada latar belakang masalah maka penulis membatasi masalah sebagai berikut 1. Bagaimana Bentuk penyajian Ritual Menjamu Laut yang ada di BelawanSumatera Utara? 2. Bagaimana Makna Lagu dari Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara? 3. Bagaimana Makna musik dari Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara?

7 D. Rumusan Masalah Menurut pendapat Burngin (2001:55) mengatakan bahwa Permasalahan yang diajukan hendaknya berbentuk kalimat dan diformulasikan dalam kalimat yang jelas tetapi tidak bertele-tele. Rumusan masalah juga diajukan sejelas mungkin agar variabel-variabel penelitian ataupun hubungan antara variabel itu terlihat dengan mudah dan kemudian tidak menimbukan interprestasi lain terhadap rumusan sebagai berikut. Sesuai dengan identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah maka dapat disimpulkan suatu pertanyaan Bagaimana Bentuk Penyajian dan Makna Musik Pada Ritual Menjamu Laut di Belawan Sumatera Utara E. Tujuan penelitian Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak tau apa yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan (2004:25) yang mengatakan bahwa : Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil pencapaiannya dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tidak lain untuk mengetengahkan indikator indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Untuk melihat berhasil tidaknya suatu kegiatan, dapat dilihat melalui

8 tercapainya tujuan yang telah diterapkan. Maka tujuan yang hendak dicapai penulis adalah : 1. Untuk mengetahui Bentuk Penyajian pada Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui Makna dari Lagu pada Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui Makna Musik pada Ritual Menjamu Laut yang ada di Belawan Sumatera Utara. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan peneliti ini dapat member manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai informasi bagi pembaca 2. Menambah wawasan tambahan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi masyarakat atau lembaga dibidang seni. 3. Membantu pelaku seni tradisi untuk memperkenalkan tradisi mereka agar dikenal oleh masyarakat 4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian berikutnya yang relevan dengan topik penelitian ini. 5. Sebagai bahan pertimbangan untuk kajian displin ilmu relevan.

9 6. Menambah perbendaharaan perpustakaan Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan khususnya program Studi Pendidikan Seni Musik.

10